Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Akut Yan Di Rawat Inap Di RSU Dr.Pirngadi Medan Thaun 2002-2006

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL AKUT YANG DI RAWAT INAP DI RSU. Dr. PIRNGADI

MEDAN TAHUN 2002-2006

SKRIPSI

OLeh :

DEBBY MARLINA H NIM. 041000110

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL AKUT YANG DI RAWAT INAP DI RSU. Dr. PIRNGADI

MEDAN TAHUN 2002-2006

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

oleh :

Debby Marlina H NIM. 041000110

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL AKUT YANG DI RAWAT INAP DI RSU. Dr. PIRNGADI

MEDAN TAHUN 2002-2006 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

DEBBY MARLINA H NIM. 041000110

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 9 Desember 2008

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH drh. Hiswani, M.Kes

NIP. 130 702 002 NIP. 132 084 988

Penguji II Penguji III

drh. Rasmaliah, M.Kes dr. Achsan Harahap, MPH

NIP. 390 009 523 NIP. 130 318 031 Medan, Desember 2008

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dekan,

dr. Ria Masniari Lubis, MSi NIP. 131 124 053


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Debby Marlina Hutabarat Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 8 Maret 1986 Agama : Kristen Protestan Status Perkawinan : Belum Kawin Jumlah Anggota Keluarga : 4 Saudara

Alamat Rumah : Jl. Setiabudi Gang Kenanga No. 9 Medan

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. 1992-1998 : SD Methodist 1 Medan 2. 1998-2001 : SLTP Negeri 1 Medan

3. 2001-2004 : SMU Negeri 2 Matauli Pandan Tapanuli Tengah


(5)

ABSTRAK

Penderita GGA di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 meningkat, tahun 2002 sebanyak 11 kasus, tahun 2003 sebanyak 12 kasus, tahun 2004 sebanyak 18 kasus, tahun 2005 sebanyak 22 kasus, tahun 2006 sebanyak 37 kasus. Prevalensi GGA di Indonesia adalah sebesar 30/1.000.000 penduduk.

Jenis penelitian adalah studi deskriptif dengan desain case series dan dilanjutkan dengan analisa statistik. Populasi adalah penderita GGA yang di rawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 yaitu sebanyak 100 orang. Sampel adalah seluruh populasi (total sampling).

Kecenderungan penderita GGA pada tahun 2002-2006 menunjukkan peningkatan dengan persamaan garis y = 6,2x + 1,4. Proporsi Penderita GGA terbanyak pada kelompok umur 40-50 tahun 42%, jenis kelamin laki-laki 58%, agama Islam 74%, suku Batak 40%, pendidikan SLTA 30%, tidak bekerja yaitu 20%, dan asal kota Medan 61%, keluhan utama mual dan muntah 27,0%, tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya 59%, memiliki riwayat penyakit sebelumnya hipertensi 40,5%, pengobatan obatan-obatan + diet 70%, lama rawatan rata-rata 11,36 hari (11 hari), keadaan sewaktu pulang Pulang Berobat Jalan (PBJ) 44%, meninggal 27% (CFR=27%). Hasil uji Chi-square diperoleh tidak ada perbedaan yang bermakna pada umur berdasarkan jenis kelamin penderita GGA (p = 0,063). Hasil uji anova diperoleh tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan keadaan sewaktu pulang (p = 0,282)

Diharapkan pihak RSU. Dr. Pirngadi Medan untuk melengkapi pencatatan rekam medis terkhusus yang berkaitan dengan penyakit GGA misalnya suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, riwayat penyakit sebelumnya., Pihak RSU. Dr. Pirngadi Medan diharapkan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit karena masih tingginya CFR penyakit GGA (CFR =27%), pihak RSU. Dr. Pirngadi Medan diharapkan memberikan informasi kepada pasien atau keluarga pasien tentang pengaturan diet yang baik bagi penderita GGA selama masa pemulihan.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat dan anugerahnya yang Ia berikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Akut (GGA) yang dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH dan drh. Hiswani, M.Kes selaku dosen pembimbing serta kepada Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes, dan Bapak dr. Achsan Harahap, MPH selaku dosen pembanding skripsi, yang telah memberi ilmu, masukan, saran maupun kritik sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Kepala Balai Pelayanan Kesehatan, Bapak Kepala KOPITEKKES, Bapak Kepala Bagian Rekam Medis beserta seluruh pegawai di bagian Rekam Medis RSU. Dr. Pirngadi yang telah memberi izin dan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

3. Seluruh dosen dan pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak (Drs. P. Hutabarat) dan Mama (T. Simanjuntak), abang (Paul, Freddy) dan kakak (Paulin) yang tercinta yang selalu mendukung baik moril dan


(7)

materi dan juga yang senantiasa mendoakan penulis selama penulisan skripsi ini.

5. Teman-teman KTB yang terkasih (Kak Roma, Angel, Rya, Rita, Lina, Lastiar) dan Adik-adik kelompok (Devi, Meisi, Natalia, dan Maria) yang selalu memotivasi dan mendukung dalam doa selama menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman Kit4 yang tersayang (Ai, Icut dan Nda) yang selalu memotivasi, memberi masukan dan doa kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 7. Teman-teman Tim Regenerasi dan Tim Seleksi (Kak Adel, Kak Vera, Decy,

Eka, Lasma, Ria) yang selalu mendoakan penulis.

8. Teman-teman kampus Fakultas Kesehatan Masyarakat (Eka, Flora, Frangky, Dana) dan semua teman-teman Peminatan Epidemiologi lainnya yang turut membantu penulis selama penulisan skripsi ini.

9. Ade, Jefry, Oshin, Bang Aron, Bang Ronal, Bang Wawan, yang senantiasa memberikan semangat dan doanya kepada penulis.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Desember 2008


(8)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Daftar Riwayat Hidup... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Gagal ginjal ... 6

2.2. Anatomi Ginjal ... 6

2.3. Fungsi Ginjal ... 9

2.3.1. Fungsi Ekskresi. ... 9

2.3.2. Fungsi Endokrin ... 9

2.4. Epidemiologi GGA ... 10

2.4.1. Distribusi GGA ... 10

2.4.2. Determinan GGA ... 12

2.5. Klasifikasi GGA ... 18

2.5.1. GGA Prarenal ... 19

2.5.2. GGA Renal ... 19

2.5.3. GGA Postrenal ... 20

2.6. Perjalan Klinis GGA ... 21

2.6.1. Stadium Oliguria ... 21

2.6.2. Stadium Diuresis ... 21

2.6.3. Stadium Penyembuhan ... 22

2.7. Gejala-Gejala GGA ... 22

2.8. Pencegahan ... 23

2.8.1. Pencegahan Primer ... 23

2.8.2. Pencegahan Sekunder ... 24

2.8.3. Pencegahan Tersier ... 24

2.9. Pengobatan ... 25

2.9.1. Pengobatan Penyakit Dasar ... 25


(9)

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep ... 28

3.2. Defenisi Operasional ... 28

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ... 33

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 33

4.2.2. Waktu Penelitian ... 33

4.3. Populasi dan Sampel ... 33

4.3.1. Populasi ... 33

4.3.2. Sampel ... 33

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 34

4.5. Teknik Analisa Data ... 34 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum RSU. Dr. Pirngadi Medan ... 35

5.2. Distribusi Penderita GGA Bedasarkan Rincian Tahun... 36

5.3. Distribusi Penderita GGA Berdasarkan Sosiodemografi... 37

5.4. Keluhan Utama Penderita GGA ... 40

5.5. Riwayat Penyakit Sebelumnya Penderita GGA ... 42

5.6. Pengobatan Penderita GGA ... 43

5.7. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita GGA... 44

5.8. Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA ... 45

5.9. Analisa Statistik ... 46

5.9.1. Umur Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

5.9.2. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keluhan Utama ... 47

5.9.3. Pengobatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 48

5.9.4. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang 49

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Distribusi Penderita GGA Berdasarkan Rincian Tahun ... 51

6.2. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Sosiodemografi ... 52

6.2.1. Umur ... 52

6.2.2. Jenis Kelamin ... 53

6.2.3. Agama ... 54

6.2.4...Suku ... 55

6.2.5. Pendidikan... 56

6.2.6. Pekerjaan ... 57

6.2.7. Daerah Asal... 58

6.3. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Keluhan Utama ... 59

6.4. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya ... 61


(10)

6.6. Distribusi Penderita GGA Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata ... 63

6.7. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang 64 6.8. Analisa Statistik ... 64

6.8.1. Umur Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

6.8.2. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keluhan Utama ... 68

6.8.3. Pengobatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 70

6.8.4. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang 71

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ... 73

7.2. Saran... 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Master Data Penderita GGA

Lampiran 2 : Master Data Penderita GGA Yang Meninggal Lampiran 3 : Hasil Pengolahan Statistik

Lampiran 4 : Surat Ijin Melakukan Penelitian dari FKM USU

Lampiran 5 : Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian dari RSU. Dr. Pirngadi Medan


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Rincian Tahun di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 36 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Sosiodemografi

di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 37 Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Keluhan Utama

di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 40 Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Riwayat Penyakit

Sebelumnya di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 41 Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Pengobatan di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 42 Tabel 5.6. Distribusi Penderita GGA Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata

di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 43 Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006.. 44 Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin

Penderita GGA di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006... 45 Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Pengobatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang Penderita GGA di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun

2002-2006 ... 46 Tabel 5.10.Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Penderita GGA di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006.. 47 Tabel 5.11.Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keluhan Utama


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Ginjal ... 9 Gambar 2.2. Klasifikasi... 20 Gambar 6.1. Diagram Bar Penderita GGA Berdasarkan Rincian Tahun di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 51 Gambar 6.2. Diagram Pie Penderita GGA Berdasarkan Umur di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 52 Gambar 6.3. Diagram Pie Penderita GGA Berdasarkan Jenis Kelamin di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 53 Gambar 6.4. Diagram Pie Penderita GGA Berdasarkan Pendidikan di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 54 .

