kerap terlibat kegiatan sosial. Di penghujung 2010, bersama Komunitas Books for Hope, Olga berkunjung ke Lapas Anak Pria
Tangerang dan membagikan buku. Kesempatan itu, Olga memotivasi para penghuni Lapas dengan cerita masa kecilnya.
Dari kecil saya tumbuh dari buku. Saya tumbuh dengan budaya baca, bukan budaya nonton. Waktu kecil ya dimulai dari majalah
anak. Kelas 1 atau 2 SD saya sering baca Komikus komik. Kelas 3 sudah mulai baca novel. Kelas 5 sudah bisa menghabiskan novel-
novelnya Agatha Christie, ujar Olga. Ketika disinggung soal perkembangan minat baca anak-anak sekarang, Olga menuturkan
jika minat baca anak-anak di pedesaan masih amat tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak perkotaan. Olga menegaskan
bahwa membaca adalah sebuah kegiatan yang amat bermanfaat karena bisa meningkatkan daya imajinasi. Membaca adalah
kegiatan yang menyenangkan. Dengan buku mereka bisa bebas berimajinasi ke mana-mana, tegas Olga, penikmat musik jazz dan
pop ini. Selain untuk menggalakkan kebiasaan membaca di kalangan generasi muda, kegiatan sosial itu juga dilakoninya dalam
rangka menyeimbangkan hidup. Kita bekerja supaya bermanfaat untuk diri kita dan kalau bisa juga buat orang banyak. Aku merasa
masih kurang banget tapi terus berusaha untuk seimbang, tegas salah satu aktris pendukung film Eksul ini.
55
e. Rachel Maryam
Darah seni memang telah mengalir dalam diri Rachel. Nenek dari pihak ibunya adalah seorang pemetik harpa, sedangkan
nenek dari pihak ayahnya adalah seorang sinden. Bakat aktingnya mulai terasah saat bersekolah di SMUN 19 Bandung dan
bergabung di kelompok teater sekolahnya. Lulus SMU, Rachel
55
Diunduh dari http:www.tokohindonesia.combiografi
Copyright tokohindonesia.com, pada tanggal 12 Mei 2014, pada pukul 20.00
ingin melanjutkan belajar akting di Institut Kesenian Jakarta. Sayang ibunya, Marina Trijawati, yang telah bercerai dari ayahnya,
Indra Sayidina, menginginkan Rachel sekolah di perhotelan. Menuruti keinginan ibunya yang berdarah Jerman dan Sunda,
Rachel pun masuk ke Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, yang juga lazim disebut NHI, di jurusan Manajemen Tata Hidang Food
and Beverages Services. Merasa
salah tempat,
Rachel memutuskan
untuk meninggalkan kuliahnya. Rachel pun hijrah ke Jakarta dan terjun
ke dunia model. Namanya mulai dikenal setelah membintangi videoklip Sephia milik kelompok musik Sheila on 7. Berkat
aktingnya sebagai `kekasih gelap` pada klip tersebut, ia meraih penghargaan sebagai Model Klip Terbaik MTV 2001. Rachel pun
menjajal dunia seni peran. Berawal dari sinetron seperti Lupus Milenia danStrawberry, Rachel terjun ke layar lebar. Melalui film
Eliana, Eliana dan bersanding dengan pemain kawakan sekelas Jajang C. Noer, Rachel memulai sukses di dunia film. Walau tidak
segegap gempita film Ada Apa dengan Cinta, misalnya, Eliana, Eliana berhasil merebut penghargaan untuk kategori `Best Young
Cinema Award`, penghargaan dari kritikus film internasional dan `Best Promising Young Director` pada festival film di Singapura.
Sukses film pertamanya, diikuti oleh film-film berikutnya antara lain Arisan 2003, Janji Joni 2005, dan Vina Bilang Cinta
2005.Untuk menunjukkan keseriusan di dunia akting, Rachel sempat menimba ilmu akting selama tiga bulan di Jerman.
Keseriusan itu berbuah manis. Melalui film Arisan 2003, Rachel berhasil mendapatkan Piala Citra untuk predikat aktris pendukung
terbaik. Ia Bermain Sinetron Ibu Pungut Rumah Produksi Multivision Plus.
Meski sukses, Rachel pun pernah terjerat kasus pornografi ketika video dirinya yang sedang berganti baju di sebuah kamar
mandi tersebar luas tahun 2003. Tak hanya Rachel, dalam video itu