4.2.5. Utilitas.
Suatu bangunan yang dirancang pada akhirnya harus dapat dipakai dengan nyaman dan dinikmati. Hal kenyamanan ini akan dikaitkan dengan sistem utilitas
suatu bangunan. Sistem yang mengatur perangkat keras fungsi bangunan seperti keamanan, penghawaan, pencahayaan, pencegah dan penanggulangan kebakaran,
sanitasi, elektrikal, penangkal petir, pembuangan sampah, dan sistem akustik yang baik.
A. Keamanan
Faktor keamanan yang dimaksud adalah pengamanan dan perlindungan objek pameran terhadap kebakaran , pencurian , faktor alam , dan biologis . Suatu museum
harus memiliki standard sistem pengamanan dan perlindungan . Lima prinsip dasar pengamanan dan perlindungan objek koleksi :
• Pelingkup luar bangunan yang cukup kuat , seperti : pintu , jendela , dinding ,
dsb. •
Sistem alarm pencurian . Terdiri dari tiga bagian utama , yakni : sensor yang mendeteksi , panel kontrol yang mengakifkan mematikan alarm ,dan
penghubung langsung kepada aparat yang terkait. •
Sistem pengendalian kebakaran . meliputi sensor pendeteksi asap ,nyala api atau panas yang mengaktifkan alarm dan sistem pemadaman kebakaran
secara otomatis maupun manual •
Kewaspadaan dan kesigapan pengelola •
Peraturan kunjungan bagi pengunjung. Tiga tingkat pengamanan tempat pameran :
• Pengamanan tingkat I , meliputi : sensor deteksi pencurian , penggunaan
CCTV CCD ,penerangan eksterior , pengaktifan alarm selama waktu kunjungan.
• Pengamanan tingkat II , meliputi : Pengawasan daerah non-publik dan non-
koleksi , pengaktifan alarm saat waktu kunjungan berakhir. •
Pengamanan tingkat III , meliputi : objek pameran yang masuk ke bangunan harus dikarantinakan agar terhindar dari kerusakan biologis .
Universitas Sumatera Utara
Pengamanan yang penting lainnya adalah pengamanan terhadap kerusakan biologis , seperti :
• Pengaruh kelembapan udara , standart 45-60 , apabila diatas 70 , maka
benda koleksi akan rusak. •
Suhu udara ideal 20-26
o
C •
Pencahayaan , cahaya yang merusak adalah cahaya matahari langsung , cahaya buatan yang berlebihan .
• Serangan mikroorganisme
• Serangan serangga dan pengerat.
Cara untuk mengatasi kelembapan adalah dengan pengaturan bukaan sehingga sirkulasi udara mengalir dengan baik .
B. Penghawaan
Di dalam penghawaan memiliki dua sistem penghawaan, yaitu : 1.
Penghawaan Alami Penghawaan yang menggunakan udara secara langsung dari alam tanpa bantuan
sistem mekanik Kelebihan :
a. Kelancaran dan kebersihan sirkulasi udara
b. Kesejukan udara yang alami
c. Hemat energi dan ekonomis
Kelemahan : a.
Ruangan cepat kotor oleh debu-debu yang masuk b.
Temperatur dan kelembaban udara tidak dapat dikontrol c.
Memiliki banyak bukaan
Universitas Sumatera Utara
2. Penghawaan Buatan
Penghawaan yang menggunakan bantuan sistem mekanik chiller dan AHU. Umumnya disebut sebagai AC Air Conditioner
Kelebihan : a.
Setiap saat dapat dilakukan pengontrolan udara b.
Tidak memerlukan bukaan yang banyak c.
Ruangan tidak mudah kotor oleh debu-debu Kelemahan :
a. Udara yang dihasilkan tidak sesegar udara alami
b. Tidak adanya sirkulasi udara yang bergerak
c. Menggunakan banyak energi dan biaya
AC Air Conditioner terdiri dari beberapa jenis, yaitu : a.
Unit AC setempat yang terdiri dari : AC Split dan AC Window b.
Unit AC semi sentral split duct, pendingin ruangan setempat yang menggunakan sistem ducting yang dihubungkan dengan ruang ACU Air Condensing
Unit c.
Unit AC sentral, merupakan pendingin ruangan yang dikontrol di pusat dan dapat melayani seluruh ruangan melalui sistem ducting, dilengkapi dengan ruang
pendingin utama chiller dan ruang AHU Air Handling Unit untuk mengatur pengkondisian udara pada daerah yang dilayani.