Gambar 6.5. Diagram Bar Penderita GGA Berdasarkan Pekerjaan di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 55 Gambar 6.6. Diagram Pie Penderita GGA Berdasarkan Agama di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 56 Gambar 6.7. Diagram Bar Penderita GGA Berdasarkan Suku di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 57 Gambar 6.8. Diagram Pie Penderita GGA Berdasarkan Daerah Asal di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 58 Gambar 6.9. Diagram Bar Penderita GGA Berdasarkan Keluhan Utama di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006... 59 Gambar 6.10. Diagram Bar Penderita GGA Berdasarkan Riwayat Penyakit

Sebelumnya di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006.. 60 Gambar 6.11. Diagram Pie Penderita GGA Berdasarkan Pengobatan di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 61 Gambar 6.12. Diagram Pie Penderita GGA Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 ... 63 Gambar 6.13. Diagram Bar Umur Berdasarkan Jenis kelamin Penderita


(13)

Gambar 6.14. Diagram Bar Pengobatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 65 Gambar 6.15. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang Penderita GGA di RSU. Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2002-2006 ... 67 Gambar 6.16. Diagram Bar Keluhan Utama Berdasarkan Lama Rawatan

Rata-Rata Penderita GGA di RSU. Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2002-2006 ... 68


(14)

ABSTRAK

Penderita GGA di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 meningkat, tahun 2002 sebanyak 11 kasus, tahun 2003 sebanyak 12 kasus, tahun 2004 sebanyak 18 kasus, tahun 2005 sebanyak 22 kasus, tahun 2006 sebanyak 37 kasus. Prevalensi GGA di Indonesia adalah sebesar 30/1.000.000 penduduk.

Jenis penelitian adalah studi deskriptif dengan desain case series dan dilanjutkan dengan analisa statistik. Populasi adalah penderita GGA yang di rawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 yaitu sebanyak 100 orang. Sampel adalah seluruh populasi (total sampling).

Kecenderungan penderita GGA pada tahun 2002-2006 menunjukkan peningkatan dengan persamaan garis y = 6,2x + 1,4. Proporsi Penderita GGA terbanyak pada kelompok umur 40-50 tahun 42%, jenis kelamin laki-laki 58%, agama Islam 74%, suku Batak 40%, pendidikan SLTA 30%, tidak bekerja yaitu 20%, dan asal kota Medan 61%, keluhan utama mual dan muntah 27,0%, tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya 59%, memiliki riwayat penyakit sebelumnya hipertensi 40,5%, pengobatan obatan-obatan + diet 70%, lama rawatan rata-rata 11,36 hari (11 hari), keadaan sewaktu pulang Pulang Berobat Jalan (PBJ) 44%, meninggal 27% (CFR=27%). Hasil uji Chi-square diperoleh tidak ada perbedaan yang bermakna pada umur berdasarkan jenis kelamin penderita GGA (p = 0,063). Hasil uji anova diperoleh tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan keadaan sewaktu pulang (p = 0,282)

Diharapkan pihak RSU. Dr. Pirngadi Medan untuk melengkapi pencatatan rekam medis terkhusus yang berkaitan dengan penyakit GGA misalnya suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, riwayat penyakit sebelumnya., Pihak RSU. Dr. Pirngadi Medan diharapkan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit karena masih tingginya CFR penyakit GGA (CFR =27%), pihak RSU. Dr. Pirngadi Medan diharapkan memberikan informasi kepada pasien atau keluarga pasien tentang pengaturan diet yang baik bagi penderita GGA selama masa pemulihan.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Indonesia.1

Bangsa Indonesia yang membangun dirinya dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menuju negara industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Perubahan negara agraris ke negara industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi, yang pada gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya penyakit tidak menular.2

Salah satu jenis penyakit tidak menular adalah penyakit gagal ginjal. Gagal ginjal adalah keadaan dimana kedua ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya.

Menurut laporan CDC (Center For Disease Control) tahun 2003 terdapat 41.818 orang yang menderita gagal ginjal di Amerika Serikat dengan Cause Spesific Death Rate (CSDR)sebesar 14,4/100.000 penduduk.3

Gagal ginjal dibagi menjadi 2 bagian yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut.4 Dibanding dengan penyakit lainnya penyakit gagal ginjal memiliki angka kejadian yang kecil, tetapi menimbulkan masalah besar oleh karena pengobatannya


(16)

yang mahal. Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut yang akhirnya akan mencapai gagal ginjal terminal atau End-Stage Renal Disease (ESRD).5

Penyakit GGK pada tahun 2005 di Amerika Serikat prevalensi End-Stage Renal Disease (ESRD) sebesar 1.569/1.000.000 penduduk dan insidensi End-Stage Renal Disease (ESRD) sebesar 347,1/1.000.000 penduduk.6

Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu beberapa hari sampai beberapa minggu dengan atau tanpa oliguria sehingga mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeotasis tubuh.4,7,8

Di Amerika Serikat pada tahun 2001-2003 angka insidensi penyakit GGA adalah 151/100.000 penduduk.9 Menurut Richard Sinert, tahun 2005, angka insidensi penyakit GGA di Amerika Serikat adalah 100/1.000.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 70%.10

Menurut penelitian Jay Prakash, dkk di India pada tahun 1984 sampai 1999 terdapat 1.122 orang penderita GGA, dimana 79,4% dari penderita GGA tersebut merupakan akibat dari penyakit nekrosis tubular akut, 9% disebabkan oleh glomerulonefritis akut, 7% disebabkan oleh nefritis interstisial akut, dan 4,6% disebabkan oleh nekrosis kortikal akut.11

Di Turki pada tahun 1990 angka insidensi penyakit GGA adalah 58/1.000.000 penduduk dengan CFR sebesar 33,6%. Pada tahun 1997 angka insidensi GGA adalah 158 orang/1.000.000 penduduk, dengan CFR sebesar 31%.12


(17)

Prevalensi GGA di Indonesia sebesar 30/1.000.000 penduduk. Sebesar 5% pasien rawat inap yang berada di rumah sakit di Indonesia mengalami GGA dan 2-5% dari penderita yang dirawat di unit perawatan intensif.13

Di RSUP Denpasar dari data tahun 1986 didapat bahwa GGA merupakan 12% dari penderita yang dirawat di Unit Penyakit Dalam dan merupakan 27% dari penderita yang dirawat di Sub Unit Ginjal dan Hipertensi.13

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi terdapat 100 orang penderita GGA pada tahun 2002-2006. Pada tahun 2002 ada sebanyak 11 kasus, 2003 sebanyak 12 kasus, 2004 sebanyak 18 kasus, 2005 sebanyak 22 kasus, 2006 sebanyak 37 kasus. Dapat dilihat bahwa penyakit GGA mengalami peningkatan jumlah penderita selama 5 tahun tersebut.

Jumlah kasus penderita GGK lebih besar dibanding GGA, tetapi karena belum diketahuinya karakteristik penyakit GGA di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita GGA di rumah sakit tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahuinya karateristik penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006.


(18)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui trend kejadian penyakit GGA selama 5 tahun yang di rawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGA berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, daerah asal).

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGA berdasarkan keluhan utama

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGA berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGA berdasarkan pengobatan yang diberikan.

f. Untuk mengetahui distribusi penderita GGA berdasarkan lama rawatan rata-rata.

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita GGA berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan jenis kelamin.

i. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata penderita GGA berdasarkan keluhan utama.


(19)

j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi pengobatan berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

k. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi pihak RSU. Dr. Pirngadi dalam usaha peningkatan pelayanan kesehatan sehubungan dengan upaya perawatan dan pengobatan terhadap penderita GGA.

b. Sebagai bahan masukan atau referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang penyakit GGA.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Gagal Ginjal

Gagal ginjal adalah keadaan dimana kedua ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya.

Gagal ginjal dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif yang akhirnya akan mencapai gagal ginjal terminal.5

2. Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu dengan atau tanpa oliguria sehingga mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeotasis tubuh. 4,7,8

2.2. Anatomi Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi yang berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan internal dengan jalan menjaga komposisi cairan tubuh/ekstraselular. Ginjal merupakan dua buah organ berbentuk seperti kacang polong, berwarna merah kebiruan.4

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen., terutama di daerah lumbal disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus oleh lapisan lemak yang tebal di belakang peritoneum atau di luar rongga peritoneum. Ketinggian ginjal dapat diperkirakan dari belakang dimulai dari ketinggian vertebra torakalis sampai vertebra


(21)

lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri karena letak hati yang menduduki ruang lebih banyak di sebelah kanan.13 Masing-masing ginjal memiliki panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm dan tebal 2,5 cm.. Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram dan wanita dewasa 115-155 gram.15

Ginjal ditutupi oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat, apabila kapsul di buka terlihat permukaan ginjal yang licin dengan warna merah tua.15

Ginjal terdiri dari bagian dalam, medula, dan bagian luar, korteks.

2.2.1. Bagian dalam (interna) medula. Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang jumlahnya antara 8-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya menghadap ke sinus renalis.15 Mengandung bagian tubulus yang lurus, ansa henle, vasa rekta dan duktus koligens terminal.13

2.2.2. Bagian luar (eksternal) korteks. Subtansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika fibrosa, melengkung sepanjang basis piramid yang berdekatan dengan sinus renalis, dan bagian dalam di antara piramid dinamakan kolumna renalis. Mengandung glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang berkelok-kelok dan duktus koligens.15

Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan fungsional ginjal.14 Kedua ginjal bersama-sama mengandung kira-kira 2.400.000 nefron. Setiap nefron bisa membentuk urin sendiri. Karena itu fungsi dari satu nefron dapat menerangkan fungsi dari ginjal. 16


(22)

Nefron terdiri dari bagian-bagian berikut : 15

a. Glomerulus. Bagian ini merupakan gulungan atau anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsul Bowman dan menerima darah arteriolaferen dan meneruskan darah ke sistem vena melalui arteriol eferen. Glomerulus berdiameter 200µm, mempunyai dua lapisan Bowman dan mempunyai dua lapisan selular yang memisahkan darah dari dalam kapiler glomerulus dan filtrat dalam kapsula Bowman

b. Tubulus proksimal konvulta. Tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan kapsula Bowman dengan panjang 15 mm dan diameter 55µm.

c. Gelung henle (ansa henle). Bentuknya lurus dan tebal diteruskan ke segmen tipis, selanjutnya ke segmen tebal panjangnya 12 mm, total panjang ansa henle 2-14 mm.

d. Tubulus distal konvulta. Bagian ini adalah bagian tubulus ginjal yang berkelok-kelok dan letaknya jauh dari kapsula Bowman, panjangnya 5 mm. Tubulus distal dari masing-masing nefron bermuara ke duktus koligens yang panjangnya 20 mm.

e. Duktus koligen medula. Ini saluran yang secara metabolik tidak aktif. Pengaturan secara halus dari ekskresi natrium urine terjadi di sini. Duktus ini memiliki kemampuan mereabsorbsi dan mensekresi kalsium.


