Masa panen Strategi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani di Desa Wonosari, Kecamatan Tg Morawa, Kabupaten Deli Serdang

membasmi hama ini, seperti membuat racun, membuat orang-orangan sawah, tetapi tidak ada dampak yang berpengaruh. Seperti penuturan bapak B. Sitorus 48 tahun wawancara 23 April 2013 mengatakan “Tikus pernah menyerang padi saya, hampir seperempatnya padi dirusak. Hasilnya sangat anjlok, tetapi hal ini menjadi pelajaran untuk saya supaya lebih memperhatikan kondisi air, sehingga tikus tidak mau datang”.

3.5 Masa panen

Saat inilah yang ditunggu-tunggu petani. Hanya pada waktu memasuki masa panen petani dapat mengetahui kondisi padinya bagus ataukah kurang, yaitu dengan menghitung hasil panen dalam satuan goni 17 . Padi dapat dikatakan bagus apabila dapat menghasilkan 4 goni dalam setiap satu rantenya. Untuk dapat dipanen padi harus berumur 110-120 hari sejak mulai tanam. Petani tidak mampu memanen sendiri hasil dari areal persawahannya sehingga petani memberikannnya kepada buruh panen yang masyarakat setempat menyebutnya tukang komben 18 1. Treser adalah alat untuk merontokkan padi yang dibuat sedemikian rupa, dimana salah satu porosnya diputar oleh sebuah mesin. Biasanya 1 treser beranggotakan 10-15 orang. Cara kerjannya untaian padi dimasukkan kedalam treser sehingga putaran yang dihasilkan mesin mampu merontokkan padi dari batangnya. untuk merontokkan padi. 17 Goni atau karung bahasa lokal adalah tempat padi setelah selesai dirontokkan dari batangnya. 18 Disebut juga tukang banting adalah sekelompok orang 10 -15 orang yang menggunakan mesin untuk merontokkan padi dari batangnya. Universitas Sumatera Utara Gambar 2: Treser Ada 2 sistem upah untuk tukang komben, yaitu: • Sistem cabutan yaitu upah tukang banting diambil dari hasil panen padi petani, apabila sudah terjadi negoisasi antara petani dengan tukang banting. Bentuk upah berupa perbandingan padi dalam satuan kaleng pada seluruh hasil panen dalam suatu lahan. Misalnya 10 cabut 1 maksudnya untuk setiap 10 kaleng tukang banting mendapat 1 kaleng dan sama halnya 10 goni, tukang banting mendapat 1 goni, hingga berlaku kelipatannya. Hasil padi yang terkumpul itulah kemudian dijual dan menjadi upah tukang banting Sistem cabutan ini tidak sama pada setiap musimnya. Cuacalah yang mempengaruhi harga padi tersebut. apabila cuaca buruk hujan, cabutan bisa mencapai 8 cabut 1 bahkan dibawahnya. • Sistem kira rante yaitu upah tukang banting dibayar petani dengan uang untuk setiap rantenya. Sistem ini biasanya terjadi apabila jumlah tukang banting tidak begitu banyak, ini dikarenakan serentaknya musim panen pada kota lain, sehingga petani sulit untuk mencari tukang banting. Tukang Universitas Sumatera Utara banting memilih petani yang mau membayar tinggi mereka, bisa mencapai Rp 200.000 Per rantenya. Mau tidak mau petani harus merelakan uangnya, karena kondisi padi yang sudah lewat dari tanggal panen sehingga butiran padi sudah terlalu kering dan sangat mudah jatuh. Hal serupa juga bisa terjadi karena kurang kejelian petani. Bisa dikatakan angin kencang dan hujan adalah musuh petani pada saat musim panen dan itu kuasa alam yang tidak mungkin dilawan. Pada saat musim panen seperti masyarakat mengalami kerugian. Contohnya beberapa tahun belakangan ini cuaca susah untuk ditebak, berketepatan masa penen curah hujan yang cukup tinggi. Mengakibatkan harga gabah sudah pasti jatuh. Belum lagi apabila keadaan padi rubuh tukang banting biasanya merasa sangat dibutuhkan sehingga mereka meminta cabutan yang cukup tinggi, bisa mencapai 5-6 cabut 1. Sudah pasti hasil padi dalam keadaan rubuh sangat kurang, karena sebagian biji padi sudah pasti jatuh ke tanah akibat terpaan angin. Petani juga harus memberikan makan siang dan rokok kepada tukang banting. Dengan keadaan terpaksa petani memberikan kepada mereka, karena pada keadaan padi rubuh sangat mudah untuk dimakan tikus dan juga petani takut padinya ditimpa hujan kembali. Begitu sakitnya yang dialami petani. Perlu kita ketahui juga dengan usaha dan kerja petani untuk mengusahakan supaya padinya bagus, tetapi dengan keadaan cuaca yang tidak mendukung mengakibatkan petani mengalami kerugian yang cukup tinggi. Dapat kita bayangkan petani tidak mendapat apa-apa lagi, apalagi mungkin modal yang digunakan turun ke sawah adalah modal pinjaman yang pastinya sudah berbunga. Universitas Sumatera Utara Gambar 3: Padi yang rubuh akibat terpaan angin. 2. Odong-odong adalah alat merontokkan padi mirip seperti traktor yang dikemudikan oleh satu orang. Dimana pada bagian depan terdapat pisau menyerupai gunting yang berfungsi untuk memotong batang padi sehingga padi langsung masuk dan dirontokkan didalam mesin. Alat ini hanya bisa digunakan pada kondisi padi yang berdiri. Untuk mengerjai suatu areal persawahan alat ini beranggotakan 5-6 orang yang mempunyai tugas masing-masing. 2 orang bertugas untuk mengemudi dan satu orang lagi memegang goni untuk diisi padi yang keluar dari mesin. Dan beberapa orang lagi bertugas mengantar padi yang telah diisi kedalam goni untuk dibawa ke tempat terdekat atau ke pinggir jalan. Untuk sistem upah dibuat Rp 80.000- Rp 100.000 rante, tapi tergantung jauh dekatnya sawah yang dikerjai dengan rumah petani tersebut. Maksudnya apabila jarak sawah dengan tempat padi akan diantar atau dilangsir jauh akan dikenakan Rp 100.000 rante, sebaliknya apabila dekat hanya Rp 80.000 rante. Universitas Sumatera Utara Gambar 4: Odong-odong

3.6 Hasil produksi