produknya. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah berat tubuh minimal 500 gr per ekornya dengan kualitas nomor 1 dan tujuan ekspornya adalah Singapura, Hongkong,
Saudi Arabia, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa. Tim Karya Tani Mandiri, 2009.
Pembesaran ikan nila merupakan salah satu proses dalam budidaya ikan yang bertujuan untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi. Pada usaha budidaya ikan,
pembesaran merupakan segmen usaha yang banyak dilakukan oleh para pembudidaya ikan. Dalam melakukan pembesaran, ikan ini relatif tidak terlalu sulit karena
ketrampilan yang dibutuhkan tidak sesulit dalam melakukan pembenihan ikan. Pada kegiatan pembesaran ikan, hal yang perlu diperhatikan adalah wadah yang
akan digunakan dalam proses pembesaran, padat penebaran, pola pemberian pakan, pencegah terhadap hama, dan penyakit ikan, pengontrolan pertumbuhan serta
pengelolaan kualitas air.
2.4. Pakan Ikan
Pakan merupakan sumber energi bagi ikan. Tanpa makanan, ikan tidak akan tumbuh dan berkembang biak. Pakan yang dapat diberikan untuk ikan nila adalah
sebagai berikut: 1. Pakan alami
Yaitu makanan hidup bagi larva dan benih ikan yang diperoleh dari perairan kolam atau membudidayalcannya secarah terpisah.Ikan nila merupakan ikan
pemakan plankton yang tumbuh disekitarnya. 2. Pakan tambahan
Adalah pakan yang diberikan dalam bentuk apa adanya kepada ikan seperti daun-daunan, limbah rumah tangga, keong, dan lain-lain. Pakan ini dibuat
dengan susunan bahan tertentu dengan gizi sesuai keperluan. 3. Pakan buatan
Universitas Sumatera Utara
Berbentuk pelet, larutan emulsi, suspensi , lembaran flake atau waver , dan remahan. Ikan nila yang dipelihara secara intensif cara modem dan semi
intensif cara madya memerlukan pakan buatan. Untuk induk ikan nila pemberian pakan tambahan berupa, pelet yang
mengandung 30 – 40 protein dan kandungan lemak tidak lebih dari 3 adalah penting dalam pembentukan telur pada ikan yang memerlukan bahan protein yang
cukup dalam pakannya. Dalam praktiknya, baik pakan alami maupun pakan buatan diberikan kepada ikan dengan closis 3 – 5 dari bobot ikan perhari. Misalnya
pemberian pakan sebesar 4 per hari dari jumlah bobot ikan yang dipelihara dalam sate kolam. Jumlah ikan dalam kolam 500 ekor dengan berat per ekor ikan 100 gr.
Maka jumlah pakan yang diberikan untuk satu hari adalah: 500 ekor X 100 g X 4 = 2000 g atau 2 kg
Jadi jumlah pakan yang diberikan adalah sebanyak 2 kghari. http:zaldibiaksambas.wordpress.com20100620manajemen-pakan..
Mengingat ikan nila pemakan yang aktif di Siang hari. Maka berdasarkan pertimbangan dan pengamatan, dosis pakan yang diberikan dibagi ke dalam 2 – 4 kali
pemberian. Namun karena dengan pertimbangan ekonomis dan komersial, sering kali frekuensinya dibatasi hanya dua kali sehari. Carman Odang, Sucipto Adi, 2010.
2.5. Komposisi Pakan
Standar nutrisi pakan tambahan antara lain mengandung protein 25 – 40 , karbohidrat 10-12 , lemak 4-8 , serat kasar 5-13 dan kadar air 13-14
Afrianto E, dkk., 2005, http:suharjawanasuria.tripod.comikantawar01.htm Selain itu pabrik pakan juga melengkapinya dengan vitamin dan mineral
sebagai bahan tambahan dalam campurannya yang dikemas dalam bentuk premiks. Berikut adalah contoh vitamin dan mineral tambahan pada pakan ikan:
- Top mix : mengandung 12 macam vitamin A,D,E,K,B kompleks, asam
Universitas Sumatera Utara
amino essensia metionin dan lisin dan 6 mineral Mn,Fe,I,Zn,Co dan Cu, serta antioksidan BHT.
- Rhodiamix : mengandung 12 macam vitamin 12 macam vitamin A, D, E, K, B kompleks, asam amino essensia metionin, dan 8 mineral
Mg, Fe, Mo, Ca, I, Zn, Co dan Cu, serta antioksidan. - Mineral B12: mengandung tepung tulang, CaCO
3
, FeSO
4
, MnSO
4
, KI, CuSO
4
, ZnCO
3
, serta vitamin B12 http:zaldibiaksambas.wordpress.com20100620manajemen-pakan...
Pada dasarnya, pakan buatan yang sering kita jumpai termasuk dalam kelompok senyawa pakan dan silase ikan. Dua jenis senyawa pakan yang biasa dibuat
oleh pabrik pakan adalah pakan yang berbentuk tepung, pasta, cake, serta pakan yang berbentuk pelet.
Secara umum tepung ikan dikategorikan sebagai Fish Protein Consentrat FPC. Terdapat 3 tipe FPC yaitu A, B, dan C. Tepung ikan tipe A dan tipe B untuk
konsumsi manusia, sedangkan tipe C adalah untuk makanan ternak Buckle, et al.,1987.
Dalam menentukan kelas tipetipe tepung ikan terdapat standard tertentu, antara lain dengan memenuhi persyaratan mutunya. Persyaratan mutu tepung ikan
untuk pakan ternak yang harus dipenuhi dalam Standar Nasional Indonesia SNI dapat dilihat pada tabel 2.2, sedangkan persyaratan mutu tepung ikan menurut FAO
dalam Buckle et al. 1987, disajikan pada tabel 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Persyaratan Mutu Tepung Ikan untuk Pakan SNI 01-2715-1996 Persyaratan
K e l a s Mutu I
Mutu II
Mutu III
Kimia: - Air; maks.
- Protein kasar ;min. - Serat kasar ;maks.
- Abu;maks - Lemak;maks
- Kalsium;maks - Phospor;maks
- Garam;maks Mikrobiologi:
Salmonella pada 25 g
sample Organoleptik:
Nilai Minimum
10 65
1,5 20
8 2,5-5,0
1,6-3,2 2
Negatif
7 12
55 2,5
25 10
2,5-6,0 1,6-4,0
3
Negatif
6 12
45 3
30 12
2,5-7,0 1,6-4,7
4
Negatif
6
Sumber : Revisi Standar Nasional Indonesia No. 01-2715-1992
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Persyaratan Standar Mutu Tepung Ikan menurut FAO
Komposisi Tipe A
Tipe B Tipe C
Protein 67,5
65 60
Daya cerna pepsin ; min.
92 92
92 Lisin ; min.
6,5 dari protein 6,5 dari protein
6,5 dari protein Air ; maks.
10 10
10 Lemak;maks.
0,75 3
10 Klorida;maks
1,5 1,5
2 SiO
2
0,5 ;maks.
0,5 0,5
Bau, rasa Lemah
Tidak ada spesifikasi
Tidak ada spesifikasi
Sumber: FAO dalam Buckle et al.,1987
Universitas Sumatera Utara
2.6. Kebutuhan Mineral pada Ikan