Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan,Motif Berprestasi, Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Pada Rumah Makan Di Jalan Kapten Mukhtar Basri Medan)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN,MOTIF BERPRESTASI, DAN KEMANDIRIAN PRIBADI

TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN

(Studi Kasus Pada Rumah Makan Di Jalan Kapten Mukhtar Basri Medan)

DRAFT SKRIPSI

OLEH:

MUHAMMAD HENDRA PRATAMA 060502073

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Muhammad Hendra Pratama (2011) “Pengaruh Pengetahuan

Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan Pada Rumah Makan di Jln. Kapten Muchtar Basri

Medan.” Pembimbing: Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi. Ketua Departemen Manajemen: Dr. Endang Sulistiyarini, SE, MSi. Penguji 1: Ibu Dra. Marhaini, MS. Penguji 2: Ibu Frida Ramadini, SE, MM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan

Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi terhadap Pengetahuan Kewirausahaan pada rumah makan di Jalan Kapten Muchtar Basri

Medan.

Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, metode deskriptif dan metode kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji hipotesis terdiri dati uji-t dan uji-F, dan uji koefisien determinasi (R2). Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 32 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variable pengetahuan

kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengetahuan kewirausahaan pada rumah makan di Jln.

Kapten Muchtar Basri Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan (uji-F) dimana Fhitung (6.723) > Ftabel (2.95) pada α = 5%

dan tingkat signifikansinya 0.001 < 0.05. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) bahwa dari ketiga variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap

Perilaku Kewirausahaan adalah variabel Kemandirian Pribadi (X3) dengan nilai

thitung (2.765)> ttabel (2.048) dengan nilai signifikansi 0.021 < 0.05. Nilai Adjusted

R2 sebesar 0.356 berarti 35.60% variabel Perilaku Kewirausahaan dapat dijelaskan oleh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian

Pribadi. Sedangkan sisanya 64.4% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain

yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Kata kunci: pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Hafis Hasan Zakaria, SE dan Ibunda (Alm) Hj. Dessy Sapta Utami yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan, bimbingan, nasehat serta do’a yang tiada hentinya kepada penulis.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sulistiyarini, SE, MSi selaku ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, SE, MSi selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.


(4)

5. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Marhaini, MS selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Frida Ramadini, SE, MM selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen, Civitas Akademik, Seluruh staf dan pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan dan kemudahan administrasi sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.

9. Keluarga saya tercinta; Ayahanda Hafis Hasan Zakaria, SE dan Ibunda (Alm) Hj. Dessy Sapta Utami, serta adik saya Gita Aisyah Risa dan Adik saya Aqila Zara Hafshah. Terima kasih atas dukungan dan do’a sehingga penulis dapat terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.Untuk sahabat-sahabat saya Alex, Randa, Ardi, Firdaus, Tarsa, Winny, serta seluruh anak Manajemen stambuk 2006 lainnya. Terima Kasih atas dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, maka dari itu saran dan kritik dari semua pihak sangat saya harapkan untuk membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi.


(5)

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini. Amin.

Medan, 26 Mei 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 7

D. Hipotesis ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 9

F. Metode Penelitian ... 9

1. Batasan Operasional ... 9

2. Definisi Operasional Variabel ... 10

3. Skala Pengukuran Variabel ... 12

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

5. Populasi dan Sampel ... 12

6. Jenis dan Sumber Data ... 13

7. Teknik Pengumpulan Data ... 13

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 14

9. Metode Analisis Data ... 15

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 20

B. Wirausaha ... 21

C. Pengetahuan Kewirausahaan ... 23

D. Motif Berprestasi ... 25

E. Kemandirian Pribadi ... 26

F. Perilaku Kewirausahaan ... 27

BAB III GAMBARAN UMUM PENGUSAHA A. Gambaran Umum Jln. Kapten Muchtar Basri Medan ... 30

B. Gambaran Umum Responden ... 31

C. Gambaran Umun Usaha Rumah Makan di Jln. Kapten Muchtar Basri Medan ... 36


(7)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 45

B. Metode Analisis Deskriptif ... 49

a. Deskriptif Responden ... 49

b. Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

c. Karekteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50

d. Karekteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja ... 50

e. Karekteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha ... 51

C. Metode Analisis Statistik ... 51

D. Uji Asumsi Klasik ... 55

a. Uji Normalitas ... 55

b. Uji Heteroskedastisitas ... 57

c. Uji Multikolinieritas ... 58

E. Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

F. Uji Hipotesis ... 60

a. Uji F (Uji Serentak) ... 60

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 62

c. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Operasional Variabel ... 11

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan ... 22

Tabel 3.1 Data Pribadi Pengusaha Rumah Makan ... 32

Tabel 3.2 Data Nama Usaha dan Lama Berusaha ... 33

Tabel 4.1 Item -Total Statistics ... 45

Tabel 4.2 Reliabilitas Instrumen ... 48

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 50

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha ... 51

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Motivasi Berusaha (X1) ... 51

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X2) ... 53

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Usaha (X3) ... 53

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kinerja Pengusaha (Y) ... 54

Tabel 4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 56

Tabel 4.12 Uji Glejser ... 57

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinieritas ... 58

Tabel 4.14 Regresi Linier Berganda ... 59

Tabel 4.15 Hasil Uji F ... 62

Tabel 4.16 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 63


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 8 Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalan Kapten Muchtar Basri dan Sekitarnya ... 31 Gambar 4.1 Scatter Plot Uji Normalitas ... 56


(10)

ABSTRAK

Muhammad Hendra Pratama (2011) “Pengaruh Pengetahuan

Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan Pada Rumah Makan di Jln. Kapten Muchtar Basri

Medan.” Pembimbing: Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi. Ketua Departemen Manajemen: Dr. Endang Sulistiyarini, SE, MSi. Penguji 1: Ibu Dra. Marhaini, MS. Penguji 2: Ibu Frida Ramadini, SE, MM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan

Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi terhadap Pengetahuan Kewirausahaan pada rumah makan di Jalan Kapten Muchtar Basri

Medan.

Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, metode deskriptif dan metode kuantitatif yang terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji hipotesis terdiri dati uji-t dan uji-F, dan uji koefisien determinasi (R2). Pengerjaan metode analisis data menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 32 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, analisis data dengan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variable pengetahuan

kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengetahuan kewirausahaan pada rumah makan di Jln.

Kapten Muchtar Basri Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda secara simultan (uji-F) dimana Fhitung (6.723) > Ftabel (2.95) pada α = 5%

dan tingkat signifikansinya 0.001 < 0.05. Berdasarkan uji signifikan parsial (uji-t) bahwa dari ketiga variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap

Perilaku Kewirausahaan adalah variabel Kemandirian Pribadi (X3) dengan nilai

thitung (2.765)> ttabel (2.048) dengan nilai signifikansi 0.021 < 0.05. Nilai Adjusted

R2 sebesar 0.356 berarti 35.60% variabel Perilaku Kewirausahaan dapat dijelaskan oleh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian

Pribadi. Sedangkan sisanya 64.4% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain

yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Kata kunci: pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama tiga dasawarsa perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat yang pada akhirnya terpuruk diterjang krisis moneter yang berkepanjangan, krisis moneter yang terjadi menunjukkan bahwa Indonesia belum mempunyai ketanggguhan dalam perekonomian. Sektor riil yang selama ini menjadi andalan sumber penerimaan negara seolah-olah berhenti, para pelaku ekonomi baik pemerintahan (BUMN), sektor swasta (perusahaan-perusahaan swasta) dan koperasi banyak yang tidak lagi bisa bangkit untuk menjalani usahanya.

Krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan kondisi perekonomian menjadi buruk. Pertumbuhan ekonomi yang pada tahun 1996 sebesar 8% merosot menjadi -13% di akhir tahun 1998. Pendapatan per kapita yang sebelumnya mencapai di atas US$1000 merosot lagi menjadi US$300. Indonesia kembali menjadi negara miskin.

Kondisi tersebut menghasilkan banyak tenaga kerja kehilangan pekerjaan karena diberhentikan agar biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dapat ditekan. Sebagian dari pekerja tersebut mungkin saja beralih bekerja ke perusahaan lain atau membuka usaha baru dengan keterampilan yang dimilikinya, namun sebagian dari mereka belum pasti mendapat keuntungan yang sama. Hal ini berakibat pada peningkatan jumlah pengangguran. Pengangguran yang pada tahun 1997 hanya 4,7% naik menjadi 5,4% tahun 1998. Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional


(12)

(SAKERNAS) menyebutkan, sekitar 1,4 juta orang kehilangan pekerjaan di sektor formal, sementara pada sektor non formal menjadi 57,3 juta orang pada tahun 1998 (Feridhanusetyawan dalam Riyanti, 2003:2).

