Pembuatan larutan standar 100 ppm dari larutan induk 1000 ppm Pembuatan larutan standar 10 ppm dari larutan induk 100 ppm Larutan AgNO Standarisasi Larutan Standar AgNO

c. Larutan 1,10 fenantrolin

Sebanyak 0,1 g 1,10-fenantrolin monohidrat C 12 H 8 N 2 .H 2 O dilarutkan dalam 100 mL akuades, kemudian dipanaskan sampai 80

d. Pembuatan Larutan Induk Fe 1000 ppm dari kristal NH

C tidak boleh mendidih. 4 2 Fe 2 SO 4 Ditimbang dengan teliti 3,3571 g kristal NH 4 2 Fe 2 SO 4

e. Pembuatan larutan standar 100 ppm dari larutan induk 1000 ppm

, kemudian dimasukkan kedalam beaker glass 50 mL. Dilarutkan dengan akuades, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 1000 ml. Lalu diencerkan dengan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan. Dipipet sebanyak 5 ml larutan induk 1000 ppm, lalu dimasukkan kedalam labu 50 mL. Diencerkan dengan akuades hinga garis tanda dan dihomogenkan.

f. Pembuatan larutan standar 10 ppm dari larutan induk 100 ppm

Dipipet senyak 5 mL larutan induk 100 ppm, lalu dimasukkan kedalam labu takar 50 mL. Diencerkan dengan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan. g. Pembuatan larutan standar 1 ppm dari larutan standar 10 ppm. Dipipet sebanyak 5 mL larutan standar 10 ppm, lalu dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL. Diencerkan dengan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan. h. Pembuatan larutan seri standar 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ppm dari larutan standar 1 ppm. Dipipet masing-masing senyak 10 ml ; 20 mL; 30 mL; 40 ml larutan standar 1 ppm. Lalu dimasukkan masing-masing kedalam labu ukur 50 mL. Kemudian diencerkan dengan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.2.1.3. Pembuatan Pereaksi dan larutan standar untuk penentuan Cl a. Larutan NaCl 0,01 N

Sebanyak 0,585 g NaCl dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 1000 mL sampai garis tanda dan dihomogenkan. Universitas Sumatera Utara

b. Larutan AgNO

3 Sebayak 5,0961 gr AgNO 0,03N 3

c. Standarisasi Larutan Standar AgNO

dilarutkan dengan akuades dalam labu takar 1000 mL garis tanda dan dihomogenkan. Kedalam gelas Erlenmege dipipet 10 mL larutan AgNO 3 3 kemudian dititrasi dengan larutan standar NaCl 0,01 N. Kemudian konsentrasi larutan standar AgNO 3 V dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1 N 1 = V 2 N 2 Dengan pengertian V 1 N =Volume larutan buku standard pimer yang digunakan mL 1 V =Normalitas larutan buku standard pimer yang digunakan 2 =Volume larutan AgNO 3 N mL 2 =Normalitas larutan AgNO

3.2.1.4. Pembuatan Pereaksi dan Larutan Standar untuk Penentuan Na metode flamephotometer

3 Pereaksi − Standar pokok 1000 ppm, pindahkan secara kuantitatif masing- masinglarutan standar induk Na di dalam ampul ke dalam labu ukur 1000 mL. Impitkan dengan air bebas ion sampai dengan tanda garis, kocok. − Standar campuran 100 ppm standar campuran 1. Pipet 20 mL standar pokok 1000 ppm Na ke dalam labu ukur 100 mL dan diimpitkan dengan air bebas ion sampai tanda garis. − Standar campuran 10 ppm standar campuran 2. Pipet 10 mL larutan standar campuran 1 ke dalam labu ukur 100 mL dan diimpitkan dengan air bebas ion sampai tanda garis. − Deret standar campuran 0 – 10 ppm Na. Pipet larutan standar campuran 2 masing-masing 0 ; 1 ; 2 ; 4; 6; 8; 10 mL ke dalam tabung kimia, tambahkan air bebas ion hingga setiap tabung berisi 10 mL larutan dikocok. Universitas Sumatera Utara Deret standar campuran akan mengandung : S S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 0 1 2 4 6 8 10 ppm Na 6 − Larutan 25.000 ppm La Timbang 29,32 g La 2 O 3 , ditambah 100 mL HCl 25 dilarutkan dengan air bebas ion, kemudian diimpitkan tepat 1 L dan dikocok atau 67,0 gram LaCl 3 . 7H 2

