Pengaruh Curah Hujan terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue

Nyamuk menjadi vektor yang sangat penting dari penyakit tropis, termasuk malaria, filariasis dan berbagai penyakit virus seperti demam berdarah Rozendal,1997. Penyakit yang memiliki potensi mendapat pengaruh perubahan iklim terutama kenaikan temperatur udara adalah vector borne diseases yaitu demam berdarah dengue Achmadi, 2008. Penyakit ini merupakan penyakit endemis di Indonesia dan terjadi sepanjang tahun terutama pada saat musim penghujan. Iklim merupakan faktor utama yang memengaruhi terjadinya penyakit infeksi dan kehidupan agent penyakit, reservoir dan vektor Chandra, 2005.

5.2.1. Pengaruh Curah Hujan terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue

Tahun 2010-2012 Berdasarkan hasil analisis bivariat di Kecamatan Medan Barat diketahui bahwa p 0,05 p=0,447, maka dapat dikatakan bahwa curah hujan tidak ada hubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. Di Kecamatan Medan Perjuangan tidak ada hubungan antara curah hujan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue yaitu p0,05 p=0,871, di Kecamatan Medan Tuntungan tidak ada hubungan antara curah hujan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue yaitu p0,05 p=0,738. Menurut asumsi peneliti selain curah hujan masih banyak faktor lain yang memengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue diantaranya vektorlingkungan, hospes manusia dan virus dengue di Kecamatan Medan Barat, Medan Perjuangan dan Medan Tuntungan. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sungono 2004 di Jakarta Utara yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara hari hujan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. Begitu juga dengan penelitian Rohaedi 2008 di Jakarta Barat yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara hari hujan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ramasamy dan Surendran 2012 menyatakan bahwa efek dari perubahan curah hujan dapat memengaruhi kelangsungan hidup nyamuk dan perkembangbiakan nyamuk menjadi lebih cepat. Dan menurut Shetty 2009, menyatakan apabila terjadi peningkatan curah hujan maka akan berdampak pada peningkatan populasi vektor, ukuran vektor semakin besar dan peningkatan kelangsungan hidup vektor karena kelembaban meningkat. Berdasarkan penelitian Iriani 2012 menyatakan bahwa terdapat korelasi antara curah hujan dan peningkatan jumlah kasus DBD yang dirawat, dimana korelasi mulai terjadi satu bulan sebelum puncak curah hujan meningkat saat puncak curah hujan dan menurun satu bulan sesudahnya. Penelitian lainnya Zubaidah 2011, yang menyatakan bahwa curah hujan, kelembaban, suhu udara dan larva memiliki pengaruh terhadap insidence DBD di Kota Banjar Baru. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian Mu-Jean Chen dkk 2012, di Taiwan tahun 1994-2008 menyatakan curah hujan mempunyai hubungan yang signifikan dengan penyakit dengue. Universitas Sumatera Utara Menurut Felipe J. Colón-González dkk 2011 dalam penelitiannya di Meksiko menyatakan bahwa curah hujan berpengaruh terhadap dengue. Penelitian Semenza et al., 2012 yang menyatakan bahwa proyeksi curah hujan rerata tahunan diprediksi terjadi perubahan yang signifikan. Perubahan pada curah hujan tersebut mempengaruhi vector borne diseases yaitu kemampuan bertahan hidup vektor, kecepatan reproduksi, kecocokan habitat, distribusi penyebaran dan aktivitas vektor terutama perilaku menggigit. Menurut Silaban 2005, di Bogor yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara hari hujan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. Depkes dalam Rohaedi 2008, menyatakan semakin banyak hari hujan semakin mudah nyamuk Ae. aegypti untuk berkembangbiak sehingga populasi nyamuk Ae. aegypti dapat meningkat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hariani 2011 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rerata curah hujan dengan kejadian DBD di Kota Padang. Menurut Achmadi 2007, perubahan iklim juga memengaruhi pola curah hujan dan menimbulkan kejadian bencana khususnya banjir. Banjir merupakan penyebab tersebarnya agen penyakit dan wabah penyakit menular nyamuk Ae. aegyptiAe. albopictus tersebar luas di tanah air dan ada terus menerus sepanjang tahun dengan kepadatan yang turun naik sesuai dengan musim, pada musim hujan akan naik dan musim kemarau akan turun sedikit banyak dipengaruhi oleh klimatologi. Universitas Sumatera Utara Peningkatan curah hujan dapat meningkatkan keberadaan vektor penyakit dengan memperluas ukuran habitat larva yang ada dan membuat tempat pemkembangbiakan nyamuk baru. Indeks curah hujan yang cukup tinggi akan menyediakan cukup banyak tempat penampungan yang terisi oleh air hujan dengan demikian akan menjadi tempat yang baik untuk tempat bertelurnya nyamuk Ae.aegypti. Hujan berpengaruh terhadap kelembaban nisbi udara dan tempat perindukan nyamuk juga bertambah banyak. Indeks curah hujan yang terus tinggi dari tahun ke tahun menyebabkan semakin banyak tempat untuk bertelur breeding place akan semakin banyak telur yang menetas menjadi larva atau jentik demikian juga dengan laju pertumbuhan vektor Ae. aegypti betina dewasa akan meningkat. Meningkatnya populasi nyamuk Ae. aegypti betina dewasa akan meningkatkan frekuensi menggigit dan kontak dengan manusia karena imago Ae. aegypti dan Ae. albopictus membutuhkan pasokan protein untuk keperluan produksi anautogenous dan proses pematangan telurnya. Pasokan protein tersebut diperoleh dari cairan darah inang Merrit Cummins, 1978. Musim penularan demam berdarah pada umumnya terjadi pada awal musim hujan permulaan tahun dan akhir tahun. Hal ini dikarenakan pada musim hujan vektor penyakit demam berdarah populasinya meningkat dengan bertambah banyaknya sarang-sarang nyamuk diluar rumah sebagai akibat sanitasi lingkungan yang kurang bersih, sedang pada musim kemarau Ae. aegypti bersarang di bejana- Universitas Sumatera Utara bejana yang selalu terisi air seperti bak mandi, tempayan, drum dan penampungan air Kristina, 2004. Curah hujan yang tinggi akan menambah jumlah tempat perindukan nyamuk alamiah. Perindukan nyamuk alamiah di luar ruangan selain di sampah-sampah kering seperti botol bekas, kaleng-kaleng juga potongan bambu sebagai pagar sering dijumpai di rumah-rumah penduduk desa serta daun-daunan yang memungkinkan menampung air hujan merupakan tempat perindukan yang baik untuk bertelurnya Ae. aegypti Prihatnolo, 2009. Secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan iklim meningkatkan curah hujan yang berdampak pada meningkatnya habitat larva nyamuk sehingga meningkatkan kepadatan populasi nyamuk Achmadi, 2008.

5.2.2. Pengaruh Temperatur Udara terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue Tahun 2010-2012