(23)

Gambar 2.1 Anatomi Ginjal17 2.3. Fungsi Ginjal

Fungsi ginjal secara keseluruhan di bagi dalam dua golongan yaitu :4 2.3.1. Fungsi ekskresi

a. Mengekskresi sisa metabolisme protein, yaitu ureum, kalium, fosfat, sulfat anorganik, dan asam urat.

b. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. c. Menjaga keseimbangan asam dan basa. 2.3.2. Fungsi Endokrin

a. Partisipasi dalam eritropoesis. Menghasilkan eritropoetin yang berperan dalam pembentukan sel darah merah.


(24)

b. Menghasilan renin yang berperan penting dalam pengaturan tekanan darah.

c. Merubah vitamin D menjadi metabolit yang aktif yang membantu penyerapan kalsium.

d. Memproduksi hormon prostaglandin, yang mempengaruhi pengaturan garam dan air serta mempengaruhi tekanan vaskuler.

2.4. Epidemiologi GGA 2.4.1. Distribusi GGA a. Distribusi Menurut Orang

GGA dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, umur ataupun ras. Menurut penelitian Bates dkk (2000), Boston, Amerika serikat, GGA paling banyak diderita oleh laki-laki (71,7%), sedangkan perempuan ada sebesar 28,3%. Berdasarkan ras jumlah penderita yang berkulit putih adalah sebesar 82,5%, dan rata-rata terjadi pada penderita yang berumur 45 tahun.18

Menurut penelitian Orfeas Liangos dkk (2001), dari 558.032 penderita GGA, 51,8% adalah laki-laki, sedangkan perempuan sebesar 48,2%. Berdasarkan ras, jumlah penderita yang berkulit putih ada sebesar 62,3%, kulit hitam 14,4% dan yang lainnya berjumlah 23,4%. Berdasarkan umur, penderita GGA paling banyak diderita oleh kelompok umur 60-82 tahun.19

Menurut penelitian Ravindra L. Mehta dkk (2002), dari empat rumah sakit yang ada di California Selatan, penderita GGA yang laki-laki ada sebesar 71,6% sedangkan perempuan sebesar 28,4%. Berdasarkan ras jumlah penderita yang berkulit


(25)

putih adalah sebesar 59,5% dan paling tinggi terjadi pada mereka yang berusia > 65 tahun (39,0%).20

Menurut penelitian Sushrut S.Waikar dkk (2006), di Amerika Serikat, dari 439.192 orang penderita GGA, 80,45% adalah penderita berkulit putih, dimana 53,70% dari jumlah tersebut adalah laki-laki. Penderita yang berkulit hitam sebesar 19,5% dimana 50,3% dari jumlah penderita yang berkulit hitam tersebut adalah laki-laki.9

b. Distribusi Menurut Tempat

Menurut penelitian Atef dkk (1990), dari dua propinsi yang ada di Iran dengan jumlah populasi sebanyak 2,3 juta orang, terdapat kasus GGA yaitu sebanyak 30 orang dimana 12 diantaranya meninggal, dengan angka insidensi 13 kasus/1.000.000 penduduk (CFR = 40%).21

Menurut penelitian Schiffl dkk (2002), di negara Jerman pada tahun 1998 terdapat 172 orang penderita GGA, dimana 59 orang diantaranya meninggal (CFR = 34,3%).22 Menurut penelitian Katherine L. O’Brien dkk (1996) di Haiti terdapat kasus GGA sebanyak 109 orang.23

c. Distribusi Menurut Waktu

Menurut penelitian Cengiz Utaz, pada tahun 1991 - 1997 di salah satu rumah sakit di Kayseri, Turkey, ditemukan penderita GGA yaitu berjumlah 323 orang penderita.12

Menurut Jay L. Xue dkk pada tahun 1992-2001 di salah satu rumah sakit yang ada di Amerika Serikat ditemukan 255.228 orang yang menderita penyakit GGA.24


(26)

Menurut Sushrut S. Waikar pada tahun 2004, dari 3 rumah sakit yang ada di Amerika Serikat ditemukan 99.629 orang yang menderita GGA.25

Menurut penelitian Fernando Liano, di Madrid, Spanyol, pada tahun 1977-1980 terdapat 202 orang penderita, dan pada tahun 1991 meningkat menjadi 748 orang penderita.26

2.4.2. Determinan GGA

GGA adalah suatu penyakit tidak menular yang merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) laju filtrasi glomerulus (LFG), disertai sisa metabolisme (ureum dan kreatinin). GGA merupakan suatu sindrom klinis oleh karena dapat disebabkan oleh berbagai keadaan dengan patofisiologi yang berbeda-beda.7

a.Host

1. Umur dan jenis kelamin

Usia penderita GGA berkisar antara 40-50 tahun, tetapi hampir semua usia dapat terkena penyakit ini.27 Menurut penelitian D.W. Bates penyakit GGA paling banyak pada penderita yang berumur 45 tahun.18 Menurut penelitian Katherine L. O’Brien, Haiti, ditemukan 109 orang penderita GGA yang berumur dibawah 18 tahun.23 Berdasarkan data penyakit ginjal anak di Indonesia yang dikumpulkan dari 7 pusat pendidikan Dokter Spesialis Anak yaitu Universitas Sumatera Utara, Universitas Indonesia , Universitas Padjajaran , Universitas Diponegoro , Universitas Hasanuddin, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Udayana ditemukan sebanyak 107 orang anak yang menderita penyakit GGA.28


(27)

Kejadian pada laki-laki dan perempuan hampir sama. Menurut penelitian Orfeas Liangos dkk (2001), dari 558.032 penderita GGA, 51,8% adalah laki-laki, sedangkan perempuan sebesar 48,2%.26

2. Pekerjaan

Orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan bahan-bahan kimia akan dapat mempengaruhi kesehatan ginjal. Bahan-bahan kimia yang berbahaya jika terpapar dan masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan penyakit ginjal. Misalnya pada pekerja di pabrik atau industri. 29

3. Perilaku minum

Air merupakan cairan yang sangat penting di dalam tubuh. Lebih kurang 68% berat tubuh terdiri dari air. Minum air putih dalam jumlah cukup setiap hari adalah cara perawatan tubuh terbaik. Air ini sebagai simpanan cairan dalam tubuh. Sebab bila tubuh tidak menerima air dalam jumlah yang cukup tubuh akan mengalami dehidrasi. Di mulai dengan simpanan air tubuh yang mengalami penurunan yang mengakibatkan gangguan kesehatan.30

Organ-organ tubuh yang vital juga sangat peka terhadap kekurangan air, salah satunya adalah ginjal. Ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik bila tidak cukup air. Pada proses penyaringan zat-zat racun, ginjal melakukannya lebih dari 15 kali setiap jam, hal ini membutuhkan jumlah air yang banyak sebelum diedarkan ke dalam darah. Bila tidak cukup cairan atau kurang minum, ginjal tidak dapat bekerja dengan sempurna maka bahan-bahan yang beredar dalam tubuh tidak dapat dikeluarkan dengan baik sehingga dapat menimbulkan keracunan darah dan menyebabkan penyakit ginjal.30


(28)

4. Riwayat penyakit sebelumnya.

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan penyakit GGA, yaitu : a. Penyebab penyakit GGA Prarenal, yaitu :

1. Hipovolemia, disebabkan oleh : 5

a. Kehilangan darah/ plasma : perdarahan , luka bakar.

b. Kehilangan cairan melalui gastrointestinal, kulit, ginjal (diuretik, penyakit ginjal lainnya), pernafasan, pembedahan.

c. Redistribusi cairan tubuh : pankreatitis, peritonitis, edema, asites. 2. Vasodilatasi sistemik :

a. Sepsis. b. Sirosis hati.

c. Anestesia/ blokade ganglion. d. Reaksi anafilaksis.

e. Vasodilatasi oleh obat.

3. Penurunan curah jantung/kegagalan pompa jantung : a. Renjatan kardiogenik, infark jantung.

b. Gagal jantung kongestif (disfungsi miokard, katub jantung). c. Tamponade jantung.

d. Disritmia. e. Emboli paru.


(29)

b. Penyebab penyakit GGA renal, yaitu : 1. Kelainan glomerulus

a. Glomerulonefritis akut

Glomerulonefritis akut adalah salah satu jenis GGA renal yang biasanya disebabkan oleh kelainan reaksi imun yang merusak glomeruli. Sekitar 95% dari pasien, GGA dapat terjadi satu sampai tiga minggu setelah mengalami infeksi dibagian lain dalam tubuh, biasanya disebabkan oleh jenis tertentu dari streptokokus beta grup A. Infeksi dapat berupa radang tenggorokan streptokokal, tonsilitis streptokokal, atau bahkan infeksi kulit streptokokal.31

b. Penyakit kompleks autoimun c. Hipertensi maligna

2. Kelainan tubulus

a. Nekrosis Tubular Akut (NTA) akibat iskemia

Tipe iskemia merupakan kelanjutan dari GGA prarenal yang tidak teratasi.7 Iskemia ginjal berat dapat diakibatkan oleh syok sirkulasi atau gangguan lain apapun yang sangat menurunkan suplai darah ke ginjal. Jika iskemia berlangsung cukup berat sampai menyebabkan penurunan yang serius terhadap pengangkutan zat makanan dan oksigen ke sel-sel epitel tubulus ginjal dan jika gangguan ini terus berlanjut, kerusakan atau penghancuran sel-sel epitel dapat terjadi. Jika hal ini terjadi, sel-sel tubulus hancur terlepas dan menempel pada banyak nefron, sehingga tidak terdapat pengeluaran urin dari nefron yang tersumbat, nefron yang terpengaruh sering gagal mengekskresi urin bahkan ketika aliran darah ginjal kembali pulih normal, selama tubulus masih baik.31


(30)

Beberapa gangguan yang menyebabkan iskemia ginjal, yaitu :

1. Hipovolemia : misalnya dehidrasi, perdarahan, pengumpulan cairan pada luka bakar, atau asites.

2. Insufisiensi sirkulasi : misalnya syok, payah jantung yang berat, aritmi jantung, dan tamponade.

b. Nekrosis Tubular Akut (NTA) akibat toksin

Tipe NTA yang kedua yaitu terjadi akibat menelan zat-zat nefrotoksik. Zat-zat yang bersifat nefrotoksik yang khas terhadap sel epitel tubulus ginjal menyebabkan kematian pada banyak sel. Sebagai akibatnya sel-sel epitel hancur terlepas dari membran basal dan menempel menutupi atau menyumbat tubulus. Beberapa keadaan membran basal juga rusak, tetapi sel epitel yang baru biasanya tumbuh sepanjang permukaan membran sehingga terjadi perbaikan tubulus dalam waktu sepuluh sampai dua puluh hari.16

Gejala-gejala yang dapat terjadi pada NTA ini, antara lain : 27

1. Makroskopis ginjal membesar, permukaan irisan tampak gembung akibat sembab. Khas pada daerah perbatasan kortiko medular tampak daerah yang pucat.

