Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend terhadap kinerja PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-I EKSTENSI MEDAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN GARIS TREND TERHADAP KINERJA PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN

OLEH :

NAMA : SRI NOVARIANTI SEMBIRING

NIM : 070522115

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

MEDAN 2010


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul :

“Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend terhadap kinerja PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN”

adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya menerima sanksi yang ditetapkan Universitas Sumatera Utara.

Medan, 11 Januari 2011 Yang Membuat Pernyataan

Sri Novarianti Sembiring NIM. 070522115


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend terhadap PT.

BPR PIJER PODI KEKELENGEN” disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari unsur kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Dalam penyusunan skripsi, penulis banyak menghadapi kendala maupun hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan,

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntasi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan,

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu dan sumbangan pemikirannya untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,


(4)

4. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak selaku Pembanding/Penguji I dan Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Pembanding/Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran kepada peneliti, .

5. Teristimewa buat kedua orang tua tercinta, Ayahanda Tentu Sembiring dan Ibunda Galimah Br. Ginting, S.Pd yang telah membiayai pendidikan selama ini serta selalu mendoakan dan mendukung peneliti dalam pemyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Medan, 11 Januari 2010 Penulis,

Sri Novarianti Sembirirng NIM. 070522115


(5)

ABSTRAK

PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan. Penelitian ini mendeskripsikan tentang Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dendan 2009, dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan likuiditas perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 dan memprediksi perkembangan perusahaan beberapa tahun mendatang.

Metode penelitian ini menggunakan metide deskriptif dan analisis trend yaitu mengumpulkan, menganalisis, dan menguraikan data yang diperoleh untuk analisis sehingga dapat dilihat gambaran mengenai rasio likuiditas dan garis trend PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknk wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, selanjutnya ditabulasi dan dilakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya rasio likuiditas.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi likuiditas berapa quick ratio, cash ratio, banking ratio, dan loan to assets ratio pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat disimpulkan keadaan quick ratio, cash ratio, banking ratio, loan to assets ratio PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dalam keadaan likuid.


(6)

PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan. Penelitian ini mendeskripsikan tentang Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dendan 2009, dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan likuiditas perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 dan memprediksi perkembangan perusahaan beberapa tahun mendatang.

Metode penelitian ini menggunakan metide deskriptif dan analisis trend yaitu mengumpulkan, menganalisis, dan menguraikan data yang diperoleh untuk analisis sehingga dapat dilihat gambaran mengenai rasio likuiditas dan garis trend PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknk wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, selanjutnya ditabulasi dan dilakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya rasio likuiditas.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi likuiditas berapa quick ratio, cash ratio, banking ratio, dan loan to assets ratio pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yaitu quick tratio 1, 7 %, cash ratio 83, 48 %,


(7)

sehingga dapat disimpulkan keadaan quick ratio, cash ratio PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dalam keadaan likuid karena dibawah 5 % .

Kata Kunci : Analisa Rasio Likuiditas dan Garis Trend

ABSTRACT

PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN is a company that is engaged in banking services. This study describes the Liquidity Ratio Analysis and Trend Lines in PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dendan from 2005 to 2009, and this study aims to determine the development of liquidity in the company from 2005 until 2009 and predict the development of the company several years to come.

This research method using descriptive metide and trend analysis is to collect, analyze, and describe data obtained for analysis so that it can be seen a picture of the liquidity ratio and trend line PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.

Data was collected by interview technique, observation, and documentation. After data are collected, tabulated and then performed calculations to know the size of the liquidity ratio.

The results of this study indicate that liquidity conditions how quick ratio, cash ratio, banking ratio, and loan to asset ratio at PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN for 2005 through 2009 that is in liquid.


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

D. Kerangka Konseptual... 6


(9)

A. Tinjauan Teoritis... 7

1.Analisis Rasio... 7

2.Analisis Trend Linear... 8

3.Pengertian Bank... 11

4.Bank Perkreditan Rakyat... 12

a. Pengertian BPR... 12

b. Landasan Hukum BPR... 12

c. Ruang Lingkup BPR... 13

5.Laporan Keuangan... 14

a. Pengertian Laporan Keuangan... 14

b. Tujuan Laporan Keuangan... 14

6.Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan... 16

a. Rasio Likuiditas... 16

b. Rasio Solvabilitas (leverage ratio)... 17

c. Rasio Rentabilitas (Profitability)... 17

7.Jenis-jenis Rasio Likuiditas... 18

a. Quick Ratio... 18

b. Banking Ratio... 19

c. Loans To Assets Ratio... 19

d. Cash Ratio... 19

e. Investing Policy Ratio... 20

8. Defenisi Penilaian Kinerja... 20


(10)

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Data dan Sumber Data... 25

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 25

C. Teknik Pengumpulan Data... 26

D. Metode Analisis Data... 27

E. Lokasi dan Jadwal Penelitian... 27

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 29

1. Sejarah Singkat PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN... 29

2. Ruang Lingkup Kegiatan PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN... 30

3. Visi dan Misi PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN... 31

4. Struktur Organisasi PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN... 32

B. Analisis Hasil Penelitian... 33

1. Perhitungan Rasio Likuiditas... 39

2. Perhitungan Kenaikan dan Penurunan Tingkat Quick Ratio tahun 2010 sampai dengan 2011... 50

3. Perhitungan Kenaikan dan Penurunan Tingkat Banking Ratio tahun 2010 sampai dengan 2011.. 53


(11)

4. Perhitungan Kenaikan dan Penurunan Tingkat Loan to Assets Ratio tahun 2010 sampai dengan

2011... 55

5. Perhitungan Kenaikan dan Penurunan Tingkat Cash Ratio tahun 2010 sampai dengan 2011... 58

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 62 B. Saran... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 4.1. Rasio Likuiditas Tahun 2005 sampai dengan

Tahun 2009... 45

Tabel 4.2. Quick Ratio Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2011... 50

Tabel 4.3. Banking Ratio Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2011... 53

Tabel 4.4. Loans To Assets Ratio Tahun 2010 sampai dengan

Tahun 201... 55

Tabel 4.5. Rasio Likuiditas Tahun 2010 sampai dengan


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


(14)

ABSTRAK

PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan. Penelitian ini mendeskripsikan tentang Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dendan 2009, dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan likuiditas perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 dan memprediksi perkembangan perusahaan beberapa tahun mendatang.

Metode penelitian ini menggunakan metide deskriptif dan analisis trend yaitu mengumpulkan, menganalisis, dan menguraikan data yang diperoleh untuk analisis sehingga dapat dilihat gambaran mengenai rasio likuiditas dan garis trend PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknk wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, selanjutnya ditabulasi dan dilakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya rasio likuiditas.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi likuiditas berapa quick ratio, cash ratio, banking ratio, dan loan to assets ratio pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat disimpulkan keadaan quick ratio, cash ratio, banking ratio, loan to assets ratio PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dalam keadaan likuid.


(15)

PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan. Penelitian ini mendeskripsikan tentang Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dendan 2009, dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan likuiditas perusahaan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 dan memprediksi perkembangan perusahaan beberapa tahun mendatang.

Metode penelitian ini menggunakan metide deskriptif dan analisis trend yaitu mengumpulkan, menganalisis, dan menguraikan data yang diperoleh untuk analisis sehingga dapat dilihat gambaran mengenai rasio likuiditas dan garis trend PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknk wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, selanjutnya ditabulasi dan dilakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya rasio likuiditas.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi likuiditas berapa quick ratio, cash ratio, banking ratio, dan loan to assets ratio pada PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yaitu quick tratio 1, 7 %, cash ratio 83, 48 %,


(16)

sehingga dapat disimpulkan keadaan quick ratio, cash ratio PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dalam keadaan likuid karena dibawah 5 % .

Kata Kunci : Analisa Rasio Likuiditas dan Garis Trend

ABSTRACT

PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN is a company that is engaged in banking services. This study describes the Liquidity Ratio Analysis and Trend Lines in PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN dendan from 2005 to 2009, and this study aims to determine the development of liquidity in the company from 2005 until 2009 and predict the development of the company several years to come.

This research method using descriptive metide and trend analysis is to collect, analyze, and describe data obtained for analysis so that it can be seen a picture of the liquidity ratio and trend line PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.

Data was collected by interview technique, observation, and documentation. After data are collected, tabulated and then performed calculations to know the size of the liquidity ratio.

The results of this study indicate that liquidity conditions how quick ratio, cash ratio, banking ratio, and loan to asset ratio at PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN for 2005 through 2009 that is in liquid.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penyalur dana kepada masyarakat atau sebagai lembaga pemberi kredit kepada masyarakat. Dengan demikian, merupakan hal yang wajar jika bank memperhatikan kesehatannya, sehingga tidak merugikan pihak lain baik itu pemerintah, masyarakat maupun bank itu sendiri.

