KERANGKA PEMIKIRAN Analisis ekonomi usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Menurut Nasution 2010, usahatani jamur tiram memiliki peluang pasar yang besar hal tersebut dapat dilihat dari permintaan akan jamur tiram yang cenderung semakin meningkat, meningkatnya permintaan jamur tiram putih sebesar 20 - 25tahun. Permintaan yang semakin meningkat tersebut tidak diimbangi dengan produksi atau penawaran yang mencukupi. Jamur tiram putih memiliki harga jual yang stabil di pasar, harga di pasar tradisional berkisar antara Rp 7 000kg - Rp 9 000kg dan di supermarket Rp 25 000kg Sunaryanto, 2010. Harga yang stabil dan peluang pasar jamur tiram yang masih besar seharusnya dapat memberikan motivasi kepada para petani jamur tiram putih untuk terus melakukan usahataninya sehingga lebih produktif. Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentral penghasil jamur tiram putih. Produktivitas yang dihasilkan oleh petani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Megamendung selama ini belum maksimal. Produktivitas masih 0.30 kgbag log, sedangkan menurut Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2012, produktivitas jamur tiram putih yang baik berkisar antara 0.40 - 0.50 kgbag log. Produktivitas jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung belum maksimal karena dalam pembuatan media tanam bag log yang dilakukan oleh setiap unit usaha tidak sama. Petani jamur tiram putih ada yang membuat bag log dan bibit, membuat bag log namun bibitnya membeli dan ada juga petani membeli bag log yang sudah jadi. Teknik budidaya jamur tiram putih yang dilakukan sederhana, misalkan pada proses pengemasan bag log dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia belum menggunakan tenaga 28 mesin. Alat sterilisasi bag log yang digunakan oleh petani berbeda-beda, ada yang menggunakan drum dan ada juga yang menggunakan autokfal. Di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor usahatani jamur tiram putih pada tahun 2006-2009 berkembang dengan baik, namun pada tahun 2010 usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua mengalami penurunan jumlah produksi. Tahun 2010 Kecamatan Megamendung mulai menghasilkan jamur tiram putih dan jumlah produksinya lebih besar 510 ton daripada Kecamatan Cisarua yang dikenal sebagai sentral jamur tiram putih Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2011. Perbedaan cara membuat bag log serta peralatan yang dibutuhkan dan hasil produktivitas jamur tiram putih yang masih kurang dari standar, maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisis ekonomi usahatani jamur tiram putih yang dilihat dari manfaat langsung dan tidak langsung serta kelayakan usahatani. Hal ini dilakukan untuk mengetahui usahatani jamur tiram putih, yaitu usahatani non plasma A, usahatani non plasma B dan usahatani plasma di Kecamatan Cisarua dan Megamendung layak atau tidak layak apabila terus dijalankan. Terdapat dua manfaat yang diterima oleh petani dan masyarakat sekitar, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung dilihat dari pendapatan yang didapat dari usahatani jamur tiram putih dan berapa banyak tenaga kerja yang dapat terserap dalam usahatani jamur tiram putih. Manfaat tidak langsung dilihat dari manfaat yang didapat oleh masyarakat sekitar dari pemanfaatan limbah serbuk gergaji bag log yang dijadikan pupuk organik dan manfaat yang diperoleh tenaga kerja dari hasil penjualan plastik limbah bag log. Analisis kelayakan usahatani dilihat dari aspek usahatani dan aspek kelayakan 29 ekonomi. Aspek kelayakan ekonomi akan ditinjau kelayakannya dengan menggunakan kriteria ekonomi. Setelah menganalisis aspek usahatani dan aspek kelayakan ekonomi dilanjutkan dengan menganalisis sensitivitas dari usahatani tersebut. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perubahan maksimum yang dapat ditolerir agar usahatani masih bisa dilaksanakan dan masih memberikan keuntungan normal. Kerangka pemikiran operasional penelitian tersebut dapat diringkas seperti yang terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Alur Pemikiran Penelitian pendapatan dan penyerapan tenaga kerja Analisis pendapatan dan penyerapan tenaga kerja penjualan pupuk organik dan penjualan plastik limbah bag log Analisis pendapatan Kelayakan ekonomi Analisis ekonomi sensitivitas Analisis sensitivitas Usahatani jamur tiram putih 1. Usahatani non plasma A 2. Usahatani non plasma B 3. Usahatani plasma Analisis ekonomi usahatani jamur tiram putih Manfaat tidak langsung usahatani jamur tiram putih Manfaat langsung usahatani jamur tiram putih Kelayakan usahatani jamur tiram putih Pengelolaan usahatani jamur tiram putih yang layak secara ekonomi Produk pertanian sebagai alternatif pemenuh kebutuhan pangan khususnya tanaman hortikultura Meningkatnya kebutuhan pangan Jamur tiram putih merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai kandungan gizi tinggi Daerah penghasil jamur tiram putih di Kabupaten Bogor adalah Kecamatan Cisarua dan Megamendung 30

IV. METODE PENELITIAN 4.1