Penerapan hukum pidana terhadap tindak pidana malpraktek dalam

sosial mensyaratkan penghapusan pertanggungjawaban pidana kesalahan dan digantikan tempatnya oleh pandangan tentang perbuatan anti sosial. 47

C. Penerapan hukum pidana terhadap tindak pidana malpraktek dalam

kasus putusan MA No. 2010 KPid.Sus2010. 1. Kronologis . Pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut di atas , Terdakwa telah membantu persalinan saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin , pada saat merasakan kesakitan kurang lebih selama 30 menit , bayi yang dikandung oleh Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin belum juga lahir kemudian Terdakwa melakukan Episiotomi pengguntingan jalan lahir supaya bayi cepat keluar dengan menggunakan gunting epis yang berwarna silver sebanyak 3 tiga kali , pada saat terdakwa melakukan episiotomi yang pertama dan kedua saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin merasakan sakit biasa, pada saat di lakukan episotomi yang keti ga dubur terasa panas dan merasakan sakit yang teramat sangat pada dubur , setelah dilakukan episiotomi yang ketiga bayi lahir yang diikuti dengan keluarnya ari - ari kemudian Terdakwa melakukan bius lokal pada daerah sekitar vagina dan setelah dibius Terdakwa menjahit vagina sampai ke perineum jarak antara vagina dan dubur , pada saat di lakukan penjahitan pada vagina sampai ke perineum tersebut saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin merasakan sakit yang teramat sangat pada dubur , setelah 5 lima hari melakukan persalinan tersebut , saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin merasakan sakit pada dubur ketika buang air besar , pada saat itu terdakwa datang kerumah saksi Zain Arfi kawati Binti Zainul Arifin untuk memeriksa kondisi saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin dan saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin menanyakan kepada Terdakwa mengenai kondisinya tersebut dan Terdakwa menjawab bahwa rasa sakit tersebut karena saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin kurang makan sayur sehingga menyebabkan tinja keras dan dubur terasa sakit saat buang air besar , lalu keesokan harinya Terdakwa memberi obat pencahar dengan tujuan agar buang air besar lancar dan terdakwa juga memer iksa saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin mengatakan tidak apa- apa, padahal saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin merasakan sakit pada duburnya dan setiap saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin mengganti pembalut selalu ada darah bercampur tinja , tiga hari setelah diperiksa oleh Terdakwa, pada saat saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin membuang air besar merasakan ada yang mengganjal di vagina karena penasaran saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin memasukkan jari tangan ke vagina , setelah diambil ternyata tinja , selanjutnya tepatnya pada hari Minggu tanggal 4 Nopember 2007, saksi Zain Arfikawati Binti 47 Ibid halaman : 29. Universitas Sumatera Utara Zainul Arifin meminta tolong kepada ibunya yaitu saksi Sriwati untuk mengobati bekas jahitan pada vagina dan saat itu melihat bahwa vagina sampai dubur dalam keadaan robek kemudian terdakwa dihubungi lewat telepon mengenai kondisi saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin dan terdakwa menyarankan agar berobat ke dokter 2 dua bulan lagi setelah kondisinya sehat , melihat kondisi seperti itu oleh keluarganya saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri dengan kondisi vaginanya dalam keadaan robek sampai pada anus dan robeknya tidak beraturan , ada sebagian jahitan yang lepas pada vagina dan ada yang masih utuh serta terjadinya infeksi akibat adanya sisa feses kotoran buang air besar yang tertinggal dalam vagina , adanya jaringan baru jaringan granulasi yang tumbuh pada luka robek tersebut sesuairekam medis dari AKP dr.Ananingati , Sp.Og Binti Afnan Iljas bahwa kondisi pasien Zain Arfikawati terjadi ruptur perineum tingkat IV yaitu didapat robekan pada mukosa rektum dan terputusnya sting terani eksternus bagian depan adalah suatu bentuk penanganan yang dilakukan untuk pasien yang mengalami perlukaan