Konsep Mikro

6.2 Konsep Mikro

6.2.1 Kebutuhan ruang

1) Kebutuhan ruang fasilitas pelayanan informasi

Tabel 6.1 Kebutuhan Ruang Fasilitas Pelayanan Informasi

Kelompok Kegiatan

Pelaku

Bentuk Kegiatan Kebutuhan ruang

Galeri Pameran Pariwisata dan Kebudayaan Surakarta

Staff

- Mengelola

Galeri dan ruang pameran

- Melayani

pengunjung - Mengawasi

kegiatan galeri

- Kantor

- R. Galeri

- R. Galeri

Pengunjung

- Melihat pameran dalam galeri. - Mencari informasi

- R. Galeri - R. Informasi

Seluruh Pelaku

- Istirahat - Metabolisme

- Tempat duduk - Lavatory

fasilitas perpustakaan

- Melayani

peminjaman dan pengembalian buku

- Ruang Perpustakaan - Front desk perpustakaan

Gambar 6.4 Zoning

servis privat publik

commit to user

anggota perpus - Memakai

komputer /internet

- Mencari

data/buku - Membaca buku

- Front desk Perpustakaan - Ruang Komputer

- R. koleksi - Ruang Baca

Seluruh Pelaku

- Istirahat - Metabolisme

- Tempat duduk - Lavatory

R. Audio Visual

Staff

- Mengawasi

kegiatan di ruang audio visual

- Mengawasi

ruang audio - Melayani pengunjung

- R. Display

- R. Audio

- R. Display

Pengunjung

Melihat tayangan pemutaran film

- R. Display

Seluruh Pelaku

- Istirahat - Metabolisme

- Pantry - Lavatory

2) Kebutuhan ruang fasilitas penunjang

Tabel 6.2 Kebutuhan Ruang Fasilitas Penunjang

Kelompok Kegiatan

Pelaku

Bentuk Kegiatan

Kebutuhan Ruang

Fasilitas Servis

Seluruh Pelaku

- Merawat Fasilitas -Membersihkan

fasilitas -Membuang sampah

- Ruang Janitor - Ruang

Sampah

3) Kebutuhan ruang servis

Tabel 6.3 Kebutuhan Ruang Fasilitas Servis

Kelompok Kegiatan

Pelaku

Bentuk Kegiatan

Kebutuhan Ruang

Fasilitas Servis

Seluruh Pelaku

-Merawat Fasilitas -Membersihkan

fasilitas -Membuang sampah

- Ruang Janitor - Ruang

Sampah

commit to user

4) Kebutuhan ruang pengelolaan

Tabel 6.4 Kebutuhan Ruang Pengelolaan

Kelompok Kegiatan

Pelaku

Bentuk Kegiatan

Kebutuhan Ruang

Fasilitas Pengelolaan

Direktur Pengelola

- Mengontrol

kegiatan di Galeri Pariwisata dan kebudayaan

- Rapat - Menerima Tamu

- Ruang Galeri

- Ruang Rapat - Ruang Tamu

Kepala Bagian

- Melaksanakan

kegiatan administrasi

- Rapat - Mengevaluasi

- Kantor

- Ruang Rapat - Kantor

Staff

- Melakukan

kegiatan pengelolaan dan pengawasan

- Melakukan

kegiatan Administrasi

- R. Tamu

Seluruh Pelaku

- Istirahat - Metabolisme

- Pantry - Lavatory

6.2.2 Besaran ruang

1) Besaran ruang fasilitas pelayanan informasi

Tabel 6.5 Besaran Ruang Fasilitas Pelayanan Informasi

Ruang Pameran Galeri Pariwisata dan Kebudayaan Surakarta

1460.08m 2

2. Ruang Perpustakaan 321.15m 2

3. Ruang Audio Visual 254.51m 2

Luas Keseluruhan Fasilitas Pelayanan Informasi

2035.74m 2

2) Besaran ruang fasilitas penunjang

Tabel 6.6 Besaran Ruang Fasilitas Penunjang

1. Area Duduk (Ruang tunggu) 117m 2

2. Area Kuliner 100m 2

commit to user

3. Gazebo (Ruang duduk open space) 8m 2

4. Area Souvenir 460m 2

5. Jasa Perbankan 6.75m 2