2. Histopatologi dikenal 2 macam bentuk kelainan, yaitu lesi nefrotoksik

dan lesi iskemik.

3. Kelainan interstisial a. Nefritis interstisial akut

Nefritis interstisial akut merupakan salah satu penyebab GGA renal, yang merupakan kelainan pada interstisial. Nefritis interstisial akut dapat terjadi akibat


(31)

infeksi yang berat dan dapat juga disebabkan oleh obat-obatan.7 Menurut penelitian Fernando,1996, nefritis interstisial akut merupakan 2,1% dari semua penderita GGA.26

b. Pielonefritis akut

Pielonefritis akut adalah suatu proses infeksi dan peradangan yang biasanya mulai di dalam pelvis ginjal tetapi meluas secara progresif ke dalam parenkim ginjal. Infeksi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, tetapi terutama dari basil kolon yang berasal dari kontaminasi traktus urinarius dengan feses.16

4. Kelainan vaskular

a. Trombosis arteri atau vena renalis b. Vaskulitis.

c. Penyebab penyakit GGA postrenal, yaitu : 1. Obstruksi intra renal :

a. Instrinsik : asam urat, bekuan darah, kristal asam jengkol. b. Pelvis renalis : striktur, batu, neoplasma.

2. Obstruksi ekstra renal :

a. Intra ureter : batu, bekuan darah.

b. Dinding ureter : neoplasma, infeksi (TBC). c. Ekstra ureter : tumor cavum pelvis.

d. Vesika urinaria : neoplasma, hipertrofi prostat.


(32)

b. Agent

Agent dalam penyakit GGA adalah jenis obat-obatan. NTA akibat toksik terjadi akibat menelan zat-zat nefrotoksik. Ada banyak sekali zat atau obat-obat yang dapat merusak epitel tubulus dan menyebabkan GGA, yaitu seperti : 27

a. Antibiotik : aminoglikosoid, penisilin, tetrasiklin, amfotersisin B, sulfonamida, dan lain-lainnya.

b. Obat-obat dan zat kimia lain : fenilbutazon, zat-zat anestetik, fungisida, pestisida, dan kalsium natrium adetat.

c. Pelarut organik : karbon tetraklorida, etilon glikol, fenol, dan metil alkohol.

d. Logam berat : Hg, arsen, bismut, kadmium, emas, timah, talium, dan uranium.

e. Pigmen heme : Hemoglobin dan mioglobin. c. Environment

Cuaca panas dapat mempengaruhi terjadinya penyakit GGA. Jika seseorang bekerja di dalam ruangan yang bersuhu panas, hal ini dapat mempengaruhi kesehatan ginjalnya. Yang terjadi adalah berkurangnya aliran atau peredaran darah ke ginjal dengan akibat gangguan penyediaan zat-zat yang diperlukan oleh ginjal, dan pada ginjal yang rusak hal ini akan membahayakan.29


(33)

2.5. Klasifikasi GGA

Klasifikasi GGA dapat dibagi dalam tiga katagori utama, yaitu : 2.5.1. GGA Prarenal

GGA Prarenal adalah terjadinya penurunan aliran darah ginjal (renal hypoperfusion) yang mengakibatkan penurunan tekanan filtrasi glomerulus dan kemudian diikuti oleh penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG).13

Keadaan ini umumnya ringan yang dengan cepat dapat reversibel apabila perfusi ginjal segera diperbaiki. Pada GGA prarenal aliran darah ginjal walaupun berkurang masih dapat memberikan oksigen dan substrat metabolik yang cukup kepada sel-sel tubulus. Apabila hipoperfusi ginjal tidak segera diperbaiki, akan mengakibatkan NTA. GGA prarenal merupakan kelainan fungsional, tanpa adanya kelainan histologik atau morfologi pada nefron.

2.5.2. GGA Renal

GGA renal yaitu kelainan yang berasal dari dalam ginjal dan yang secara tiba-tiba menurunkan pengeluaran urin. Katagori GGA ini selanjutnya dapat dibagi menjadi :31

a. Keadaan yang mencederai kapiler glomerulus atau pembuluh darah kecil ginjal lainnya

b. Keadaan yang merusak epitel tubulus ginjal,

c. Keadaan yang menyebabkan kerusakan interstisium ginjal.

Tubulus ginjal merupakan tempat utama penggunaan energi pada ginjal, yang mudah mengalami kerusakan bila terjadi iskemia atau oleh obat nefrotoksik, oleh


(34)

karena itu kelainan tubulus yang disebut Nekrosis Tubular Akut (NTA) merupakan penyebab terbanyak GGA renal.4

2.5.3. GGA Postrenal

GGA postrenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urin cukup, namun alirannya dalam saluran kemih terhambat. Penyebab tersering adalah obstruksi. Obstruksi aliran urin ini akan mengakibatkan kegagalan filtrasi glomerulus dan transpor tubulus sehingga dapat mengakibatkan kerusakan yang permanen, tergantung berat dan lamanya obstruksi.5


(35)

2.6. Perjalanan Klinis GGA

Perjalanan klinis GGA di bagi menjadi 3 stadium, yaitu : 7,13 2.6.1. Stadium Oliguria

Stadium oliguria biasanya timbul dalam waktu 24 sampai 48 jam sesudah terjadinya trauma pada ginjal. Produksi urin normal adalah 1-2 liter/24jam. Pada fase ini pertama-tama terjadi penurunan produksi urin sampai kurang dari 400cc/24 jam. Tidak jarang produksi urin sampai kurang dari 100cc/24 jam, keadaan ini disebut dengan anuria. Pada fase ini penderita mulai memperlihatkan keluhan-keluhan yang diakibatkan oleh penumpukan air dan metabolit-metabolit yang seharusnya diekskresikan oleh tubuh, seperti mual, muntah, lemah, sakit kepala, kejang dan lain sebagainya. Perubahan pada urin menjadi semakin kompleks, yaitu penurunan kadar urea dan kreatinin. Di dalam plasma terjadi perubahan biokimiawi berupa peningkatan konsentrasi serum urea, kreatinin, elektrolit (terutama K dan Na).

2.6.2. Stadium Diuresis

Stadium diuresis dimulai bila pengeluran kemih meningkat sampai lebih dari 400 ml/hari, kadang-kadang dapat mencapai 4 liter/24 jam. Stadium ini berlangsung 2 sampai 3 minggu. Volume kemih yang tinggi pada stadium ini diakibatkan karena tingginya konsentrasi serum urea, dan juga disebabkan karena masih belum pulihnya kemampuan tubulus yang sedang dalam masa penyembuhan untuk mempertahankan garam dan air yang difiltrasi. Selama stadium dini diuresi, kadar urea darah dapat terus meningkat, terutama karena bersihan urea tak dapat mengimbangi produksi urea endogen. Tetapi dengan berlanjutnya diuresis, azotemia sedikit demi sedikit menghilang, dan pasien mengalami kemajuan klinis yang benar.


(36)

2.6.3. Stadium Penyembuhan

Stadium penyembuhan GGA berlangsung sampai satu tahun, dan selama masa itu, produksi urin perlahan–lahan kembali normal dan fungsi ginjal membaik secara bertahap, anemia dan kemampuan pemekatan ginjal sedikit demi sedikit membaik, tetapi pada beberapa pasien tetap menderita penurunan glomerular filtration rate (GFR) yang permanen.

2.7. Gejala-Gejala GGA

Gejala klinis yang terjadi pada penderita GGA, yaitu :,4,14,33

a. Penderita tampak sangat menderita dan letargi disertai mual, muntah, diare, pucat (anemia), dan hipertensi.

b. Nokturia (buang air kecil di malam hari).

c. Pembengkakan tungkai, kaki atau pergelangan kaki. Pembengkakan yang menyeluruh (karena terjadi penimbunan cairan).

d. Berkurangnya rasa, terutama di tangan atau kaki. e. Tremor tangan.

f. Kulit dari membran mukosa kering akibat dehidrasi.

g. Nafas mungkin berbau urin (foto uremik), dan kadang-kadang dapat dijumpai adanya pneumonia uremik.

h. Manisfestasi sistem saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang). i. Perubahan pengeluaran produksi urine (sedikit, dapat mengandung darah,

berat jenis sedikit rendah, yaitu 1.010 gr/ml)

j. Peningkatan konsentrasi serum urea (tetap), kadar kreatinin, dan laju endap darah (LED) tergantung katabolisme (pemecahan protein), perfusi


(37)

renal, serta asupan protein, serum kreatinin meningkat pada kerusakan glomerulus.

k. Pada kasus yang datang terlambat gejala komplikasi GGA ditemukan lebih menonjol yaitu gejala kelebihan cairan berupa gagal jantung kongestif, edema paru, perdarahan gastrointestinal berupa hematemesis, kejang-kejang dan kesadaran menurun sampai koma.