jalan lahir tingkat IV akibat proses melahirkan dan pada hari Selasa tangga l6 Nopember 2007 saksi Zain Arfikawati Binti Zainul Arifin menjalani operasi ruptur vagina total operasi untuk membenahi vagina yang robek yang dilakukan oleh saksi AKP dr.Ananingati , Sp.Og Binti Afnan Iljas , menurut ahli Dr . Tutit , Sp.Og Bin Alm Moedjono menyatakan bahwa dalam Permenkes Nomor : 900Menkes SKVI I 2002 pasal 18 huruf g menyebutkan bahwa seorang bidan berwenang untuk melakukan penjahitan luka epiosiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II , bahwa tingkat perlakuan pada perineum dibagi 4 : Tingkat I : bila perlakuan hanya terbatas pada mukosa vagina atau kulit perineum; Tingkat II : adanya perlakuan yang lebih dalam dan luas ke vagina dan perineum dengan melukai fasia serta otot – otot diafragma urogenetale . Tingkat III : perlukaan yang lebih luas dan lebih dalam yang menyebabkan sting terani ekstemus terputus didepan. Tingkat IV : didapat robekan pada mukosa rektum dan terputusnya sting terani ekstemus terputus di depan . bila terjadi perlukaan pada perineum yang boleh dikerjakan oleh bidan untuk menjahit kembali adalah perlukaan Tingkat I dan Tingkat II , sedangkan perlukaan tingkat III dan tingkat IV harus di tangani emergensinya terlebih dahulu bila ada pendarahan dihentikan dulu dengan jahitan atau klem dan pean untuk menghentikan pendarahannya selanjutnya harus dirujuk ke rumah sakit yang ada dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan, apabila mengalami perlukaan tingkat IV dan sudah dilakukan operasi repair perbaikan maka apabila melahirkan kembali tidak dapat melahirkan secara normal dan harus dilakukan operasi caesar karena dikhawatirkan bila lahir normal jahitan repair yang lalu robek kembali dan saat dilakukan jahitan ulang kemungkinan sembuhnya lebih sulit , menurut ahli Dr.Tutit , Sp.Og Bin Alm Moedjono bahwa sesuai rekan medis yang dibuat oleh terdakwa yang berisikan : setelah bayi lahir spontan , plasenta ari - ar i dilahirkan lengkap, perineum ruptur tota l , dilakukan jahitan untuk mencegah pendarahan, semest inya sete lah penolong mengetahui ruptur total pada penderita dilakukan tindakan emergencynya saja menghentikan pendarahan selanjutnya segera dirujuk ke rumah sakit yang ada Dokter Spesialis Kebidanan dan penyakit kandungan dan sesuai dengan rekam medis yang dibuat oleh Dr . Ananingati , Sp.Og adalah Dr . Universitas Sumatera Utara Ananingati , Sp.Og te lah melakukan anamnise tanya jawab dan melakukan pemeriksaan tisik , disimpulkan adanya ruptur perineum tingkat IV dari diagnosa sementara maupun diagnosa akhir selanjutnya dilakukan repair operasi perbaikan dan dalam perawatan selanjutnya pada tanggal 11 Juli 2007 diperbolehkan pulang, pada tindakan operasi yang telah dilakukan oleh Dr . Ananingati , Sp.Og, telah sesuai dengan tindakan pada ruptur perineum tingkat IV dan sesuai dengan Visum Et Reper tum Nomor VR46NI I 2008 tanggal 15 Juli 2008 oleh dr . Yuliana , dokter Rumah Sakit Bhayangkara Tulungagung, dengan hasil pemeriksaan antara lain sebagai berikut : Alat Kelamin : - Luka lama dengan ukuran empat sentimeter , dibawah liang senggama Hymenselaput dara : - Luka lama di semua bagian hymenselaput dara. Cairan Kemaluan : - Cairan kemaluan positif warna jernih . Dan kesimpulannya bahwa seorang perempuan sadar penuh, didapatkan luka lama dengan ukuran empat sentimeter dibawah liang senggama, luka lama di semua bagian hymenselaput dara, akibat persentuhan dengan benda tumpul . Cairan kemaluan positif warna jernih . 2. Dakwaan. a. Primair : diancam pidana dalam pasal 82 ayat 1 huruf a Undang- undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan yang telah diperbaharui Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dimana tercantum dalam ketentuan pidana BAB XX pasal 190 ayat 1 dan 2. b. Subsidair : diancam pidana dalam pasal 360 ayat 1 KUHP. 3. Tuntutan. Membaca tuntutan pidana JaksaPenuntut Umum Kejaksaan Negeri di Tulungagung tanggal 10 Desember 2010 sebagai berikut : a. Menyatakan terdakwa Choirul Masruroh Binti Ali Musmin te lah bersalah melakukan tindak pidana Tanpa keahlian dan kewenangan dengan sengaja melakukan pengobatan dan atau perawatan