TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA

2.4.5. TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA

Taman Budaya Sumatera Utara atau lebih dikenal dengan sebutan singkat TBSU, secara institusional merupakan instansi pemerintah yang bidang tugasnya berkenaan dengan pembangunan nasional Indonesia dibidang kebudayaan pada tingkat propinsi. Kompleks Taman Budaya Sumatera Utara berada di areal seluas 8.216 meter per segi di kawasan yang sangat strategis, yakni di jalan Perintis Kemerdekaan No.33 Medan, tidak jauh dari persimpangan jalan Sutomo, letaknya bersebelahan dengan SMKN 11 yang merupakan satu-satunya sekolah menengah kejuruan musik di Medan dan hanya sekitar 75 meter dari kampus IAIN Medan- Sumut dan Universitas HKBP Nommensen Medan. Selain itu Kompleks Taman Budaya Sumatera Utara memiliki areal parkir yang cukup luas, posisinya berhadapan dengan hotel berbintang Grand Angkasa. juga tidak terlalu jauh dari hotel-hotel berbintang lainnya maupun pusat-pusat perbelanjaan modern atau Gambar. 2.24. Entrance Taman Budaya Universitas Sumatera Utara plaza yang ada di kawasan kota Medan. sarana transportasi ke Taman Budaya Sumatera Utara pun tidak sulit, karena jalan raya di depannya merupakan lintasan penumpang umum angkutan kota dari berbagai jurusan. 1. PERAN DAN FUNGSI UPT TAMAN BUDAYA DALAM PEMBERDAYAAN SENI BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI SUMATERA UTARA Wilayah Sumatera Utara merupakan sebuah potensi yang sangat luar biasa dari sisi keragaman kultural. Setiap kelompok masyarakat dan etnis memiliki keunikan dan identitas budayanya tersendiri yang secara komunal mencerminkan konsep hidup dan tatanan nilai dalam kehidupan sosial dan budaya mereka. Kekayaan kultural ini lebih menarik lagi ditunjang oleh faktor kesuburan dan keindahan geografis yang secara tidak langsung turut berperan membentuk karekter masayarakat dan pola-pola tatanan adat dan tradisi sebagai sebuah pluralitas, baik dari sisi heterogenitas masyarakat maupun pengkayaan unsur- unsur kebudayaannya. Gambar. 2.25. Bangunan Utama Taman Budaya Universitas Sumatera Utara Khusus di bidang kesenian, pluralitas masyarakat tersebut memberikan ruang gerak bagi tumbuh dan berkembangnya aktivitas dan kreativitas seni dari berbagai etnis yang ada, seperti Melayu, Nias, Toba, Karo, Simalungun, Pakpak Dairi, Mandailing, Pesisir, bahkan keanekaragaman itu masih diperkaya oleh ekspresi-ekspresi komunal dari berbagai etnis “pendatang” seperti Jawa, Bali, Sunda, Aceh, Minang, Cina, India dan lain-lain. Sejauh mana keterlibatan potensi-potensi tersebut bagi upaya-upaya pengembangan kepariwisataan di Sumatera Utara dan Sejauhmana peran dan fungsi UPT Taman Budaya pada khususnya berkaitan dengan upaya tersebut. Sudah barang tentu mengupas pertanyaan tersebut bukanlah hal sederhana, diperlukan pengkajian secara detail dan mendalam terahap kompleksitas berbagai aspek permasalahan yang melekat pada hal-hal yang dibutuhkan bagi pengembangan kepariwisataan. Di samping itu faktor lain yang tidak dapat dipungkiri adalah kemampuan dan sensitifitas menghadapi arus perubahan yang begitu cepat ketika memasuki era hidup global dengan ketergantungan tinggi terhadap hi-tek. Kecenderungan-kecenderungan yang menunjukkan indikasi bahwa secara perlahan tapi pasti masyarakat kita akan menuju pada masyarakat industri, mengajak kita untuk berpikir bahwa memandang ke masa depan menjdi prioritas karena mau tidak mau dunia seni kita akan terimbas. Belum lagi penjajagan pemahaman kita terhadap kedudukan seni dalam sebuah industri, mengingat mesti ada pemilahan yang jelas antara kedudukan seni dalam konteks murni sebagai industri atau kedudukan seni dalan kaitannya dengan industri pariwisata, karena keduanya adalah hal yang tidak sama. Industri kepariwisataan yang sudah ataupum mulai marak sebagaimana terlihat di kota-kota besar, sebenarnya memungkinkan untuk menciptakan peluang yang cukup luas dalam memberdayakan sumber daya manusia dengan memposisikan kesenian menjadi salah satu aset industri yang cukup penting bagi kepariwisataan. Namun demikian secara spesifik memasuki dunia kesenian kita sebaga bagian dalam industri kepariwisataan bukanlah hal yang gampang dan cepat diraih. Kompleksitas terhadap harmonisasi dan pengasimilasasian tuntutan- tuntutan ideal berkesenian dengan kebutuhan-kebutuhan kepariwisataan merupakan salah satu permasalahan pelik yang hampir selalu dihadapi di beberapa Universitas Sumatera Utara daerah yang sedang