Rasio Solvabilitas leverage ratio Rasio Rentabilitas Profitability Definisi Penilaian Kinerja

sedangkan menurut Kasmir 2010 : 110 likuiditas liquidity ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut sanggup untuk membayar kewajiban atau perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo tepat waktu, sedangkan apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya perusahaan itu dikatakan likuid. Munawir, 2004 : 31

2. Rasio Solvabilitas leverage ratio

“Rasio Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang”. Munawir, 2004 : 32 Rasio Solvabilitas meliputi primary ratio, risk assets ratio, secondary risk ratio, capital ratio, dan capital risk.

3. Rasio Rentabilitas Profitability

“Rasio Rentabilitas Profitability adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”. Munawir, 2004 : 33 Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan dan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara produktif, rentabilitas perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Rasio Rentabilitas meliputi gross profit margin, net profit margin, return on equity capital, return on total assets, dan interest margin on earning assets.

7. Jenis-jenis Analisis Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir 2008 : 286 rasio likuiditas terdiri dari quick ratio, banking ratio, loans to assets ratio, cash ratio, dan investing policy ratio. Universitas Sumatera Utara

a. Quick Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan cash assets yang dimilikinya. Rumus untuk mencari quick ratio adalah sebagai berikut Quick Ratio = Cash assets terdiri dari : - Kas - Giro pada bank lain Total deposit terdiri dari : - Giro pada passiva - Tabungan pada passiva - Deposito berjangka pada passiva

b. Banking Ratio

Banking Ratio ini digunakan untuk memenuhi kemampuan bank dalam membayar kembali kewajibannya kepada para nasabah yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya maka semakin rendah tingkat likuiditasnya. Rumus untuk mencari banking ratio adalah sebagai berikut. Banking Ratio =

c. Loans to Assets Ratio

Loans to Assets Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan assets bank yang tersedia. Universitas Sumatera Utara Semakin tinggi rasio yang ada maka akan menunjukkan semakin rendah tingkat likuiditasnya. Rumus untuk mencari loans to assets ratio adalah sebagai berikut. Loans to Assets Ratio =

d. Cash Ratio

Cash Ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam melunasi kewajiban - kewajibannya yang segera harus dibayar dengan alat-alat likuid yang dimilikinya. Semakin tinggi rasionya maka semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Rumus untuk mencari cash ratio adalah sebagai berikut. Cash Ratio

e. Investing Policy Ratio

Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban kepada para deposannya dengan melikuidasi surat berharga yang dimilikinya. Surat berharga yang dimaksud adalah surat berharga yang dapat dicairkan sewaktu - waktu. Rumus untuk mencari investing policy ratio adalah sebagai berikut. Investing Policy Ratio =

8. Definisi Penilaian Kinerja

Universitas Sumatera Utara Kemampuan perusahaan untuk mengelola usahanya saat ini tidak lagi ditentukan oleh besar kecilnya ukuran perusahaan. Banyak perusahaan besar yang memiliki sumber daya dan jangkauan yang luas ternyata tidak mampu melaksanakan aktivitasnya secara efektif dan efisien. Kenyataan ini nampak dari beberapa bank besar yang mengalami kebangkrutan dan dilikuidasi saat terjadi krisis tahun 1998 karena tidak mampu mengelola keuangannya secara baik. Sebaliknya perusahaan kecil mencoba melaksanakan operasionalnya secara baik dengan kemampuan yang dimiliki ternyata dapat lebih sukses mengembangkan usahanya dan meraih keuntungan. Disini jelas terlihat bahwa kinerja perusahaan yang efektif merupakan rencana dari setiap perusahaan. Untuk mendapatkan definisi yang jelas mengenai penilaian kinerja, berikut akan dijelaskan arti dari kinerja dan penilaian kinerja itu sendiri. Menurut Sedarmayanti 2002 : 151 “kinerja adalah upaya untuk memproleh hasil melalui operasional perusahaan yang terdiri dari berbagai macam kegiatan dengan sasaran utama yaitu untuk membantu pimpinan meningkatkan efektivitas kerja karyawan dan tentunya dengan memberikan imbalan yang sesuai”. Penilaian kinerja menurut Mulyadi 2004 : 415 adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standard, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standard perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Universitas Sumatera Utara Selain itu, menurut Mulyadi 2004 : 416 penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk beberapa tujuan, yaitu : a. mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal, b. membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, c. mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan, d. menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan menilai kinerja mereka, e. menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Teori - teori yang telah dikemukakan para ahli menjelaskan bahwa antara rasio keuangan dengan penilaian kinerja mempunyai hubungan yang erat. Herfert 2006 : 97 menjelaskan bahwa “terdapat berbagai teknik analisa termasuk rasio yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja sebuah perusahaan”. Di dalam sebuah perusahaan, pihak manajemen akan selalu mencari suatu standard yang dapat digunakan untuk menilai prestasi perusahaan. Salah satunya adalah rasio keuangan yang digunakan dengan cara membandingkan data - data dalam laporan keuangan. Hasil perbandingan dari analisa rasio keuangan akan menunjukkan kinerja yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu. Dengan kinerja tersebut dapat memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan melunasi semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini sejalan dengan penjelasan Sedarmayanti 2002 : 154 yang menyatakan “penilaian kinerja merupakan wujud dari kekuatan sebuah perusahaan, dimana kinerja yang baik merupakan wujud dari kekuatan dan kemampuan perusahaan yang dimiliki dan membuat perusahaan akan lebih percaya diri dalam kegiatan pemasaran”. Universitas Sumatera Utara Dari segi manajemen keuangan, baik atau tidak kinerja perusahaan dapat diukur dengan Sugiono, 2009 : 65 : 1. kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban utang yang akan jatuh tempo liquidity, 2. kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yaitu perbandingan antara utang dan modal leverage, 3. kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan profitability, 4. kemampuan perusahaan untuk berkembang growth, dan 5. kemampuan perusahaan untuk mengelola aset secara maksimal activity. Dari penjelasan diatas diketahui bahwa kinerja perusahaan merupakan gambaran keberhasilan perusahaan serta wujud kesesuaian dengan tujuan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Tercapainya kinerja perusahaan yang baik tergantung dari pelaksanaan perencanaan keuangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisa rasio keuangan sangat bermanfaat bagi manajemen untuk perencanaan dan evaluasi prestasi atau kinerja perusahaan. Penilaian terhadap aktivitas dan proses yang telah dilaksanakan merupakan dasar bagi manajemen untuk meningkatkan kinerja dan profitabilitas perusahaan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Arniati 2007 dengan judul “Analisis Rasio Likuiditas terhadap kinerja PT. BPR-LPN Koto Dalam Kabupaten Padang Pariaman”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil analisis rasio likuiditas meliputi quick ratio dan banking ratio masih rendah, tidak mencapai 100 dan jumlah dana untuk membiayai kredit masih kecil sedangkan rasio likuiditas meliputi cash ratio yang sangat tinggi. Universitas Sumatera Utara