sebagaimana d i atur dalam pasal 82 ayat 1 huruf a Universitas Sumatera Utara Undang- undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dalam Dakwaan Primair ; b. Menjatuhkan pidana terh a d a p t e r dakwa Choirul Masruroh Binti Ali Musmin dengan pid a n a p en j a ra se l a m a 1 satu tahun 6 enam bulan ; c. Menyatakan barang bukti beru pa : Rekam medis atas n a m a pas i en Zain Arfikawati Binti Zainul Ar i f i n yang dibuat oleh bidan Choiru l Masruroh Bint i Ali Musmin ; - 1 satu buah guntin g ep i s mili k Choirul Masruroh B i nt i Ali Mus min y an g digunakan untu k m enolong p r oses pe r salinan melahi r kan terhada p pasien Zain Arfi k aw a t i B in t i Zainu l Arifin ; - 1 satu buah jarum d a n be n ang y ang d i gunakan untuk pe nj a hi ta n luka episiotomi pasien Zai n Arf i kawat i B inti Zainul Arifin ; Dikembalikan kepada terdakwa - Rekam medis atas n a m a pasien Za i n Arfikawati B i nt i Za i nu l Ar i f in yang dikeluarkan da ri RS B h ayangka r a Kediri sewaktu dilakukan ope r as i repair vag i na o pe r a si pe r ba i kan vagina atau jalan lahir pada vagina sampa i anus pada tanggal 6 N op e m ber 2007 dikembalikan kepada Rumah Sakit Bhayangkara Kediri . Universitas Sumatera Utara d. Menetapkan supay a t erdakwa dibeban i b i aya perkara sebesa r Rp . 5. 000 , - lima ribu rupiah . Membaca putusan Pengadilan Negeri di Tulungagung No. 320Pid .B 2009PN.Ta tanggal 27 Januari 2010 yang amar lengkapnya sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa Choirul Masruroh Binti Ali Musmin tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan Primair ; 2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari dakwaan Primair tersebut ; 3. Menyatakan terdakwa Choirul Masruroh Binti Ali Musmin telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana karena kealpaanya menyebabkan orang lain mengalami luka berat ; 4. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 satu tahun; 5. Menyatakan terdakwa tetap berada di luar tahanan sampai dengan adanya putusan Universitas Sumatera Utara pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap ; e. Menyatakan barang bukti berupa : - Rekam medis atas n a m a pas i en Zain Arfikawati Binti Zainul Ar i f i n yang dibuat oleh bidan Choiru l Masruroh Bint i Ali Musmin ; - 1 satu buah guntin g ep i s mili k Choirul Masruroh B i nt i Ali Mus min y an g digunakan untu k m enolong p r oses pe r salinan me lahi r kan terhada p pasien Zain Arfi k aw a t i B in t i Zainu l Arifin ; - 1 satu buah jarum d a n be n ang y ang d i gunakan untuk pe nj a hi ta n luka episiotomi pasien Zai n Arf i kawat i B inti Zainul Arifin ; Dikembalikan kepada terdakwa; - Rekam medis atas n a m a pasien Za i n Arfikawati B i nt i Za i nu l Ar i f in yang dikeluarkan da ri RS B h ayangka r a Kediri sewaktu dilakukan ope r as i repair vag i na o pe r a si pe r ba i kan vagina atau jalan lahir pada vagina sampa i anus pada tanggal 6 N ov e m ber 2007 dikembalikan kepada Rumah Sakit Bhayangkara Kediri ; f. Menetapkan Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000, - lima ribu rupiah ; Membaca putusan Pengadilan Universitas Sumatera Utara Tinggi No. 218PID2010PT.SBY tanggal 06 Mei 2010 yang amar lengkapnya sebagai berikut : - Menerima permintaan banding dari Terdakwa maupun Jaksa Penuntut Umum; - Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Tulungagung tanggal 27 Januari 2010 No. 320Pid .B 2009PN.Ta yang dimintakan banding tersebut ; - Membebankan biaya perkara pada Terdakwa dalam kedua tingkat pengadilan yang ditingkat banding sebesar Rp. 5.000, - lima ribu rupiah ; Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi No. 06Akta .P i d 2010PN.Ta yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Tulungagung yang menerangkan, bahwa pada tanggal 20 dan 26 Juli 2010 Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut ; Memperhatikan memori kasasi tanggal 27 Juli 2010 dan tanggal 6 Agustus 2010 dari Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri Tulungagung masing- masing pada tanggal 27 Juli 2010 dan tanggal 06 Agustus 2010 4. Putusan. M E N G A D I L I : Universitas Sumatera Utara Menolak Permohoan Kasasi dari Pemohon Kasasi : JaksaPenuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tulungagung tersebut ; Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : CHOIRUL MASRUROH Binti ALI MUSMIN tersebut ; Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi No. 218PID2010PT.SBY tanggal 06 Mei 2010 yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri No. 320Pid .B2009 PN.Ta tanggal 27 Januari 2010 ; MENGADILI SENDIRI : Menyatakan terdakwa CHOIRUL MASRUROH Binti ALI MUSMIN tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan JaksaPenuntut Umum dalam semua dakwaannya ; Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari semua dakwaan tersebut ; Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya ; Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat peradilan kepada Negara ; 5. Analisis Putusan sanksi pidana malpraktek yang dilakukan oleh bidan Studi kasus : putusan MA.No.2101 KPid.Sus2010 A. Bentuk – bentuk putusan hakim dalam perkara pidana 1. Putusan Bebas VrijspraakAcquittal 48 48 Lilik Mulyadi, Seraut Wajah Putusan Hakim dalam Hukum Acara Pidana Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2010, halaman : 179-180. Universitas Sumatera Utara Pasal 191 ayat 1 KUHAP beserta penjelasannya menentukan putusan bebas vrijspraak dapat terjadi apabila : a. Dari hasil pemeriksaan di sidang pengadilan. b. Kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum karena :  Tidak terdapatnya alat bukti seperti ditentukan asas minimum pembuktian menurut undang-undang secara negatif negatief wettelijke bewijs theorie sebagaimana dianut oleh KUHAP. Misalnya, hakim dalam persidangan tidak menemukan satu alat bukti berupa keterangan terdakwa saja pasal 184 ayat 1 huruf e KUHAP atau satu alat bukti petunjuk saja Pasal 184 ayat 1 huruf d KUHAP.  Majelis hakim berpendirian terhadap asas minimum pembuktian sesuai undang-undang telah terpenuhi, misalnya, adanya dua alat bukti berupa keterangan saksi Pasal 184 ayat 1 huruf a KUHAP dan alat bukti petunjuk Pasal 184 ayat 1 huruf d KUHAP. Akan tetapi, majelis hakim tidak dapat menjatuhkan pidana karena tidak yakin akan kesalahan terdakwa. c. Oleh karena itu, majelis hakim menjatuhkan putusan bebas vrijspraakacquittal kepada terdakwa. Selanjutnya, jika ditelaah dari aspek teoretis, hakikatnya bentuk-bentuk putusan bebasacquittal dikenal adanya beberapa bentuk, yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Pembebasan murni atau de “zuivere vrijspraak” di mana hakim membenarkan mengenai “feiten”-nya na alle noodzakelijke voorbeslissingen met juistheid te hebben genomen. b. Pembebasan murni atau de “onzuivere vrijspraak” dalam hal “bedekte nietigheid van dagvaarding “ batalnya dakwaan secara terselubung atau “ perampasan yang menurut kenyataannya tidak didasarkan pada ketidakterbuktian dalam surat dakwaan”. c. Pembebasan berdasarkan alasan pertimbangan kegunaan atau de “vrijspraak op grond doelmatigheid overwegingen” bahwa berdasarkan pertimbangan haruslah diakhiri suatu penuntutan yang sudah pasti tidak akan ada hasilnya berustend op de overweging, dat een eind gemaakt moet worden aan een noodzakelijk op niets uitlopende, vervolging. d. Pembebasan yang terselubung atau de “bedekte vrijspraak” di mana hakim telah mengambil putusan tentang “feiten” dan menjatuhkan putusan “pelepasan dan tuntutan hukum”, padahal menurut HR putusan tersebut berisikan suatu “pembebasan secara murni”. 2. Putusan pelepasan dari segala tuntutan hukum onslag van alle rechtsvervolging. Pasal 191 ayat 2 KUHAP terhadap putusan pelepasan dari segala tuntutan hukum onslag van alle rechtsvervolging terjadi jika 49 : 49 Ibid, halaman :187. Universitas Sumatera Utara a. Dari hasil pemeriksaan di depan sidang pengadilan. b. Perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum, tetapi perbuatan tersebut bukanlah merupakan tindak pidana, melainkan, misalnya, termasuk yurisdiksi hukum perdata, adat, atau dagang. c. Perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi amardiktum putusan hakim melepaskan terdakwa dari segala tuntutan hukum karena adanya alasan pemaaf strafuitsluitings- grondenfeit de’axcuse dan alasan pembenar rechtsvaardigings-grond, seperti :  Kurang sempurna akalnya atau sakit berubah akalnya Pasal 