berupaya mengembangkan kepariwisataan. Oleh karena itu alangkah baiknya bila sejak dini mulai mencoba mempersiapkan diri dengan memikirkan berbagai perencanaan untuk menggali, meneliti dan mencari berbagai kemungkinan untuk mewujudkan pemberdayaan seni tersebut baik dalam bentuk industri maupun peningkatan profesi. Berpijak dari permasalahan di atas, UPT Taman Budaya yang didukung oleh para tenaga ahli di bidang seni dalam kapasitasnya sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, selain berperan utama sebagai fasilitator dan dinamisator yang mengemban upaya-upaya pembinaan dan pelestarian seni tradisi, diharapkan mampu mengembangkan program-program kegiatannya dalam meningkatkan terwujudnya produk-produk seni sebagai aset industri pariwisata. Secara konkrit UPT Taman Budaya Sumatera Utara dalam program- program kegiatannya telah melaksanakan upaya-upaya pembinaan seni dengan melalui kegiatan-kegiatan pergelaran dan pameran baik dalam skala lokal, regional, nasional maupun internasional serta kegiatan-kegiatan lain semacamnya. Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan mutu seni baik yang bersifat teknis seperti pelatihan, workshop, loka karya selalu dilaksanakan dalam setiap program rutin setiap tahunnya. Demikian pula dengan program-program kegiatan yang bersifat non teknis seperti ceramah, diskusi, sarasehan, penataran dan kegiatan semacamnya dilaksanankan guna meningkatkan apresiasi dan memperluas wacana berkesenian bagi masyarakat. Kompleks Taman Budaya Sumatera Utara yang menempati areal kecil seluas 8.216 meter persegi di Jl. Perintis Kemerdekaan 33 Medan, memang menyediakan ruang yang cukup bagi proses kreatif yang dilakukan, namun berbagai fasilitas pendukung seperti lighting, sound, media dokumentasi dan lain- lain untuk penyelenggaraan pertunjukan dan pameran memang dirasa jauh memadai untuk menampilkan produk-produk seni yang ada secara maksimal. Sebagai modal utama sebagaimana telah diungkap di depan bahwa kekayaan potensi seni budaya di Sumatera Utara, setidaknya telah menjadi daya tarik tersendiri bagi kepariwisataan di daerah Sumatera Utara. Dengan Universitas Sumatera Utara meningkatkan peran dan fungsi UPT Taman Budaya sebagai salah satu laboratorium seni bagi produk-produk seni wisata kiranya akan dapat mendukung terwujudnya visi Kementrian Negara Kebudayaan dan Pariwisata yang berupaya pada kondisi bahwa perkembangan seni budaya dan pariwisata akan dapat tumbuh dan berkembang bersama, saling mengisi, mendukung dan saling memperoleh manfaat, sehiengga pada saatnya mampu menjadi salah satu pilar utama pembangunan ekonomi, penghasil devisa, pembangun dan pengembang sumber daya manusia. Oleh karena itu kiranya perlu ditingkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat dalam ikut berperan secara aktif melalui bentuk-bentuk program kegiatan yang telah dirumuskan. • Gedung dan Fasilitas Taman Budaya Sumatera Utara TBSU Kompleks Taman Budaya Sumatera Utara TBSU, dilengkapi sejumlah bangunan untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan kesenian antara lain :  Pentas terbuka atau Open Stage. Bangunan pentas terbuka sesuai dengan namanya berada di alam terbuka, terletak pada bagian barat kompleks Taman Budaya Sumatera Utara, tepat di depan Sanggar Teater dengan posisi menghadap jalan Perintis Kemerdekaan. Pentas terbuka merupakan bangunan pentas yang berbentuk setengah lingkaran, yang di depannya terdapat tempat duduk untuk penuntun berupa susun anak tangga yang dibentuk diatas tanah. Gambar. 2.26. Open stage Universitas Sumatera Utara  Gedung Utama atau Teater Tertutup Gedung Utama atau Teater Tertutup merupakan Gedung pertunjukan Utama dengan kapasitas 600 orang. Terletak pada jalur tengah areal dan memanjang ke belahan barat. Gedung ini dilengkapi dengan sebuah pentas, perangkat tata lampu dan soundsystem, umumnya menjadi pilihan utama tempat mempergelarkan berbagai cabang seni, seperti teater, tari, musik dan sastra.  Gedung Pameran   Gedung Pameran biasanya digunakan untuk menggelar kegiatan seni rupa, termasuk seni pahat, keramik dan kerajinan.Terletak di bagian tengah areal Taman Budaya Sumatera Utara, selain selalu digelar pameran karya-karya para seniman Sumatera Utara juga pernah dipamerkan karya sniman-seniman dari Jakarta. Selain gedung-gedung diatas, terdapat juga gedung yang lainnya yaitu : Gedung Sanggar Musik Sanggar Tari Gedung Sanggar Teater Perpustakaan Musholla Gambar. 2.27. Gedung pameran Universitas Sumatera Utara