2.8. Pencegahan

2.8.1. Pencegahan Primer

Pencegahan Primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya GGA, antara lain : 13,14,31,33

a. Setiap orang harus memiliki gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan dan olahraga teratur.

b. Membiasakan meminum air dalam jumlah yang cukup merupakan hal yang harus dilakukan setiap orang sehingga faktor resiko untuk mengalami gangguan ginjal dapat dikurangi.

c. Rehidrasi cairan elektrolit yang adekuat pada penderita-penderita gastroenteritis akut.

d. Transfusi darah atau pemberian cairan yang adekuat selama pembedahan, dan pada trauma-trauma kecelakaan atau luka bakar.

e. Mengusahakan hidrasi yang cukup pada penderita-penderita diabetes melitus yang akan dilakukan pemeriksaan dengan zat kontras radiografik.


(38)

f. Pengelolaan yang optimal untuk mengatasi syok kardiogenik maupun septik.

g. Hindari pemakaian obat-obat atau zat-zat yang bersifat nefrotoksik. Monitoring fungsi ginjal yang teliti pada saat pemakaian obat-obat yang diketahui nefrotoksik.

h. Cegah hipotensi dalam jangka panjang.

i. Penyebab hipoperfusi ginjal hendaknya dihindari dan bila sudah terjadi harus segera diperbaiki.

2.8.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah langkah yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini suatu penyakit. Pencegahan dimulai dengan mengidentifikasi pasien yang berisiko GGA. Mengatasi penyakit yang menjadi penyebab timbulnya penyakit GGA. Jika ditemukan pasien yang menderita penyakit yang dapat menimbulkan GGA seperti glomerulonefritis akut maka harus mendapat perhatian khusus dan harus segera diatasi.5

GGA prarenal jika tidak diatasi sampai sembuh akan memacu timbulnya GGA renal untuk itu jika sudah dipastikan bahwa penderita menderita GGA prarenal, maka sebaiknya harus segera diatasi sampai benar-benar sembuh, untuk mencegah kejadian yang lebih parah atau mencegah kecenderungan untuk terkena GGA renal. 2.8.3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah langkah yang biasa dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat, kecacatan dan kematian. Pada kasus GGA yang sangat parah timbul anuria lengkap. Pasien akan meninggal dalam waktu 8


(39)

sampai 14 hari. Maka untuk mencegah terjadinya kematian maka fungsi ginjal harus segera diperbaiki atau dapat digunakan ginjal buatan untuk membersihkan tubuh dari kelebihan air, elektrolit, dan produk buangan metabolisme yang bertahan dalam jumlah berlebihan.31

Hindari atau cegah terjadinya infeksi. Semua tindakan yang memberikan risiko infeksi harus dihindari dan pemeriksaan untuk menemukan adanya infeksi harus dilakukan sedini mungkin. Hal ini perlu diperhatikan karena infeksi merupakan komplikasi dan penyebab kematian paling sering pada gagal ginjal oligurik.

Penyakit GGA jika segera diatasi kemungkinan sembuhnya besar, tetapi penderita yang sudah sembuh juga harus tetap memperhatikan kesehatannya dan memiliki gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan, olahraga teratur, dan tetap melakukan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) setiap tahunnya, sehingga jika ditemukan kelainan pada ginjal dapat segera diketahui dan diobati.13

2.9. Pengobatan

Prinsip pengobatan GGA adalah sebagai berikut : 2.9.1. Pengobatan Penyakit Dasar

Sekalipun GGA sudah terjadi (menetap), setiap faktor prarenal harus dikoreksi dengan maksud memperbaiki sirkulasi dan mencegah keterlambatan penyembuhan faal ginjal.

Defisit volume sirkulasi oleh sebab apapun harus segera diatasi. Sebagai parameter dapat digunakan pengukuran tekanan vena sentralis jika fasilitas ada, dengan demikian over hidrasi bisa dicegah.


(40)

Terhadap infeksi sebagai penyakit dasar harus diberikan pengobatan yang spesifik sesuai dengan penyebabnya, jika obat-obatan, misalnya antibiotika diduga menjadi penyebabnya, maka pemakaian obat-obatan ini harus segera dihentikan. Terhadap GGA akibat nefrotoksin harus segera diberikan antidotumnya, sedangkan zat-zat yang dapat dialisis harus dilakukan dialisis secepatnya.27

2.9.2. Pengelolaan Terhadap GGA 13,27,33 a. Pengaturan Diet

Selama 48-72 jam pertama fase oligurik terjadi peningkatan urea darah akibat pemecahan jaringan yang hebat. Selama periode ini pemberian protein dari luar harus dihindarkan. Umumnya untuk mengurangi katabolisme, diet paling sedikit harus mengandung 100 gram karbohidrat per hari. Seratus gram glukosa dapat menekan katabolisme protein endogen sebanyak kira-kira 50%.

Setelah 3-4 hari oligurik, kecepatan katabolisme jaringan berkurang dan pemberian protein dalam diet dapat segera dimulai. Dianjurkan pemberian 20-40 gram protein per hari yang mempunyai nilai biologis yang tinggi (mengandung asam amino esensial) seperti telur, susu dan daging. Pada saat ini pemberian kalori harus dinaikkan menjadi 2000-2500 kalori per hari, disertai dengan multivitamin.

Batasi makanan yang mengandung kalium dan fosfat (pisang, jeruk dan kopi). Pemberian garam dibatasi yaitu, 0,5 gram per hari.

b. Pengaturan kebutuhan cairan dan keseimbangan elektrolit 1. Air (H2O)

Pada GGA kehilangan air disebabkan oleh diuresis, komplikasi-komplikasi (diare, muntah). Produksi air endogen berasal dari pembakaran karbohidrat, lemak,


(41)

dan protein yang banyak kira-kira 300-400 ml per hari. Kebutuhan cairan perhari adalah 400-500 ml ditambah pengeluaran selama 24 jam.

2. Natrium (Na)

Selama fase oligurik asupan natrium harus dibatasi sampai 500 mg per 24 jam. Natrium yang banyak hilang akibat diare, atau muntah-muntah harus segera diganti.

c. Dialisis

Tindakan pengelolaan penderita GGA disamping secara konservatif, juga memerlukan dialisis, baik dialisis peritoneal maupun hemodialisis. Tindakan ini dilaksanakan atas indikasi-indikasi tertentu. Pemilihan tindakan dialisis peritonial atau hemodialisis didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan indivual penderita.

d. Operasi

Pengelolaan GGA postrenal adalah tindakan pembedahan untuk dapat menhilangkan obstruksinya. Kadang-kadang untuk dapat dilakukan operasi diperlukan persiapan tindakan dialisis terlebih dahulu.


(42)

BAB 3

KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita GGA

1. Trend tahun 2. Sosiodemografi

- Umur

- Jenis kelamin - Agama - Suku - Pendidikan - Pekerjaan - Daerah asal 3. Keluhan utama

4. Riwayat penyakit sebelumnya 5. Pengobatan

6. Lama rawatan rata-rata 7. Keadaan sewaktu pulang

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Penderita GGA adalah orang/pasien yang dinyatakan menderita GGA berdasarkan hasil diagnosa dokter sesuai dengan yang tertulis di kartu status. 3.2.2. Trend tahun adalah untuk mengetahui peningkatan atau penurunan selama 5

tahun jumlah penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.


(43)

3.2.3. Sosiodemografi

a. Umur adalah lamanya hidup penderita GGA berdasarkan tahun sejak penderita itu dilahirkan hingga saat penderita menjadi pasien di RSU. Dr. Pirngadi Medan sesuai dengan yang tertulis di kartu status, yang dikelompokkan atas :28

1. < 40 tahun 2. 40-50 tahun 3. > 50 tahun

b. Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang di miliki penderita GGA sesuai dengan yang tertulis di kartu status, yang di katagorikan atas :

1. Laki-laki 2. Perempuan

c. Agama adalah salah satu kepercayaan yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia yang diyakini oleh penderita GGA sesuai dengan yang tertulis di kartu status, yang di katagorikan atas :

1. Islam 2. Kristen 3. Hindu

d. Suku adalah ras yang melekat pada diri penderita GGA sesuai dengan yang tertulis pada kartu status, yang dikatagorikan atas :

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Minang 5. Aceh

6. Dan lain-lain 7. Tidak tercatat


(44)

e. Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi dari penderita GGA sesuai dengan yang tertulis di kartu status, yang dikatagorikan atas :

1.Tidak sekolah dan SD 2. SLTP

3. SLTA 4. PT

5.Tidak tercatat

f. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan oleh penderita GGA sesuai dengan yang tertulis di kartu status, yang di katagorikan atas :

1. Pegawai Negeri 2. Pegawai Swasta 3. Wiraswasta 4. Petani 5. Pensiunan 6. Tidak bekerja 7. Dan lain-lain 8. Tidak tercatat

g. Daerah asal adalah tempat dimana penderita GGA tinggal menetap sesuai dengan yang tertulis di kartu status, yang di katagorikan atas :

1. Kota Medan 2. Luar kota Medan

3.2.4. Keluhan utama adalah keadaan yang dialami oleh penderita yang menyebabkannya datang berobat dan dirawat inap sesuai dengan yang tertulis di kartu status yang di katagorikan atas :

1. Mual dan muntah

2. Buang air kecil (BAK) sedikit 3. Sesak nafas

4. Badan Lemah 5. Kesadaran menurun 6. Sakit pinggang 7. Edema

8. Demam


(45)

10.Sesak nafas + demam 11.Badan lemah + sesak nafas 12.Mual + muntah + nyeri ulu hati 13.BAK sedikit + sakit pinggang 14.BAK berdarah + sakit pinggang

15.BAK berdarah + demam + sakit pinggang 16.BAK sedikit + demam + mual + muntah 17.Sesak nafas + kesadaran menurun + demam 18.Sesak nafas + kesadaran menurun + BAKsedikit 19.BAK sedikit + BAK keluar batu + sakit pinggang 20.Sesak nafas + demam + badan lemah

21.Badan lemah + sakit pinggang + edema

3.2.5. Riwayat penyakit sebelumnya adalah keterangan mengenai ada atau tidaknya penyakit yang pernah di derita oleh penderita sebelum penderita menderita GGA sesuai dengan yang tertulis di kartu status yang di katagorikan atas :

1. Ada 2. Tidak ada

3.2.6. Jenis riwayat penyakit sebelumnya adalah penyakit yang pernah di derita oleh penderita sebelum dia menderita GGA sesuai dengan yang tertulis di kartu status yang di katagorikan atas :

1. Hipertensi

2. Diabetes Melitus (DM) 3. Batu ginjal

4. DM + Hipertensi

5. Gastroenteritis + dehidrasi berat

3.2.6. Pengobatan adalah penanganan yang dilakukan tim medis kepada penderita GGA dalam rangka penyembuhan sesuai dengan yang tertulis di kartu status penderita, yang di katagorikan atas:

1. Obat-obatan + Diet

2. Obat-obatan + Diet + Hemodialisa (HD) 3. Obat-obatan + Diet + Operasi


(46)

3.2.7. Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lama hari rawatan penderita GGA terhitung mulai hari pertama masuk sampai keluar sesuai dengan yang tercatat di kartu status.