Sebelas tahun pasca krisis ekonomi tahun 1997 dan masih hangat dalam ingatan, ketika krisis keuangan global di tahun 2008 hampir melanda seluruh dunia. Bursa saham anjlok dan nilai tukar mata uang asia ikut rontok. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar sempat mencapai level Rp 12.000 per USD1. Sayangnya, rontoknya nilai tukar Rupiah tidak dibarengi dengan naiknya ekspor karena pasar utama tujuan ekspor Indonesia, yaitu AS, sedang bangkrut. Hal ini mengisahkan bahwa perekomomian Indonesia tidak mandiri.

Namun, dibalik kisah pilu itu, ternyata ada penanda lain yang juga tetap kontekstual dengan kondisi saat ini. Ketangguhan sektor usaha mikro dan kecil pada masa krisis merupakan penanda yang dimaksud itu. Sebuah fenomena yang layak untuk terus direnungkan dan disikapi secara proporsional dalam konteks peningkatan ketahanan ekonomi dewasa ini. Tanpa mengesampingkan peran sektor korporasi, dalam banyak aspek, sektor usaha mikro dan kecil pun memiliki peran dan kontribusi yang tidak bisa dianggap remeh.

Secara filosofis, eksistensi usaha mikro sebetulnya mengandung spirit enterpreunership yang hakiki dan itu lekat dalam praktek keseharian pelaku usahanya di lapangan. Dan, ketika hari ini kita bicara soal kewirausahaan, di titik itulah sebetulnya kita bisa melahirkan pioner-pioner pembaharuan di bidang ekonomi. Dalam konteks ketahanan dan pertumbuhan ekonomi, memfokuskan pengembangan ekonomi rakyat khususnya pada usaha mikro bisa jadi adalah


(13)

langkah yang sangat strategis untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi yang adil yang merata. Disamping itu, masalah pengangguran merupakan masalah besar yang timbul akibat krisis moneter yang terjadi.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pengangguran adalah memanfaatkan keahlian dan pengetahuan wirausaha untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri atau bahkan membuka lapangan kerja untuk orang lain. Pengembangan ekonomi rakyat merupakan wujud nyata keberpihakan pemerintah pada rakyat kecil. Keberpihakan tersebut wajar, karena dalam peta pemain bisnis di Indonesia jumlah unit-unit usaha skala kecil lebih banyak dibanding usaha menengah dan besar.

Kewirausahaan merupakan modal yang ada pada diri manusia untuk melakukan proses produksi, kewirausahaan merupakan konsep, maka untuk menerapkan dalam kegiatan usaha harus diwujudkan dalam tindakan, bisa saja seseorang memiliki potensi kewirausahaan yang bagus tetapi tidak diwujudkan dalam perilaku, maka potensi itu tidak mempunyai nilai tambah dalam dunia bisnis riil. Jadi perilaku kewirausahaan harus ada dalam aktivitas bisnis.

Pengembangan sistem ekonomi yang memberi peluang bagi usaha-usaha kecil untuk berkiprah dalam perekonomian nasional akan mendorong tumbuhnya perekonomian berbasis wirausaha, yang selanjutnya akan mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru. Kemajuan teknologi yang semakin cepat akan meningkatkan konsumsi informasi dan kebutuhan barang-barang elektronik ikut meningkat. Kesempatan ini dapat diambil pelaku-pelaku usaha lokal. Para wirausaha ini biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal sendiri atau modal


(14)

bersama. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi perusahaan sehat. Usaha mereka umumnya berskala kecil, tetapi dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Pemerataannya ke desa-desa ikut mendorong pemerataan kesempatan kerja. Usaha kecil juga dapat digunakan sebagai kunci pemacu ekspor serta peningkatan kesejahteraan rakyat.

Jenis usaha yang sangat berkembang saat ini di kota Medan adalah usaha di bidang makanan yang banyak ditemukan dimana pun terutama di daerah pemukiman padat penduduk, sarana pendidikan atau pusat perbelanjaan yang menuntut ketersediaan kebutuhan hidup sehari-hari yaitu makanan dan minuman. Bisnis makanan terus berkembang dari waktu ke waktu dan sebagian besarnya mampu memperoleh laba yang lebih dari cukup dan bahkan memperluas usahanya menjadi lebih besar lagi. Dengan kata lain, peluang dan potensi dari bisnis makanan sangat menjanjikan dalam segi keuntungan maupun pasar yang ada.

Bisnis makanan atau Rumah Makan merupakan prospek yang tinggi bagi suatu daerah, khususnya kota Medan. Fakta membuktikan bahwa pada tahun 2005 ditargetkan perolehan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari sektor UKM sangat signifikan. Rinciannya, dari sekretariat Kota Medan berupa ritribusi izin usaha mencapai Rp.100 juta, Dinas Pendapatan Daerah Berupa Pajak Hotel Rp.16,5 milyar, Pajak Restoran Rp.35,480 milyar, Pajak Hiburan Rp.8 milyar. yang paling tinggi adalah pada Pajak Restoran, ini membuktikan bahwa bisnis rumah makan atau makanan di Kota Medan berkembang pesat.


(15)

Kemampuan untuk mengembangkan usaha bergantung kepada upaya para pengusaha itu sendiri memanfaatkan ketrampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan. Penelitian Cunningham (dalam Riyanti, 2003:7) terhadap 178 wirausaha dan manajer profesional di Singapura, menunjukkan bahwa keberhasilan berkaitan dengan sifat-sifat kepribadian (49%), seperti keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, motivasi diri, percaya diri dan berfikir positif, komitmen dan sabar. Penelitian Mc. Ber & CO (dalam Riyanti, 2003:7) menemukan bahwa wirausaha yang berhasil memiliki sifat yang proaktif, berorientasi prestasi dan komitmen dengan pihak lain.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan tersebut bersumber dari pengetahuan kewirausahaan, keinginan untuk maju atau motif berprestasi dan juga kemandirian pribadi dalam berpikir sehingga setiap pengusaha mampu secara maksimal memanfaatkan ketrampilan usaha pada dirinya. Kemampuan memahami lingkungan bisnis, menurut Cunningham (dalam Riyanti, 2003:9) merupakan faktor yang menyebabkan 28,1% keberhasilan usaha skala kecil. Faktor ini terkait dengan sifat-sifat kepribadian dan kemauan untuk belajar dan menerima perubahan. Menurut Dinsi (2004:6) mengatakan bisnis adalah ajang kompetisi yang peka terhadap perubahan.

Kepekaan ini menuntut pribadi-pribadi dengan inisiatif, kreativitas dan motivasi yang tinggi. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku kewirausahaan yang mereka miliki. Dengan demikian masing-masing pelaku usaha akan terdorong dalam meningkatkan kreativitas berpikir, menentukan keputusan yang lebih baik dan mandiri dalam pencapaian sukses usaha.


(16)

Kemandirian pribadi direfleksikan dalam bentuk kemampuan mengerjakan suatu pekerjaan yang baik dan benar sesuai dengan kapasitas yang ada dalam dirinya. Kemampuan berusaha yang dimaksudkan adalah perolehan kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang direfkleksikan dengan adanya nilai tambah dari keadaan sebelumnya. Faktor pengalaman dalam pekerjaan juga sangat berperan dalam melaksanakan suatu pekerjaan, sebab pengalaman itu sendiri berfungsi sebagai seni, dalam menangani berbagai masalah yang timbul dalam rangka menjalankan suatu usaha (www.waspada.co.id).

Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas dan penelitian-penelitian tersebut, penulis tertarik untuk mengembangkan penelitian pada usaha rumah makan di Jalan Kapten Mukhtar Basri, maka penulis mengambil judul :

”Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan

Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus Pada

Rumah Makan di Jalan Kapten Mukhtar Basri Medan)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang tersebut terlihat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : ”Apakah terdapat pengaruh yang signifikan

antara pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian


(17)

C. Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran merupakan sintesa hubungan antara variabel yang diteliti dan disusun dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis yang dapat berbentuk bagan alur atau model matematik yang dilengkapi penjelasan kualitatif. Berikut ini gambar model kerangka konseptual yang menegaskan pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan.

Perilaku kewirausahaan adalah sikap dan kepribadian wirausaha yang dipengaruhi oleh diri sendiri atau pengaruh dari luar/eksternal (Suryana, 2006:49).

Pengetahuan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 2003:2). Definisi tentang kewirausahaan tersebut akan dipergunakannya untuk melakukan upaya pengembangan prestasi organisasi dengan cara mengambil substansi dari orgasnisasi lain.

Motivasi Berprestasi adalah suatu pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses psikologis, baik yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik, yang dapat mengarahkannya dalam mencapai apa yang diinginkannya (dalam Ranto, 2007:20).

Kemandirian pribadi adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan (dalam Ranto, 2007:23).


(18)

Berikut ini gambar model hubungan antar variabel :

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber: dalam Riyanti (2003), dimodifikasi penulis (2010)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2006:135). Adapun hipotesis yang penulis kemukakan berdasarkan argumentasi yang dipaparkan pada kerangka berpikir di atas adalah sebagai berikut “Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian

Pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku

Kewirausahaan Pada Rumah Makan di Jalan Kapten Muchtar Basri

Medan”.