Untuk melihat keadaan bank dapat digunakan alat-alat analisa antara lain adalah likuiditas. Likuiditas bank adalah kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera dapat ditarik. Kewajiban yang dimaksud adalah dana dimana setiap nasabah berhak melakukan penarikan selama saldo simpanannya mencukupi. Hal ini yang mengharuskan setiap bank berjaga-jaga agar alat likuid selalu tersedia.

Kinerja dari suatu perusahaan dapat menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan tersebut. Fungsi dari pengukuran kinerja adalah sebagai alat bantu bagi manajemen perusahaan dalam proses pengambilan keputusan, juga untuk memperlihatkan kepada investor maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan mempunyai kredibilitas yang baik. Apabila perusahaan mempunyai kredibilitas yang baik, maka hal itu akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya.

Untuk dapat mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan aspek non-keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam struktur


(18)

organisasinya, mengukur tingkat kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat kesejahteraan pegawai dan karyawannya, mengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial sekitarnya.

Penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan relatif lebih sulit dilakukan, karena penilaian tersebut tergantung dari pihak penilai, dapat dikatakan penilaian dari satu orang akan berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga dalam penilaian kinerja kebanyakan menggunakan aspek keuangan, dan pada umumnya banyak yang beranggapan bahwa keadaan keuangan akan mencerminkan keadaan seutuhnya.

Secara umum pengukuran kinerja keuangan perusahaan banyak dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan seperti rasio likuiditas. Kelebihan pengukuran dengan metode tersebut adalah kemudahan dalam perhitungannya selama data historis tersedia. Sedangkan kelemahannya adalah metode tersebut tidak dapat mengukur kinerja perusahaan secara akurat. Hal ini disebabkan karena data yang digunakan adalah data akuntansi yang tidak terlepas dari penafsiran yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam distorsi sehingga kinerja keuangan perusahaan tidak terukur secara tepat dan akurat.

Analisis terhadap laporan keuangan memerlukan suatu ukuran dan cara, di mana dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan. Perusahaan dapat menganalisis laporan keuangan dengan membandingkan rasio-rasio keuangannya selama beberapa tahun untuk mengetahui bagaimana perkembangan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Selain itu, dengan melakukan analisis terhadap rasio keuangan pihak manajemen dapat mengambil tindakan dan kebijakan yang tepat demi kelangsungan perusahaannya.


(19)

Penelitian yang dilakukan penulis kali ini melakukan penghitungan rasio likuiditas quick ratio, banking ratio, dan cash ratio, loan to asset ratio dan investing policy ratio serta menggunakan garis trend untuk memprediksi kinerja perusahaan beberapa tahun yang akan datang. Memprediksi merupakan menetapkan hal-hal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dasar kita melakukan perkiraan kondisi di depan dapat menggunakan data masa lalu, makin banyak data akan makin baik dan faktor yang mempengaruhi di masa yang akan datang antar lain politik, hukum, dan ekonomi.

Memprediksi untuk tahun-tahun berikutnya memiliki fungsi dalam menentukan kebijakan apa yang harus dilakukan untuk tahun berikutnya oleh pihak manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan. Hasil-hasil yang dipandang sudah cukup baik di waktu-waktu lalu harus dipertahankan untuk masa yang akan datang bahkan harus ditingkatkan sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.

Untuk itu penulis ingin mengetahui seberapa besar tingkat kinerja perusahaan dan penulis ingin mengetahui kinerja perusahaan di beberapa tahun mendatang dengan menggunakan analisis trend linier. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui seberapa besar tanggung jawab pihak manajemen ataupun direktur perusahaan ini dalam menjaga tingkat likuiditas perusahaan setiap tahunnya.

PT. BPR Pijer Podi Kekelengen merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan, dimana untuk melakukan kegiatan usahanya PT. BPR Pijer Podi Kekelengen memerlukan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, PT. BPR Pijer Podi Kekelengen harus mampu menggunakan dana yang ada secara efektif dan efisien sehingga tingkat likuiditas perusahaan ini dapat terjaga.

Mengingat pentingnya analisa rasio tersebut bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk menilai kinerja perusahaan dengan


(20)

penelitian yang berjudul “ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN GARIS TREND

TERHADAP KINERJA PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : ”Bagaimana kinerja keuangan PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN dengan menggunakan analisis rasio likuiditas terhadap laporan keuangan tahun 2005 sampai dengan 2009 dan untuk memprediksi bagaimana kinerja perusahaan di beberapa tahun kedepan dengan menggunakan garis trend?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :”Untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN dengan menggunakan analisis rasio likuiditas terhadap laporan keuangan tahun 2005 sampai dengan 2009 dan untuk memprediksi bagaimana kinerja perusahaan di beberapa tahun kedepan dengan menggunakan garis trend.”

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan dan memperluas wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan materi kinerja perusahaan dengan menggunakan rasio likuiditas dan garis trend

2. bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan kepada perusahaan dalam melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja perusahaan


(21)

LAPORAN KEUANGAN 3. bagi calon peneliti berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan teori dalam melakukan penelitian dengan masalah yang sama

D. Kerangka Konseptual

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Keterangan Bagan:

PT. BPR Pijer Podi Kekelengen memiliki laporan keuangan dari tahun 2005 sampai dengan 2009, laporan keuangan ini dianalisis dengan menggunakan analisis rasio likuiditas yang dihitung dengan quick ratio, banking ratio, loans to assets ratio, cash ratio, dan investing policy ratio. Selain itu, penulis juga menggunakan garis trend untuk memprediksi kinerja PT. BPR Pijer Podi Kekelengen untuk beberapa tahun kedepan. Dengan alat analisis tersebut diharapkan penulis dapat mengetahui kinerja PT. BPR Pijer Podi Kekelengen.

ANALISIS TREND (GARIS TREND) ANALISIS RASIO LIKUIDITAS

- Quick Ratio - Banking Ratio

- Loans to Assets Ratio - Cash Ratio

- Investing Policy Ratio


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio

Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam satu laporan keuangan. Angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam suatu periode maupun beberapa periode.

Menurut Kimmel (2008 : 395) “Analisis rasio menyatakan hubungan diantara pos-pos tertentu dari data laporan keuangan. Sebuah rasio menyatakan hubungan


(23)

matematika antara 1 (satu) kuantitas dengan yang lainnya. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk persentase”.

Analisis rasio memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknik analisis lainnya. Ada beberapa kelebihan dari analisis rasio keuangan, yaitu :

a. rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan,

b. merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan dan ditafsirkan,

c. mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain,

d. sangat bermanfaat sebagai bahan dalam mengisi model - model pengambilan keputusan dan model prediksi,

e. menstandarisir size perusahaan,

f. lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik,

g. lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Disamping kelebihan-kelebihan diatas, analisa rasio juga mempunyai beberapa keterbatasan. Keterbatasan analisa rasio keuangan menurut Sawir (2005 : 44) adalah :

a. kesulitan dalam mengidentifikasi jenis industri dari perusahaan yang dianalisa apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bisang usaha,


(24)

b. rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi, c. perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, d. informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan

perkiraan.

2. Analisis Trend Linear

Analisis Trend (garis trend) atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu.

Dalam analisis trend perbandingan analisis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis horizontal atau dinamis. (Kasmir, 2008 : 82)

Data yang digunakan adalah data tahunan atau periode yang digunakan biasanya hanya dua atau tiga periode saja. Hal ini disebabkan karena jika lebih dari satu periode, akan mengalami kesulitan untuk menganalisisnya. Jika data yang digunakan lebih dari dua atau tiga periode, metode yang digunakan adalah angka indeks. Dengan menggunakan angka indeks akan dapat diketahui kecenderungan atau trend atau arah dari posisi keuangan, apakah meningkat, menurun atau tetap. Hasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase.

Data keuangan yang akan digunakan untuk melakukan analisis trend dengan persentase adalah data yang paling awal. Setelah itu, data tersebut akan dibandingkan dengan data selanjutnya artinya adalah data yang paling awal dianggap sebagai tahun dasar pada awal dilakukannya perhitungan. Data awal tahun yang akan dianalisis tersebut kita anggap sebagai data normal diantara tahun yang akan dianalisis. Sebagai contoh, kita mempunyai data dari tahun 2000 sampai dengan 2006, maka tahun dasar yang kita gunakan yaitu tahun 2000.


(25)

Angka indeks yang digunakan untuk tiap pos tahun dasar dalam laporan keuangan diberi angka 100 %. Kemudian, pos yang sama dalam periode dihubungkan dengan pos yang sama pula pada tahun berikutnya. Caranya yaitu dengan membagikan jumlah rupiah pos yang sama tahun yang akan dianalisis dengan pos yang sama dengan tahun dasar.

Pada model trend ini garis vertikal (tegak) dinyatakan sebagai jumlah perkembangan data yang akan dianalisis (y), dan untuk garis horizontal (mendata) dinyatakan sebagai waktu (x). Model trend biasanya digunakan untuk memprediksi suatu persoalan (membuat ramalan jangka panjang), adapun bentuk

umum dari model trend linier ini dinyatakan dengan persamaan: y = a + bx. (Supangat, 2007 : 168)

y = Nilai trend untuk setiap unit x x = unit waktu tertentu

a = intercept (nilai trend y, pada saat x = 0) b = konstanta.

