15
2.5.2 Sistem peralatan kromatografi gas
Suatu kromatograf gas tersusun dari berbagai komponen dalam suatu bingkai khusus. Komponen-komponen ini mencakup injektor, kolom, dan
detektor, yang dihubungkan dengan suatu oven yang dikontrol secara termostatik yang membuat kolom mampu mencapai suhu tinggi. Fase gerak yang membawa
analit menuju kolom merupakan suatu gas dan dirujuk sebagai gas pembawa. Aliran gas pembawa, yang dikontrol secara teliti, akan mampu memberikan waktu
retensi yang reprodusibel. Selain itu, kromatograf juga dilengkapi dengan komputer yang dilengkapi dengan perangkat pengolah data Gandjar dan Rohman,
2012.
Gambar 2.3 Diagram skematik kromatograf gas McNair dan Miller, 2009
2.5.2.1 Fase gerak
Fase gerak pada kromatografi gas juga disebut dengan gas pembwa karena tujuan awalnya adalah untuk membawa solut ke kolom, oleh karena itu gas
pembawa tidak berpengaruh pada selektivitas. Syarat gas pembawa adalah: tidak reaktif, murnikering karena kalau tidak murni akan berpengaruh pada detektor,
dan dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi Gandjar dan Rohman, 2012.
16
2.5.2.2 Tempat pemasukan sampel injektor
Injektor merupakan suatu jalan masuk sampel ke kromatograf, mempunyai fungsi yang berbeda. Disamping peranannya sebagai jalan masuk sampel, injektor
harus mampu menguapkan sampel, mencampurkannya dengan gas pembawa, dan membawa sampel ke ujung depan kolom Gandjar dan Rohman, 2012.
2.5.2.3 Kolom dan fase diam
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena didalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen utama pada
kromatografi gas. Ada 2 jenis kolom yang berbeda dalam hal kinerjanya, yaitu kolom kemas atau packing column dan kolom kapiler atau capillary column. Pada
kolom kemas, fase diam terdeposit atau terikat dengan reaksi kimia pada pendukung porus. Pada kolom kapiler, suatu lapisan tipis fase diam terdeposit
pada permukaan kolom atau terikat pada permukaan bagian dalam kolom Gandjar dan Rohman, 2012.
Fase diam yang digunakan pada kolom kapiler dapat bersifat non polar, polar, atau semi polar. Fase diam non polar yang paling banyak digunakan adalah
metil polisiloksan HP-1; DB-1; SE-30; CPSIL-5 dan fenil 5-metilpolisiloksan 95 HP-5; DB-5; SE-52; CPSIL-8. Fase diam semi polar adalah seperti fenil
50-metilpolisiloksan 50 HP-17; DB-17; CPSIL-19, sementara itu fase diam yang polar adalah seperti polietilen glikol HP-20M; DB-WAX; CP-WAX;
Carbowax-20M Gandjar dan Rohman, 2012.
2.5.2.4 Detektor