44 ayat 1 KUHP  Keadaan memaksa atau overmacht Pasal 48 KUHP  Pembelaan darurat atau noodwer Pasal 49 KUHP  Melakukan perbuatan untuk menjalankan peraturan perundang-undangan Pasal 50 KUHP  Melakukan perbuatan untuk menjalankan perintah jabatan yang diberikan oleh kuasa yang berhak untuk itu Pasal 51 KUHP 3. Putusan pemidanaan Veroordeling Universitas Sumatera Utara Pada asasnya, putusan pemidanaan atau “veroordeling” diatur dalam Pasal 193 ayat 1 KUHAP dengan redaksional bahwa 50 : “Jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan pidana”. Apabila dijabarkan lebih intens, detail, dan terperinci terhadap putusan pemidanaan dapat terjadi jika : a. Dari hasil pemeriksaan di depan persidangan. b. Majelis hakim berpendapat bahwa :  Perbuatan terdakwa sebagaimana didakwakan jaksapenuntut umum dalam surat dakwaan telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum.  Perbuatan terdakwa tersebut merupakan ruang lingkup tindak pidana kejahatan misdrijven atau pelanggaran overtredingen;dan  Dipenuhinya ketentuan alat-alat bukti dan fakta-fakta di persidangan Pasal 183 dan Pasal 184 ayat 1 KUHAP. c. Oleh karena itu, majelis hakim lalu menjatuhkan putusan pemidanaan veroordeling kepada terdakwa. 50 Ibid, halaman: 194. Universitas Sumatera Utara Pada putusan MA No. 2101 KPid.Sus2010, hakim memutuskan bebas terdakwa CHIORUL MASRUROH Binti ALI MUSMIN dengan pertimbangan hakim sebagai berikut : I. Terdakwa 1. Bahwa Terdakwa mohon perhatian Mahkamah Agung mengenai Putusan Pengadilan Tinggi yang serta merta menguatkan putusan pengadilan negeri Tulungagung mengenai terpenuhinya unsur karena kealpaan sehingga menyebabkan orang lain luka berat , perlu dikemukakan Judex Facti sebagai terungkap dimuka persidangan :  Terdakwa melakukan pengguntingan merupakan tindakan yang disengaja sebagai tindakan medis dan dibenarkan yaitu berupa pengguntingan pada jalan lahir dalam proses pesalinan dimaksudkan untuk mempercepat keluarnya janin dan tidak ada batasan sampai berapa kali epiosotomi dapat dilakukan ;  Perobekan sampai menembus anus merupakan luka yang umum dan bisa terjadi pada siapa saja didalam suatu persalinan hal mana bisa diakibatkan kondisi ibu yang tidak kooperatif sehingga terjadi robekan yang tidak beraturan sehingga karenanya tidak dapat dikualifisir sebagai suatu kelalaian yang dilakukan Terdakwa;  Tindakan Terdakwa selaku seorang Bidan melakukan penjahitan luka tingkat IV dari kajian medis masih diperkenankan sebagai tindakan emergency menyelamatkan Ibu berupa tindakan menghentikan terjadinya perdarahan dan oleh sebab itu tindakan Terdakwa juga tidak dapat dikualifikasi sebagai suatu kealpaan melainkan tindakan kesengajaan yang diharuskan ataupun dibenarkan sebagai tindakan emergency menyelamatkan nyawa ibu ;  Tidak segera melakukan rujukan berupa pengiriman ke dokter ahli sebagai dokter yang lebih berwenang pun kalau dibandingkan dengan tindakan emergency Universitas Sumatera Utara menyelamatkan nyawa ibu sebagai tindakan menghentikan pendarahan merupakan tindakan yang harus didahulukan , perkara jadi tidaknya jahitan yang dilakukan Terdakwa merupakan suatu keadaan di luar kemampuan manusia karenanya dapat dikualifisir sebagai tindakan yang dilakukan dalam keadaan darurat noodtoestand ; 2. Berpijak dari pertimbangan hukum Mahkamah Agung tersebut secara nyata terbukti dimuka persidangan adanya Judex Facti.  Tindakan Terdakwa selaku seorang Bidan melakukan penjahitan luka tingkat IV dari kajian medis masih diperkenankan sebagai tindakan emergency menyelamatkan Ibu berupa tindakan menghentikan terjadinya perdarahan.  Keterangan saksi dr Ananingati ,Sp .Og dan saksi ahli dr Tutit Lazuardi , Sp. Og. Bersesuaian Perobekan sampai menembus anus merupakan luka yang umum dan bisa terjadi pada siapa saja didalam suatu persalinan hal mana antara lain bisa diakibat kan kondisi ibu yang tidak kooperatif sehingga terjadi robekan yang tidak beraturan , yang pasti bukan akibat kelalaian Terdakwa  Dalam ilmu pengetahuan hukum pidana, kelalaian culpoos menjadi penting dalam hukum pidana ataupun tindak pidana apabila sikap batin tersebut terbentuk sebelum perbuatan diwujudkan dan bukan setelah diwujudkan aquo Terdakwa sebelum melakukan penjahitan luka tingkat IV bukan merupakan perbuatan melawan hukum karena dari kajian medis merupakan tindakan emergency menyelamatkan Ibu berupa tindakan menghentikan terjadinya perdarahan. 