3.2.8. Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan dan kondisi penderita GGA waktu keluar dari rumah sakit sesuai yang tertulis di kartu status, yang dikatagorikan atas :

1. Sembuh

2. Pulang Berobat Jalan (PBJ)

3. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 4. Meninggal.


(47)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan desain caseseries dan dilanjutkan dengan analisa statistik. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU. Dr. Pirngadi Medan dengan alasan tersedianya data pederita GGA yang di rawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002 -2006.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Desember 2008. Kegiatan penelitian yaitu survei awal, penulisan proposal, bimbingan proposal, seminar proposal, penelitian, penulisan skripsi, bimbingan skripsi, dan sidang skripsi. 4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh data penderita GGA yang di rawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 yaitu sebanyak 100 orang.

4.3.2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah seluruh data penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006. Besar sampel adalah sama dengan populasi (total sampling).


(48)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006.

4.5.Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan komputer, data univariat dianalisa secara deskriptif. Data bivariat dianalisa dengan chi square dan anova dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05%). Hasilnya disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi proporsi, diagram batang dan diagram pie.


(49)

BAB 5

HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum RSU. Dr. Pirngadi Medan34

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Contantia Macky ada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun 1930.

Setelah Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 rumah sakit ini diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritso Bysonoince dan mempercayakan rumah sakit tersebut kepada seorang putera Indonesia yaitu Dr. Raden Pirngadi Gongo Putro. Pada tahun-tahun berikutnya rumah sakit ini banyak mengalami perubahan-perubahan nama hingga akhirnya menjadi RSU. Dr. Pirngadi Medan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan No : 30 Tahun 2002 dan Keputusan Walikota No : 55 tahun 2002 menyebutkan tentang tugas pokok dan fungsi, badan pelayanan kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan. Dr. Pirngadi Medan. Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Medan mempunyai tugas untuk melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi selain sebagai badan pelayanan kesehatan juga sebagai rumah sakit pendidikan (teaching hospital) sejak berdirinya Fakultas


(50)

Kedokteran di Universitas Sumatera Utara. Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan terdiri dari bagian paru-paru, ginekologi, obstetri, penyakit anak, ilmu penyakit dalam, bedah dan lain-lain. Rumah sakit juga memiliki instalasi unit gawat darurat (UGD), Intensive Care Unit (ICU), instalasi bedah, ruangan perawatan, apotik, kamar mayat, mobil ambulans dan lain-lain.

5.2. Distribusi Penderita GGA Bedasarkan Rincian Tahun

Proporsi penderita GGA berdasarkan rincian tahun yang di rawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Rincian Tahun di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

No Tahun f %

1 2002 11 11

2 2003 12 12

3 2004 18 18

4 2005 22 22

5 2006 37 37

Total 100 100 Pada tabel 5.1. dapat dilihat bahwa jumlah penderita GGA yang rawat inap di

RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002 yaitu sebanyak 11 orang (11%), pada tahun 2003 yaitu sebanyak 12 orang (12%), pada tahun 2004 sebanyak 18 orang (18%), pada tahun 2005 sebanyak 22 orang (22%), pada tahun 2006 sebanyak 37 orang (37%). Dimana dalam lima tahun yaitu tahun 2002-2006 kasusnya terus mengalami peningkatan.

Melalui bantuan computer program Excel diperoleh kecenderuang penderita GGA yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan dari tahun 2002 sampai dengan 2006 menunjukkan peningkatan dengan persamaan garis y = 6,2x + 1,4.


(51)

5.3. Distribusi Penderita GGA Berdasarkan Sosiodemografi

Proporsi penderita GGA berdasarkan sosiodemografi yang di rawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Sosiodemografi di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

No Sosiodemografi f %

1 Umur

1. < 40 tahun 2. 40-50 tahun 3. > 50 tahun

23 42 35 23 42 35

Total 100 100

2 Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan 58 42 58 42

Total 100 100

3 Agama 1. Islam 2. Kristen 3. Hindu 74 25 1 74 25 1

Total 100 100

4 Suku 1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Minang 5. Aceh

6. Dan lain-lain 7. Tidak tercatat

40 38 7 2 6 3 4 40 38 7 2 6 3 4

Total 100 100

5 Pendidikan

1. Tidak Sekolah dan SD 2. SLTP

3. SLTA 4. PT

5. Tidak tercatat

21 12 30 13 24 30 24 21 13 12


(52)

No Sosiodemografi f % 6 Pekerjaan

1. Pegawai Negeri 2. Pegawai Swasta 3. Wiraswasta 4. Petani 5. Pensiunan 6. Tidak bekerja 7. Dan Lain-lain 8. Tidak tercatat

10 15 17 2 9 20 10 17 10 15 17 2 9 20 10 17

Total 100 100

7 Daerah Asal 1. Kota Medan 2. Luar kota Medan

61 39

61 39

Total 100 100

Pada tabel 5.2. dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita GGA yang di rawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan berdasarkan umur terbanyak adalah pada kelompok umur 40-50 tahun yaitu 42 orang (42%), kemudian kelompok umur >50 tahun 35 orang (35%), dan yang paling sedikit pada kelompok umur <40 tahun 23 orang (23%).

Penderita GGA berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah laki-laki yaitu 58 orang (58%) sedangkan perempuan 42 orang (42%).

Penderita GGA berdasarkan agama terbanyak adalah agama Islam yaitu 74 orang (74%), kemudian Kristen (Protestan dan Katolik) 25 orang (25%) dan Hindu 1 orang (1%). Penderita GGA berdasarkan suku terbanyak adalah suku Batak yaitu 40 orang (40%), kemudian suku Jawa 38 orang (38%), suku Melayu 7 orang (7%), suku Aceh 6 orang (6%), dan lain-lain seperti Madura, India, dan Gorontalo yaitu 3 orang (3%), suku Minang 2 orang (2%), dan yang tidak tercatat ada sebanyak 4 orang (4%).


(53)

Penderita GGA berdasarkan tingkat pendidikan yang terbanyak adalah pendidikan SLTA yaitu 30 orang (30%), kemudian tidak sekolah dan SD yaitu 21 orang (21%), perguruan tinggi (PT) yaitu 13 orang (13%), SLTP yaitu 12 orang (12%), dan yang tidak tercatat ada sebanyak 24 orang (24%).

Penderita GGA berdasarkan pekerjaan yang terbanyak adalah tidak bekerja yaitu 20 orang (20%), kemudian wiraswasta 17 orang (17%), pegawai swasta 15 orang (15%), pegawai negeri 10 orang (10%), dan lain-lain seperti buruh, supir 10 orang (10%), pensiunan 9 orang (9%), petani 2 orang (2%), dan yang tidak tercatat yaitu 17 orang (17%).

Penderita GGA berdasarkan daerah asal terbanyak adalah berasal dari kota Medan yaitu 61 orang (61%) sedangkan luar kota Medan 39 orang (39%).


(54)

5.4. Keluhan Utama Penderita GGA

Proporsi penderita GGA berdasarkan keluhan utama yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Keluhan Utama di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

No Keluhan Utama f %

1 Mual dan muntah 33 27,0

2 BAK sedikit 17 13,9

3 Sesak nafas 26 21,3

4 Badan lemah 6 4,9

5 Kesadaran menurun 8 6,6

6 Sakit pinggang 15 12,3

7 Edema 7 5,7

8 Demam 10 8,3

Total 122 100

Pada tabel 5.3. dapat dilihat bahwa keluhan utama penderita GGA yang di rawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan yang terbanyak adalah mual dan muntah yaitu 33 orang (27,0%), kemudian sesak nafas 26 orang (21,3%), Buang Air Kecil (BAK) sedikit 17 orang (13,9%), sakit pinggang 15 orang (12,3%), demam 10 orang (8,3%), kesadaran menurun 8 orang (6,6%), edema 7 orang (5,7%), dan badan lemah 6 orang (4,9%).


(55)

Kombinasi keluhan utama penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.4. Kombinasi Keluhan Utama

No Kombinasi Keluhan Utama f %

1 Mual dan muntah 26 26

2 BAK sedikit 9 9

3 Sesak nafas 20 20

4 Badan lemah 2 2

5 Kesadaran menurun 6 6

6 Sakit pinggang 9 9

7 Edema 6 6

8 Demam 3 3

9 BAK sedikit + mual + muntah 3 3

10 Sesak nafas + demam 1 1

11 Badan lemah + sesak nafas 2 2

12 Mual + muntah + nyeri ulu hati 2 2

13 BAK sedikit + sakit pinggang 1 1

14 BAK berdarah + sakit pinggang 1 1

15 BAK berdarah + demam + sakit pinggang 2 2

16 BAK sedikit + demam + mual + muntah 2 2

17 Sesak nafas + kesadaran menurun + demam 1 1 18 Sesak nafas + kesadaran menurun + BAK sedikit 1 1 19 BAK sedikit + BAK keluar batu + sakit pinggang 1 1

20 Sesak nafas + demam + badan lemah 1 1

21 Badan lemah + sakit pinggang + edema 1 1

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.4. dapat dilihat bahwa kombinasi keluhan utama yang penderita GGA terbanyak adalah mual dan muntah yaitu 26 orang (26%), kemudian sesak nafas 20 orang (20%), buang air kecil (BAK) sedikit dan sakit pinggang yaitu masing-masing 9 orang (9%), kesadaran menurun dan edema yaitu masing-masing 6 orang (6%), demam dan BAK sedikit + mual + muntah yaitu masing-masing 3 orang (3%), badan lemah, badan lemah + sesak nafas, mual + muntah + nyeri ulu hati, BAK


(56)

berdarah + demam + sakit pinggang, BAK sedikit + demam + mual + muntah yaitu masing- masing 2 orang (2%).

