politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya.
49
Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan
kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat dimanapun mereka berada melalui handphone dan internet. Secara
mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan
cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materilnya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan
sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya.
50
Menurut beberapa pendapat yang telah dipaparkan diatas, dapat di simpulkan bahwa Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam
kehidupan sehari-hari dan bukan hanya bersifat teoritis tetapi lebih menekankan kepada hal-hal yang praktis. Dalam memecahkan masalah
yang dihadapi, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial memanfaatkan berbagai ilmu sosial secara terpadu, yaitu ekonomi, sosiologi, geografi, sejarah,
antropologi dan ilmu politik.
2. Tujuan Pendidikan IPS
Pada dasarnya tujuan Pendidikan IPS adalah “untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri
sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi”.
51
Menurut Nursid Sumaatmaja sebagaimana dikutip Rudy Gunawan Pendidikan IPS memiliki tujuan “membina anak didik menjadi warga
49
Ibid.
50
Ibid., h.106.
51
Etin Solihatin dan Rahrjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 cet. Ke-3, h. 15.
negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara”.
52
Dari beberapa tujuan terkait dengan tujuan dari pengajaran IPS maka dapat di simpulkan bahwa pada dasarnya tujuan Pendidikan IPS adalah
untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada para siswa untuk mengembangkan kemampuan diri atau bakat yang dimiliki dan minat,
serta sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Abdul Muhaimin dalam : Upaya Guru dalam Memotivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPS Studi kasus di SMP Fatahillah Pondok Pinang- Jakarta Selatan.
53
Berdasarkan penelitian yang telah Abdul Muhaimin lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa upaya guru IPS dalam memotivasi belajar
siswa sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat pada upaya guru dalam mengadakan apresiasi sebelum menyampaikan materi.
Abdul Rosyid dalam : Peranan Guru IPS dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Studi Kasus pada Guru-Guru IPS di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP PGRI yang berlokai di Kecamatan
Tenjo-Bogor
54
. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Abdul Rosyid terhadap guru-guru IPS yang ada di tiga sekolah maka dapat
disimpulkan bahwa peranan guru IPS dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran IPS dikelas adalah
Keterampilan guru membuka pelajaran; Penggunaan variasi metode dan teknik pembelajaran; Kualitas variasi stimulus, Keterampilan bertanya; Penggunaan
media atau alat bantu pembelajaran; Keterampilan menutup pembelajaran, dan; Evaluasi pembelajaran.
52
Rudy Gunawan, op. cit., h.18.
53
Abdul Muhaimin, Upaya Guru dalam Memotivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS, Skripsi Jurusan Pendidiakan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.
54
Abdul Rosyid, Peranan Guru IPS dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS, Skripsi Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.
Ervina Seli Rusiani dalam : Peran Kompetensi Profesional Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta.
55
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Ervina Seli Rusiani dapat diambil kesimpulan secara umum guru PAI yang berada di MAN
4 Jakarta sudah terbilang profesional dan mampu meningkatkan motivasi belajar siswanya dengan baik. Guru PAI MAN 4 Jakarta mampu menguasai
bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya, mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar yang
menyenangkan, penengah dalam proses belajar anak didiknya, mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar.
F. Kerangka Berpikir
55
Ervina Seli Rusiani, Peran Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta, Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
Peran Guru
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Sosial
Kompetensi Profesional
Motivasi Belajar Strategi,
Metode, dan Model
Pembelajaran yang
Bervariasi Pujian,
Hadiah, Memberi
Angka, Hukuman
Bekerjasama dan
Kompetisi, Minat,
Hasrat untuk Belajar,
Ego- Involvement