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin diperoleh melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan dengan perilaku kewirausahaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh antara motif berprestasi dengan perilaku kewirausahaan.

Perilaku Kewirausahaan

(Y)

1. Pengetahuan Kewirausahaan (X1) 2. Motif Berprestasi (X2)


(19)

3. Untuk mengetahui pengaruh antara kemandirian pribadi dengan perilaku kewirausahaan.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak lain :

1. Bagi pelaku usaha rumah makan, penelitian ini dapat menjadi pedoman dalam meningkatkan kemampuan diri melalui keikutsertaan dalam pelatihan-pelatihan pengembangan usaha.

2. Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk mempertajam pola pikir mengenai faktor yang perlu ditingkatkan dalam perilaku kewirausahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat

memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.

3. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, penelitian ini dibatasi pada keterkaitan pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi sebagai variabel bebas (independent) terhadap perilaku kewirausahaan sebagai variabel terikat (dependent) pada usaha rumah makan di Jalan Kapten Mukhtar Basri Medan.


(20)

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel pengetahuan kewirausahaan (X1)

Pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi.

Adapun indikator yang digunakan adalah : a. Pengetahuan langsung (pengalaman sendiri)

b. Pengetahuan tidak langsung (pengalaman orang lain) 2. Variabel motif berprestasi (X2)

Motif berprestasi adalah suatu upaya untuk mencapai sukses dengan maksud keberhasilan dalam kompetensi berdasarkan suatu ukuran keunggulan.

Adapun indikator yang digunakan adalah : a. Keunggulan pribadi

b. Keunggulan orang lain

3. Variabel kemandirian mandiri (X3)

Kemandirian pribadi adalah kemampuan untuk mengandalikan diri sendiri melalui adanya perasaan otonomi. Indikator yang digunakan : a. Mengandalkan kemampuan diri sendiri dalam tugas


(21)

Tabel 1.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengetahuan Kewirausaha an (X1)

suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin

dihadapinya

a. Pengetahuan langsung dan tidak langsung b. Kemampuan berinisiatif c. Kemampuan berinovasi d. Kemampuan

mengatur waktu dan membiasakan diri

Likert

Motif Berprestasi (X2)

Suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi

a. Selalu berusaha dan tidak mudah menyerah

b. Menampilkan hasil yang lebih baik

c. Kreatif

d. Mencermati peluang

Likert

Kemandirian Pribadi (X3)

kekuatan diri dalam upaya untuk

menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain dan adanya perasaan otonomi a. Mengandalkan kemampuan diri sendiri b.Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri c.Keberanian menghadapi tantangan d. Kebebasan berfikir

Likert

Perilaku Kewirausaha an (Y)

Sikap dan perilaku wirausaha yang dipengaruhi oleh diri sendiri atau pengaruh dari luar/eksternal

a. Disiplin

b. Komitmen tinggi c. Jujur

d. Penuh percaya diri

Likert


(22)

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Likert (Umar 2003:98) dimana responden menyatakan jawaban mengenai berbagai pernyataan terhadap perilaku, hal, maupun pengetahuan yang diajukan. Pengukuran dengan skala Likert ini dilakukan dengan pembagian :

a. Nilai 1 untuk jawaban sangat tidak setuju b. Nilai 2 untuk jawaban tidak setuju c. Nilai 3 untuk jawaban kurang setuju d. Nilai 4 untuk jawaban setuju

e. Nilai 5 untuk jawaban sangat setuju

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di Jalan Kapten Mukhtar Basri Kota Medan dengan waktu penelitian mulai bulan November 2010 sampai Januari 2011.

5. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau objek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono,2008:72). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pengusaha rumah makan yang masih berada dalam Jalan Kapten Mukhtar Basri yang berjumlah 32 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode yang digunakan adalah menggunakan metode Sampling Jenuh (sensus),


(23)

artinya seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai objek penelitian, sehingga responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 32 orang (Sugiyono, 2008:78).

6. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder :

a. Data primer

Data primer dikumpulkan melalui observasi dan wawancara langsung dengan berpedoman kepada kuesioner penelitian.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan juga internet untuk mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner yaitu suatu daftar yang berisi pernyataan-pernyataan untuk ditanggapi oleh para responden.

b. Wawancara

Wawancara yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dengan tanya jawab secara tulisan maupun tatap muka dengan responden.


(24)

c. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah bisa didapatkan jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik pula, oleh karena itulah seringkali sebelum penelitian dilakukan, alat-alat yang digunakan diuji terlebih dahulu. Hal ini bertujuan, supaya data yang diperoleh valid dan reliabel.

a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2000:219), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian ini menggunakan alat kuesioner, oleh karena itu uji validitas dilakukan untuk menguji data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan alat ukur kuesioner tersebut.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16,0 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid b. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid


(25)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas bisa diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel apabila memiliki Cronbach Alpha>0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282).

Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas berkisar antara

0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas (mendekati angka 1), maka semakin reliabel alat ukur tersebut.

Pengujian realibilitas instrumen menggunakan pengujian satu skor pada taraf signifikan 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16,0.

9. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Metode Analisis Deskriptif

Merupakan metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.


(26)

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak bias dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:

1) Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang et al, 2008:62).

2) Uji Heteroskedastisitas

Artinya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Gleijser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada adanya heteroskedastisitas (Situmorang et al, 2008:76).


(27)

3) Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008:104).

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode ini untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan. Metode statistik yang digunakan adalah metode regresi linier berganda (multiple linier regression), dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

Y = Perilaku kewirausahaan X1 = Pengetahuan Kewirausahaan

a = Konstanta Y X2 = Motif Berprestasi

b = Koefisien arah regresi X3 = Kemandirian Pribadi

Untuk analisis dan pengujian hipotesis , data diolah secara statistik dengan menggunakan alat bantu program statistik SPSS (Statistical

Product and Service Solution) versi . Data-data yang telah diperoleh


(28)

1. Uji F

Yaitu uji secara bersama-sama untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi (X1, X2, X3) sebagai variabel bebas terhadap perilaku

kewirausahaan (Y) sebagai variabel terikat.

H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh

yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% 2. Uji t

Yaitu uji secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh-pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi (X1, X2, X3) sebagai variabel bebas terhadap

perilaku kewirausahaan (Y) sebagai variabel terikat.

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H1 : b1 ≠ 0 , artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan


(29)

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5% 3. Identifikasi determinan (R2)

Signifikan variabel diperoleh dengan mencari koefisien determinan (R2). Koefisien determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

Nilai koefisien determinan digunakan untuk mengukur besarnya variabel bebas yang diteliti yaitu pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi (X1, X2, X3) terhadap variabel

terikat yaitu perilaku kewirausahaan (Y).

Nilai R2 akan berkisar antara 0 sampai 1, jika determinan (R2) semakin besar atau mendekati nilai 1 (satu), maka hubungan variabel bebas (X1,

X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan

(R2) semakin kecil atau mendekati nilai 0 (nol), maka hubungan variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin

lemah. Menurut Lind (dalam Suharyadi dan Purwanto, 2004:515) nilai R2 > 0,5 menunjukkan variabel bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas dengan baik atau kuat. Bila R2 = 0,5 dikatakan sedang dan kurang 0,5 relatif kurang baik.


(30)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

Kemandirian Pribadi Terhadap Kinerja Usaha Studi Kasus Pada Pendagang

Pakaian Pajak Sore Jln. Jamin Ginting”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh

hasil bahwa, variabel (X1) dan Kemandirian pribadi (X2) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja usaha pedagang pakaian pada pajak sore Jl. Jamin Ginting.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Silalahi (2007), melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif

Berprestasi, Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan

(Studi Kasus Warnet Di Padang Bulan)”. Berdasarkan penelitian ini diperoleh

hasil bahwa variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), Kemandirian (X3)

berpengaruh signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada para pemilik usaha warnet di Padang Bulan. Variabel motif berprestasi (X2) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada para pemiliki usaha warnet di Padang Bulan.


(31)

B. Wirausaha

Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” (gagah berani, perkasa) dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.

Menurut Zimmerer & Schorborough (dalam Riyanti, 2003:22) :

“an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and

uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them”

Adam Smith (dalam Riyanti, 2003:23) melihat wirausaha sebagai orang yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan potensial atas barang dan jasa. Dalam pandangan Smith, wirausaha bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang mengubah permintaan menjadi produksi. Richard Cantillon (dalam Riyanti, 2003:23) berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inkubator gagasan baru, yang selalu berusaha menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat komersial paling tinggi. Sementara Menger (1871 dalam Riyanti, 2003:23) berpendapat wirausaha adalah orang yang dapat melihat cara-cara ekstrem dan tersusun untuk mengubah sesuatu yang tidak bernilai atau bernilai rendah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Misalnya, dari kayu menjadi lemari atau furniture.