C. Pencahayaan
Sistem pencahayaan pada bangunan terbagi atas tiga jenis, yaitu : 1.
Sistem pencahayaan alami Day light Sistem ini memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber cahaya
Kelebihan : a.
Hemat energi dan ekonomis b.
Ketika pagi, sinarnya menyehatkan c.
Terlihat alami dan membantu tanaman tetap hidup
Universitas Sumatera Utara
Kelemahan : a.
Tidak bisa menerangi daerah yang terlindungi b.
Hanya bisa dimanfaatkan di pagi hari c.
Cahaya tidak dapat dikontrol lebih 2.
Sistem pencahayaan buatan Artificial light Sistem ini memanfaatkan energi listrik sebagai tenaga sumber cahaya.
Kelebihan : a.
Dapat menerangi daerah yang tidak dapat dijangkau sinar matahari b.
Kekuatan cahaya dapat dikontrol dengan mudah c.
Dapat dipergunakan di saat malam hari Kelemahan :
a. Memerlukan banyak sumber penerangan
b. Banyak menggunakan energi listrik dan biaya
c. Krisis listrik pada kota
Universitas Sumatera Utara
Contoh pencahayaan pada museum dan galeri :
Gambar 4.16. Contoh pencahayaan pada museum dan galeri
Universitas Sumatera Utara
D. Pencegah dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali, salah satunya adalah melalui sistem deteksi awal
untuk mengaktifkan alarm peringatan. Sedangkan penanggulangannya adalah untuk memadamkan penyalaan api yang tidak terkendali tersebut, yaitu sistem pemadaman
yang diaktifkan alarm. Sistem deteksi awal kebakaran, yaitu :
1. Alat deteksi asap Smoke Detector
Mempunyai kepekaan tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap di dalam ruang tempat alat itu dipasang.
2. Alat deteksi nyala api Flame Detector
Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut.
Penanggulangan pada saat kebakaran dapat dilakukan dengan cara : 1.
Sprinkler Untuk memadamkan api sedini mungkin secara otomatis. Setiap sprinkler
melayani area seluas 10-25 m
2
2. Fire hydrant
Merupakan suatu sistem pipa air bertekanan tinggi atau tangki di bagian atas. Pada tiap lantai sistem ini mempunyai penghubunga yang dapat disambungkan
dengan selang-selang hydrant di sampingnya. 3.
Fire extinguisher Terdiri dari :
a. Padat, alat pemadam yang berisi bubuk kimia
b. Gas, yang berisi gas asam arang CO
2
c. Busa, lebih bersifat efektif untuk menanggulangi kebakaran yang disebabkan
benda cair atau arus listrik.
4. Tangga darurat
Dengan persyaratan antara lain : a.
Mempunyai lebar yang cukup b.
Konstruksi harus tahan api c.
Perletakannya dalam bangunan jelas terlihat
Universitas Sumatera Utara
d. Jarak pencapaiannya ke tangga maksimum 25 meter
E. Sanitasi
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur bor. Distribusi air bersih terdiri dari dua cara, yaitu :
1. Tangki Tekan
Air ditampung di reservoir bawah yang tertutup dan langsung dipompa ke ruang-ruang. Sistem ini mempunyai kelemahan yaitu pemakaian listrik dan
tenaga pompa yang besar dan bila aliran listrik mati maka distribusi air tidak berjalan.
2. Tangki Atap
Air ditampung di reservoir atas dan setelah itu baru didistribusikan ke ruang- ruang. Dengan adanya gravitasi bumi, sistem ini tidak memerlukan energi
listrik. Maka keuntungannya adalah pada saat listrik mati air masih dapat dialirkan.
Sumber air kotor dalam bangunan berasal dari : 1.
Air hujan Drainase Disalurkan dari atap bangunan ke pipa-pipa pembuangan air hujan secara
vertikal dan kemudian diteruskan ke saluran pembuangan kota 2.
Air kotor cair Disalurkan melalui pipa pembuangan secara vertikal dan kemudian diteruskan
ke saluran pembuangan kota. Khusus pembuangan dari dapur, air kotor disaring dalam bak penampungan lemak.
