Tidak mustahil bahwa kepentingan para ahli kesehatan tidak serasi dengan kepentingan masyarakat atau kepentingan umum. Artinya, ada
kemungkinan bahwa apa yang diharapkan oleh masyarakat, umpamanya, tidak sejalan dengan kode etik. Seorang penjahat yang
terkenal kejamnya tertembak dan luka parah sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit. Tenaga kesehatan terikat pada sumpah dan
kode etik, tetapi masyarakat mungkin mempunyai anggapan bahwa sebaiknya penjahat yang kejam itu dibiarkan mati saja. Masalah
semacam ini juga menghendaki pengaturan yang benar, yang menyerasikan pelbagai kepentingan, termasuk kepentingan umum.
B. Pengaturan tindak pidana malpraktek menurut KUHP
Pelayanan kesehatan yang diberikan seorang tenaga medis kepada pasien merupakan tindakan profesi tenaga medis. Tindakan medis merupakan suatu
tindakan yang penuh dengan risiko. Risiko tersebut dapat terjadi disebabkan oleh sesuatu yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya atau risiko yang terjadi akibat
tindakan medis yang salah. Dikatakan tindakan salah apabila tenaga medis tidak melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar profesi medik prosedur
tindakan medik. Apabila seorang tenaga medis melakukan tindakan salah, maka tenaga medis tersebut dapat dikategorikan melakukan tindakan malpraktik,
sehingga dapat menyangkut aspek hukum pidana.
Universitas Sumatera Utara
Tenaga medis adalah suatu profesi yang memiliki persyaratan tertentu karena dalam pelaksanaan profesi ini penuh dengan risiko. Persyaratan tertsebut
meliputi persyaratan teknis yang berkaitan dengan kemampuan berkaitan dengan ‘basic science’ serta keterampilan teknik serta persyaratan yuridis, berkaitan
dengan kompetensi.
Profesi tenaga medis mengandung risiko tinggi karena bentuk, sifat tujuan tindakan yang dilakukan oleh seorang tenaga medis dapat berpotensi
menimbulkan bahaya bagi seseorang. Undang-undang memberikan kewenangan secara mandiri kepada tenaga medis untuk melakukan bertanggung jawab
dalam melaksanakan ilmu medis menurut sebagian atau seluruh ruang lingkupnya serta memanfaatkan kewenangan tersebut secara nyata. Seorang tenaga medis
dinyatakan melakukan kesalahan profesional apabila melakukan tindakan yang menyimpang atau lebih dikenal sebagai malpraktik.
Dalam pengertian sempit, disebut juga sebagai malpraktik kriminal. Suatu tindakan dikatakan sebagai malpraktik kriminal apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan tercela actus reus.
2. Dilakukan dengan sikap batin yang salah mens rea.
3. Merupakan perbuatan yang sengaja intensional, ceroboh recklessness,
atau kealpaan negligence.
Universitas Sumatera Utara
Apabila tindakan tersebut tidak didasari dengan motif untuk menimbulkan akibat buruk, maka tindakan tersebut adalah tindakan kelalaian. Akibat yang ditimbulkan
dari suatu kelalaian sebenarnya terjadi di luar kehendak yang melakukannya.
Dalam hal tindak pidana malpraktik tidak diatur dengan jelas dalam KUHP. Pengaturan di dalam KUHP lebih kepada akibat dari perbuatan
malpraktek tersebut.
Pada pasal 360 ayat 1 dan ayat 2 serta pasal 361.
22
Pasal 360
Ayat 1 : “Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka berat
dihukum dengan penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun”.
Ayat 2 : “Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka
sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman
penjara selama-lamanya sembilan bulan atau hukuman kurungan selama-lamanya enam bulan atau hukuman denda setinggi-tingginya Rp.4.500,-
Pada pasal 360 memiliki perbedaan dengan pasal 359, yakni pada pasal 359 dijelaskan akibat dari perbuatan yang menyebabkan “kematian” orang
sedangkan dalam pasal 360 adalah :
22
R.Soesilo , Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, POLITEIA, Bogor, 2007 , halaman : 248.
Universitas Sumatera Utara
a. Luka berat
Di dalam pasal 90 KUHP dijelaskan mengenai luka berat atau luka parah yakni :
1.
23
Penyakit atau luka yang tidak boleh diharap akan sembuh lagi dengan sempurna atau dapat mendatangkan bahaya maut. Jadi luka
atau sakit bagaimana besarnya, jika dapat sembuh kembali dengan sempurna dan tidak mendatangkan bahaya maut itu bukan luka berat.
2. Terus menerus tidak cakap lagi melakukan jabatan atau pekerjaan.
Kalau hanya buat sementara saja bolehnya tidak cakap melakukan pekerjaannya itu tidak masuk luka berat. Penyanyi misalnya jika rusak
kerongkongannya, sehingga tidak dapat menyanyi selama-lamanya itu masuk luka berat.
3. Tidak lagi memakai kehilangan salah satu pancaindera.
4. Verminking atau cacat sehingga jelek rupanya.
5. Verlamming lumpuh artinya tidak bisa menggerakkan anggota
badannya. 6.