Bab III ELABORASI TEMA

3. 1. ALASAN PEMILIHAN TEMA

Bentuk bangunan dapat dicapai melalui beberapa pendekatan yang disesuaikan dengan fungsi bangunan. Hal ini penting karena dalam bangunan Pendidikan dan komersial bentuk dan estetika bangunan lebih berperan untuk kemudahan dalam memberi kesan dan daya tarik, disamping tetap memperhatikan fungsi ruang dan sistem struktur yang ada dalam bangunan tersebut. “Medan Art Gallery” adalah tempat pameran seni. “Art is an expression of human feeling” atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia1  maksud reaksi dari interpretasi terhadap suatu objek .Pengambilan tema Arsitektur Ekspresionisme pada “Medan Art Gallery” ini berdasarkan dari pengertian sebelumnya adalah untuk menampilkan bentuk bangunan yang mengkomunikasikan perasaan dan emosi yang tercipta pada fungsi tersebut sehingga bentukan bangunan dapat merangsang kreativitas pengguna dan bentuk bangunan lebih bervariasi dan memiliki daya tarik yang kuat. 3. 2. TINJAUAN UMUM 3. 2. 1. Pengertian Ekspresionisme Ekspresionis berasal dari kata ekspresi. bebrapa pengertian ekspresi : 2  hasil perpaduankombinasi dari unsur, garis, bidang tekstur dan wana dari bentuk-bentuk arsitektur yang menghasilkan suatu pengungkapan maksud dan tujuan bangunan secara menyeluruh. .  Pernyataanpengungkapan perasaan 3 Beberapa pengertian Ekspresionisme : . A. Melukiskan dasar-dasar emosi paling dalam dari diri seorang seniman, sedih, marah, takut, dsb. 1 www.shvoong_arsitek erick mendelsohn.mht. diakses pada 10 september 2009. 2 Ekoprawo, A,mran, Ekspresionisme, Tonggak Seni Lukis Modern 3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1988 Universitas Sumatera Utara