3.2.2. Penentuan Kalsium Ca dengan metode titrimetri

O ditambah 15 mL HCl 25 dilarutkan dalam satu liter air bebas ion. Sebanyak 50 mL sampel air dipipet ke dalam erlenmeyer 250 mL kemudian ditambah sedikit demi sedikit NaOH 1 N sampai dicapai pH 12 diukur dengan indikator universal dan seujung spatula indikator mureksid. Setelah itu, sampel dititrasi dengan larutan standar EDTA 0,01 N secara perlahan – lahan sampai warna larutan berubah dari merah menjadi ungu. Dicatat banyaknya volume larutan standar EDTA 0,01 N yang digunakan perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Kadar Ca dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Kadar Ca = el volumesamp EDTA xNNa rCax mLtitranxA 2 1000 3.2.3. Penentuan Mg + Ca dengan metode titrimetri Sebanyak 50 mL sampel air sumur dipipet ke dalam erlenmeyer 250 mL kemudian ditambah 2 mL larutan penyangga 10 da seujung spatula indikator EBT. Kemudian sampel dititrasi dengan larutan standar EDTA 0,01 N secara perlahan – lahan sampai warna larutan berubah dari merah keunguan menjadi biru. Dicatat banyaknya volume larutan standar EDTA 0,01 N yang digunakan perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Kadar Mg dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Kadar Mg = mLsampel EDTA xNNa xArMgx mLCa mLCaMg 2 1000 −

3.2.4. Penentuan Fe total metode spektrofotometri

Sebanyak 50 mL sampel air sumur di pipet ke dalam erlenmeyer 250 mL kemudian ditambah 2 mL HCL p dan 2 mL NH 2 OH. HC1 kemudian dididihkan 15 sampai 20 menit diatas hot plate. Setelah itu, didinginkan kemudian ditambah 10 mL larutan buffer amonium asetat dan 2 mL 1,10 fenantrolin kemudian didiamkan selama 5 menit sehingga didapatkan larutan berwarna merah orange. Absorbansi larutan diukur dengan spektrofotometer Spektronik 20 pada λ max = 510 nm perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. 3.2.5.Pembuatan Kurva Standar Fe dengan metode spektrofotometri Larutan seri standar Fe 0,2 mgL dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan 2 mL HC1 p , 1 mL NH 2 OH.HC1 , 10 mL larutan buffer amonium asetat dan 2 mL 1,10 fenantrolin sehingga didapatkan larutan berwarna merah orange. Setelah itu, didiamkan 10 menit, kemudian diukur absorbansi larutan dengan spektrofoto meter spektronik 20 λ max = 510 nm perlakuan yang sama dilakukan sebanyak 3 kali dan dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar Fe 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan 1,0 mgL.

3.2.6. Penentuan Klorida Cl

- Dimasukkan sampel kedalam labu takar 50 mL, lalu diencerkan dengan penambahan akuades sampai garis tanda dan dihomogenkan. Dipipet 10 mL sampel dengan pipet volum dan dimasukkan kedalam erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 3 tetes indikator K dengan metode titrimetri 2 CrO 4 5. Dititrasi dengan larutan standar AgNO 3 0,0284 N sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah bata. Dicatat volume AgNO 3 yang digunakan. Dilakukan perlakuan yang sama sebanyak 3 kali. Universitas Sumatera Utara Kadar Mg dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Kadar Cl - el volumesamp xFp darxArClx sis xkonsentra anblanko volumetitr ansampel volumetitr 1000 tan − =

3.2.7. Penentuan Na metode flamephotometer

Pipet 10 mL contoh air ke dalam tabung kimia. Tambahkan 1 mL larutan 25.000 ppm La ke dalam setiap tabung contoh dan deret standar campuran dan dikocok. Ukur Na dalam contoh dengan flamephotometer, menggunakan deret standar sebagai pembanding. Perhitungan kation me l -1 Keterangan : = ppm kurvabst kation x fp ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko. fp = faktor pengenceran kalau ada bst kation = bobot setara kation Na=23

3.2.8. Pengukuran pH sampel

Sebanyak 100 mL sampel air dimasukkan kedalam gelas beaker 250 mL. Terlebih dahulu pH meter dikalibrasi dengan larutan buffer pH=7. Kemudian pH sampel diukur dengan menggunakan pH meter. Perlakuan sebanyak 3 kali. Universitas Sumatera Utara

3.3. Bagan Penelitian