6. Lavatory 40m 2

7. Musholla 59.5m 2

Luas Keseluruhan Fasilitas Penunjang

791.25m 2

3) Besaran ruang fasilitas servis

Tabel 6.7 Besaran Ruang Fasilitas Servis

1. Lavatory 40m 2

2. R. Sampah 12m 2

3. R. AHU 12m 2

4. R. ME 12m 2

5. R. Genset 12m 2

6. R. Panel 12m 2

7. Gudang 24m 2

8. Loading-unloading 60m 2

9. Pos Satpam 4.29m 2

10. Parkir Pengunjung 1597.5m 2

11. Parkir Penyedia Jasa 675m 2

12. Parkir Pengelola 277.5m 2

Luas Keseluruhan Fasilitas Servis

2738.29m 2

4) Besaran ruang fasilitas pengelola

Tabel 6.8 Besaran Ruang Fasilitas Pengelola

1. Ruang pimpinan 48.33m 2

2. Ruang kepala bagian 39.08m 2

3. Ruang staff 132.3m 2

4. Ruang rapat 30m 2

5. Ruang tamu 7.84m 2

6. Ruang ganti 45m 2

Luas Keseluruhan Fasilitas Pengelolaan

302.55m 2

commit to user

6.2.3 Organisasi Ruang

Tabel 6.9 Keterangan Notasi

Derajat Jauh Dekat

Notasi

Harus dekat sekali

Sangat dekat

Dekat Kurang dekat Tak perlu dekat

Harus jauh

6.2.3.1 Organisasi Ruang Makro

6.2.3.2 Organisasi Ruang Mikro

1) Organisasi Ruang Fasilitas Pelayanan Informasi

Pelayanan Informasi

Bagan 6.1 Organisasi Ruang Makro

Kantor

Galeri

R. Informasi

R. Duduk R. Baca

Lavatory

R. Komputer R. Koleksi

Front office

Pantry

R. AudioVisual

Bagan 6.2 Organisasi Ruang Pelayanan Informasi

commit to user

2) Organisasi Ruang Fasilitas Penunjang

3) Organisasi Ruang Fasilitas Servis

Musholla

Gazebo

R. Tunggu

ATM

Food Court Souvenir

Lavatory

Bagan 6.3 Organisasi Ruang Fasilitas Penunjang

Pos

Sampah

Parkir Genset

Loading Gudang

Bagan 6.4 Organisasi Ruang Fasilitas Servis

commit to user

4) Organisasi Ruang Pengelola

6.2.4 Massa Bangunan

Berdasarkan analisis yang dilakukan bentuk bangunan mengambil dari bentuk bangunan tradisional Jawa yang diterapkan kedalam bangunan modern saat ini untuk menarik minat para pengunjung dan tata massa bangunan di site mengambil bentuk dari tata ruang rumah tradisional Jawa.

Gambar 6.5 Tata massa bangunan

Galeri Pariwisata dan Kebudayaan Surakarta ini berada di kota yang sebagian besar masyarakatnya masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan

Bagan 6.5 Organisasi Ruang Pengelola

commit to user

Jawa ditengah kemajuan teknologi saat ini sehingga dengan adanya galeri pariwisata dan kebudayaan Surakarta dengan pendekatan arsitektur neo vernakular ini diharapkan mampu turut melestarikan kebudayaan Jawa agar tidak hilang seiring perkembangan jaman yang semakin modern.

Site galeri pariwisata dan kebudayaan ini terletak pada lingkungan perumahan penduduk yang cukup padat, sehingga penataan massa bangunan di dalam site dirancang sebagai open space yang juga dapat berfungsi sebagai ruang publik bagi masyarakat sekitar dalam bersosialisasi. Dengan ruang terbuka yang luas selain sesuai dengan karakter masyarakat Jawa yang suka dengan tempat terbuka juga turut mendukung program pemerintah kota Surakarta dalam mewujudkan hutan kota di Surakarta pada tahun 2025 mendatang.