3. Bahwa selain dari pada itu Terdakwa juga tidak dapat dikualifikasi menyebabkan terjadinya luka berat sebagai unsur utama dari pasal 360 KUHP karena robek nya vagina sampai kedubur Iuka tersebut merupakan luka yang disebabkan karena komplikasi persalinan , Judex Facti sebagai terungkap dimuka persidangan : Universitas Sumatera Utara  Keterangan saksi dr Ananingati ,Sp .Og dan saksi ahli dr Tutit Lazuardi , Sp.Og. bersesuaian perobekan sampai menembus anus merupakan luka yang umum dan bisa terjadi pada siapa saja didalam suatu persalinan hal mana antara lain bisa diakibatkan kondisi ibu yang tidak kooperatif sehingga terjadi robekan yang tidak beraturan.  Dalam pertimbangan hukum putusan Pengadilan Negeri Tulungagung halaman 39 yang dibenarkan oleh Pengadilan Tinggi Surabaya Majelis Hakim tingkat pertama mengutip keterangan Dr . Ananingati ,Sp .Og . dan saksi Ahli Dr . Tutit Lazuardi , Sp.Og. Yang menerangkan saksi tidak bisa menentukan apakah perlukaan pada saksi Zain Artikawati binti Zainul Arifin terjadi karena kesalahan bidan dalam melakukan Episiotomi atau karena kontraksi dan perlukaan tersebut dapat terjadi pada siapapun baik yang menangani Bidan ataupun dokter . Berdasarkan uraian tersebut unsur adanya luka berat yang disebabkan tindakan terdakwa tidak terpenuhi adanya dan oleh sebab itu maka terdakwa tidak dapat dipersalahkan melanggar ketentuan pasal 360 ayat 1 KUHP. II. JAKSA PENUNTUT UMUM 1. Dari fakta - fakta yang terungkap dalam persidangan dari keterangan saksi - saksi , surat , petunjuk dan keterangan terdakwa dan barang bukti yang diajukan dalam persidangan dapat diuraikan sebagai berikut :  Berdasarkan keterangan saksi dr . Ananingati ,Sp .Og Binti Afnan Iljas , keterangan ahli dr . Tutit Lazuardi ,Sp ,Og B i n Alm. Moedjono dan keterangan terdakwa bahwa perlukaan yang d i alami oleh saksi Zain Arfi kawati tersebut adalah jenis perlukaan tingkat IV yaitu robekan pada mukosa rektum dan terputusnya sfingterani eksternus terputus didepan;  Berdasarkan keterangan saksi dr . Ananingati , Sp.Og Binti Afnan Iljas , keterangan ahli dr . Tutit Lazuardi , Sp.Og Bin Alm . Moedjono bahwa terhadap jenis perlukaan tingkat IV, bidan harus segera merujuk ke rumah sakit agar di tangani oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan, bidan hanya dapat menjahit Universitas Sumatera Utara situasional saja atau emergencynya saja untuk menghentikan pendarahan selanjutnya harus segera merujuk ke rumah sakit ;  Berdasarkan keterangan saksi Zain Arfikawati B i nti Zainul Arifin , Moch . Iqbal Safri Ansah Bin Ali Akbar Syah , Sri Murtini Binti Alm. Moh . Sarip , Sriwati , Sp Bint i Alm. Le t tu Tanem dan keterangan terdakwa bahwa terdakwa tidak pernah merujuk pasien Zain Arfikawati ke rumah sakit ;  Berdasarkan keterangan saksi Zain Arfikawati Bint i Zainul Arifin , Sriwati , Sp Binti Alm . Lettu Tanem bahwa Sriwati pada saat mengobati bekasjahitan mengetahui bahwa vag i na hingga ke dubur dalam keadaan robek kemudian terdakwa dihubungi lewat telepon mengenai kondisi Zain Arfikawati , terdakwa datang dan menyarankan agar berobat ke dokter 2 dua bulan lagi setelah kondisinya sehat;  Berdasarkan keterangan saksi Zain Arfikawati Bint i Zainul Arifin , Moch . Iqbal Safri Ansah Bin Ali Akbar Syah, Sri Murtini Binti Alm. Moh. Sarip , Sriwati ,Sp B i nt i Alm . Lettu Tanem , dr. Ananingati ,Sp .Og Binti Afnan Iljas bahwa melihat kondisi Zain Arfikawati seperti itu sehingga pada senin tanggal 5 Nopember 2007, saksi Zain Arfikawati dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dan di tangani oleh dr . Ananingati ,Sp .Og Binti Afnan Iljas dengan kondisi vaginanya dalam keadaan robek sampai pada anus dan robeknya tidak beraturan , ada sebagian jahitan yang lepas pada vagina dan ada yang masih utuh serta terjadinya infeksi akibat adanya sisa feses kotoran buang air besar yang tertinggal dalam vagina , adanya jaringan baru jangan granulasi yang tumbuh pada luka robek tersebut ;  Berdasarkan bukti surat rekam