9 Tabel 2.3 Spesifikasi Selulosa Mikrokristalin menurut USP 32-NF 27 [23] :
Pengujian USP 32-NF 27
fisik Berwarna putih, tidak berbau dan berasa
Pati Tidak berwarna biru dengan iodin
pH 5,0-7,5
Susut pengeringan ≤ 7
Sebagai perolehan dari selulosa, MCC mempunyai kelebihan seperti, kereaktifan tinggi, dapat di perbaharui, dapat terdegradasi. MCC adalah bentuk baru dari selulosa
dan muncul sebagai sesuatu yang bagus, berwarna putih dan serbuk kristalin. Karakteristik yang paling penting dari MCC adalah ukuran dan distribusi ukuran dari
materialnya. Berhubungan dengan sifat fisik yang unik dan sifat kimianya, MCC telah banyak digunakan dalam beberapa tahun dalam industri seperti obat, makanan,
pelapisan dan kosmetik. Hal ini juga diketahui kristanilitas dari selulosa dapat diukur dengan beberapa
metode, X-ray Diffraction, keadaan padat C CP-MAS NMR, Fourier transform infrared FT-IR spectroscopy dan Raman Spectroscopy. Alternatif X-ray Diffraction
XRD banyak memberikan data dari kristalin dan sedikit non kristalin fraksi dari selulosa [24].
2.3 ALKANOLAMIDA
Alkanolamida merupakan salah satu senyawa yang dapat diturunkan dari asam lemak dan merupakan produk reaksi kondensasi alkanolamina primer atau sekunder
dengan asam lemak, metil ester, atau trigliserida. Alkanolamida merupakan surfaktan nonionik yang secara luas digunakan sebagai agen pengemulsi yang stabil. Senyawa
ini juga digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, kebutuhan rumah tangga seperti sampho dan deterjen, serta sebagai agen pengontrol busa, aditif bahan bakar, corrosion
inhibitors. Sifat kimia dari suatu senyawa alkanolamida sangat bervariasi, tergantung
Universitas Sumatera Utara
10 dari panjang cincin hidrokarbon dan sifat substituen pada atom nitrogen. Senyawa
alkanolamida yang dapat digunakan sebagai surfaktan akan efektif dengan semakin banyaknya gugus hidrofilik dan sangat cocok ketika diaplikasikan sebagai surfaktan
pada kosmetik [25].
Gambar 2.2 Reaksi Pembentukan Alkanolamida [14]
2.4 LATEKS KARET ALAM
Karet alam natural rubber merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis,
yang merupakan polimer alam dengan monomer isoprena. Polimer karet alam ini terdiri dari 97 polimer cis-1,4-polyisoprena. Secara umum karet alam
mengandung beberapa senyawa kimia yang kompleks, antara lain : karet hidrokarbon, protein, lipid netral, lipid polar, karbohidrat, garam anorganik dan lain-lain. Perbedaan
kandungan senyawa kimia karet alam ini tergantung pada jenis tanaman, jenis penanganan dan cara penyadapan.
Gambar 2.3 Struktur molekul karet alam [26] Lateks secara umum didefinisikan sebagai cairan kental getah karet yang keluar
dari pembuluh karet bila dilukai. Lateks sewaktu keluar dari pembuluh karet masih dalam keadaan steril. Air getah lateks kira-kira mengandung [27] :
1. 25-40 bahan karet mentah Crude Rubber 2. 60-75 serum air dengan zat-zat yang melarut di dalamnya.
RBDPS Dietanolamina Gliserol
Universitas Sumatera Utara
11 Tabel 2.4 Spesifikasi Mutu Lateks Pekat ASTM D 1076 dan ISO 2004 [28] :
No. Parameter
ASTM D 1076 ISO 2004
HA LA
HA LA
1. Kandungan padatan total TSC min 61,5
61,5 61,5
61,5 2. Kandungan karet kering DRC min
60,0 60,0
60,0 60,0
3. Kandungan non karet maks 2,0
2,0 2,0
2,0 4. Kadar amoniak min
1,6 1,0
1,0 0,8
5. Waktu kemantapan mekanis min detik 650
650 540
540 6. Bilangan KOH maks
0,8 0,8
1,0 1,0
7. Asam lemak eteris ALE maks -
- 0,2
0,2 8. Tembaga maks ppm
8 8
8 8
9. Mangan maks ppm 8
8 8
8
2.5 PEMBUATAN SENYAWA LATEKS KARET ALAM