64
satu tahun tiga kali tidak seperti usahatani yang membuat bag log yang dapat mengisi kumbung setiap hari sehingga bag log yang sudah tidak produktif dapat
diganti dengan bag log yang baru. Hasil analisis pendapatan usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Megamendung secara rinci dapat dilihat
pada Lampiran 7.
6.2 Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Usahatani Jamur Tiram
Putih di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung
Analisis penyerapan tenaga kerja dilakukan untuk mengetahui manfaat langsung dari adanya usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan
Megamendung. Analisis yang dilakukan adalah dengan pendekatan Hari Orang Kerja HOK. Petani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Megamendung
dalam melaksanakan usahataninya menggunakan Tenaga Kerja Laki-laki TKL dan Tenaga Kerja Perempuan TKP. Pembayaran gaji tenaga kerja pada
usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Megamendung dilakukan secara bulanan. Rincian penggunaan tenaga kerja pada usahatani jamur tiram
putih di Kecamatan Cisarua dan Megamendung dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Jamur Tiram
Putih di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung
HOK Aktivitas Usahatani
Usahatani Non Plasma
A Usahatani
Non Plasma B
Usahatani Plasma
Pembuatan bibit TKL 26.00
0.00 0.00
Pengadukan dan sterilisasi TKL 156.00
73.27 0.00
Pengemasan Bag log TKP 491.40
127.40 0.00
Inokulasi TKP 72.80
18.20 0.00
Inkubasi dan perawatan TKL 156.00
66.18 0.00
Pemanenan dan pemeliharaan kumbung TKP 199.50
26.72 63.00
Teknisi TKL 45.00
30.00 0.00
Jumlah TKP 763.70
172.32 63.00
Jumlah TKL 383.00
169.45 0.00
Jumlah 1 146.70
341.77 63.00
Sumber: Data primer diolah, 2012
65
Adanya usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Megamendung berpengaruh terhadap peningkatan penggunaan tenaga kerja,
sebelum adanya usahatani jamur tiram putih tidak ada penyerapan tenaga kerja di sektor usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Megamendung.
Adanya usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Megamendung berpengaruh terhadap peningkatan penggunaan Tenaga Kerja Perempuan TKP
dan Tenaga Kerja Laki-laki TKL. Sebelum adanya usahatani jamur tiram putih tidak ada penyerapan tenaga kerja di sektor usahatani jamur tiram putih di
Kecamatan Cisarua dan Megamendung. Usahatani non plasma A memiki tingkat penyerapan tenaga kerja terbesar
baik Tenaga Kerja Perempuan TKP maupun Tenaga Kerja Laki-laki TKL, yaitu Tega Kerja Perempuan TKP sebesar 763.70 HOK dan Tenaga Kerja Laki-
laki TKL sebesar 383.00 HOK. Tingkat penyerapan tenaga kerja terbesar pada usahatani non plasma A disebabkan usahatani non plasma A memiliki banyak
kegiatan usahatani yang harus dikerjakan, yaitu pembuatan bibit, pembuatan bag log dan growing, selain itu bag log yang di produksi lebih banyak jika
dibandingkan dengan usahatani jamur tiram putih yang lainnya. Tenaga kerja yang digunakan pada usahatani plasma hanya Tenaga Kerja
Perempuan TKP, yaitu sebesar 63.00 HOK. Hal ini terjadi karena pada usahatani plasma kegiatan usahatani yang dilakukan hanya growing, dalam melaksanakan
growing tenaga kerja yang diperlukan hanya Tenaga Kerja Perempuan TKP.
VII. ANALISIS EKONOMI USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI KECAMATAN CISARUA DAN KECAMATAN MEGAMENDUNG
Analisis ekonomi dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu aspek usahatani jamur tiram putih dan aspek kelayakan usahatani jamur tiram putih.
Analisis aspek usahatani yang dilakukan mencakup aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek ekonomi dan sosial serta aspek lingkungan.
7.1 Aspek Usahatani Jamur Tiram Putih
7.1.1 Aspek Pasar
Tersedianya pasar yang baik dalam menyerap jamur tiram putih segar dan bibit jamur tiram putih yang dihasilkan oleh usahatani jamur tiram putih, maka
usahatani tersebut dapat berkembang dengan baik. Berikut ini adalah analisis lebih lanjut mengenai komponen-komponen dari aspek pasar.
7.1.1.1 Potensi Pasar Permintaan dan Penawaran
Terdapat dua jenis permintaan yang terjadi pada usahatani jamur putih di Kecamatan Cisarua dan Megamendung, yaitu permintaan bibit jamur tiram putih
dan jamur tiram putih segar. Pasar jamur tiram putih segar yang menjadi sasaran dari usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Megamendung adalah
pasar di Bogor, Jakarta, Depok, Bekasi dan Tangerang dan pemasaran bibit hanya di sekitar Kecamatan Cisarua dan Megamendung.
7.1.1.2 Bauran Pemasaran
a Produk Usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Megamendung
menghasilkan output berupa bibit jamur tiram putih dan jamur tiram putih segar. Bibit yang dihasilkan usahatani non plasma A sebanyak 306 180.00 botoltahun,
dimana 74 052.00 botoltahun dijual dan 232 128.00 botoltahun digunakan untuk