medis dari AKP dr . Ananingati , Sp . Og Binti Afnan Iljas bahwa kondisi pasien Zain Arfi kawati terjadi ruptur perineum tingkat IV yaitu didapat robekan pada mukosa rektum dan terputusnya sfing terani eksternus bagian depan adalah suatu bentuk penanganan yang dilakukan untuk pasien yang mengalami perlukaan jalan lahir tingkat IV akibat proses melahirkan ;  Menurut keterangan ahli Dr . Tutit , Sp.Og Bin Aim Moedjono bahwa dalam Permenkes Nomor : 900MenkesSKVII 2002 pasal 18 huruf 9 menyebutkan bahwa seorang bidan berwenang untuk melakukan penjahitan luka epiosiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II ; Universitas Sumatera Utara  Berdasarkan keterangan saksi AKP dr . Ananingati ,Sp .Og Binti Afnan Iljas , keterangan ahli Dr . Tutit ,Sp .Og Bin Aim Moedjono dan keterangan terdakwa, bahwa akibat jangka panjang yang dialami oleh saksi Zain Arfikawati karena mengalami perlukaan tingkat IV dan sudah dilakukan operasi repair perbaikan , apabila akan melahirkan lagi tidak dapat melahirkan secara normal tetapi harus dengan operasi caesar ; 2. Menimbang, bahwa terlepas dari alasan- alasan yang diajukan para Pemohon Kasasi tersebut di atas , menurut pendapat Mahkamah Agung Judex Facti telah salah menerapkan hukum pembuktian dalam mempertimbangkan “unsur “karena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka berat ” , dengan pertimbangan sebagai berikut :  bahwa luka yang dialami korban, yaitu luka sampai ke anus, sesuai pertimbangan Judex Facti tidak dapat dibuktikan sebagai akibat dari perbuatan Terdakwa, karena luka tersebut bisa terjadi diakibat kan bayi yang dilahirkan saksi korban terlalu besar berat 4 kg dengan panjang 57 cm ;  bahwa Judex Facti dalam pertimbangannya mengemukakan bahwa perbuatan Terdakwa yang tidak mau memberi rujukan kepada korban untuk ke Rumah Sakit , dipandang sebagai kealpaan Terdakwa yang menimbulkan luka yang dialami korban, bahwa luka yang diderita saksi korban, tidak mungkin diakibatkan karena Terdakwa tidak memberirujukan , karena luka tersebut sudah ada sebelumnya , lagi pula tidak dapat dibuktikan luka tersebut sebagai akibat dari perbuatan Terdakwa;  bahwa luka yang dialami korban bukan merupakan suatu “ luka berat ” seperti yang diatur dalam pasal 90 KUHP; bahwa berdasarkan pertimbangan - pertimbangan tersebut di atas , unsur delik “ karena kealpaannya menyebabkan orang lain terluka berat ” tidak terpenuhi disebabkan karena perbuatan Terdakwa; Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung. Universitas Sumatera Utara 1. Tentang pertimbangan hukum. Menurut Penulis Mahkamah Agung dalam putusannya menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti melakukan tindak pidana yaitu kealpaan terdakwa sudah tepat. Dakwaan primair terdakwa berisikan tentang terdakwa yang seharusnya menginformasikan kondisi korban kepada dokter sehingga tidak akan menimbulkan luka kepada korban, hal ini dilakukan terdakwa karena lebih mengutamakan kondisi korban dengan memberikan pertolongan pertama ketimbang memberikan rujukan kepada dokter. Dakwaan sub sidair terdakwa berisikan tentang luka berat akibat kesalahan terdakwa sudah tepat bahwa terdakwa tidak terbukti melakukan tindak pidana. Luka yang timbul bukan dikarenakan perbuatan terdakwa akan tetapi sebelum terdakwa memberikan bantuan medis, luka tersebut telah ada. 2. Tentang bunyi putusan. Bunyi putusan Mahkamah Agung yang membebaskan dan memulihkan hak-hak terdakwa sudah tepat. Alasannya perbuatan terdakwa dilakukan terdakwa sebagai pertolongan pertama kepada korban, luka yang timbul sudah ada sebelum pertolongan yang diberikan terdakwa. Masalah kealpaan yang didakwakan kepada terdakwa pada Pengadilan Tinggi tidak tepat karena telah terjadi kekeliruan. Masalah kelalaian dalam tindak pidana malpraktek seharusnya tidak langsung dibawa ke proses hukum akan tetapi dimintakan terlebih dahulu pendapat dari Majelis Etika Universitas Sumatera Utara Kebidanan, hal ini sesuai dengan standar profesi pelayanan bidan Kepmenkes No.900MenkesSKVIITahun 2002. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Analisa Hukum Penetapan Ahli Waris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Medan No. 1229/Pdt.G/2010/PA/Mdn)