Diagram 4.1 Sistem deteksi kebakaran
Universitas Sumatera Utara
3. Air kotor padat
Disalurkan melalui pipa pembuangan air kotor padat secara vertikal dan dibuang ke bak septictank dan kemudian diresapkan ke dalam tanah melalui bak
resapan.
F. Elektrikal
Sumber listrik berasal dari : 1.
PLN Untuk kebutuhan sehari-hari dalam keadaan normal
2. Generator Set Genset
Untuk kebutuhan listrik pada saat terjadi pemadaman listrik PLN seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Minimal genset ini dapat menyuplai listrik 50 dari
listrik yang dibutuhkan yaitu mencakup tenaga listrik utama, seperti penerangan umum, AC, pompa, dan lift.
3. UPS Uninteruped Power Supply
Merupakan baterai kering yang dapat menyuplai tenaga listrik sementara. UPS digunakan pada saat pemadaman listirk PLN dan kebakaran. UPS ini berguna
untuk menyuplai listrik secara langsung pada bangunan khususnya pada fungsi yang sangat membutuhkan, seperti : penerangan darurat, dan fan-fan pada saat
kebakaran.
UPS Genset
Panel Utama Sub panel
Sub panel Penerangan
AC Pompa
Trafo PLN
Diagram 4.2 Sistem listrik
Universitas Sumatera Utara
G. Penangkal Petir
Sistem penangkal petir adalah suatu sistem dengna komponen-komponen dan peralatan-peralatan yang keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan
menyalurkannya ke tanah, sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir.
Sistem penangkal petir terdiri dari : 1.
Penghantar di atas atap, terdiri dari elektroda logam tegak dan mendatar 2.
Penghantar di dinding, berupa kawat tembaga atau baja 3.
Penghantar di tanah, berupa elektroda pita atau batang maupun pelat.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan : 1.
Keamanan, tanpa mengurangi nilai arsitektur, perhatian harus ditujukan pada nilai perlindungan terhadap sambaran petir yang efektif
2. Penampang hantaran-hantaran pertanahan yang digunakan.
3. Ketahanan mekanis
4. Ketahanan terhadap korosi
5. Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi
6. Faktor ekonomis
T
abel 4.10 Analisa sistem penangkal petir
Objek Kelebihan
Kelemahan Franklin
• Biaya murah
• Lebih praktirs
dibandingkan Sangkar Faraday
• Merupakan sistem
penangkal petir non radioaktif sehingga tidak
membahayakan lingkungan •
Daya jangkau terbatas untuk bangunan yang makin
memanjang •
Membutuhkan antena yang lebih tinggi
Sangkar Faraday
• Cocok untuk bangunan
tinggi •
Jarak jangkau lebih besar
• Biaya mahal
• Kurang efisien
dibandingkan Franklin •
Segi penampilan estetis
Universitas Sumatera Utara
• Baik untuk bangunan
yang memanjang bangunan kurang
Radioaktif
• Memiliki jarak jangkau
yang luas •
Panjang tiang tidak terlalu tinggi
• Lebih praktis dan estetis
lebih tinggi •
Biaya mahal •
Bersifat menolak petir sehingga membahayakan
lingkungan sekitar
Tempat-tempat yang menjadi sasaran sambaran petir : 1.
Tempat yang basah dan berair 2.
Tempat terbuka seperti lapangan 3.
Pohon-pohon tinggi dengan tinggi yang berbeda 4.
Daerah pinggiran hutan 5.
Bangunan tinggi yang tidak dilengkapi sistem penangkal petir 6.
Transformator pada gardu induk listrik di jalan
H. Pembuangan Sampah
Sumber-sumber utama sampah berasal dari beberapa area dalam galeri seperti : 1.
Area kerja pengelola berupa kertas-kertas bekas 2.
Area pengunjung berupa debu dan kotoran dari sepatu pengunjung 3.
Area logistik yaitu dapur
Sampah-sampah dikumpulkan menurut jenisnya yaitu sampah kering, sampah basah, dan sampah-sampah berbahaya lainnya yang mengandung zat-zat racun.
Kemudian sampah dibuang ke tempat sampah utama untuk diangkut oleh truk pembuang sampah,
Jika bangunan terdiri dari beberapa lantai dan kapasitas sampahnya besar maka harus disediakan tempat pembuangan sampah dengan sistem vertikal atau shaft
sampah ke bak sampah di lantai dasar untuk diangkut oleh truk pembuang sampah
Universitas Sumatera Utara
4.3. ANALISA AKTIVITAS