Uji Vailiditas Teknik Analisis Keabsahan Data Angket

menurutnya adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.” 17 Sebagaimana telah dikemukakan diatas pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument antara lain observasi, wawancara, dan angket. Tiap-tiap instrument tersebut berguna untuk melengkapi data yang satu dengan yang lainnya. Data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang tidak dari angket. Untuk menganalisa data-data yang telah terkumpul maka dapat digunakan analisa kualitatif. Sedangkan data yang diperoleh melalui angket akan diolah atau dianalisa secara kuantitatif melalui beberapa tahapan, yaitu: 1. Editing Data yang telah diteliti lengkap atau tidaknya, perlu diedit yaitu dibaca sekali lagi dan diperbaiki, bila masih ada yang kurang jelas atau meragukan. Kegiatan yang dilakukan antara lain: a. Pertanyaan, jawaban, catatan yang tidak jelas diperjelas dan disempurnakan b. Coretan-coretan, kata-kata sandi atau singkatan diperjelas untuk menghilangkan keragu-raguan terhadap data. c. Mengubah kependekan dari jawaban menjadi kalimat yang lebih bermakna d. Melihat konsistensi data dengan rencana penelitian e. Menyeragamkan jawaban responden pada kategori tertentu “Langkah editing ini betul-betul menuntut kejujuran intelektual dari peneliti, yakni peneliti tidak boleh mengganti jawaban, angka, atau apapun dengan maksud agar data tersebut sesuai dan konsisten dengan rencana risetnya”. 18 Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan yang ada pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan. 17 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, h.250. 18 Kasiram Muhammad, Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, Malang: UIN Malang Press, 2008 cet. I, h.132 2. Coding Coding adalah “mengubah data menjadi kode-kode yang dapat dimanipulasi sesuai dengan prosedur analisis tertentu. Oleh karena itu, pemberian kode pada jawaban-jawaban sangat penting untuk memudahkan proses analisa data. Kode apa yang digunakan, tergantung kepada kesukaan peneliti, bisa kode angka atau huruf. Pada umumnya, orang lebih menyukai kode angka”. 19 3. Tabulating Setelah semua data diberi kode dan telah direkam dalam coding dan dicatat dalam coding book, maka langkah selanjutnya adalah tabulasi data. Tabulasi yaitu “menyajikan data dalam bentuk tabel-tabel agar mudah dianalisis. Model tabulasi, sangat tergantung pada tujuan analisis dan model analisis yang akan digunakan”. 20 Tabulating bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatkan tabel yang mempunyai kolom setiap bagian angket, sehingga terlihat jawaban satu dengan yang lain. Setelah melakukan proses diatas, langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan cara yaitu presentase. Sebelum itu, penulis menggunakan statistik deskriptif kualitatif, seperti mean, modus dan median. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Mean Perhitungan rata-rata mean berbeda antara rata-rata untuk jenis data berkelompok dan data tunggal. Yang dimaksud dengan data berkelompok adalah data yang telah digolongkan dalam distribusi frekuensi. Sedangkan data tunggal atau data tak berkelompok adalah data yang tidak dikelompokan dalam distribusi 19 Kasiram Muhammad, Metodologi, ..................., h. 132-133 20 Kasiram Muhammad, Metodologi, ..................., h. 136

Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Upaya guru IPS dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS: studi kasus di SMP Fathilah Pondok Pinang Jakarta selatan

6 33 85

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA Motivasi Belajar Ditinjau dari Kompetensi Guru dan Lingkungan Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Kartasura Tahun Ajaran 20

0 3 12

MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KOMPETENSI GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU Motivasi Belajar Ditinjau dari Kompetensi Guru dan Lingkungan Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Kartasura Tahun Ajaran 2014/2

0 2 18

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 MOJOGEDANG PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 16

PELAKSANAAN MODEL INQUIRY SOSIAL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS

0 0 15

PERAN GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA YANG KESULITAN BELAJAR PADA PEMBELAJARAN PKN DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 PALU

0 0 9