Beternak Babi Usaha Yang Dilakukan Masyarakat Petani

keasikan bermain sehingga biri-biri yang disengaja diikat terlepas dan masuk ke pekarangan orang lain sehingga merusak tanaman yang ada di pekarangan tersebut.

4.1.3 Beternak Babi

Selain biri-biri, beternak babi juga menjadi salah satu usaha sampingan yang dilakukan petani. Pola pemeliharaan babi berbeda dengan biri-biri, apabila dilihat dari jenis dan cara makannya. Babi merupakan salah satu hewan yang sangat rakus, sehingga untuk penyediaan makanan hewan ini tidak begitu sulit. Apabila petani memiliki waktu yang senggang, biasanya itu dimanfaatkan untuk mencari pohon pisang, kangkung, daun keladi lalu dicincang dan kemudian memasaknya sebagai makanan ternak mereka. Sebaliknya apabila petani sudah sibuk dengan pekerjaan disawah, petani membeli ampas ubi yang dicampur dengan makanan olahan. Sama halnya dengan biri-biri, babi juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Harga babi memiliki pengkategorian tertentu. Babi yang berumur 1- 2 bulan masih anakan dijual Rp 300.000-Rp 400.000. Jenis anakan yang seperti ini biasanya dibeli untuk dipelihara kembali. Babi yang berusia 3-4 bulan disebut lomok-lomok. Jenis ini biasanya untuk dikonsumsi, harganya Rp 500.000 – Rp 1.000.000, tergantung dari besarnya semakin besar semakin mahal. Babi yang berusia di atas satu tahun dijual dengan hitungan perkilo, yaitu dengan harga Rp 15.000 – Rp 20.000 per kilo. Babi jenis ini biasanya dikonsumsi untuk acara-acara Universitas Sumatera Utara adat suku batak, contohnya pesta pernikahan, upacara kematian dan acara-acara lain. Hanya sebagian saja masyarakat petani di Desa Wonosari yang memelihara babi. Itu juga mereka yang bersuku batak. Menurut mereka memelihara babi merupakan tabungan. Apabila mereka membutuhkan uang, dapat langsung menjual ternak tersebut. Seperti penuturan Ibu Manurung 53 tahun wawancara 20 Mei 2012, mengatakan “Sudah hampir 10 tahun saya memelihara babi. Saya hanya memelihara 1 indukan saja. Apabila beranak, saya tidak membesarkannya melainkan langsung dijual. Anaknya bisa mencapai 6-10 ekor sekali beranak, yang harganya Rp 300.000 – Rp 400.000 ekor. Hasil dari jual babi saya gunakan untuk biaya sekolah anak-anak saya”. Ada juga masyarakat memelihara babi untuk acara pernikahan anaknya. Babi dipelihara sampai besar berukuran 70 – 90 kg, yang nantinya untuk dikonsumsi pada acara pernikahan tersebut. Uang yang seharusnya membeli babi, bisa digunakan untuk keperluan lain untuk acara pernikahan pada masyarakat suku batak. Pada acara tersebut membutuhkan 3 – 4 ekor babi tergantung banyaknya tamu yang diundang. Bapak Siahaan 50 tahun adalah seorang petani yaitu juga sebagai ayah penulis. Beternak babi menjadi usaha sampingan bagi keluarga kami. Bapak Siahaan memelihara 2 -3 induk, biasanya dalam sekali beranak 1 induk bisa memiliki 6 -10 ekor. Anakan babi tersebut ada yang dibesarkan dan ada juga yang langsung dijual. Dengan beternak babi, merupakan tambahan dalam membiayai Universitas Sumatera Utara penulis, kakak dan adik penulis sampai ketingkat perguruan tinggi. Kakak penulis telah lulus dari STT Theologia dan sekarang sudah bekerja. Adik penulis kuliah disalah satu perguruan tinggi negeri di Batam dan yang terakhir masih kelas 2 SMA. Menurut pengalaman penulis, biaya sekolah sampai keperguruan tinggi dihasilkan dari bertani dan ditambah dari beternak babi. Dengan beternak babi sangat membantu keuangan keluarga penulis. Gambar 7: Beternak Babi

4.1.4 Menjual Es Cendol