Pikirannya terganggu melebihi empat minggu. 7.
Menggugurkan atau membunuh bakal anak kandungan ibu.
b. Luka yang menyebabkan jatuh sakit ziek atau terhalang pekerjaan sehari-
hari.
23
Ibid, halaman : 98.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan karena salahnya kurang hati-hatinya menyebabkan orang luka ringan tidak dikenakan pasal ini.
Pasal 361
“Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam melakukan sesuatu jabatan atau pekerjaan, maka hukuman dapat ditambah dengan
sepertiganya dan sitersalah dapat dipecat dari pekerjaannya, dalam waktu mana kejahatan itu dilakukan dan hakim dapat memerintahkan supaya keputusannya itu
diumumkan”.
Yang dikenakan pasal ini misalnya dokter, bidan, ahli-obat, sopir, kusir dokar, masinis yang sebagai orang ahli dalam pekerjaan mereka masing-masing dianggap
harus lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya. Apabila mereka itu mengabaikan peraturan-peraturan atau keharusan-keharusan dalam pekerjaannya,
sehingga menyebabkan mati pasal 359 atau luka berat pasal 360, maka akan dihukum lebih berat.
Sehubungan dengan aturan tindak pidana malpraktik maka diperlukan pembuktian terhadap tindak pidana malpraktik tersebut. Pembuktian dalam hal
malpraktik merupakan upaya untuk mencari kepastian yang layak melalui pemeriksaan dan penalaran hukum tentang benar tidaknya peristiwa itu terjadi dan
Universitas Sumatera Utara
mengapa mengapa peristiwa itu terjadi. Jadi tujuan pembuktian ini adalah untuk mencari dan menemukan kebenaran materil, bukan mencari kesalahan terdakwa.
Berdasarkan Pasal 184 KUHAP yang dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah adalah keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa.
Berdasarkan Pasal 183 KUHAP hakim dapat menjatuhkan pidana dengan syarat ada dua alat bukti yang sah dan keyakinan hakim yang diperoleh dari dua alat
bukti tersebut atau sistem pembuktian menurut teori ‘negative wetelijk’, karena menggabungkan antara unsur keyakinan hakim unsur alat-alat bukti yang sah
menurut UU.
A. Keterangan saksi
Berdasarkan Pasal 1 butir 26 KUHAP, saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar
sendiri, ia lihat sendiri ia alami sendiri. Keterangan saksi ini menurut Pasal 1 butir 27 KUHAP merupakan salah satu dari alat bukti dalam
perkara. Untuk menggunakan keterangan saksi sebagai alat bukti diperlukan paling sedikit 2 orang saksi, karena satu saksi bukan saksi
unus testis nullus testis. Dalam kasus ini beberapa saksi dapat diajukan di dalam persidangan pidana antara lain saksi korban, dokter anestesi
perawat yang turut dalam tindakan operasi. Keluarga penderita tidak dapat dijadikan saksi karena mereka termasuk memiliki hubungan
keluargasemenda sampai derajat ketiga dengan terdakwa yang dilarang
Universitas Sumatera Utara
menjadi saksi berdasarkan Pasal 168 KUHAP dgn kekecualian Pasal 169.
24
B. Keterangan ahli
Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang berkeahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan. Seorang dokter yang sederajat keahliannya dapat dijadikan pemberi keterangan ahli
dalam penunjukannya akan lebih baik apabila berkonsultasi dengan IDI. Mereka termasuk dalam kelompok yang memiliki keahlian khusus dalam
bidang tertentu seperti yang dimaksudkan dalam Pasal 1 butir 28, Pasal 120, Pasal 179 ayat 1 KUHAP. Keterangan ahli pada kasus ini
diperlukan untuk membuat suatu perkara pidana malpraktik tersebut menjadi lebih terang jelas.
C. Alat bukti surat
Rekam medik penderita selama menjalani perawatan di sarana kesehatan dapat dijadikan alat bukti surat, karena rekam medik dibuat
berdasarkan undang-undang UU no.292004. Dari rekam medik ini akan dapat dilihat apa yang dilakukan dokter selama operasi berlangsung dari
laporan operasi yang dibuat oleh dokter.
24
http:hukumkes.wordpress.com20080315aspek-hukum-pidana-dalam-pelayanan- kesehatan akses tanggal 13 Agustus 2013, jam : 13:43 WIB.
Universitas Sumatera Utara
D. Alat bukti petunjuk
Alat bukti petunjuk merupakan alat bukti berupa perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaiannya baik antara yang satu
dengan yang lain maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan telah terjadi suatu tindak pidana siapa pelakunya.
E. Keterangan terdakwa
Keterangan terdakwa merupakan pernyataan terdakwa tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau yang ia alami
sendiri. Keterangan dokter yang melakukan tindakan medik dapat dijadikan alat bukti yang kebenarannya dapat dicocokkan dengan rekam
medik.
Universitas Sumatera Utara
BAB III FAKTOR PENYEBAB TINDAK PIDANA MALPRAKTEK