6.2.5 Material Bangunan

Bangunan Galeri Pariwisata dan Kebudayaan Surakarta ini menggunakan material beton dan batu bata untuk dinding dan bagian lain yang memerlukan kekuatan ekstra. Selain itu batu bata ekspos yang dikombinasikan dengan struktur kayu juga digunakan untuk memunculkan kesan bangunan tradisional Jawa pada area fasilitas penunjang yang memiliki bentang kecil. Material kaca pada bukaan gedung digunakan untuk memasukkan cahaya matahari ke dalam bangunan dan mengekspose view menarik diluar bangunan sehingga dapat dilihat pengunjung dari dalam bangunan. Untuk atap bangunan menggunakan struktur baja yang efisien dan sebagai penutup atapnya digunakan genteng dari tanah liat yang merupakan elemen bangunan tradisional Jawa.

commit to user

6.2.6 Struktur

Struktur bangunan yang digunakan adalah sistem struktur rangka dan footplate sebagai penopang bangunan.

Gambar 6.7 Pondasi dan struktur rangka

Sumber : www.google.com , diakses 17April 2012 pukul 10.05 WIB

6.2.7 Utilitas

1) Sistem Jaringan Air Bersih Distribusi air bersih pada Galeri Pariwisata dan Kebudayaan Surakarta dengan sistem up feed hal ini didasarkan pertimbangan sistem up feed mempunyai distribusi yang melimpah serta tekanan air sama pada tiap lantai.

2) Sistem Jaringan Air Kotor

a) Distribusi air kotor dalam bangunan Air kotor yang ada pada tiap lantai pada bangunan utama dikumpulkan kedalam suatu shaft yang terdapat dalam tiap lantai bangunan, untuk

Gambar 6.6 Material bangunan Sumber : www.google.com , diakses 17April 2012 pukul 10.00 WIB

commit to user

kemudian dibawa kebawah dan keluar bangunan, demikian pula dengan bangunan penunjang, air buangan disalurkan ke shaft terdekat dan ke bak kontrol kemudian disalurkan ke riol kota.

b) Distribusi air kotor diluar bangunan (area servis) Air kotor yang ada di dalam area servis (air buangan dan tinja) dikeluarkan menuju bak kontrol dan septic tank yang nantinya akan dibawa ke peresapan dan riol kota. Hal ini didasarkan pada lingkungan sekitar site terdapat jaringan yang menuju riol kota.

Bagan 6.7 Distribusi Air Kotor di Luar Bangunan Utama

Bagan 6.6 Distribusi Air Kotor Dalam Bangunan Utama

PERM UKA A N TA N A H

SHA FT/

Aliran air kotor

Keterangan

limbah dapur dari food court

limbah air hujan dari atap bangunan dan dari taman

limbah lavatory umum di luar bangunan utama

Air buangan dari Musholla

bak kontrol

septictank

riool kota

peresapan

Air buangan

Tinja

commit to user

3) Sistem pembuangan limbah Pengolahan limbah pada bangunan direncanakan menggunakan sewerage system , yaitu pengolahan air limbah dari pengumpulan (sewer), pengolahan (treatment sampai dengan pembuangan akhir ( disposal )).

4) Perencanaan Pembuangan Sampah Dalam proses penentuan sistem pembuangan sampah digunakan dasar-dasar

pertimbangan sebagai berikut.

a) Faktor kebersihan dan kesehatan dalam bangunan

b) Peletakan sistem jaringan pembuangan sampah yang memudahkan pekerjaan servis.

Sampah dari tiap lantai pada bangunan utama dibuang melalui shaft sampah menuju bak sampah pada area servis bangunan utama yang kemudian dibawa keluar dari site menggunakan truk menuju TPS. Sementara itu, sampah dari area kuliner, area penjualan souvenir, dan area servis dibuang pada tempat sampah yang ada pada tiap area kemudian dibawa ke bak sampah di area servis bangunan utama.

5) Sistem Air Conditioning Pada bangunan ini dipilih all water system AC untuk ruang-ruang umum seperti kantor pengelola, ruang audio visual, galeri, serta fasilitas pendukungnya dan split package system AC untuk ruang –ruang khusus yang tidak mutlak membutuhkan pengkondisian udara.