Analisis trend linier mengukur perkembangan posisi akun dari tahun ke tahun terhadap akun pada suatu tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar sehingga diketahui perubahan mendasar pada operasional perusahaan. Analisis ini digunakan untuk mengindikasikan peningkatan atau penurunan pos-pos yang ada dalam waktu yang panjang, sehingga gambaran secara keseluruhan dapat disimpulkan dengan baik dan penetapan langkah-langkah kedepannya dapat diputuskan dengan tepat. Tujuan analisis trend linier adalah untuk mengetahui perubahan posisi keuangan atau kinerja


(26)

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Selain tujuan, penghitungan analisis trend juga bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda bagi pemakai laporan keuangan. Beberapa pemakai yang membutuhkan laporan keuangan tersebut antara lain investor, pemberi pinjaman (kreditur), dan manajemen.

1. investor

Mereka membutuhkan informasi yang akurat mengenai aktivitas maupun posisi keuangan perusahaan, apakah pada masa mendatang menghasilkan laba atau sebaliknya,

2. pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi yang disediakan oleh perusahaan khususnya keuangan, yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana yang tertanam di dalam perusahaan dapat dibayarkan kembali tepat waktu oleh perusahaan,

3. manajemen

Manajemen dapat terbantu dalam hal tanggung jawab, perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis.


(27)

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat”.

Sedangkan menurut Kasmir (2010 : 55) Bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan baik jasa simpanan, pinjaman (kredit) atau jasa keuangan lainnya yang dapat dilayani oleh Bank Umum (komersil) maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank menyediakan berbagai produk keuangan, baik dalalm bentuk simpanan (rekening), pinjaman (kredit), valuta asing, maupun jasa keuangan lainnya.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa “Bank adalah badan usaha yang usaha pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.

4. Bank Perkreditan Rakyat

a. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, jenis bank di Indonesia hanya dibagi ke dalam dua bentuk yaitu Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Bank Umum didefenisikan sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu - lintas pembayaran. (Triandaru, 2008 : 84-86)


(28)

b. Landasan Hukum Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Landasan Hukum Bank Perkreditan Rakyat adalah UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998. Dalam Undang-undang tersebut secara tegas disebutkan bahwa BPR sebagai satu jenis bank yang kegiatan usahanya terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Dalam pelaksanaan kegiatan usahanya BPR dapat menjalankan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.

c. Ruang Lingkup Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kegiatan usaha yang diperkenankan dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sangat terbatas dibandingkan dengan Bank Umum. Adapun ruang lingkup Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu :

1. melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu,

2. pemberian kredit,

3. penyediaan biaya dan menempatkan dana berlandaskan prinsip syariah sesuai dengan ketentaun Bank Indonesia,

4. menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sertifikat deposito dan/atau tabungan pada bank lain.

BPR tidak diperkenankan menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran serta melakukan kegiatan usaha selain yang diperkenankan. Selain itu, BPR tidak diperkenankan melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pedagang valuta asing (dengan izin Bank Indonesia), melakukan penyertaan modal, dan melakukan usaha perasuransian. (Triandaru, 2008 : 86)


(29)

Keunggulan yang dimiliki Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terhadap Bank Umum terutama prosedur pelayanan yang sederhana, proses yang cepat, dan sistem kredit yang lebih fleksibel. Selain itu, BPR juga unggul dalam hal pelayanan kepada nasabah yang mengutamakan pendekatan personal dan mendatangi secara langsung nasabah, lokasi kantor yang dekat dengan nasabah, serta lebih memahami ekonomi dan masyarakat setempat. Dibandingkan dengan LKM non Bank, BPR memiliki keunggulan berupa adanya pengaturan, pengawasan, dan pembinaan oleh Bank Indonesia, serta adanya infrastruktur pendukung.

5. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan harus dipersiapkan untuk para pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan tersebut antara lain yaitu manajemen perusahaan, pemegang saham, kreditur, pemerintah, investor, dan masyarakat.

Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan dapat mengetahui keadaan keuangan antara lain para pemilik perusahaan, manajer


(30)

perusahaan yang bersangkutan para kreditur, bankers, investor, karyawan, dan masyarakat.

Menurut Munawir (2004 : 5), “laporan keuangan adalah hasil dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba”.

Menurut Harahap (2004 : 165) laporan keuangan menggambarkan kondisi dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan rugi/laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan posisi keuangan.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dibuat dalam bentuk neraca, laporan rugi/laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan posisi keuangan yang dapat menggambarkan kondisi keuangan serta kinerja manajemen perusahaan yang bersangkutan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No. 1 (2007 : par. 12), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan,

b. laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu,

c. laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi serta arus kas di masa depan. Dari pengertian diatas tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi


(31)

keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber - sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

Laporan keuangan dibuat oleh pihak manajemen bertujuan untuk memberikan pertanggungjawaban tugas - tugas yang dibebankan kepada nya oleh para pemilik perusahaan. Selain itu, laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan - tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak eksternal perusahaan. Agar pembaca laporan keuangan tersebut memperoleh gambaran yang jelas, maka laporan keuangan yang disusun harus berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.

6. Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan

Jenis-jenis analisis rasio keuangan.

1. Rasio Likuiditas

Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya persediaan untuk memenuhi kewajiban kas jangka pendek. Risiko Likuiditas perusahaan jangka pendek dipengaruhi oleh kapan arus kas masukdan arus kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Analisis Rasio Likuiditas diarahkan pada aktivitas operasi perusahaan, kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan produk dan jasa dan persyaratan serta ukuran modal kerja. Rasio Likuiditas meliputi quick ratio, investing policy ratio, banking ratio, loans to assets ratio, dan cash ratio.

Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas jangka pendek secara konvensional dianggap periode hingga satu tahun, meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasional suatu perusahaan (periode waktu yang mencakup siklus pembelian-produksi-penjualan-penagihan). (Halsey, 200 : 185)


(32)

sedangkan menurut Kasmir (2010 : 110) likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut sanggup untuk

membayar kewajiban atau perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo tepat waktu, sedangkan apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya perusahaan itu dikatakan likuid. (Munawir, 2004 : 31)

2. Rasio Solvabilitas (leverage ratio)

“Rasio Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang”. (Munawir, 2004 : 32) Rasio Solvabilitas meliputi primary ratio, risk assets ratio, secondary risk ratio, capital ratio, dan capital risk.

3. Rasio Rentabilitas (Profitability)

“Rasio Rentabilitas (Profitability) adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”. (Munawir, 2004 : 33) Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan dan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara produktif, rentabilitas perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Rasio Rentabilitas meliputi gross profit margin, net profit margin, return on equity capital, return on total assets, dan interest margin on earning assets.

7. Jenis-jenis Analisis Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2008 : 286) rasio likuiditas terdiri dari quick ratio, banking ratio, loans to assets ratio, cash ratio, dan investing policy ratio.


(33)

a. Quick Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan cash assets yang dimilikinya.

Rumus untuk mencari quick ratio adalah sebagai berikut

Quick Ratio =

Cash assets terdiri dari : - Kas

- Giro pada bank lain Total deposit terdiri dari :

- Giro (pada passiva) - Tabungan (pada passiva)

- Deposito berjangka (pada passiva)

b. Banking Ratio

Banking Ratio ini digunakan untuk memenuhi kemampuan bank dalam membayar kembali kewajibannya kepada para nasabah yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya maka semakin rendah tingkat likuiditasnya.

Rumus untuk mencari banking ratio adalah sebagai berikut.

Banking Ratio =

c. Loans to Assets Ratio

Loans to Assets Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan assets bank yang tersedia.


(34)

Semakin tinggi rasio yang ada maka akan menunjukkan semakin rendah tingkat likuiditasnya.

Rumus untuk mencari loans to assets ratio adalah sebagai berikut.

Loans to Assets Ratio =

d. Cash Ratio

Cash Ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam melunasi kewajiban - kewajibannya yang segera harus dibayar dengan alat-alat likuid yang dimilikinya. Semakin tinggi rasionya maka semakin tinggi tingkat likuiditasnya.

Rumus untuk mencari cash ratio adalah sebagai berikut.

Cash Ratio

e. Investing Policy Ratio

Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban kepada para deposannya dengan melikuidasi surat berharga yang dimilikinya. Surat berharga yang dimaksud adalah surat berharga yang dapat dicairkan sewaktu - waktu. Rumus untuk mencari investing policy ratio adalah sebagai berikut.