Sesak nafas + demam, BAK sedikit + sakit pinggang, BAK berdarah + sakit pinggang, sesak nafas + kesadaran menurun + demam, sesak nafas + kesadaran menurun + BAK sedikit, BAK sedikit + BAK keluar batu + sakit pinggang, sesak nafas + demam + badan lemah, badan lemah + sakit pinggang + edema yaitu masing-masing 1 orang (1%).

5.5. Riwayat Penyakit Sebelumnya Penderita GGA

Proporsi penderita GGA berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Riwayat Penyakit Sebelumnya di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

No Riwayat Penyakit Sebelumnya f %

1 Ada 31 41

2 Tidak ada 45 59

Total 76 100

Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa penderita GGA paling banyak tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya sebanyak 45 orang (59%) dan yang memiliki riwayat penyakit sebelumnya sebanyak 31 orang (41%).

Berdasarkan tabel diatas diperoleh penderita GGA yang memiliki riwayat penyakit sebelumnya dengan jenis penyakit yang dapat dilihat pada tabel 5.6.


(57)

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Jenis Riwayat Penyakit Sebelumnya di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 No Jenis Riwayat Penyakit Sebelumnya f %

1 Hipertensi 15 40,5

2 Diabetes Melitus (DM) 14 37,8

3 Batu ginjal 5 13,5

5 DM + Hipertensi 2 5,4

6 Gastroenteritis + dehidrasi berat 1 2,8

Total 37 100

Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa penderita GGA yang memiliki riwayat penyakit sebelumnya hipertensi sebanyak 15 orang (40,5%), DM 14 orang (37,8%), batu ginjal 5 orang (13,5%), DM + Hipertensi 2 orang (5,4%), dan gastroenteritis + dehidrasi berat 1 orang (2,8%).

5.6. Pengobatan Penderita GGA

Proporsi penderita GGA berdasarkan pengobatan yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Pengobatan di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

No Pengobatan f %

1 Obat-obatan + Diet 70 70

2 Obat-obatan + Diet + Hemodialisa (HD) 27 27

3 Obat-obatan + Diet + Operasi 3 3

Total 100 100

Dari tabel 5.7. dapat dilihat bahwa pengobatan penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan yang terbanyak adalah obat-obatan + diet yaitu 70 orang (70%), kemudian obat-obatan + diet + HD 27 orang (27%) dan obat-obatan + diet + operasi 3 orang (3%).


(58)

5.7. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita GGA

Proporsi penderita GGA berdasarkan lama rawatan rata-rata yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.8. Distribusi Penderita GGA Berdasarkan Lama Rawatan Rata-Rata di

RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

Lama Rawatan

Mean 11,36

Standart Deviasi 11,89

Coefisien of varians 104,66%

Minimum 1 Maksimum 68

95% CI 9,00-13,72

Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan adalah 11,36 hari (11 hari).

Standard Deviation (SD) 11,89 hari dengan Coefisien of Variation sebesar 104,66% yang menunjukkan bahwa lama rawatan penderita GGA sangat bervariasi. Minimum lama rawatan adalah 1 hari dan maksimum adalah 68 hari. Berdasarkan Confidence Interval 95% didapatkan bahwa lama rawatan rata-rata adalah selama 9,00-13,72 hari.


(59)

5.8. Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA

Proporsi penderita GGA berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

No Keadaan Sewaktu Pulang f %

1 Sembuh 3 3

2 PBJ 44 44

3 PAPS 26 26

4 Meninggal 27 27

Total 100 100

Dari tabel 5.9. dapat dilihat bahwa keadaan sewaktu pulang penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan yang terbanyak adalah PBJ yaitu 44 orang (44%), kemudian meninggal 27 orang (27%), PAPS 26 orang (26%) dan sembuh 3 orang (3 %).


(60)

5.9. Analisa Statistik

5.9.1. Umur Berdasarkan Jenis Kelamin

Proporsi umur berdasarkan jenis kelamin penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita

GGA di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006 Umur

< 40 tahun 40-50 tahun > 50 tahun

Jumlah No Jenis Kelamin

f % f % F % f %

1 Laki-laki 17 29,3 19 32,8 22 37,9 58 100

2 Perempuan 6 14,2 23 54,8 13 31,0 42 100

X2 = 5,538 df = 2 p = 0,063 Berdasarkan tabel 5.10. dapat dilihat bahwa dari 58 orang penderita GGA yang berjenis kelamin laki-laki terdapat 17 orang (29,3%) yang berumur < 40 tahun, 19 orang (32,8%) yang berumur 40-50 tahun, dan 22 orang (37,9%) yang berumur >50 tahun. Dari 42 orang penderita GGA yang berjenis kelamin perempuan ada 6 orang (14,2%) yang berumur < 40 tahun, 23 orang (54,8%) yang berumur 40-50 tahun, 13 orang (31,0%) yang berumur >50 tahun

Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai p>0,05 artinya tidak ada perbedaan bermakna pada umur berdasarkan jenis kelamin.


(61)

5.9.2. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keluhan Utama

Lama rawatan rata-rata berdasarkan keluhan utama penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 5.11. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keluhan Utama Penderita GGA di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

Lama Rawatan No Keluhan utama

n x SD

1 Mual dan muntah 26 9,27 7,02

2 Buang air kecil (BAK) sedikit 9 15,89 20,68

3 Sesak nafas 20 6,95 5,29

4 Badan Lemah 2 13,00 0,00

5 Kesadaran menurun 6 7,83 5,74

6 Sakit pinggang 9 20,00 14,92

7 Edema 6 12,00 9,65

8 Demam 3 11,67 8,74

9 Lebih dari 1 keluhan utama 19 13,79 16,17

Berdasarkan tabel 5.11. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata 26 orang penderita GGA dengan keluhan utama mual dan muntah adalah 9,27 hari (9 hari), lama rawatan rata-rata 9 orang penderita GGA dengan keluhan utama BAK sedikit adalah 15,89 hari (16 hari), lama rawatan rata-rata 20 orang penderita GGA dengan keluhan utama sesak nafas adalah 6,95 hari (7 hari), lama rawatan rata-rata 2 orang penderita GGA dengan keluhan utama badan lemah adalah 13,00 hari (13 hari),lama rawatan rata-rata 6 orang penderita GGA dengan keluhan utama kesadaran menurun adalah 7,83 hari (8 hari), lama rawatan rata-rata 9 orang penderita GGA dengan keluhan utama sakit pinggang adalah 20,00 hari (20 hari), lama rawatan rata-rata 6 orang penderita GGA dengan keluhan utama edema adalah 12,00 hari (12 hari), lama


(62)

rawatan rata-rata 3 orang penderita GGA dengan keluhan utama demam adalah 11,67 hari (12 hari), lama rawatan rata-rata 19 orang penderita GGA yang lebih dari 1 keluhan utama adalah 13,79 hari (14 hari).

Berdasarkan hasil test of homogeneity of variances diperoleh p<0,05 yang berarti memiliki varians yang tidak sama sehingga analisis selanjutnya tidak dapat dilakukan.

5.9.3. Pengobatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi pengobatan berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Pengobatan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

Pengobatan

Obat-obatan + Diet

Obat-obatan + Diet +HD

Obat-obatan + Diet + Operasi

Total No

Keadaan Sewaktu Pulang

f % f % F % f %

1 Sembuh 3 100 0 0 0 0 3 100

2 PBJ 31 70,5 11 25,0 2 4,5 44 100

3 PAPS 16 61,5 9 34,7 1 3,8 26 100

4 Meninggal 20 74,1 7 25,9 0 0 27 100

Berdasarkan tabel 5.12. dapat dilihat bahwa dari 3 orang penderita GGA yang sembuh terdapat 3 orang (100%) dengan pengobatan obat-obatan + diet, tidak ada (0%) dengan pengobatan obat-obatan + diet + HD, dan tidak ada (0%) dengan pengobatan obat-obatan + diet + Operasi. Dari 44 orang penderita GGA yang PBJ terdapat 31 orang (70,5%) dengan pengobatan obat-obatan + diet, 11 orang (25,0%)


(63)

Dari 26 orang penderita GGA yang PAPS terdapat 16 orang (61,5%) dengan pengobatan obat-obatan + diet, 9 orang (34,7%) dengan pengobatan obat-obatan + diet + HD, dan 1 orang (3,8%) dengan pengobatan obat-obatan + diet + operasi. Dari 27 orang penderita GGA yang meninggal terdapat 20 orang (74,1%) dengan pengobatan obat-obatan + diet, 7 orang (25,9%) dengan pengobatan obat-obatan + diet + HD, dan tidak ada (0%) dengan pengobatan obat-obatan + diet + operasi.

Terdapat 6 sel (50,0%) expected count yang besarnya kurang dari 5 sehingga uji chi-square tidak dapat dilakukan.

5.9.4. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 5.13. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

Lama Rawatan No Keadaan Sewaktu Pulang

n x SD

1 Sembuh 3 14,33 9,50

2 PBJ 44 13,64 14,45

3 PAPS 26 10,42 9,74

4 Meninggal 27 8,22 8,63

F = 1,291 df = 3 p = 0,282 Berdasarkan tabel 5.13. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata 3 orang penderita GGA yang sembuh adalah 14,33 hari (14 hari), lama rawatan rata-rata 44 orang penderita GGA yang PBJ adalah 13,64 hari (14 hari), lama rawatan rata-rata 26 penderita GGA yang Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) adalah 10,42 hari


(64)

(10 hari), dan lama rawatan rata-rata 27 penderita GGA yang meninggal adalah 8,22 hari (8 hari).

Berdasarkan hasil test of homogeneity of variances diperoleh p=0,391 (p>0,05), yang berarti memiliki varians yang sama sehingga analisis selanjutnya dapat dilakukan.

Berdasarkan hasil uji Anova diperoleh nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan keadaan sewaktu pulang.