6) Sistem Penangkal Petir Sebagai langkah pengamanan bangunan terhadap bahaya sambaran petir,

maka perlu adanya perencanaan mengenai sistem penangkal petir.

commit to user

Untuk itu bangunan Galeri Pariwisata dan Kebudayaan Surakarta menggunakan penangkal petir sistem faraday dengan dasar pertimbangan sebagai berikut.

a) Kemudahan pemasangan, operasional dan pemeliharaan

b) Kesesuaian dengan bentuk bangunan dalam kaitannya dengan penempatan alat penangkal petir

c) Prinsip kerja yang efektif

7) Pendekatan Sistem Elektrikal

Gambar 6.8 Sistem Elektrikal

8) Pendekatan Sistem Telekomunikasi Galeri pariwisata dan kebudayaan Surakarta ini menggunakan fasilitas intercom antar ruang, selain itu juga dengan penyediaan telepon yang disediakan dalam beberapa line yang diperuntukkan baik sebagai fasilitas pengunjung ataupun pengelola. Tujuannya menyediakan sarana komunikasi yang efisien dan cepat.

Kabel listrik PLN Tiang listrik PLN

commit to user

9) Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran

a) Alarm Kebakaran

b) Fire Protection

a. Sprinkler Untuk ruangan dengan resiko kebakaran tinggi ditempatkan di langit- langit ruangan, dekat dengan perletakan titik lampu. Sistem ini akan menyemprotkan air apabila terjadi panas karena kebakaran, bekerja dengan sistem pompa otomatis. Sprinkler ini diletakkan pada tiap ruangan yang tertutup di seluruh bangunan utama antara lain ruang galeri, ruang pengelola, perpustakaan, dan ruang audio visual. Pada bagian koridor yang tidak mampu dijangkau oleh selang hydrant juga dipasang sprinkler pada langit-langitnya kecuali bagian bangunan yang terbuka misalnya ruang pameran outdoor dan area hotspot di lantai 2 bangunan utama.

b. Hydrant Merupakan pilar-pilar yang dipasang di dekat shaft, area kuliner, dan area penjualan souvenir yang dilengkapi dengan selang gulung (maksimum 25m).

6.2.8 Pencahayaan

Untuk mendukung mobilitas pengunjung diperlukan pencahayaan yang tepat, pencahayaan dalam bangunan ini meliputi dua jenis sebagai berikut.

1) Pencahayaan Alami Digunakan untuk ruang-ruang yang sifatnya publik diantaranya ruang galeri dan perpustakaan. Pencahayaan ini digunakan dengan prinsip pembukaan samping untuk pencahayaan ruang.

commit to user

2) Pencahayaan Buatan

a) Lampu pijar dan lampu TL Untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan sedang/kecil antara lain ruang-ruang pengelolaan, lavatory, ruang audio visual, dan ruang servis.

b) Fluorence Untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan tinggi, digunakan fluorence jenis daylight dengan berbagai kekuatan sesuai dengan kebutuhan.

c) Special lighting Untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus seperti ruang pameran pada galeri agar tercipta suasana ruang yang berbeda, digunakan lampu-lampu spotlight.

6.2.9 Penghawaan

Untuk bangunan Galeri Pariwisata dan Kebudayaan Surakarta ini memakai dua macam penghawaan sebagai berikut.

1) Penghawaan Alami Ruang –ruang yang menggunakan sistem penghawaan alamiah adalah ruang- ruang untuk semi terbuka, misalnya pada ruang display terbuka, area kuliner, serta retail shop.

2) Penghawaan Buatan

a) Sistem Air Conditioning Digunakan pada ruang : perkantoran, ruang audio visual, galeri, lobby, perpustakaan, dan hall.

commit to user

b) Sistem Exhaust Fan Dimaksudkan untuk ruang-ruang tertentu dalam bangunan yang tidak memerlukan AC dan sistem ventilasi khusus seperti : toilet, gudang, loker, parkir, servis.

c) Blower Digunakan untuk ruang-ruang mekanikal-elektrikal.