Investing Policy Ratio =


(35)

Kemampuan perusahaan untuk mengelola usahanya saat ini tidak lagi ditentukan oleh besar kecilnya ukuran perusahaan. Banyak perusahaan besar yang memiliki sumber daya dan jangkauan yang luas ternyata tidak mampu melaksanakan aktivitasnya secara efektif dan efisien. Kenyataan ini nampak dari beberapa bank besar yang mengalami kebangkrutan dan dilikuidasi saat terjadi krisis tahun 1998 karena tidak mampu mengelola keuangannya secara baik. Sebaliknya perusahaan kecil mencoba melaksanakan operasionalnya secara baik dengan kemampuan yang dimiliki ternyata dapat lebih sukses mengembangkan usahanya dan meraih keuntungan. Disini jelas terlihat bahwa kinerja perusahaan yang efektif merupakan rencana dari setiap perusahaan.

Untuk mendapatkan definisi yang jelas mengenai penilaian kinerja, berikut akan dijelaskan arti dari kinerja dan penilaian kinerja itu sendiri. Menurut Sedarmayanti (2002 : 151) “kinerja adalah upaya untuk memproleh hasil melalui operasional perusahaan yang terdiri dari berbagai macam kegiatan dengan sasaran utama yaitu untuk membantu pimpinan meningkatkan efektivitas kerja karyawan dan tentunya dengan memberikan imbalan yang sesuai”.

Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2004 : 415) adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standard, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standard perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.


(36)

Selain itu, menurut Mulyadi (2004 : 416) penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk beberapa tujuan, yaitu :

a. mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal,

b. membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, c. mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk

menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan,

d. menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan menilai kinerja mereka,

e. menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Teori - teori yang telah dikemukakan para ahli menjelaskan bahwa antara rasio keuangan dengan penilaian kinerja mempunyai hubungan yang erat. Herfert (2006 : 97) menjelaskan bahwa “terdapat berbagai teknik analisa termasuk rasio yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja sebuah perusahaan”.

Di dalam sebuah perusahaan, pihak manajemen akan selalu mencari suatu standard yang dapat digunakan untuk menilai prestasi perusahaan. Salah satunya adalah rasio keuangan yang digunakan dengan cara membandingkan data - data dalam laporan keuangan. Hasil perbandingan dari analisa rasio keuangan akan menunjukkan kinerja yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu. Dengan kinerja tersebut dapat memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan melunasi semua kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini sejalan dengan penjelasan Sedarmayanti (2002 : 154) yang menyatakan “penilaian kinerja merupakan wujud dari kekuatan sebuah perusahaan, dimana kinerja yang baik merupakan wujud dari kekuatan dan kemampuan perusahaan yang dimiliki dan membuat perusahaan akan lebih percaya diri dalam kegiatan pemasaran”.


(37)

Dari segi manajemen keuangan, baik atau tidak kinerja perusahaan dapat diukur dengan (Sugiono, 2009 : 65) :

1. kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (utang) yang akan jatuh tempo (liquidity),

2. kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yaitu perbandingan antara utang dan modal (leverage),

3. kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan (profitability), 4. kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth), dan

5. kemampuan perusahaan untuk mengelola aset secara maksimal (activity).

Dari penjelasan diatas diketahui bahwa kinerja perusahaan merupakan gambaran keberhasilan perusahaan serta wujud kesesuaian dengan tujuan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Tercapainya kinerja perusahaan yang baik tergantung dari pelaksanaan perencanaan keuangan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Analisa rasio keuangan sangat bermanfaat bagi manajemen untuk perencanaan dan evaluasi prestasi atau kinerja perusahaan. Penilaian terhadap aktivitas dan proses yang telah dilaksanakan merupakan dasar bagi manajemen untuk meningkatkan kinerja dan profitabilitas perusahaan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Arniati (2007) dengan judul “Analisis Rasio Likuiditas terhadap kinerja PT. BPR-LPN Koto Dalam Kabupaten Padang Pariaman”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil analisis rasio likuiditas meliputi quick ratio dan banking ratio masih rendah, tidak mencapai 100 % dan jumlah dana untuk membiayai kredit masih kecil sedangkan rasio likuiditas meliputi cash ratio yang sangat tinggi.


(38)

Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Lubis (2008) dengan judul “Peranan Analisis Rasio Keuangan Dalam Penilaian kinerja PT. Bank Tabungan Keuangan Negara Cabang Medan”, penelitian ini menyimpulkan bahwa dari sudut rasio likuiditas dan rasio rentabilitas PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan mengalami peningkatan pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006. Dari segi likuiditas, rasio kas tahun 2006 sebesar 9,3 % dan tahun 2007 sebesar 23,2 % persentase yang berada diatas standard BI yaitu kas >= 4,05 %, Rasio LDR tergolong sehat tahun 2006 sebesar 63,4 % dan 2007 sebesar 63,2 % berada pada posisi sehat <= 94,75 % dan dari segi rentabilitas rasio laba terhadap aktiva (ROA) tahun 2006 sebesar 4,6 % dan tahun 2007 sebesar 4,4 % persentase yang berada diats standard BI yaiitu >= 1,215 % meskipun pada tahun 2007 mengalami penurunan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer data sekunder, data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian atau perusahaan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis. Data yang diperoleh adalah laporan keuangan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 yang nantinya akan diolah lagi untuk menghitung rasio keuangannya.

Data sekunder adalah data yang sudah diolah bersumber dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan didokumentasi. Data ini


(39)

Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Lubis (2008) dengan judul “Peranan Analisis Rasio Keuangan Dalam Penilaian kinerja PT. Bank Tabungan Keuangan Negara Cabang Medan”, penelitian ini menyimpulkan bahwa dari sudut rasio likuiditas dan rasio rentabilitas PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan mengalami peningkatan pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006. Dari segi likuiditas, rasio kas tahun 2006 sebesar 9,3 % dan tahun 2007 sebesar 23,2 % persentase yang berada diatas standard BI yaitu kas >= 4,05 %, Rasio LDR tergolong sehat tahun 2006 sebesar 63,4 % dan 2007 sebesar 63,2 % berada pada posisi sehat <= 94,75 % dan dari segi rentabilitas rasio laba terhadap aktiva (ROA) tahun 2006 sebesar 4,6 % dan tahun 2007 sebesar 4,4 % persentase yang berada diats standard BI yaiitu >= 1,215 % meskipun pada tahun 2007 mengalami penurunan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer data sekunder, data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian atau perusahaan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis. Data yang diperoleh adalah laporan keuangan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 yang nantinya akan diolah lagi untuk menghitung rasio keuangannya.

Data sekunder adalah data yang sudah diolah bersumber dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan didokumentasi. Data ini


(40)

diperoleh penulis antara lain sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan data lainnya.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek penelitian atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya. (Ruslan, 2008 : 133)

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek/subyek yang dipelajari, tetapi menjadi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dari penelitian yang dilakukan penulis adalah Laporan keuangan PT. BPR Pijer Podi Kekelengen sejak awal berdirinya.

Peneliti yang meneliti seluruh elemen-elemen populasi disebut sensus dan jika meneliti sebagian dari elemen-elemen tertentu suatu populasi disebut penelitian sampel. Peneliti yg secara teknis umumnya akan mengalami kesulitan melakukan sensus, karena jumlah dari elemen relatif sangat besar dan sulit untuk menghitungnya, adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yg tersedia dalam pelaksanaan suatu penelitian. (Ruslan, 2008 : 139)

Jadi, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun sampel dari penelitian yang dilakukan penulis adalah Laporan keuangan PT. BPR Pijer Podi Kekelelengen dari tahun 2005 sampai dengan 2009.


(41)

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut:

1. teknik dokumentasi, dengan pencatatan dan fotokopi data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, baik dari perusahaan atau berasal dari sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. teknik observasi, dengan suatu tinjauan langsung ke tempat perusahaan yang menjadi objek penelitian

3. teknik wawancara, dengan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaaan langsung secara lisan kepada pegawai perusahaan.

D. Metode Analisis Data

Dalam melakukan analisis terhadap data yang diperoleh, penulis melakukannya dengan metode statistik deskriptif. Berdasarkan analisis statistik deskriptif dilakukan pendeskripsian mengenai analisis likuiditas yang dilihat dari laporan keuangan periode 2005 sampai dengan 2009

E. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. BPR Pijer Podi Kekelengen, beralamat di Jalan Medan-Tanjung Pura Km. 31,5 Tandem Pasar 7, dan waktu penelitian pada bulan Agustus 2010 sampai dengan selesai.


(42)

Penelitian Agustus September Oktober Nopember 1 Pengajuan Judul

2 Penyelesaian proposal 3 Pengumpulan

Data 4 Seminar

Proposal 5. Penulisan

Laporan 6. Penyelesain

Laporan

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Perseroan ini bernama PT BANK PERKREDITAN RAKYAT PIJER PODI

KEKELENGEN, yang disingkat dengan PT. BPR-PIJER PODI

KEKELENGENberkedudukan di Jl. Jamin Ginting Km. 45 Sukamakmur Sibolangit, dengan mempunyai kantor – kantor cabang antara lain di Berastagi, Deli Serdang, Medan. PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN didirikan pada tanggal 23 Desember 1991 yang dibuat dihadapan Pagit Maria Tarigan, Sarjana Hukum Notaris di Medan.


