Motif Berprestasi Kemandirian Pribadi

terjadi proses pembelajaran. Asumsinya adalah bahwa usaha yang mau belajar terus menerus akan membari sumbangan positif pada terlaksananya manajemen yang inovatif.

D. Motif Berprestasi

Para pakar wirausaha berpendapat bahwa aspek sifat merupakan faktor penting dalam keberhasilan wirausaha. Misalnya, wirausaha adalah orang yang suka mengambil resiko Zimmerer dan Schorborough, 1998; Schumpeter dalam Riyanti, 2003, atau orang yang ingin berprestasi tinggi McClelland Brockhaus dalam Riyanti, 2003. Menurut Stoltz dalam Riyanti, 2003:13, keberhasilan dapat berarti seberapa jauh orang bergerak ke depan dan menanjak, mengalami kemajuan misinya sepanjang hidup, menyingkirkan semua hambatan atau bentuk-bentuk kemalangan lainnya. Ia melakukan riset selama 19 tahun dan 10 tahun praktek langsung untuk menemukan jawaban tentang apa yang menyebabkan keberhasilan. Ia lalu menyimpulkan bahwa keberhasilan seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan adalah determinan panjang dari adversity quotient. Adversity seseorang menunjukkan dinamikanya pada saat dia menghadapi rintangan-rintangan dalam mencapai tujuan. Stoltz membagi individu dalam tiga tipe, yaitu tipe climber, champer, dan quiter. Tipe climber memiliki ketahanan yang tinggi dalam menghadapi rintangan. Ia tidak mudah menyerah dan terus berusaha meskipun berkali-kali gagal. Tipe champer adalah tipe yang mendaki pada ketinggian tertentu dan berhenti karena sudah merasa puas dengan apa yang sudah dicapai. Ia tidak mau berusaha lebih keras lagi agar lebih berhasil, dan cenderung hanya berusaha agar bisa tetap bertahan pada posisinya itu. Tipe quiter adalah orang yang mudah menyerah bila menghadapi kegagalan. Ia merasa takut dan tidak mau mengambil resiko untuk memulai berusaha lagi. Rintangan membuatnya tidak mau mencoba lagi. Secara teoritis, konsep adversity terkait erat dengan keberhasilan wirausaha karena menjalankan usaha pribadi memerlukan keberanian untuk menghadapi kegagalan, dan kemauan untuk mencoba terus-menerus sampai berhasil. Adapun motif berprestasi dalam penelitian ini diukur dari keinginan wirausaha untuk berada di atas tingkat keberhasilan orang lain.

E. Kemandirian Pribadi

Berdasarkan hasil penelitian Katz dan Staw di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar keberhasilan usaha, khususnya usaha kecil, sangat ditentukan oleh faktor wirausaha. Kepribadian wirausaha merupakan faktor utama, menyusul sesudahnya faktor kemampuan, faktor teknologi dan faktor lain. Sifat kepribadian yang paling banyak dibahas oleh para ahli, dalam kaitan dengan wirausaha adalah sifat kreatif dan inovatif. Drucker dalam Riyanti, 2003 juga menegaskan bahwa untuk meraih keberhasilan, seorang wirausaha harus belajar mempraktikkan inovasi secara sistematik. Menurutnya, inovasi adalah alat khusus bagi wirausaha. Kreativitas lebih menekankan kemampuan, bukan kegiatan. Jadi, orang disebut kreatif jika dia memiliki idegagasan yang baru tanpa harus merealisasikan gagasannya itu. Inovasi adalah proses melakukan sesuatu yang baru. Kreativitas entrepreneurial adalah kemampuan untuk menerapkan gagasan kreatif demi kemajuan usaha. Gagasan itu tidak harus baru, yang penting ada solusi baru yang dapat diterapkan dalam proses menciptakan dan menjual barang atau jasa ke pasar. Gagasan baru itu bisa saja menyangkut barang atau jasa itu sendiri, bisa berupa kemampuan untuk mengenali pasar baru, bisa dalam bentuk cara-cara memproduksi dan memasarkan barang atau jasa, atau juga cara mengelola finansial dan karyawan. Adapun kreativitas yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan pribadi dalam menemukan gagasan dalam mengelola masalah keuangan dan sumber-sumber modal apakah melalui pemanfaatan sumber keuangan pribadi atau melalui fasilitas pinjamankredit dari lembaga keuangan.

F. Perilaku Kewirausahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan Pedagang Pada Pasar Kaget Kabanjahe

3 85 96

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

1 4 105

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 3 94

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 10

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 2

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 11

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 1 2

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 17

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 0 9

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 0 1