10 177 117

Penerapan Sanksi Pidana Pada Kasus Kelalaian Pengemudi Yang Menimbulkan Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan No.854 /Pid.B/2012/Pn.Mdn )

2 81 84

Penyelesaian Tindak Pidana Malpraktek Yang Dilakukan Oleh Bidan Dalam Perawatan Pasiennya (Analisis Kasus No. 3344/pid.B/2006/PN Mdn)

6 166 101

Penyelesaian Tindak Pidana Malpraktek Yang Dilakukan Oleh Bidan Dalam Perawatan Pasiennya (Analisis Kasus No. 3344/pid.B/2006/PN Mdn)

3 71 101

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI TANJUNG KARANG TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Putusan Pengadilan Negeri Nomor: 46/Pid.B(A)/2012/PN.T.K.)

0 45 52

TINDAK PIDANA PERKOSAAN YANG DILAKUKAN OLEH AYAH KANDUNG TERHADAP ANAKNYA. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta).

0 0 16

PUTUSAN PIDANA OLEH HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA YANG DILAKUKAN OLEH REMAJA DI KOTA PADANG (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Padang).

0 1 7

FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA TINDAK PIDANA PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Padang).

0 1 8

ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR : STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI GRESIK NO.368/PID. B/2012/PN.GRESIK.

0 1 76

TINJAUAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN BERUPA PIDANA PENJARA DALAM KASUS TINDAK PIDANA PENGGUNAAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SEMARANG) - Unika Repository

0 0 14