(43)

Salah satu upaya dalam mengatasi kemiskinan yang direkomendasikan oleh Gereja-Gereja di Indonesia adalah mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).Oleh karena itu GBKP (Gereja Batak Karo Protestan) telah mendirikan BPR Pijer Podi Kekelengen GBKP pada 23 Desember 1991. Maksud dan tujuan dari pendirian BPR ini adalah Mengatasi kemiskinan dengan melayani masyarakat pedagang kaki lima disekitar pinggiran kota untuk meningkatkan usaha yang sebelumnya terjerat oleh perlakuan rentenir, dan juga sebagai sarana untuk menyediakan lapangan kerja bagi pemuda-pemudi gereja untuk mengurangi pengangguran.

Disamping maksud dan tujuan tersebut yang menjadi alasan didirikannya BPR Pijer Podi Kekelengen GBKP adalah Pemerintah telah memberikan kesempatan untuk mendirikan BPR dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat, BPR merupakan alat sebagai pengumpul dana dan menyediakan pinjaman bagi masyarakat. BPR merupakan alat manajemen gerejawi yang profesional.

Salah satu sasaran yang ingin dicapai oleh PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN adalah melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pega-wai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang (rentenir dan pengijon).

2. Ruang Lingkup Kegiatan PT. BPR PIJER PODI

PT. BPR PIJER PODI melaksanakan aktivitas usahanya melalui beberapa produk – produk yang dipercaya dapat membantu masyarakat dari kalangan menengah kebawah.


(44)

Adapun produk – produk dari PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN adalah sebagai berikut :

a) menghimpun Dana

1. SIMALEM : Simpanan Masyarakat Ekonomi Lemah,

Bunga Tabungan 8% pertahun untuk Rp. 10.000,1 s/d Rp.5.000.000.

Bunga Tabungan 8% pertahun untuk > Rp. 5.000.000,

2. SIMBISA : Simpanan Bagi Insan Percaya 3% pertahun. 3. DEPOSITO : Deposito Berjangka ,

1. 3 (tiga) bulan = 8% pertahun 2. 6 (enam) bulan = 8% pertahun 3. 9 (sembilan) bulan = 8% pertahun 4. 12 (dua belas) bulan = 8% pertahun.

4. DIAKONIA : Bunga Tabungan Rp. 10.000,1 s/d Rp………..= 8% pertahun.

Bunga Tabungan Rp. 5.000.000,1 s/d Rp…….= 8%

pertahun.

b) menyalurkan Dana

a. Kelompok I : <= Rp. 5.000.000

b. Kelompok II : > Rp. 5.000.000

c. Kelompok III : Pegawai


(45)

3. Visi dan Misi PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN

1. Visi PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN

Membantu Meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya ekonomi lemah

2. Misi PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN

Memberikan tingkat suku bunga kredit yang rendah, dan pelayanan langsung ke nasabah.

4. Struktur Organisasi PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN

Struktur Organisasi perusahaan memegang peranan penting dalam pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara optimal. Oleh karena itu, struktur organisasi perusahaan harus dibuat sedemikian rupa agar sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keadaan perusahaan yang mencerminkan kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengkoordinir karyawan, fasilitas, dan yang lainnya.

Dalam mengelola PT. BPR Pijer Podi Kekelengen ini juga dibentuk Pengurus – pengurus. Adapun susunan Kepengurusan PT. BPR Pijer Podi Kekelengen adalah:


(46)

Direktur : Ir. Rido Tarigan

Direktur : Amosi Telaumbanua, SE

Komisaris Utama : Pdt. Dr. Elieser Perpulungen Ginting Suka, S.Th

Komisaris : Pdt. Selamat Barus

Komisaris : Pdt. Usman Sembiring Meliala, S.Th

Komisaris : Pdt. Agustinus Pengarapen Purba, S.Th

B. Analisis Hasil Penelitian

Laporan keuangan perusahaan merupakan gambaran posisi keuangan dan hasil kegiatan usaha pada suatu periode akuntansi. PT. BPR PIJER PODI menyusun laporan keuangan pada akhir periode akuntansi setiap tanggal 31 Desember. Berdasarkan data yang dipublikasikan PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN diperoleh data sebagai berikut:

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BULANAN

NERACA

PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN PER 31 Desember 2005 dan 2006

(Dalam Ribuan Rupiah)

No.

Pos-Pos

Posisi Desember 2006

Posisi Desember2005


(47)

I. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aktiva Kas

Giro pada Bank lain

Penempatan pada bank lain

Penyisihan ph. Penempatan -/-

Surat – surat berharga

Kredit yang diberikan

a. Pihak terkait dengan bank

b. Pihak tidak terkait

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Aktiva dalam valuta asing

Aktiva Tetap dan Inventaris

Akumulasi penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris -/-

Aktiva Lain – lain

285.069 - 2.187.933 - - 21.170 18.266.711 233.065 - 864.709 335.414 202.841 412,915 - 984,617 - - 34.869 15.158.453 171.217 - 697.690 241.590 154.912

Jumlah 21.259.954 17.030.649

II.

1

PASIVA


(48)

2 3 4 5 6 7 8 Tabungan Deposito Berjangka

a. Pihak Terkait

b. Pihak tidak terkait

Pinjaman yang diterima

Kewajiban lain - lain

Pinjaman Sub Ordinasi

Modal Pinjaman

Ekuitas :

a. Modal Sendiri b. Modal Sumbangan

c. Selisih Penilaian kembali Aktiva Tetap

d. Laba Ditahan

15.147.165 915.500 1.724.500 - 242.715 - - - 1.500.000 - - 1.354.719 12.206.275 715.500 1.074.500 - 258.552 - - 118.121 1.500.000 - - 861.082


(49)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BULANAN NERACA

PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN PER 31 MARET 2007 dan 2008

(Dalam Ribuan Rupiah)

No. Pos-Pos 2008 2007

1

2

Aktiva

Kas

Giro pada Bank lain

189.506

-

409.375


(50)

3 4 5 6 7 8

Penempatan pada bank lain

a. Pada bank umum

b. Pada BPR

Kredit yang diberikan

a. Pihak terkait dengan bank

b. Pihak tidak terkait

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/-

Aktiva dalam valuta asing

Aktiva Tetap dan Inventaris

a. Tanah dan Gedung

b. Akumulasi penyusutan gedung -/-

c. Inventaris

d. Akumulasi penyusutan Inventaris -/-

Aktiva Lain-lain 2.953.256 2.953.256 - 25.183.196 34.682 25.148.514 699.658 - 890.212 768.566 37.458 650.085 490.981 267.187 3.390.323 3.390.323 - 22.899.261 74.902 22.824.359 557.152 - 568.365 376.196 22.600 620.824 406.055 239.553

Jumlah Aktiva 28.783.699 26.949.725

1

2

PASIVA

Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar

Tabungan

404.727

21.570.505

364.382


(51)

3 4 5 6 7 8 9

a. Pihak terkait

b. Pihak tidak terkait

Deposito Berjangka

a. Pihak Terkait

b. Pihak tidak terkait

Kewajiban Kepada Bank Indonesia

Antar bank Pasiva

Pinjaman yang diterima

Pinjaman Subordinasi

Rupa-rupa pasiva

Ekuitas

a. Modal Dasar

b. Modal yang belum disetor -/-

c. Agio

d. Disagio -/-

e. Modal Sumbangan

f. Modal Pinjaman

g. Dana Setoran Modal

1.271.080 20.299.425 2.492.500 761.000 1.731.500 - - - - 1.873.390 2.442.577 1.500.000 - - - - - - 1.258.871 19.118.057 2.550.000 760.500 1.789.500 - - - - 268.983 3.389.432 1.500.000 - - - - - -


(52)

h. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap

i. Cadangan Umum

j. Cadangan Tujuan

k. Laba ditahan

l. Laba/rugi tahun berjalan

-

-

-

-

942.577

-

301.329

902.489

-

685.614

Jumlah 28.783.699 26.949.725

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BULANAN NERACA

PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN PER 31 MARET 2009

(Dalam Ribuan Rupiah)

No. Pos-Pos 2009


(53)

1 2 3 4 5 6 7 8 Kas

Sertifikat Bank Indonesia

Penempatan pada bank lain

a. Pada bank umum

b. Pada BPR

Kredit yang diberikan

a. Pihak Terkait b. Pihak tidak terkait

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif -/-

Aktiva dalam valuta asing

Aktiva Tetap dan Inventaris

a. Tanah dan Gedung

b. Akumulasi penyusutan gedung -/-

c. Inventaris

d. Akumulasi penyusutan Inventaris -/-

Aktiva Lain-lain 260.052 - 1.777.027 - - 72.009 29.104.925 721.411 - 768.184 62.032 612.154 460.282 379.579

Jumlah Aktiva 31.730.169


(54)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kewajiban-kewajiban yang segera dapat dibayar