(65)

BAB6 PEMBAHASAN

6.1. Distribusi Penderita GGA Berdasarkan Rincian Tahun

Distribusi penderita GGA berdasarkan rincian tahun yang di rawat inap RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2006-2007 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

11 12

18

22

37

y = 6,2x + 1,4

0 5 10 15 20 25 30 35 40

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

F

re

k

ue

ns

i

Gambar 6.1. Diagram Bar Penderita GGA Berdasarkan Rincian Tahun di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan yang paling banyak adalah pada tahun 2006 yaitu 37 orang dan yang paling sedikit adalah tahun 2002 yaitu 11 orang. Kecenderungan penderita GGA yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 menunjukan peningkatan dengan persamaan y = 6,2x + 1,4.


(66)

6.9. Distribusi Proporsi Penderita GGA Berdasarkan Sosiodemografi 6.9.1. Umur

Proporsi penderita GGA berdasarkan umur yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

42%

35% 23%

40-50 tahun > 50 tahun < 40 tahun

Gambar 6.2. Diagram Pie Penderita GGA Berdasarkan Umur di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

Berdasarkan gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi umur penderita GGA terbesar terdapat kelompok umur 40-50 tahun yaitu 42% dan terkecil adalah pada kelompok umur < 40 tahun yaitu 23%.

Bersamaan bertambahnya usia, fungsi ginjal akan mengalami penurunan. Setiap dekade pertambahan umur fungsi ginjal menurun sekitar 10 ml/menit. Pada usia 40 tahun keatas ginjal dapat mengalami kerusakan ringan dimana fungsinya akan menurun menjadi 60-89% dari keadaan normalnya. Hal ini disebabkan oleh proses degeneratif atau penuaan yang mengakibatkan berkurangnya jumlah nefron yang merupakan saringan penting di dalam ginjal. Terjadinya penurunan fungsi ginjal akan mengakibatkan terjadinya penyakit GGA.35 Menurut penelitian Bates, dkk (2000),


(67)

Boston, Amerika Serikat, GGA terjadi pada penderita yang rata-rata berumur 45 tahun.18

6.9.2. Jenis Kelamin

Proporsi penderita GGA berdasarkan jenis kelamin yang dirawat inap di RSU. Dr. Pirngadi Medan tahun 2002-2006 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

58% 42%

Laki-laki Perempuan

Gambar 6.3. Diagram Pie Penderita GGA Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2002-2006

Berdasarkan gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi jenis kelamin penderita GGA terbesar adalah laki-laki sebesar 58% sedangkan perempuan sebesar 42%.

Hal ini sesuai dengan penelitian Jay L. Xue, dkk di Amerika Serikat yaitu penderita GGA lebih banyak pada laki-laki yaitu sebesar 51,8%.24 Menurut penelitian Sushrut S.Waikar, dkk di Amerika Serikat, penderita GGA lebih banyak pada laki-laki yaitu sebesar 53,0%.8


(1)

Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA

3

3,0

3,0

3,0

44

44,0

44,0

47,0

26

26,0

26,0

73,0

27

27,0

27,0

100,0

100

100,0

100,0

Sembuh

Pulang Berobat Jalan

(PBJ)

Pulang Atas Permintaan

Sendiri (PAPS)

Meninggal

Total

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent


(2)

Crosstabs

Jenis Kelamin Penderita GGA * Umur Penderita GGA Crosstabulation

17 19 22 58

13,3 24,4 20,3 58,0

29,3% 32,8% 37,9% 100,0%

73,9% 45,2% 62,9% 58,0%

17,0% 19,0% 22,0% 58,0%

6 23 13 42

9,7 17,6 14,7 42,0

14,3% 54,8% 31,0% 100,0%

26,1% 54,8% 37,1% 42,0%

6,0% 23,0% 13,0% 42,0%

23 42 35 100

23,0 42,0 35,0 100,0

23,0% 42,0% 35,0% 100,0%

100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

23,0% 42,0% 35,0% 100,0%

Count

Expected Count % within Jenis Kelamin Penderita GGA % within Umur Penderita GGA % of Total Count

Expected Count % within Jenis Kelamin Penderita GGA % within Umur Penderita GGA % of Total Count

Expected Count % within Jenis Kelamin Penderita GGA % within Umur Penderita GGA % of Total Laki-laki

Perempuan Jenis Kelamin Penderita

GGA

Total

< 40 tahun 40-50 tahun > 50 tahun Umur Penderita GGA

Total

Chi-Square Tests

5,538

a

2

,063

5,633

2

,060

,276

1

,599

100

Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value

df

Asymp. Sig.

(2-sided)

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is 9,66.


(3)

Oneway

Descriptives

Lama Rawatan Rata-Rata

26 9,27 7,017 1,376 6,43 12,10 1 32

9 15,89 20,679 6,893 -,01 31,78 1 68

20 6,95 5,296 1,184 4,47 9,43 1 18

2 13,00 ,000 ,000 13,00 13,00 13 13

6 7,83 5,742 2,344 1,81 13,86 1 17

9 20,00 14,925 4,975 8,53 31,47 3 46

6 12,00 9,654 3,941 1,87 22,13 2 30

3 11,67 8,737 5,044 -10,04 33,37 2 19

3 19,33 23,180 13,383 -38,25 76,92 4 46

1 5,00 . . . . 5 5

2 6,00 ,000 ,000 6,00 6,00 6 6

2 11,00 12,728 9,000 -103,36 125,36 2 20

1 10,00 . . . . 10 10

1 7,00 . . . . 7 7

2 19,50 14,849 10,500 -113,92 152,92 9 30

2 17,00 9,899 7,000 -71,94 105,94 10 24

1 2,00 . . . . 2 2

1 1,00 . . . . 1 1

1 1,00 . . . . 1 1

1 2,00 . . . . 2 2

1 60,00 . . . . 60 60

100 11,36 11,896 1,190 9,00 13,72 1 68

Mual dan muntah BAK sedikit Sesak nafas Badan lemah Kesadaran menurun Sakit pinggang edema Demam

BAK sedikit + mual + muntah

Sesak nafas + demam Badan lemah + sesak nafas

Mual + muntah + nyeri ulu hati

BAK sedikit + sakit pinggang

BAK berdarah + sakit pinggang

BAK berdarah + demam + sakit pinggang

BAK sedikit + demam + mual + muntah Sesak nafas + kesadaran menurun + demam Sesak nafas + kesadaran menurun + BAK sedikit BAK sedikit + BAK keluar batu + sakit pinggang Sesak nafas + demam + badan lemah

Badan lemah + sakit pinggang + edema Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean


(4)

Test of Homogeneity of Variances

Lama Rawatan Rata-Rata

2,844

a

12

79

,003

Levene

Statistic

df1

df2

Sig.

Groups with only one case are ignored in

computing the test of homogeneity of

variance for Lama Rawatan Rata-Rata.

a.

ANOVA

Lama Rawatan Rata-Rata

4703,419

20

235,171

1,996

,016

9305,621

79

117,793

14009,040

99

Between Groups

Within Groups

Total

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Descriptives

Lama Rawatan Rata-Rata

26 9,27 7,017 1,376 6,43 12,10 1 32

9 15,89 20,679 6,893 -,01 31,78 1 68

20 6,95 5,296 1,184 4,47 9,43 1 18

2 13,00 ,000 ,000 13,00 13,00 13 13

6 7,83 5,742 2,344 1,81 13,86 1 17

9 19,67 15,207 5,069 7,98 31,36 3 46

6 12,00 9,654 3,941 1,87 22,13 2 30

3 8,33 9,292 5,364 -14,75 31,41 2 19

19 13,79 16,171 3,710 6,00 21,58 1 60

100 11,32 11,924 1,192 8,95 13,69 1 68

Mual dan muntah BAK sedikit Sesak nafas Badan lemah Kesadaran menurun Sakit pinggang edema Demam

Lebih dari 1 keluhan utama

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean


(5)

Crosstabs

Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA * Pengobatan Penderita GGA Crosstabulation

3 0 0 3

2,1 ,8 ,1 3,0

100,0% ,0% ,0% 100,0%

4,3% ,0% ,0% 3,0%

3,0% ,0% ,0% 3,0%

31 11 2 44

30,8 11,9 1,3 44,0

70,5% 25,0% 4,5% 100,0%

44,3% 40,7% 66,7% 44,0%

31,0% 11,0% 2,0% 44,0%

16 9 1 26

18,2 7,0 ,8 26,0

61,5% 34,6% 3,8% 100,0%

22,9% 33,3% 33,3% 26,0%

16,0% 9,0% 1,0% 26,0%

20 7 0 27

18,9 7,3 ,8 27,0

74,1% 25,9% ,0% 100,0%

28,6% 25,9% ,0% 27,0%

20,0% 7,0% ,0% 27,0%

70 27 3 100

70,0 27,0 3,0 100,0

70,0% 27,0% 3,0% 100,0%

Count

Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA % within Pengobatan Penderita GGA % of Total Count

Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA % within Pengobatan Penderita GGA % of Total Count

Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA % within Pengobatan Penderita GGA % of Total Count

Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA % within Pengobatan Penderita GGA % of Total Count

Expected Count % within Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA Sembuh

Pulang Berobat Jalan (PBJ)

Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) Meninggal Keadaan Sewaktu Pulang Penderita GGA Total

Obat + Diet

Obat + Diet + Hemodialisa

Obat + Diet + Operasi Pengobatan Penderita GGA


(6)

Chi-Square Tests

3,475

a

6

,747

5,051

6

,537

,008

1

,930

100

Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value

df

Asymp. Sig.

(2-sided)

6 cells (50,0%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is ,09.

a.

Oneway

Descriptives

Lama Rawatan Rata-Rata

3 14,33 9,504 5,487 -9,28 37,94 5 24

44 13,64 14,450 2,178 9,24 18,03 2 68

26 10,42 9,737 1,910 6,49 14,36 1 46

27 8,22 8,631 1,661 4,81 11,64 1 32

100 11,36 11,896 1,190 9,00 13,72 1 68

Sembuh

Pulang Berobat Jalan (PBJ)

Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) Meninggal Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

Lama Rawatan Rata-Rata

1,012

3

96

,391

Levene

Statistic

df1

df2

Sig.

ANOVA

Lama Rawatan Rata-Rata

543,179

3

181,060

1,291

,282

13465,861

96

140,269

14009,040

99

Between Groups

Within Groups

Total

Sum of