(32)

Menurut Geoffrey G. Meredith (Suryana,2003:14) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri Watak

(1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,

individualitas, dan optimisme.

(2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif.

(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan

Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.

(4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.

(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel (6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif.

Menurut pengertian di atas maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan individu melalui ide-ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan.


(33)

Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996, hlm.1130) mengartikan wirausaha sebagai : “Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya”. Pengertian wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan defenisi yang dikemukakan di atas sebagai berikut :

“Wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan usaha miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko dalam menemukan peluang berusaha serta secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya dan mengatur permodalan operasinya”.

Defenisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya. Oleh karena itu, penelitian ini hendak melihat peran dari orang yang memimpin usaha miliknya sendiri. Dengan demikian, dia bertanggung jawab penuh terhadap hasil akhir dari upaya mengantisipasi peluang dan hambatan demi kemajuan usahanya.

C. Pengetahuan Kewirausahaan

Faktor demografi dari wirausaha, yaitu usia, pengalaman dan pendidikan merupakan faktor-faktor yang melekat pada diri wirausaha. Usia atau lamanya seseorang menjalankan usaha jelas ada kaitannya dengan keberhasilan usaha. Entreprenurial age memang mencerminkan adanya pengalaman usaha. Menurut


(34)

Hisrich & Brush (dalam Riyanti, 2003), usaha yang berhasil saat ini biasanya bukan usaha yang pertama kali dilakukan. Pengalaman berusaha bisa diperoleh dari bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi wirausaha atau dari pengalaman kerja dari suatu organisasi entrepreneurial. Berdasarkan penemuan di atas dalam penelitian ini pengalaman akan dilihat pengaruhnya pada keberhasilan usaha. Adapun yang dimaksud pengalaman disini adalah pernah tidaknya seorang wirausaha terlibat dalam pengelolaan usaha sejenis sebelum dia memulai usaha sendiri.

Pendidikan sebagai faktor demografi lainnya, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keberhasilan usaha. Katz (dalam Riyanti, 2003), melalui penelitian yang dilakukannya tahun 2001 menemukan bahwa 86% wirausaha berpendidikan akademi, dan 90% memiliki pengalaman dalam mengelola usaha. Menurut Staw (dalam Moko, 2005:54), pendidikan berperan penting karena member bekal pengetahuan yang dibutuhkan, lebih-lebih ketika wirausaha menemui masalah di tengah jalan.

Proses pembelajaran mencerminkan adanya kemauan untuk menanggapi perubahan (Wasty, 2001:34). Karena sistemnya yang informal, usaha kecil lebih mudah melakukan proses saling belajar. Sebab, sistemnya masih sederhana, biasanya terjadi interaksi langsung antara karyawan dan wirausaha. Bukan hanya wirausaha, karyawan pun dituntut keterampilan tertentu untuk bisa membuat suatu produk baru. Bahkan karena pengalamannya dalam membuat produk, suatu ide kreatif bisa muncul dari karyawan, bukan dari wirausaha. Dalam hal ini, justru wirausahalah yang harus belajar dari karyawan. Dengan demikian akan selalu


(35)

terjadi proses pembelajaran. Asumsinya adalah bahwa usaha yang mau belajar terus menerus akan membari sumbangan positif pada terlaksananya manajemen yang inovatif.

D. Motif Berprestasi

Para pakar wirausaha berpendapat bahwa aspek sifat merupakan faktor penting dalam keberhasilan wirausaha. Misalnya, wirausaha adalah orang yang suka mengambil resiko (Zimmerer dan Schorborough, 1998; Schumpeter dalam Riyanti, 2003), atau orang yang ingin berprestasi tinggi (McClelland & Brockhaus dalam Riyanti, 2003).

Menurut Stoltz (dalam Riyanti, 2003:13), keberhasilan dapat berarti seberapa jauh orang bergerak ke depan dan menanjak, mengalami kemajuan misinya sepanjang hidup, menyingkirkan semua hambatan atau bentuk-bentuk kemalangan lainnya. Ia melakukan riset selama 19 tahun dan 10 tahun praktek langsung untuk menemukan jawaban tentang apa yang menyebabkan keberhasilan. Ia lalu menyimpulkan bahwa keberhasilan seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan adalah determinan panjang dari adversity quotient. Adversity seseorang menunjukkan dinamikanya pada saat dia menghadapi rintangan-rintangan dalam mencapai tujuan. Stoltz membagi individu dalam tiga tipe, yaitu tipe climber, champer, dan quiter.

Tipe climber memiliki ketahanan yang tinggi dalam menghadapi rintangan. Ia tidak mudah menyerah dan terus berusaha meskipun berkali-kali gagal. Tipe champer adalah tipe yang mendaki pada ketinggian tertentu dan


(36)

berhenti karena sudah merasa puas dengan apa yang sudah dicapai. Ia tidak mau berusaha lebih keras lagi agar lebih berhasil, dan cenderung hanya berusaha agar bisa tetap bertahan pada posisinya itu. Tipe quiter adalah orang yang mudah menyerah bila menghadapi kegagalan. Ia merasa takut dan tidak mau mengambil resiko untuk memulai berusaha lagi. Rintangan membuatnya tidak mau mencoba lagi.

Secara teoritis, konsep adversity terkait erat dengan keberhasilan wirausaha karena menjalankan usaha pribadi memerlukan keberanian untuk menghadapi kegagalan, dan kemauan untuk mencoba terus-menerus sampai berhasil. Adapun motif berprestasi dalam penelitian ini diukur dari keinginan wirausaha untuk berada di atas tingkat keberhasilan orang lain.

E. Kemandirian Pribadi

Berdasarkan hasil penelitian Katz dan Staw di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar keberhasilan usaha, khususnya usaha kecil, sangat ditentukan oleh faktor wirausaha. Kepribadian wirausaha merupakan faktor utama, menyusul sesudahnya faktor kemampuan, faktor teknologi dan faktor lain.

Sifat kepribadian yang paling banyak dibahas oleh para ahli, dalam kaitan dengan wirausaha adalah sifat kreatif dan inovatif. Drucker (dalam Riyanti, 2003) juga menegaskan bahwa untuk meraih keberhasilan, seorang wirausaha harus belajar mempraktikkan inovasi secara sistematik. Menurutnya, inovasi adalah alat khusus bagi wirausaha. Kreativitas lebih menekankan kemampuan, bukan kegiatan. Jadi, orang disebut kreatif jika dia memiliki ide/gagasan yang baru tanpa


(37)

harus merealisasikan gagasannya itu. Inovasi adalah proses melakukan sesuatu yang baru.

Kreativitas entrepreneurial adalah kemampuan untuk menerapkan gagasan kreatif demi kemajuan usaha. Gagasan itu tidak harus baru, yang penting ada solusi baru yang dapat diterapkan dalam proses menciptakan dan menjual barang atau jasa ke pasar. Gagasan baru itu bisa saja menyangkut barang atau jasa itu sendiri, bisa berupa kemampuan untuk mengenali pasar baru, bisa dalam bentuk cara-cara memproduksi dan memasarkan barang atau jasa, atau juga cara mengelola finansial dan karyawan. Adapun kreativitas yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan pribadi dalam menemukan gagasan dalam mengelola masalah keuangan dan sumber-sumber modal apakah melalui pemanfaatan sumber keuangan pribadi atau melalui fasilitas pinjaman/kredit dari lembaga keuangan.

F. Perilaku Kewirausahaan

Tipe kepribadian sangat menentukan bidang usaha apa yang bakal mendatangkan kesuksesan dalam berusaha. Miner (dalam Riyanti, 2003:20) mengemukakan berdasarkan hasil kerjanya selama dua puluh tahun ia menemukan empat tipe wirausaha yang memiliki tipe kepribadian yang berbeda. Agar mencapai sukses dalam usaha, keempat tipe wirausaha ini harus mengikuti jalan karir yang berbeda, dan terkait dengan bisnis yang berbeda pula. Keempat tipe kepribadian wirausaha itu (dalam Hutagalung, 2010:7) adalah :


(38)

a. the personal achiever, ciri-ciri wirausaha tipe personal achiever adalah

sebagai berikut :

1. Memiliki kebutuhan berprestasi 2. Memiliki kebutuhan atas umpan balik

3. Memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan b. the supersales person, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain 2. Memliki keinginan untuk membantu orang lain

3. Percaya bahwa proses-proses sosial sangat penting c. the real manager, ciri-ciri tipe ini adalah sebagai berikut :

1. Keinginan untuk bersaing 2. Ketegasan

3. Keinginan untuk menonjol di antara orang-orang lain

d. the expert idea generation, ciri-ciri wirausaha tipe expert idea generation

adalah sebagai berikut :

1. Keinginan untuk melakukan inovasi 2. Menyukai gagasan-gagasan

3. Inteligensi yang tinggi

Dalam penelitian ini tipe kepribadian Miner digunakan bukan untuk menentukan tipe kepribadian yang paling cocok bagi wirausaha, tetapi lebih kepada profil keempat tipe kepribadian Miner pada wirausaha.