Tabungan

a. Pihak terkait

b. Pihak tidak terkait

Deposito Berjangka

a. Pihak Terkait

b. Pihak tidak terkait

Kewajiban Kepada Bank Indonesia

Antar bank Pasiva

Pinjaman yang diterima

Pinjaman Subordinasi

Rupa-rupa pasiva

Ekuitas

a. Modal Dasar

b. Modal yang belum disetor -/-

c. Agio

d. Disagio -/-

e. Modal Sumbangan

63.453 943.183 24.467.155 61.000 1.276.500 - - - - 409.552 2.500.000 1.000.000 - - -


(55)

f. Modal Pinjaman

g. Dana Setoran Modal

h. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap

i. Cadangan Umum

j. Cadangan Tujuan

k. Laba ditahan

l. Laba/rugi tahun berjalan

-

1.000.000

-

300.000

-

942.577

766.749

Jumlah 31.730.169

1. Perhitungan Rasio Likuiditas

Berdasarkan neraca PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN di atas, maka rasio – rasio likuiditasnya dapat dihitung sebagai berikut :

% 100

. x

Deposit Total

Assets Cash

Ratio Quick

a =

Cash Assets 2005 2006 2007 2008 2009

Kas 412.915 285.069 409.375 189.506 260.052


(56)

Giro pada Bank Lain - - - - -

Total 412.915 285.069 409.375 189.506 260.052

Total Deposit 2005 2006 2007 2008 2009

Tabungan 12.206275 15.147.165 20.376.928 21.570.505 25.410.338

Deposito berjangka

1.790.000 2.640.000 2.550.000 2.492.500 1.337.500

Total 13.996.275 17.787.165 22.926.928 24.063.005 26.747.838

Quick Ratio Tahun 2005 = X 100%

= 2,95 %

Quick Ratio Tahun 2006 = X 100%

= 1,70%

Quick Ratio Tahun 2007 = X 100%

= 1.8%

412.915

13 996 275

285.069

17 787 165

409.375

22 926 928


(57)

Quick Ratio Tahun 2008 = X 100%

= 0.8%

Quick Ratio Tahun 200= X 100%

= 0.9%

b. Banking Ratio = x100%

Deposit Total

Loan Total

Total Loans 2005 2006 2007 2008 2009

Kredit yang diberikan

15.193.322 18.287.881 22.899.261 25.183.196 29.176.934

Total Deposit 2005 2006 2007 2008 2009

Tabungan 12.206275 15.147.165 20.376.928 21.570.505 25.410.338

Deposito berjangka

1.790.000 2.640.000 2.550.000 2.492.500 1.337.500

Total 13.996.275 17.787.165 22.926.928 24.063.005 26.747.838

Banking Ratio Tahun 2005 = X 100%

= 108,55%

260.052

26 747 838


(58)

Banking Ratio Tahun 2006 = X 100%

= 102,81%

Banking Ratio Tahun 2007 = X 100%

= 99,8%

Banking Ratio Tahun 2008 = X 100%

= 104.65%

Banking Ratio Tahun 2009 = X 100%

= 109.08%

c. Loan to Assets ratio = x100% Assets

Total

Loans Total

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009

Total Loans 15.193.322 18.287.881 22.899.261 25.183.196 29.176.934

22.899.261

25.183.196

29.176.934 18.287.881


(59)

Total Assets/ Total Aktiva

17.030.649 21.259.954 26.949.725 28.783.699 31.730.169

Loan to Assets Ratio tahun 2005 = X 100%

= 89.21%

Loan to Assets Ratio tahun 2006 = X 100%

= 86.02%

Loan to Assets Ratio tahun 2007 = X 100%

= 84.97%

Loan to Assets Ratio tahun 2008 = X 100%

= 87.49%

Loan to Assets Ratio tahun 2009 = X 100%

15.193.322

22.899.261

25.183.1962 8.783.699

29.176.934

31 730 169 18.287.881


(60)

= 91.95%

d. Cash Ratio = x100%

dibayar segera

harus yang Kewajiban

Assets Liquid

Liquid Assets 2005 2006 2007 2008 2009

Kas 412.915 285.069 409.375 189.506 260.052

Giro Bank Indonesia

- - - - -

Total 412.915 285.069 409.375 189.506 260.052

Kewajiban yang harus Segera dibayar

2005 2006 2007 2008 2009

Kewajiban yang harus Segera dibayar

414.740 375.355 364.382 404.727 63.453

Total Deposit 13.996.275 17.787.165 22.926.928 24.063.005 26.747.838


(61)

Cash Ratio Tahun 2005 = X 100%

= 2.86

Cash Ratio Tahun 2006 = X 100%

= 1.56%

Cash Ratio Tahun 2007 = X 100%

= 1,75%

Cash Ratio Tahun 2008 = X 100%

= 0.7%

Cash Ratio Tahun 2009 = X 100%

= 0.9%

e. Investing Policy Ratio =

Deposit Total

Securities

x 100%

409.375

189.506

260.052 285.069


(62)

Investing Policy Ratio pada PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN tidak ada perhitungan, ini dikarenakan PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN tidak mengeluarkan surat berharga dalam jangka pendek maupun jangka panjang dalam menghimpun dana dari kreditur.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka rasio – rasio likuiditas PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN periode Desember 2005 sampai dengan Desember 2009 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1: Rasio Likuiditas tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

Rasio Likuiditas 2005 2006 2007 2008 2009

Quick Ratio 2,95% 1,60% 1,78% 0,7% 0,9%

Bangking Ratio 108,55% 102,81% 99,8% 104,65% 109,08%

Loan to Assets Ratio 89,21% 86,02% 84,97% 87,49% 91,95%

Cash Ratio 2,86% 1,56% 1,75% 0,7% 0,9%

Hasil analisis rasio likuiditas di atas adalah :


(63)

Dari hasil perhitungan terhadap quick ratio pada PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN dapat diketahui bahwa Quick Ratio PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 yakni pada tahun 2005 Quick Ratio sebesar 2,95%, tahun 2006 turun menjadi 1,60 %, tahun 2007 sebesar 1,78%, tahun 2008 turun menjadi sebesar 0,7 %, dan tahun 2009 turun menjadi 0,9 %.

Sedangkan penurunan Quick Ratio adalah dari tahun 2005 ke tahun 2006 turun sebesar 1,35 %, dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat 0,18 %. Dari tahun 2005 sampai dengan 2006 Quick Ratio mengalami penurunan dikarenakan kenaikan total deposit. Dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat 0,18 %, dan tahun 2007 ke tahun 2008 menurun 1,18 %.

Dari angka rasio tersebut dapat diketahui bahwa PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN mulai dari tahun 2005 sampai tahun 2006 mempunyai penurunan kemampuan untuk membayar kembali simpanan para deposannya dengan menggunakan cash assets (alat yang paling likuid yang dimiliki oleh bank). Sedangkan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 mempunyai peningkatan kemampuan untuk membayar kembali simpanan para deposannya dengan menggunakan cash assets (alat yang paling likuid yang dimiliki oleh bank), sedangkan pada tahun 2009 mengalami penurunan kemampuan untuk membayar kembali simpanan para deposannya dengan menggunakan cash assets, karena jumlah cash asset perusahaan mengalami penurunan.

2. Banking Ratio

Dari perhitungan rasio diatas dapat dilihat bahwa Banking Ratio mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 yakni pada tahun 2005


(64)

Banking Ratio adalah sebesar 108,55 %, tahun 2006 sebesar 102,81%, tahun 2007 sebesar 99,8 %, tahun 2008 sebesar 104,65 %, sedangkan tahun 2009 sebesar 109,08%. Adapun rata – rata Banking Ratio PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 adalah 104,97 %.

Sedangkan penurunan Banking Ratio adalah dari tahun 2005 ke tahun 2006 menurun 5,74%, dari tahun 2006 ke tahun 2007 menurun sebesar 3,01%, dari tahun 2007 ke tahun 2008 menurun sebesar 4,85 %, dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 meningkat sebesar 5,43 %. Rasio ini menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditas. Dalam mengukur tingkat ratio ini berpedoman kepada “Semakin besar nilai dari rasio maka menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin kecil”. Hal ini dikarenakan pada Banking Ratio ini yang dibandingkan adalah totalloans dengan total depositdimana total loansmemiliki kemungkinan tidak dapat dibayar (macet) sehingga menyebabkan semakin besar nilai rasio ini maka menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin kecil, dan menunjukkan bahwa tingkat likuiditas semakin kecil karena jumlah dana untuk membiayai kreditnya semakin banyak.

3. Loans to Assets Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dari debitur dengan asset yang dimilikinya.

Loans to Assets Ratio PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN mengalami peningkatan dan penurunan yakni pada tahun 2005 Loans to Assets Ratio adalah 89,21%, tahun 2006 sebesar 86,02 %, tahun 2007 sebesar 84,97 %, tahun 2008 sebesar 87,49%, dan tahun


(65)

2009 sebesar 91,95%. Adapun rata – rata Loans to Assets Ratio PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dengan 2009 adalah 87,92 %.

