16 Harga bahan pengisi filler tidak aktif lebih murah jika dibandingkan dengan
bahan pengisi filler aktif, sehingga bahan pengisi filler tidak aktif digunakan dalam kuantitas yang lebih kecil terutama untuk menekan harga produk karet yang
dihasilkan. Bahan pengisi filler yang baik adalah bahan pengisi yang bersifat inert terhadap komponen lain, tidak mudah terbakar, dan memiliki luas permukaan spesifik
yang luas. Pada umumnya, bahan pengisi filler yang digunakan terdiri dari setidaknya campuran dua komponen. Kemampuan filler untuk memperbaiki sifat
vulkanisat dipengaruhi oleh tipe elastomer, sifat alami filler, dan jumlah filler yang digunakan [38].
2.6 PROSES PENCELUPAN
Proses pencelupan merupakan suatu teknik yang menghasilkan barang dari lateks yang dilakukan dengan mencelup suatu pembentuk, yang telah dibersihkan ke dalam
formulasi lateks, semasa pembentuk dicelupkan di dalam formulasi lateks, partikel partikel lateks yang bersentuhan dengan permukaan pembentuk mengalami proses
penghilang kestabilan dan membentuk suatu lapisan atau film, dimana film yang terbentuk mempunyai bentuk yang sama dengan pembentuk cetakan yang
dicelupkan ke dalam formulasi lateks tersebut dan apabila film ini dikeringkan produk lateks akan terhasil. Dalam industri, teknik pencelupan ini selalu digunakan untuk
menghasilkan produk yang tipis dan berongga seperti sarung tangan, balon dan lain-lain. Teknik pencelupan terdiri dari tiga cara yaitu :
1. Pencelupan terus straight dipping 2. Pencelupan berkoagulan coagulant dipping
3. Pencelupan pengaktifan panas heat sensitized dipping Pencelupan berkoagulan merupakan teknik pencelupan yang digunakan untuk
menghasilkan produk yang mempunyai ketebalan sederhana yaitu 0,2 – 0,8 mm.
Contoh produk yang mempunyai ketebalan ini adalah sarung tangan. Pencelupan berkoagulan pada umumnya dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
Universitas Sumatera Utara
17 1. Pencelupan berkoagulan basah
2. Pencelupan berkoagulan kering Pencelupan berkoagulan basah ialah teknik pencelupan dimana pembentuk
dilapisi oleh koagulan dicelupkan ke dalam formulasi lateks semasa koagulan itu masih basah. Contoh koagulan yang digunakan dalam pencelupan berkoagulan basah
asam asetat. Pencelupan berkoagulan kering pembentukan dimasukkan ke dalam formulasi
lateks selepas koagulan yang meliputi pembentukan dikeringkan dahulu. Contoh koagulan yang digunakan dalam pencelupan berkoagulan kering ialah kalsium nitrat.
Pencelupan berkoagulan kering lebih sering digunakan dari pada pencelupan berkoagulan basah.
Keburukan dari koagulan basah ini sering menetes ke dalam tangki lateks menyebabkan penghilang kestabilan lateks terjadi di dalam tangki lateks dan partikel
kecil karet akan terhasil. Tangki lateks yang berisi partikel kecil karet tidak dapat digunakan untuk menghasilkan produk, karena partikel kecil karet ini akan melekat
pada permukaan produk dan mengakibatkan kecacatan. Ketebalan untuk film yang dihasilkan dengan teknik pencelupan berkoagulan
tergantung pada masa rendaman dwell time, kepekatan koagulan dan juga jumlah kandungan padatan lateks TSC lateks karet alam yang digunakan. Peningkatan nilai
faktor-faktor di atas akan meningkatkan ketebalan film yang terhasil [28].
2.7 PENGUJIAN DAN KARAKTERISASI 2.7.1 UJI KEKUATAN TARIK TENSILE STRENGTH