Cunningham (dalam Riyanti, 2003:31) berdasarkan wawancara terhadap 175 wirausaha dan manajer professional di Singapura tentang alasan-alasan


(39)

keberhasilan usaha, mencatat bahwa keberhasilan usaha terkait erat dengan hal-hal sebagai berikut :

a. Sifat kepribadian (49%), seperti memiliki keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, memiliki keinginan untuk berhasil, dan memiliki motivasi diri, percaya diri, berpikir positif, memiliki komitmen dan sabar. b. Kemampuan berhubungan dengan pelanggan (17%), yaitu jujur, ramah,

adil pada pelanggan, staf dan kemampuan berhubungan baik dengan orang lain.

c. Kemampuan memahami lingkungan bisnis (15%), yaitu kemampuan belajar dari pihak pesaing, kemampuan tentang bidang usaha, kemauan untuk belajar, pengetahuan tentang produk dan jasa serta pemahaman tentang persaingan.

d. Orientasi ke masa depan dan fleksibilitas (11%), yaitu berorientasi tujuan, kreatif, dan kemauan mengambil resiko, memiliki visi dan gambaran mental masa depan.

e. Kesadaran pribadi (4%), yaitu mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, serta mampu menerima kesalahan.

f. Faktor lain (4%).


(40)

BAB III

GAMBARAN UMUM PENGUSAHA

A. Gambaran Umum Jalan Kapten Muchtar Basri Medan.

Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia. Medan merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Sebagai kota metropolitan, aktivitas perekonomian di Sumatera Utara banyak berpusat di kota Medan dan sudah tentu menimbulkan peluang-peluang untuk berwirausaha Tgl 15 Januari 2011).

Jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan indikasi bahwa Medan merupakan salah satu kota tujuan untuk mencari penghidupan atau nafkah. Berdasarkan data kependudukan tahun 2007, penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.048.460 jiwa > 1.034.696 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa. Dengan demikian Medan merupakan salah satu

kota dengan jumlah penduduk yang besar.

Januari 2011)

Jln. Kapten Muchtar Basri termasuk kedalam daerah kecamatan Medan Timur. Jln. Kapten Muchtar Basri termasuk jalan dua arah yang ramai dilewati oleh mobil pribadi, angkutan umum, maupun angkutan barang, dan jenis transportasi lainnya. Ada berbagai lembaga pendidikan yang berada di Jln.Kapten Muchtar Basri dan salah satu yang paling terkenal adalah Universitas


(41)

Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), yang memiliki jumlah mahasiswa yang banyak sebagai target pasar bagi pengusaha.

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan bahwa Jln. Kapten Muchtar Basri ini termasuk jalan penghubung antara pemukiman penduduk dengan daerah pusat kota Medan serta perniagaan sehingga sangat sesuai dijadikan daerah komersial disekitar jalan ini. Jln. Kapten Muchtar Basri ini juga sangat strategis, karena di daerah ini terdapat banyak tempat pemukiman penduduk serta dekat dengan perkantoran yang terdapat di daerah sekitarnya.

Sumber : http://maps.google.co.id

Gambar 3.1 : Peta Lokasi Jln. Kapten Muchtar Basri dan Sekitarnya

B. Gambaran Umum Responden

Para wirausahawan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut meliputi tempat tinggal, jenis kelamin, usia dan pendidikan, sehingga peneliti menulis sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan.


(42)

Tabel 3.1

Data Pribadi Pengusaha Rumah Makan

NO. Responden Umur

(tahun)

Jenis Kelamin

Pendidikan Terakhir

1. 1 31 Laki-laki S-1

2. 2 32 Laki-laki S-1

3. 3 41 Perempuan SMU

4. 4 29 Perempuan SMU

5. 5 33 Perempuan SMU

6. 6 30 Laki-laki SMU

7. 7 36 Perempuan SMU

8. 8 51 Laki-laki SLTP

9. 9 27 Laki-laki SMU

10. 10 48 Laki-laki SLTP

11. 11 56 Laki-laki ---

12. 12 36 Perempuan SMU

13. 13 33 Laki-laki SMU

14. 14 39 Perempuan SLTP

15. 15 55 Perempuan ---

16. 16 29 Laki-laki SMU

17. 17 34 Laki-laki SLTP

18. 18 29 Perempuan Diploma

19. 19 25 Laki-laki SMU

20. 20 52 Laki-laki SMU

21. 21 32 Laki-laki SMU

22. 22 35 Perempuan SMU

23. 23 40 Laki-laki SMU

24. 24 29 Laki-laki SMU

25. 25 48 Laki-laki SLTP

26. 26 30 Laki-laki S-1

27. 27 36 Perempuan SLTP

28. 28 39 Laki-laki S-1

29. 29 46 Perempuan ---

30. 30 35 Laki-laki S-1

31. 31 48 Laki-laki SMU

32. 32 31 Laki-laki SMU

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 3.1 responden yang diwawancarai mempenyai rentang umur 20-60, untuk usia termuda adalah bernama sdr Bagus Ari dengan umur 25 tahun pemilik Siomay & Bakso Mas Ari. Sedangkan yang paling tertua adalah


(43)

Bpk. Syaiful dengan umur 56 tahun sebagai pemilik dari Nasi Goreng 5000. Pada rentang umur tersebut sebagian responden telah menikah. Pemilik usaha yang paling dominan adalah laki-laki. Pendidikan responden termasuk beragam yaitu dari tamatan SLTP hingga S-1 (Sarjana).

Tabel 3.2

Data Nama Usaha dan Lama Berusaha

NO. Responden Nama Usaha Jumlah

Karyawan

Jabatan Lama

Berusaha

1. 1 Steak & Snack Café

12 orang Manajer 2 tahun

2. 2 Ayam

Rica-rica Kampoeng Bamboe

6 orang Manajer 2 tahun

3. 3 Warung

Serunai

6 orang Pemilik 2 tahun 4. 4 Minnie Café 5 orang Pemilik 3 tahun 5. 5 Warung Rosi 5 orang Pemilik 1 tahun

6. 6 Ayam Penyet

Cak Gareng

4 orang Pemilik 1 tahun 7. 7 Warung 6000 3 orang Pemilik 2 tahun

8. 8 Warung Pak

Dang

6 orang Pemilik 6 tahun

9. 9 Café Corner

108

5 orang Pemiliki 4 tahun

10. 10 R.M Sinar

Family

8 orang Pemilik 12 tahun

11. 11 Nasi Goreng

5000

1 orang Pemilik 2 tahun 12. 12 Bakso Juli 6 orang Pemilik 2 tahun 13. 13 Mie Ar-Ridho 7 orang Pemilik 3 tahun 14. 14 Nasi Soto Buk

Mila


(44)

NO. Responden Nama Usaha Jumlah Karyawan

Jabatan Lama

Berusaha

15. 15 R.M Basamo 2 orang Pemilik 5 tahun 16. 16 Rayan Café 5 orang Pemilik 4 tahun

17. 17 Warkop Bang

Lis

4 orang Pemilik 8 tahun 18. 18 Café Pinky 4 orang Pemilik 1 tahun

19. 19 Siomay &

Bakso Mas Ari

6 orang Pemilik 3 tahun

20. 20 Mi Ayam

Bakso Pakde Dono

10 orang Pemilik 2 tahun

21. 21 R.M Reihan 8 orang Pemilik 6 tahun 22. 22 Café Mamy 3 orang Pemilik 1 tahun

23. 23 Mi Ayam

Bakso Mas Pen

8 orang Pemilik 4 tahun

24. 24 Warkop Budi 4 orang Pemilik 8 tahun 25. 25 R.M Udin 8 orang Pemilik 6 tahun

26. 26 Bakso Mas

Habib

10 orang Pemilik 2 tahun 27. 27 Warkop Sri 3 orang Pemilik 2 tahun

28. 28 Bubur Ayam

Cirebon

6 orang Pemilik 1 tahun 29. 29 Syukur Nikmat

Bubur Kacang Ijo

2 orang Pemilik 6 tahun

30. 30 Pisang Goreng Bandung

5 orang Pemilik 1 tahun 31. 31 R.M Namira 7 orang Pemilik 7 tahun

32. 32 Manna

Wasalwa

6 orang Pemilik 5 tahun Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data diolah)


(45)

Berdasarkan Tabel 3.2 menunjukan bahwa responden yang diwawancarai memiliki jabatan yang berbeda yaitu pemilik dan manajer. Pemilik adalah pengusaha yang memiliki langsung usaha tersebut sekaligus merangkap menjadi manajer usahanya. Manajer adalah pengusaha yang bertanggung jawab penuh terhadap jalannya usaha.