Loans to Assets Ratio dari tahun 2005 ke tahun 2006 menurun sebesar 3,19%, dari tahun 2006 ke tahun 2007 menurun 1,05 %, dari tahun 2007 ke tahun 2008 meningkat sebesar 2,52, dan dari tahun 2008 ke tahun 2009 meningkat 4,46 %.Setiap kenaikan rasio dikarenakan kenaikan total loans, sedangkan setiap penurunan dikarenakan kenaikan total asset.

Dalam mengukur tingkat ratio ini berpedoman kepada “Semakin tinggi tingkat ratio menunjukkan semakin rendah tingkat likuiditas bank”. Hal ini dikarenakan pada Loans to Assets Ratio ini yang dibandingkan adalah total loans dengan total Assets, dimana total loans memiliki kemungkinan tidak dapat dibayar (macet) sehingga menyebabkan semakin besar nilai rasio ini maka menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin kecil. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan semakin rendah tingkat likuiditas bank.

Dengan demikian dari perhitungan yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa dengan kenaikan nilai dari rasio ini PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN ini menunjukkan bahwa tingkat likuiditas semakin kecil karena jumlah dana untuk membiayai kredit semakin banyak.

4. Cash Ratio

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan selama tahun 2005 sampai dengan 2009 dapat dilihat bahwa Cash Ratio PT BPR PIJER PODI


(66)

KEKELENGEN mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2005 Cash Ratio adalah 2,86 %, tahun 2006 sebesar 1,56 %, tahun 2007 sebesar 1,75 %, tahun 2008 sebesar 0,7 %, dan tahun 2009 sebesar 0,9 %. Tingkat Cash Ratio yang dicapai PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN ini tidak baik karena berada dibawah ketentuan minimum yaitu 5%. Adapun rata- rata Cash ratio PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 adalah 1,554 %.

Sedangkan penurunan Cash Ratio dari tahun 2005 ke tahun 2006 menurun 1,30 %, ini disebabkan peningkatan total liquid assets tidak sebanding dengan peningkatan besar tingkat kewajiban yang harus segera dibayar. Dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat 0,19%, ini disebabkan karena total liquid assets meningkat. Dari tahun 2007 ke tahun 2008 menurun 1,05 %, ini disebabkan karena total liquid assests yang dimiliki perusahaan meningkat pesat dibandingkan peningkatan total deposit. Dari tahun 2008 ke tahun 2009 meningkat 0,2 %, ini disebabkan karena total liquid asset menurun, sedangkan jumlah kewajiban yang harus segera dibayar meningkat, ini dikarenakan kebijakan dari manajemen yang menempatkan liquid assets yang dimiliki pada bank lain yang sangat besar.

Likuiditas untuk tahun-tahun yang akan datang dapat kita prediksi atau ramalkan dengan tujuan untuk mengetahui kecendrungan naik atau turun likuiditas pada tahun mendatang berdasarkan tingkat likuiditas pada masa lampau. Untuk memprediksi tingkat likuiditas pada tahun yang akan datang dapat digunakan persamaan garis lurus sebagai berikut (Andi Supangat.2007).


(67)

Dimana : Y : Likuiditas

X : Skala Tahun

a : Konstanta

b : Konstanta

n : Banyak data

persamaan garis lurus di atas dapat dikembangkan menjadi :

y=na+b

= ⋅

+ ⋅

2

x b x a xy

2. Perhitungan Kenaikan atau Penurunan tingkat Quick Ratio tahun 2010 sampai dengan 2011

Tabel 4.2 : Jumlah Quick Ratiountuk Memprediksi Quick Rasio Tahun Yang Akan Datang.


(68)

Quick Ratio 2,95% 1,60% 1,78% 0,7% 0,9%

Bangking Ratio 108,55% 102,81% 99,8% 104,65% 109,08%

Loan to Assets Ratio

89,21% 86,02% 84,97% 87,49% 91,95%

Cash Ratio 2,86% 1,56% 1,75% 0,7% 0,9%

Maka dapat diprediksikan/diramalkan jumlah rasio likuiditas bank (quick rasio) pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dengan menggunakan rumus garis lurus (rumus trend) (Andi Supangat.2002).

Y = a + bx

Dimana : Y : Jumlah Quick rasio

X : Skala Tahun

a : Konstanta

b : Konstanta

n : Banyak data

y=na+b

= ⋅

+ ⋅

2

x b x a xy


(69)

TAHUN QUICK RATIO (Y)

X XY X2

2005 2,95% 0 0 0

2006 1,60% 1 1,60% 1

2007 1,78% 2 3,56% 4

2008 0,7% 3 2,1% 9

2009 0,9% 4 3,96% 16

TOTAL 7,93% 10 11,22% 30

7,93%= 5.a + b.10

7,93%=5a+10b………..persamaan 1

= ⋅

+ ⋅

2

x b x a xy

16,1%=a.10 + b.30…………..persamaan 2

Untuk mencari konstanta a dilakukan proses eliminasi:

7,93%=5a+10b X2 15,86% = 10a + 20b

11,22%=a.10 + b.30 X1 11,22% = 10a + 30b –


(70)

B= - 0,4%

Untuk mencari konstanta b dilakukan proses subtitusi.

5a + 10b = 7,93%

5a + 10(-0,5%) = 7,93%

5a = 7,93% + 0,5%

5a = 8,43%

A = 2,386%

Setelah nilai a dan b ditentukan, maka nilai dari persamaan garis lurus untuk menghitung ramalan jumlah analisis rasio tahun yang akan datang dapat dihitung sebagai berikut : (Andi Supangat.2002). Y = a + bx

Maka prediksi Quick Ratio tahun 2010 :

Y = 2,386 % + (-0,4%) (5)

= 2,386% - 2%


(71)

Dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan analisa garis trend dapat diketahui kinerja perusahaan untuk tahun 2010 dan tahun 2011. Quick ratio tahun 2010 yaitu 0,386%, jika kondisi keuangan perusahaan tidak berubah pada tahun 2011 dapat diprediksi bahwa quick ratio akan mejadi sangat rendah. Pada tahun 2011 dapat diketahui nilai rasio berjumlah negatif, ini mungkin dikarenakan jumlah simpanan masyarakat di BPR Pijer Podi setiap tahun semakin meningkat, dan jumlah kas yang dimiliki tidak sebanding dengan jumlah tabungan masyarakat yang ada di BPR.

3. Perhitungan Kenaikan atau Penurunan tingkat Banking ratio tahun 2010 sampai dengan 2011

Tabel 4.3 : Jumlah Banking Rasiountuk Memprediksi Tahun Yang Akan Datang.

TAHUN BANKING (Y) X XY X2

2005 108,55% 0 0 0

2006 102,81% 1 102,81% 1

2007 99,8% 2 199,6% 4

2008 104,65% 3 313,95 9

2009 109,08% 4 436,32% 16


(72)

524,89%= 5.a + b.10

524,89%=5a+10b………..persamaan 1

= ⋅

+ ⋅

2

x b x a xy

1.052,68%=a.10 + b.30…………..persamaan 2

Untuk mencari konstanta a dilakukan proses eliminasi:

524,89%=5a+10b X2 1.049,78% = 10a + 20b

1.052,68%=a.10 + b.30 X1 1.052,68% = 10a + 30b –

-2,9% = - 10 b

B= 0,29

Untuk mencari konstanta b dilakukan proses subtitusi.

5a + 10b = 7,93%

5a + 10(0,29%) = 7,93%

5a = 7,93% -2,9%

5a = 5,03%


(73)

Setelah nilai a dan b ditentukan, maka nilai dari persamaan garis lurus untuk menghitung ramalan jumlah analisis rasio tahun yang akan datang dapat dihitung sebagai berikut : (Andi Supangat.2002). Y = a + bx

Maka prediksi Banking Ratio tahun 2010 :

Y =1,006% + (0,29%) (5)

=1,006+1,45%

= 2,456%

Maka prediksi Banking Ratio tahun 2011 :

Y = 1,006% + (0,29)% (6)

= 1,006 + 1,74 %

= 3,48%

Semakin tinggi tingkat Banking Ratio pada suatu bank maka semakin rendah tingkat likuiditasnya, prediksi yang dilakukan dengan analisis trend untuk tahun 2010 dan 2011 menunjukkan kinerja PT BPR pijer podi semakin membaik dalam hal banking ratio, karena tingkat banking ratio bank tersebut sangat rendah.

4. Perhitungan Kenaikan atau Penurunan tingkat Loan To Assets Ratio tahun 2010 sampai dengan 2011


(74)

Tabel 4.4: Jumlah Loan To Assets Rasiountuk Memprediksi Tahun Yang Akan Datang.

