Efesiensi penggunaan pupuk secara teknis

4.3.3.3. Efesiensi penggunaan pupuk secara teknis

Menurut Sumarjono 2004 efisiensi teknis menyatakan perbandingan antara penggunaan input dengan penggunaan input yang seharusnya. Untuk mengetahui efesiensi penggunaan pupuk secara teknis dilakukan perbandingan antara jumlah penggunaan pupuk yang mengandung unsur Nitrogen, Posfat dan Kalium dengan jumlah yang direkomendasikan dalam Permentan Nomor 40 Tahun 2007. Untuk dapat mengetahui secara lebih jelas perbandingan jumlah rata- rata penggunaan pupuk per hektar dilapangan dengan rekomendasi pemupukan berdasarkan Permentan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel. 4.14. Hasil Analisis Efesiensi Teknis Jumlah Penggunaan Pupuk di Kecamatan Tanjung Morawa musim tanam September – Desember 2013 Jumlah pupuk Jumlah yang digunakan di lapangan Kgha Jumlah yang direkomendasikan Kgha Jumlah penggunaan pupuk Nitrogen 124,52 115 Jumlah penggunaan pupuk Posfat 59,35 36 Jumlah penggunaan pupuk Kalium 26,54 30 Sumber : Data Primer diolah 2014 Tabel diatas menunjukkan bahwa penggunaan pupuk yang mengandung unsur Nitrogen, Posfat dan Kalium tidak efesien secara teknis. Penggunaan pupuk yang mengandung unsur Nitrogen dan Posfat cenderung berlebih, sedangkan penggunaan pupuk yang mengandung Kalium terlalu sedikit kurang. Apabila di break down untuk masing-masing sampel secara keseluruhan maka hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk yang mengandung Universitas Sumatera Utara unsur Nitrogen N, Posfat P 2 O 5 dan Kalium K 2 O cenderung berlebih atau kurang tidak efesien. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.15. Rangkuman Analisa Penggunaan Pupuk N, P 2 O 5 dan K 2 O oleh Petani dengan Rekomendasi sesuai Permentan No.40 tahun 2007 Uraian Penggunaan Pupuk Nitrogen N Penggunaan Pupuk Posfat P 2 O 5 Penggunaan Pupuk Kalium K 2 O Jumlah Responden orang Jumlah Responden orang Jumlah Responden orang Berlebih 52 65 32 Kurang 42 28 55 Sesuai 6 7 13 Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014 Lampiran Tabel diatas menunjukkan bahwa penggunaan pupuk Nitrogen lebih cenderung tidak sesuai sebesar 94 tidak sesuai dengan Rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian berdasarkan Kebutuhan pupuk untuk Kecamatan Tanjung Morawa, melalui Permentan Nomor 40 Tahun 2007. Penggunaan Pupuk Nitrogen N secara berlebih sebesar 52 dan sebesar 42 kurang dari jumlah yang direkomendasikan. Penggunaan pupuk Nitrogen N yang sesuai dengan rekomendasi berdasarkan Permentan Nomor 40 tahun 2007 hanya sebesar 6 . Sebesar 93 penggunaan pupuk Posfat tidak sesuai dengan Rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian berdasarkan Kebutuhan pupuk untuk Kecamatan Tanjung Morawa. Penggunaan Pupuk Posfat P 2 O 5 secara berlebih sebesar 65 dan sebesar 28 kurang dari jumlah yang direkomendasikan. Penggunaan pupuk yang mengandung Posfat P 2 O 5 yang Universitas Sumatera Utara sesuai dengan rekomendasi berdasarkan Permentan Nomor 40 tahun 2007 hanya sebesar 7 . Penggunaan pupuk Kalium K 2 O sebesar 87 tidak sesuai dengan Rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian berdasarkan Kebutuhan pupuk untuk Kecamatan Tanjung Morawa. Penggunaan Pupuk Kalium K 2 O secara berlebih sebesar 32 dan sebesar 55 kurang dari jumlah yang direkomendasikan. Penggunaan pupuk yang mengandung Kalium K 2 O yang sesuai dengan rekomendasi berdasarkan Permentan Nomor 40 tahun 2007 sebesar 13. Berdasarkan hasil analisa efesiensi penggunaan pupuk terhadap produksi, analisis efesiensi penggunaan pupuk secara ekonomi dan hasil analisis efesiensi penggunaan pupuk secara teknis menunjukkan bahwa penggunaan pupuk yang melebihi kebutuhan tanaman tidak memberikan dampak yang positif terhadap produksi padi sawah, sehingga tidak tercapai keuntungan yang maksimum. Hal ini sesuai Santoso 2010 yang menyatakan bahwa penggunaan pupuk yang berlebih merupakan pemborosan karena akan meningkatkan biaya untuk pembelian pupuk serta biaya untuk mengaplikasikan juga bertambah, tetapi tidak memberikan dampak yang positif terhadap tanaman padi bahkan dapat menurunkan produksi. Tidak tercapainya efesiensi jumlah penggunaan pupuk di Kecamatan Tanjung Morawa lebih besar disebabkan karena faktor dari petani, dimana karakteristik petani sering menggunakan pupuk yang tidak sesuai dengan jumlah yang tertuang di Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok RDKK. Universitas Sumatera Utara

4.3.4. Hasil Analisa terhadap Pengembangan Wilayah