Jumlah tenaga kerja yang ada pada 32 usaha ini berjumlah kurang lebih 185 orang. 185 orang untuk 32 usaha seperti rumah makan, warung bakso dan mie ayam atau bubur ayam di Jln. Kapten Muchtar Basri Medan. Jumlah karyawan yang paling banyak terdapat pada Steak & Snack Cafe yang mempunyai karyawan 12 orang dengan sistem paruh waktu. Dan yang paling sedikit adalah Nasi Goreng 5000 karena pemilik merangkap sekaligus karyawan.

Umur berusaha Rumah Makan, Warung Bakso, dan Mie Ayam di Jln. Kapten Muchtar Basri Medan ini sangat bervariasi. Interval lama berusaha dari 1 tahun hingga 10 tahun. Rata-rata lama berusaha yang paling dominan adalah berkisar antara 1-5 tahun, yang terdapat pada 23 usaha seperti rumah makan dan warung bakso. Dan yang berkisar >5-10 tahun terdapat 9 usaha. Usaha yang paling lama berdiri adalah usaha Rumah Makan Sinar Family yang sudah bertahan selama 10 tahun. Sedangkan banyak usaha yang baru mulai berdiri yaitu baru berjalan 1 tahun. Ini menandakan bahwa mulai bermunculannya usaha baru di kawasan ini sebagai tanda bahwa kawasan Jln. Kapten Muchtar Basri memiliki prospek yang bagus ke depannya untuk berbagai usaha terutama rumah makan yang memang sangat menjamur di kawasan ini.


(46)

C. Gambaran Umum Usaha Rumah Makan di Jln. Kapten Muchtar Basri

Medan

1. Steak & Snack Café

Usaha ini adalah usaha rumah makan yang menawarkan menu makanan dengan harga standard dan sering menawarkan paket makanan murah yang menarik. Keistimewaan usaha cafe ini adalah memiliki konektivitas internet berupa wifi yang merupakan magnet tersendiri bagi para pelanggannya yang kebanyakan mahasiswa.

2. Ayam Rica-rica Kampoeng Bamboe

Usaha ini adalah rumah makan yang menawarkan menu special yakni ayam goreng pedas cabe ijo bumbu rica-rica yang membuatnya beda dari rumah makan lain di sekitarnya. Selain itu usaha ini juga menawarkan menu-menu makanan lainnya yang sudah dikenal masyarakat.

3. Warung Serunai

Usaha Warung Serunai dibuka 2 tahun lalu dengan modal dan menu seadanya namun sekarang sudah berkembang dan memiliki berbagai menu pilihan seperti mi aceh, nasi soto, dan nasi campur. Kebanyakan pelanggan yang makan di warung ini merupakan karyawan kantor.


(47)

4. Minnie Cafe

Usaha ini jelas sekali menargetkan mahasiswa sebagai pelanggannya. Harga yang murah dan banyaknya pilihan minuman kopi menggambarkan café ini sering dikunjungi untuk sekedar ngobrol atau berkumpul sesama mahasiswa.

5. Warung Rosi

Warung ini merupakan usaha makanan yang beragam dan menawarkan harga miring dan lokasinya dekat dengan toko fotokopi terbesar di sekitarnya. Kebanyakan pelanggan warung ini adalah mahasiswi.

6. Ayam Penyet Cak Gareng

Usaha ini merupakan usaha yang menjual menu makanan ayam penyet dengan sambel yang khas juga dengan harga yang murah namun dengan ruangan yang relatif sempit. Rumah Makan ini menawarkan paket-paket makanan untuk dibawa pulang.

7. Warung 6000

Sesuai namanya, Warung 6000 menawarkan berbagai jenis makanan murah untuk kalangan mahasiswa dengan porsi yang lumayan banyak untuk nasi bungkusnya dengan harga Rp 6.000. Rumah makan ini didirikan pada tahun 2009, dan sampai sekarang belum menaikkan harganya.


(48)

8. Warung Pak Dang

Warung makan yamg tetap bertahan dengan harga standard dan tidak terpengaruh dengan persaingan harga yang terjadi pada usaha saingan yang sejenis. Letak usaha rumah makan ini berada di dekat simpang Al-Falah.

9. Café Corner 108

Usaha café ini juga memiliki ragam makanan dengan harga yang murah. Café ini menawarkan tempat berkumpul mahasiswa yang nyaman dan letaknya bersebelahan dengan warung internet yang ramai.

10. R.M Sinar Family

Usaha ini merupakan usaha keluarga yang menawarkan menu nasi padang yang khas dan terletak sangat dekat dengan UMSU sehingga banyak sekali pengajar ataupun karyawan yang makan atau memesan makan siang disini. Harganya relatif mahal namun menawarkan cita rasa makanan yang lezat.

11. Nasi Goreng 5000

Nasi Goreng 5000 merupakan alternatif makanan murah yang lain yang ditawarkan di Jln. Kapten Muchtar Basri ini. Letaknya dekat dengan banyak pertokoan. Mahasiswa dan karyawan toko-toko di sekitarnya merupakan pelanggannya.


(49)

12. Bakso Juli

Usaha ini merupakan usaha yang menjual makanan bakso dan jenis makan lainnya. Usaha bakso ini kurang begitu dikenal oleh masyarakat, karena lokasi dan tempat usahanya tergolong masih sangat sederhana. Dan warung bakso ini juga tidak terlalu besar, sehingga sulit bagi pelanggan untuk parkir.

13. Mie Ar-Ridho

Usaha rumah makan ini juga merupakan usaha keluarga , dimana makanan yang menjadi ciri khas rumah makan ini adalah mie ayam Ar-Ridho yang cukup banyak peminatnya.

14. Nasi Soto Buk Mila

Rumah makan ini merupakan usaha yang menawarkan nasi soto khas Medan dengan harga yang standar. Nama usaha ini diambil dari nama pemilik usaha sendiri. Target pasar usaha ini adalah mahasiswa.

15. R.M Basamo

Rumah makan Basamo merupakan rumah makan yang menawarkan menu berupa nasi padang dengan harga yang murah, namun memiliki tempat yang strategis yakni di persimpangan jalan. Hanya saja persimpangan jalan tersebut sering macet sehingga sulit bagi pelanggan untuk memarkirkan kendaraannya.


(50)

16. Rayan Café

Tempat makan ini merupakan tempat yang cocok bagi mahasiswa-mahasiswi untuk berkumpul bersama karena letaknya yang sangat dekat dengan lembaga pendidikan. Harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau untuk makanan sehari-hari seperti nasi goreng, mie goreng dll.

17. Warkop Bang Lis

Menerapkan konsep yang sama dengan warung kopi anak muda pada umumnya, Warkop Bang Lis tidak sulit mendapatkan pelanggan dan memiliki lokasi yang sangat strategis yaitu di depan lembaga pendidikan dan warung-warung internet.

18. Café Pinky

Rumah makan menerapkan konsep warna merah muda dan memiliki tempat yang bersih serta nyaman sehingga dipastikan pelanggan yang telah berkunjung akan tertarik mengunjunginya lagi.

19. Siomay & Bakso Mas Ari

Usaha ini didirikan oleh Bpk. Ari pada tahun 2008, makanan yang ditawarkan adalah bakso, mie dan siomay, selain itu usaha ini juga menawarkan menu-menu lain dan berbagai jenis minuman. Warung makan ini memiliki pengunjung terpadat pada sore hari.


(51)

20. Mie Ayam Bakso Pakde Dono

Mie ayam bakso Pakde Dono pada umumnya menawarkan menu-menu yang sama dengan warung mie ayam pada umumnya. Hanya saja menu special disini adalah mie ayam bakso, yaitu mie ayam yang ditambah bakso khas warung ini.

21. R.M Reihan

Rumah Makan Reihan adalah rumah makan yang menjual menu makanan sehari-hari dengan konsep rumah makan padang bercampur dengan menu-menu café. Bisa dibilang rumah makan ini cukup lengkap dari segi menu yang ditawarkannya.

22. Cafe Mamy

Cafe Mamy memiliki konsep yang sama dengan warung makan di Jln. Kapten Muchtar Basri lainnya dan memiliki target pasar mahasiswa. Cafe ini terletak di sebelah Café Pinky.

23. Mie Ayam & Bakso Mas Pen

Mie Ayam dan Bakso Mas Pen memiliki lokasi yang cukup jauh dari rumah makan lainnya di Jln. Kapten Muchtar Basri. Hal ini pula yang menguntungkan tempat makan ini dikarenakan ruang jalan untuk parker cukup luas karena tidak bersebelahan langsung dengan rumah makan lainnya.


(52)

24. Warkop Budi

Warkop Budi merupakan tempat berkumpul terutama bagi mahasiswa-mahasiswa laki-laki dilihat dari pengunjung yang datang ke warkop ini. Pemilik dari warkop ini juga masih muda dan sering berkumpul dengan pelanggannya sendiri.

25. R.M Udin

Rumah makan ini merupakan rumah makan yang dimiliki oleh Bpk. Udin, yang merupakan suku Padang. Sehingga makanan yang ditawarkan oleh rumah makan ini sekaligus menjadi ciri khasnya adalah makanan Padang.