TAHUN LOAN TO ASSETS RASIO (Y)

X XY X2

2005 89,21% 0 0 0

2006 86,02% 1 86,02% 1

2007 84,97% 2 169,94% 4

2008 87,49% 3 262,47% 9

2009 91,95% 4 367,8% 16

TOTAL 439,64 10 886,23% 30

Maka dapat diprediksikan/diramalkan jumlah rasio likuiditas bank (loan to assets rasio) pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dengan menggunakan rumus garis lurus (rumus trend) (Andi Supangat.2007).

Y = a + bx

Dimana : Y : Jumlah Loan To Assets rasio

X : Skala Tahun


(75)

b : Konstanta

n : Banyak data

y=na+b

= ⋅

+ ⋅

2

x b x a xy

y=na+b

x 439,64 %= 5.a + b.10

439,64%= 5a+10b………..persamaan 1

= ⋅

+ ⋅

2

x b x a xy

886,23 %= a.10 + b.30…………..persamaan 2

Untuk mencari konstanta b dilakukan proses eliminasi:

439,64 % = 5a+10b X2 879,28 % = 10a + 20b

886,23 % = a.10 + b.30 X1 886,23 % = 10a + 30b –

-6,95 % = - 10 b


(76)

Untuk mencari konstanta a dilakukan proses subtitusi.

5a + 10b = 439,64 %

5a + 10 (0,695 %) = 439,64 %

5a = 439,64 % - 6,95 %

5a = 432,69 %

a = 86,538%

Maka prediksi loan to assets rasio tahun 2010 :

Y = 86,538 + 0,695% (5)

= 86,538 + (3,475%)

= 90,013 %

Maka prediksi loan to assets rasio tahun 2011 :

Y = 86,538% + 0,695 (6)

= 86,538 + (4,17%)

= 90,708 %

Dari hasil perhitungan untuk memprediksi ditahun yang akan datang terlihat bahwa kinerja bank yang ditunjukkan dengan loan to assets ratio semakin membaik di tahun 2010, karena


(1)

1. Quick Ratio atau tingkat kemampuan bank dalam membayar simpanan para deposan dengan cash assets yang dimiliki PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mengalami peningkatan dan penurunan. Peningkatan ratio mengakibatkan kemampuan bank dalam membayar simpanan para deposan dengan cash assets yang dimiliki bank meningkat, sebaliknya penurunan ratio mengakibatkan kemampuan bank dalam membayar simpanan para deposannya dengan cash assets yang dimiliki bank menurun.

2. Banking Ratio PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN sejak tahun 2005 sampai tahun 2009 mengalami peningkatan dan penurunan, dari peningkatan rasio tersebut mengakibatkan tingkat likuiditas bank menjadi lebih rendah dari tahun lalu, sebaliknya penurunan tingkat rasio ini mengakibatkan tingkat likuiditas bank menjadi lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

3. Loans to Assets Ratio PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN sejak tahun 2005 sampai tahun 2009 mengalami peningkatan dan penurunan, dari peningkatan rasio tersebut mengakibatkan tingkat likuiditas bank menjadi lebih rendah dari tahun lalu, penurunan tingkat rasio mengakibatkan tingkat likuiditas bank menjadi lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Loan to Assets Ratio yang dimiliki oleh bank tersebut dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 sangat tinggi, ini berarti tingkat likuiditas bank ini rendah.

4. Cash Ratio PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 selalu berada dibawah ketentuan minimum yang harus dimiliki oleh suatu bank yaitu 5 %. Diperkirakan untuk beberapa tahun mendatang Quick ratio dan cash ratio mengalami peningkatan, ini berarti tingkat likuiditas perusahaan semakin baik, dan dari analisa yang dilakukan untuk prediksi dua tahun


(2)

mendatang (2010 sampai dengan 2011) tingkat Banking Ratio dan Loan to Assets Ratio mengalami penurunan, ini berarti tingkat likuiditas bank semakin membaik. Secara keseluruhan kondisi likuiditas PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dalam keadaan likuid. Artinya bank mampu memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya tepat waktu dengan liquid assets yang dimiliki, walaupun dari perhitungan diatas keadaan bank kurang likuid secara teoritis, tetapi PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN tidak mengalami kesulitan membayar dikarenakan sebagian besar dana yang tertanam di dalam bank ini merupakan setoran-setoran ataupun simpanan dari Gereja Batak Karo Protestan yang berada di klasis Binjai, Deli serdang, Tanah Karo, Langkat, dan wilayah GBKP lainnya yang berada di Sumatera Utara, yang biasanya jarang sekali ditarik oleh gereja-gereja tersebut bahkan setiap minggu Gereja-gereja Batak Karo Protestan (GBKP) menyimpan dananya kedalam PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN yang berasal dari uang kolekte jemaat, Uang persepuluhan, maupun yang berasal dari ucapan syukur dari jemaat. Salah satu tugas dari gereja adalah diakonia, yaitu memberikan pelayanan ke tengah-tengah masyarakat. PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN merupakan pelayanan yang diberikan oleh Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) dalam membantu meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat.

B. Saran

Setelah menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN melalui analisis rasio likuiditas, maka penulis dapat memberikan saran-saran bagi pihak perusahaan di masa yang akan datang:


(3)

1. quick ratio harus dijaga agar bank dapat mengontrol dan menekan persentase ratio ini agar tidak ada dana yang menganggur (idle fund) karena dapat merugikan pihak bank itu sendiri, dan manajemen hendak berhati-hati dalam menempatkan dana, ini dikarenakan terlalu banyak uang yang disimpan di bank lain, tetapi jumlah liquid assets yang dimiliki sedikit.

2. bank tetap harus memilah pembiayaan yang diberikan, agar jumlah dana dari deposan yang digunakan untuk membiayai kredit tersebut dapat lebih produktif, sehingga angka penyaluran dana yang macet dapat ditekan sekecil mungkin dan tidak merugikan deposan yang sudah mempercayakan dananya kepada bank anda. 3. bank harus memperketat seleksi pembiayaan yang dibiayai agar jumlah asset yang

digunakan untuk membiayai pembiayaan tersebut dapat dikurangi sehingga sisa assets dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang lain.

4. bank harus menjaga cash ratio di atas 5% dan untuk tetap mengontrol dan menekan angka tersebut agar jangan terlalu besar karena kalau semakin besar maka hal ini akan merugikan bank itu sendiri. Untuk itu bank harus dapat memilih penempatan dana bank yang cocok untuk dana yang menganggur tersebut. Meskipun sebagian besar dana yang berada di PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN merupakan dana yang bersumber dari Gereja-gereja Batak Karo Protestan yang ada di wilayah kerja BPR ini dan gerega-gereja ini jarang sekali melakukan penarikan dana secara besar-besaran, tetapi sebaiknya manajemen harus tetap berhati-hati untuk menjaga terjadinya ketidakmampuan membayar apabila suatu saat nasabah melakukan penarikan.PT BPR PIJER PODI KEKELENGEN merupakan alat yang digunakan dalam pelayanan gereja ditengah-tengah masyarakat yaitu”DIAKONIA” .


(4)

5. Perusahaan harus mampu mempertahankan kinerja dan kepercayaan masyarakat untuk tetap berkeinginan menjadi nasabah PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN.enyalurkan kredit agar tidak membahayakan kesehatan bank.

Kelebihan:

Kelebihan dalam penelitian ini adalah manajemen dapat membuat keputusan yang berasal dari perhitungan rasio.

Kelemahan:

Kekurangan dalam penelitian ini adalah penulis manajemen ataupun pengguna kepentingan tidak dapat langsung mengambil keputusan terhadap prediksi yang didapat karena banyak faktor yang mempengaruhi.

DAFTAR PUSTAKA

Arniati, 2007. Analisis Rasio Likuiditas terhadap kinerja PT. BPR-LPN Koto Dalam Kabupaten Padang Pariaman, Universitas Andalas , Sumbar

Halsey, Robert F, Subramanyam dan John J. Wild, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Buku 2, Edisi Delapan, Salemba Empat, Jakarta


(5)

Harahap, Sofyan Syafri, 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Herfert, A. Eria, 2006. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Jurusan Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.

Kasmir, 2008. Manajemen Perbankan, Edisi revisi 2008, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Kencana, Jakarta

Kimmel, Paul D, Kieso, Donald E. Dan Jerry J. Weygandt, 2008. Pengantar Akuntansi, Buku 2, Edisi Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta

Lubis, Affif P., 2008. Peranan Analisis Rasio Keuangan dalam Penilaian kinerja PT. Bank Tabungan Keuangan Negara Cabang Medan, Universitas Sumatera Utara, Medan

Mulyadi, 2004. Akuntansi Manajemen, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Munawir, Slamet, 2004. Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.

Ruslan, Rosady, 2008. Metode Penelitian Bisnis Relations dan Komunikasi, Rajawali Pers, Jakarta.


(6)

Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan Ketiga PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sedarmayanti, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sugiono, Arief. 2009. Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Grasindo. Jakarta. Supangat, Andi. 2007. Statistik, Salemba Empat, Jakarta

Triandaru, S dan Totok Budi Santoso, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta

UU Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992