9 akan cenderung mengadsorpsi kuat adsorbat polar dan lemah terhadap adsorbat
nonpolar, demikian juga sebaliknya. Adsorben polar akan mengadsorpsi kuat zat terlarut polar dari pelarut nonpolar karena kelarutannya yang rendah dan
mengadsorpsi yang lemah dari pelarut polar karena kelarutannya yang tinggi, demikian juga sebaliknya [19].
2.5 ADSORBEN
Adsorben merupakan bahan yang sangat berpori, dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori atau pada letak-letak tertentu di dalam partikel
itu. Karena pori-pori itu biasanya sangat kecil, luas perrmukaan dalam menjadi beberapa orde besaran lebih besar dari permukaan luar, dan bisa sampai 2.000 m
2
gr. Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau karena perbedaaan polaritas
menyebabkan sebagian besar molekul melekat pada permukaan itu lebih erat daripada molekul-molekul lainnya. Dalam kebanyakan hal, komponen yang
diadsorpsi melekat sedemikian kuat sehingga memungkinkan pemisahan komponen itu secara menyeluruh dari fluida tanpa terlalu banyak adsorbsi terhadap komponen
lain. Regenerasi adsorben dapat dilaksanakan kemudian mendapatkan adsorbat dalam bentuk terkonsentrasi atau hampir murni [20].
2.5.1 Adsorben Zeolit Alam
Yaitu adsorben yang berasal dari bahan tambang bahan galian yang biasanya digunakan untuk pemurnian minyak, seperti arang aktif, kalsium silikat, tanah liat,
zeolit, lumpur aktif, dan bleaching earth. Adsorben ini dapat digunakan sebagai penjernih karena menggandung suatu bentonit. Bentonit merupakan sejenis lempung
yang mengandung monmorillonit, maka dari itu daya serap adsorben ini sangat besar bila dibandingkan dengan adsorben yang berasal dari bahan alami [21].
2.5.2 Adsorben Bahan Alami
Yaitu adsorben yang berasal dari bahan-bahan alami, seperti tumbuh-tumbuhan dan kayu. Jenis-jenis adsorben ini yang biasanya digunakan dalam pembuatan dan
pemurnian minyak yaitu ampas tebu, kulit kacang tanah, daun nenas, serbuk gergaji, serabut kelapa, dan jerami. Adsorben ini dapat digunakan sebagai penjernih pada
pemurnian minyak, terutama minyak jelantah karena menggandung selulosa yang terdapat didalam adsorben yang berasal dari bahan-bahan alami tersebut. Bila
Universitas Sumatera Utara
10 dibandingkan dengan harga adsorben yang berasal dari zeolit alam, harga adsorben
yang berasal dari bahan-bahan alami jauh lebih murah. Hal ini dikarenakan, umumnya adsorben yang berasal dari bahan-bahan alami adalah sisa dari bahan
suatu proses yang tidak memiliki harga ekonomis dan tidak bisa digunakan kembali untuk suatu proses [22].
Gambar 2.2 Struktur Selulosa
2.5.3 Pengolahan Adsorben
Mengolah adsorben pada prinsipnya adalah membuka pori-pori adsorben agar menjadi luas yaitu dari luas 2 m
2
g menjadi 300-2000 m
2
g.Adsorben disusun dari atom karbon yang terikat secara kovalen dalam kisi heksagonal dimana molekulnya
berbentuk amorf yaitu merupakan plat-plat datar. Konfigurasi molekul berbentuk plat-plat ini bertumpuk satu sama lain dengan gugus hidrokarbon pada
permukaannya. Dengan menghilangkan hidrogen dan bahan aktif gugus hidrokarbon, maka permukaan dan pusat aktif menjadi luas.
Ada dua cara mengaktifkan adsorben yaitu melalui reaksi oksidasi lemah menggunakan uap air pada suhu 900-1000
o
C atau dengan cara dehidrasi dengan menggunakan bahan kimia atau garam-garam CaCl
2
, ZnCl
2
, H
3
PO
4
, NaOH, Na
2
SO
4
dll. Banyak perusahaan adsorben kini meggabungkan kedua proses tadi. Perendaman dengan bahan kimia dapat dilakukan sebelum proses karbonisasi yang dilanjutkan
dengan pengaktifan, atau perendaman dilakukan setelah proses karbonisasi kemudian dilanjutkan dengan pengaktifan. Kunci suksesnya pembuatan arang aktif adalah
penggunaan suhu karbonisasi dan suhu uap air yang tinggi yaitu sekitar 900-1000
o
C [22].
2.6 ISOTERM ADSORPSI