26. Bakso Mas Habib

Bakso ini didirikan tahun 2009 oleh pemiliknya sekaligus nama dari usha bakso ini yaitu Bpk. Habib. Usaha ini memiliki pasar sendiri yakni karyawan dan keluarga yang tinggal disekitarnya ataupun orang yang sekedar berlalu lalang.

27. Warkop Sri

Warkop ini memiliki konsep yang sama yakni memenuhi kebutuhan pangan mahasiswa-mahasiswi namun letaknya cukup jauh dari warkop-warkop lainnya. Warkop ini didirikan tahun 2009 oleh pemiliknya yaitu ibu Tasri.


(53)

28. Bubur Ayam Cirebon

Bubur Ayam Cirebon merupakan usaha yang memiliki konsep lain daripada yang lain sehingga cukup menarik perhatian. Dibuka pada tahun 2010, Bubur Ayam Cirebon memiliki pasar sendiri dan terus berkembang. Saat ini, Bubur Ayam Cirebon telah memiliki 6 orang karyawan. Bubur Ayam Cirebon juga menawarkan menu-menu lainnya yang telah dikenal masyarakat.

29. Syukur Nikmat Bubur Kacang Ijo

Warung Bubur Kacang Ijo ini merupakan tempat duduk-duduk untuk sekedar minum dan ngobrol bersama teman-teman. Memiliki rasa yang enak, tak heran bubur kacang ijo ini sering kehabisan dan tidak bisa memenuhi pesanan pelanggan. Syukur Nikmat Bubur Kacang Ijo ini juga sering dipesan pelanggan rumah makan lain untuk menjadi hidangan minumannya.

30. Pisang Goreng Bandung

Pisang Goreng Bandung menawarkan rasa yang beda dengan pisang goreng pada umumnya. Memiliki rasa cokelat, keju, dan masih ada beberapa rasa lainnya. Pisang Goreng Bandung dibuka pada tahun 2010 dan usaha ini menawarkan kerjasama kemitraan bagi siapa saja yang ingin yang memulai usaha Pisang Goreng Bandung ini.


(54)

31. R.M Namira

Rumah Makan Namira ini adalah usaha yang menawarkan makanan dengan rasa yang berbeda dengan rumah makan saingan. Keistimewaan dari usaha ini adalah harga makanan yang lebih murah bila dibawa pulang atau dibungkus.

32. Rumah Makan Manna Wa Salwa

Rumah Makan ini telah berdiri dari tahun 2006, namun tampaknya sulit untuk melakukan persaingan harga. Harga ditawarkan relatif lebih mahal dari rumah makan lain yang sejenis.


(55)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden.

1. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur serta mampu mengunggkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical

Production and Service Solution) versi 16.0 dengan tingkat signifikansi sebesar

5% adalah 0,361.

Hasil Pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel4.1 berikut:

Tabel 4.1 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

r-Tabel validitas

Butir1 85.3000 31.459 .527 .957 0,361 Valid

Butir2 85.4667 30.395 .609 .956 0,361 Valid

Butir3 85.2667 30.202 .927 .952 0,361 Valid

Butir4 85.2667 30.202 .927 .952 0,361 Valid

Butir5 85.3000 30.286 .818 .953 0,361 Valid

Butir6 85.7000 30.562 .543 .958 0,361 Valid

Butir7 85.2667 30.202 .927 .952 0,361 Valid


(56)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Januari,2011) Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1. Jika r hitung > r table, maka pertanyaan dinyatakan valid 2. Jika r hitung < r table, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid 3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Pada Tabel 4.1 diatas dapat dilihat seluruh butir pertanyaan mempunyai nilai

Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel (0,361), sehingga semua

butir pertanyaan tersebut dikatakan valid, dan selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.

Interpretasi item total statistic, yaitu :

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel

tersebut dihapus. Misalnya jika pertanyaan (item) 1 dihapus maka rata-rata

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

r-Tabel validitas

Butir9 85.7000 30.562 .543 .958 0,361 Valid

Butir10 85.3000 31.459 .527 .957 0,361 Valid

Butir11 85.4667 30.395 .609 .956 0,361 Valid

Butir12 85.2667 30.202 .927 .952 0,361 Valid

Butir13 85.2667 30.202 .927 .952 0,361 Valid

Butir14 85.3000 30.286 .818 .953 0,361 Valid

Butir15 85.7000 30.562 .543 .958 0,361 Valid

Butir16 85.2667 30.202 .927 .952 0,361 Valid

Butir17 85.3000 30.286 .818 .953 0,361 Valid

Butir18 85.7000 30.562 .543 .958 0,361 Valid


(57)

variabel sebesar 85,3000, jika pertanyaan (item) 2 dihapus maka rata-rata variabel bernilai 85,4667, dan seterusnya.

2. Scale Variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika

variabel (butir) tersebut dihapuskan. Misalnya variabel (butir) item 1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 31.459, sedangkan jika

variabel (butir) item 2 dihapus adalah 30,395, dan seterusnya.

3. Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item

dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui

validitas pada setiap butir pertanyaan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel. Hasil Pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:


(58)

Tabel 4.2 Reliabilitas Instrumen

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Januari,2011) Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

Jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Yamin dan Kurniawan, 2009:282), maka pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,70, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Reliabilitas

Butir1 .957 Reliabel

Butir2 .956 Reliabel

Butir3 .952 Reliabel

Butir4 .952 Reliabel

Butir5 .953 Reliabel

Butir6 .958 Reliabel

Butir7 .952 Reliabel

Butir8 .953 Reliabel

Butir9 .958 Reliabel

Butir10 .957 Reliabel

Butir11 .956 Reliabel

Butir12 .952 Reliabel

Butir13 .952 Reliabel

Butir14 .953 Reliabel

Butir15 .958 Reliabel

Butir16 .952 Reliabel

Butir17 .953 Reliabel

Butir18 .958 Reliabel


(59)

B. Metode Analisis Deskriptif

a. Deskrtiptif Responden

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala

Likert untuk menanyakan hubungan antara pengetahuan kewirausahaan, motif

berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan. Variabel pengetahuan kewirausahaan (X1) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan, variabel

motif berprestasi (X2) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan, dan variabel

kemandirian pribadi (X3) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan, sedangkan variabel

perilaku kewirausahaan (Y) terdiri dari 5 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 32 orang responden.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini, yaitu:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 21 66%

Perempuan 11 34%

TOTAL 32 100%


(60)

Tabel 4.3 menunjukkan komposisi responden menurut jenis kelamin dimana terlihat dari total responden sebesar 32 orang, komposisi perempuan sebanyak 11 orang (34%) dan laki-laki sebanyak 21 orang (66%).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

20 - 25 1 3,1%

>25 - 30 7 21,9%

>30 - 35 9 28,1%

>35 - 40 6 18,8%

>40 - 45 1 3,1%

>45 – 50 4 12,5%

>50 – 55 3 9,4%

>55 – 60 1 3,1%

TOTAL 32 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa moyaritas usia responden berada pada usia 20-25 tahun sebesar 3,1%, usia >25-30 tahun sebesar 21,9%, usia >30-35 sebesar 28,1%, usia >35-40 sebesar 18,8%, usia >40-45 sebesar 3,1%, usia >45-50 sebesar 12,5%, usia >>45-50-55 sebesar 9,4%, dan usia >55-60 sebesar 3,1%. Total responden yang menjawab adalah 32 orang yaitu 100%.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

Jlh Tenaga Kerja Frekuensi Persentase

1 – 5 15 46,9%

>5 – 10 16 50%

>10 – 15 1 3,1%

TOTAL 32 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Januari, 2011)


(61)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja yang paling dominan yang terdapat pada usaha rumah makan di Jln. Kapten Muchtar Basri Medan adalah >5-10 orang sebesar 50 %.

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berusaha

Lama Berusaha Frekuensi Persentase

1 – 5 23 71,9%

>5 – 10 8 25%

>10 – 15 1 3,1%

TOTAL 32 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Januari, 2011)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa lama berusaha berkisar antara 1-5 tahun sebesar 71,9% terdiri dari 23 orang, >5-10 tahun sebesar 25% terdiri dari 8 orang, >10-15 tahun hanya sebesar 3,1% terdiri dari 1 orang.

C. Metode Analisis Statistik

Analisis ini bertujuan untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori tertentu.

1) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel X1

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Item SS S KS TS STS TOTAL

F % F % F % F % F %

1 19 59,4 % 13 40,6% 0 0% 0 0% 0 0 % 32

2 7 21,9% 25 78,1% 0 0 % 0 0% 0 0 % 32

3 13 40,6% 19 59,4% 0 0% 0 0% 0 0% 32

4 11 34,4% 21 65,6% 0 0% 0 0% 0 0% 32

5 17 53,1% 15 46,9% 0 0% 0 0% 0 0% 32


(62)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

a. Berdasarkan pertanyaan 1, sebagian besar responden menjawab setuju 13 orang (40,6%) dan sangat setuju 19 orang (59,4%). Data ini menunjukkan bahwa kepercayaan responden terhadap variabel pengetahuan kewirausahaan akan lokasi yang strategis cukup tinggi dalam menjalankan usaha yang lebih berhasil.

b. Berdasarkan pertanyaan 2, sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 25 orang (78,1%) dan menjawab sangat setuju 7 orang (21,9%). Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan usaha didasari dengan pengetahuan akan usaha yang dijalankan cukup tinggi.

c. Berdasarkan pertanyaan 3, sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 19 orang (59,4%) dan menjawab sangat setuju 13 orang (40,6%). Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman berusaha memegang peran penting untuk keberhasilan usaha.

d. Berdasarkan pertanyaan 4, sebagian responden menjawab setuju yaitu 21 orang (65,6%) dan menjawab sangat setuju 11 orang (34,4%). Hal ini menunjukkan bahwa responden menganggap usaha yang baik adalah usaha yang banyak diminati konsumen (pasar).

e. Berdasarkan pertanyaan 5, sebagian besar menjawab setuju yaitu 15 orang (46,9%) dan menjawab sangat setuju 17 orang (53,1%). Data ini menunjukkan bahwa pendapatan usaha harus menutupi biaya-biaya yang ada demi tercapainya keberhasilan usaha.


(63)

2) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel X2

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Motif Berprestasi (X2)

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Januari, 2011)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab setuju bahkan menjawab sangat setuju, dan hanya sebagian kecil responden yang menjawab kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa motif berprestasi itu penting untuk menggambarkan perilaku kewirausahaan.

3) Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel X3

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Kemandirian Pribadi (X3)

Item SS S KS TS STS TOTAL

F % F % F % F % F %

11 5 15.6 % 22 68,8% 5 15,6% 0 0% 0 0% 32

12 0 0% 24 75,0% 8 25,0% 0 0% 0 0% 32

13 8 25,0% 24 75,0% 0 0% 0 0% 0 0% 32

14 8 25,0% 15 46,9% 9 28,1% 0 0% 0 0% 32

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner (Januari, 2011)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa sebagian responden menjawab setuju bahkan menjawab sangat setuju, dan hanya sebagian responden yang menjawab kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kemandirian diri dalam menjalankan usaha cukup tinggi.

Item SS S KS TS STS TOTAL

F % F % F % F % F %

6 11 34,4 % 18 56.2 % 3 9,4% 0 0% 0 0 % 32

7 12 37,5% 20 62,5% 0 0% 0 0% 0 0% 32

8 17 53,1% 13 40,6% 2 6,3% 0 0% 0 0% 32

9 10 31,2% 22 68,8% 0 0% 0 0% 0 0% 32


(1)

2. Hendaknya dibuat semacam persatuan pengusaha rumah makan/usaha makanan di sepanjang Jln. Kapten Muchtar Basri Medan dan dikelola dengan baik sehingga memungkinkan akan terbentuknya pusat jajanan yang terkenal di kota Medan.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneruskan dan mengembangkan penelitian ini pada masa yang akan datang dengan lebih komprehensif , melalui penelitian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan. Dikarenakan variabel-variabel bebas dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikat sebesar 35,6%.

4. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel yang tidak hanya terbatas pada Pengusaha rumah makan di Jln. Kapten Muchtar Basri Medan, tetapi juga berkembang kepada pengusaha-pengusaha rumah makan lain yang terdapat di wilayah kota Medan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2000. Manajemen Penelitian, cetakan kelima, Jakarta: Asdi Mahasatya.

Amelia, 2009. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terdapa Kinerja Usaha Studi Kasus Pada Pedagang Pakaian Pajak Sore Jln. Jamin Ginting, Skripsi, Medan : Fakultas Ekonomi USU.

Benedicta Prihatin Dwi Riyanti, 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian, Jakarta : Grasindo

Hartono, 2008. SPSS 16, 0 Analisis Data Statistika dan Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Husein Umar, 2003. Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Hutagalung, Raja Bongsu, Syahfrizal Helmi Situmorang & Frida Ramadini.,

2010. Kewirausahaan. Medan: USU Press. Kasmir, 2006. Kewirausahaan, Jakarta: Rajawali Pers.

Ranto, Basuki, 2007. Analisis Hubungan Antara Motivasi, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha pada kawasan industri kecil di daerah pulogadung, Jurnal Usahawan No.10 TH XXXVI Oktober 2007.

Suryana, 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Jakarta: PT.Salemba Empat.

Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Jakarta: Salemba Empat.

Silalahi, Purnama S, 2007. Pengaruh Pengatahuan Kewirausahaan, Motif

Berprestasi dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku

Kewirausahaan ( Studi Kasus Warnet di Padang Bulan), Skripsi, Medan : Fakultas Ekonomi USU.

Situmorang, Syafrizal Helmi, dkk., 2008. Analisis Data Penelitian. Medan: USU Press.


(3)

Valentino Dinsi, SE, MM, MBA, dkk, 2004. Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian, Jakarta: Let’ Go Indonesia.

Wasty, Soemanto, Drs, M.Pd, 2001. Pendidikan Wiraswasta, Jakarta: Bumi Aksara.

Yamin, Sofyan & Heri Kurniawan, 2009. SPSS Complete, Jakarta: Salemba Empat.

Yuli, Cantika, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Malang: Universitas Muhammadiyah.

Zimmerer, Thomas & Norman, Scarborough, 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Jakarta: Salemba Empat.

http//www.waspada.co.id/ diakses oleh penulis tanggal 28 Agustus 2010, pukul 15.00 wib.

pukul 17.00 wib.


(4)

Lampiran 1 Kuesioner

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, MOTIF BERPRESTASI DAN KEMANDIRIAN PRIBADI

TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN

(Studi Kasus Pada Rumah Makan di Jln Kapten Mukhtar Basri Medan) No. Responden:…… I. Petunjuk Pengisian

Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi data kuesioner yang diberikan. Informasi yang Bapak/Ibu berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi saya.

Oleh karena itu kepada responden, saya sebagai penulis mengharapkan:

1. Bapak/Ibu menjawab setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya, dan perlu diketahui bahwa jawaban Bapak/Ibu tidak berhubungan dengan benar atau salah

2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda check (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu.

3. Setelah melakukan pengisian, mohon Bapak/Ibu menyerahkan kepada pemberi kuesioner

II. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : ฀ Pria ฀ Wanita

4. Pendidikan : a. SD d. DIPLOMA

b. SMP e. S1 (Sarjana)

c. SMU 5. Jenis Usaha :

6. Nama Usaha : 7. Lama Berusaha : 8. Jumlah Tenaga Kerja :


(5)

III. Pertanyaan Mengenai Variabel

No. Pengetahuan Kewirausahaan STS TS KS S SS

1. Lokasi usaha harus mudah ditemukan oleh konsumen.

2. Pengusaha harus mengerti usaha yang dijalankannya.

3. Pengusaha harus memiliki pendidikan atau berpengalaman.

4. Usaha yang baik adalah usaha yang banyak diminati konsumen.

5. Pendapatan usaha harus mampu menutupi biaya-biaya yang ada.

No. Motif Berprestasi STS TS KS S SS

6. Usaha ini dilakukan bukan sekedar hobi.

7. Membuat usaha makanan yang berbeda dengan usaha orang lain dapat menarik konsumen.

8. Memberikan ide-ide baru dalam membuat jenis makanan untuk meningkatkan perkembangan usaha. 9. Keberhasilan orang lain memotivasi

saya untuk membuka usaha yang sama. 10. Kegagalan dalam menjalankan usaha

memotivasi saya untuk lebih berhasil lagi.


(6)

No. Kemandirian Pribadi STS TS KS S SS

11. Saya menjalankan usaha sendiri, lebih baik dari pada mengandalkan orang lain.

12. Saya menganggap pinjaman/kredit cara yang baik untuk modal memulai usaha. 13. Saya/pengusaha menjalankan usaha ini

berasal dari keinginan atau keberanian diri sendiri.

14. Saya/pengusaha mengalami kesulitan dalam melakukan pinjaman untuk pengembangan usaha.

No. Perilaku Kewirausahaan STS TS KS S SS

15. Saya membuka usaha rumah makan karena lokasinya dekat dengan konsumen.

16. Saya membuka usaha rumah makan karena mudah mengelolanya.

17. Saya membuka usaha rumah makan karena pernah gagal dengan usaha sejenis sebelumnya.

18. Saya membuka usaha rumah makan karena orang lain ada yang berhasil. 19. Mencatat semua biaya pengeluaran dan

pemasukan, untuk dapat melakukan pengembangan usaha baru / membuka cabang.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan Pedagang Pada Pasar Kaget Kabanjahe

3 85 96

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

1 4 105

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 3 94

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 10

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 2

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 11

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 1 2

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 17

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 0 9

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 0 1