Persiapan Batang Bawah Pembuatan Pereaksi Nelson Somogyi. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum 650 –850 nm Larutan Standar.

- Spektrofotometer uv-vis Genesys 20 - Inkubator - Mortar - Kain kasa - Tali rafia - Polybag 3. 3. Prosedur Penelitian 3. 3. 1. Persiapan Batang Bawah dan Batang Atas Dilaksanakan sesuai dengan metode sambung pucuk terung belanda dengan rimbang oleh Tarigan dan Pintubatu 2006.

a. Persiapan Batang Bawah

1 Tiga buah rimbang kering diambil bijinya dan disemaikan pada media persemaian yang mengandung tanah humus. 2 Setelah berumur + 2 bulan bibit dipindahkan ke polybag. 12 bibit yang akan disambung dan 4 cadangan. 3 Setelah bibit mempunyai diameter batang + 0,5 cm bibit disambung dengan pucuktunas terung belanda R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7, R8, R9, R10 R11, R12.

b. Persiapan Batang Atas.

Universitas Sumatera Utara 1 Dipersiapkan 3 tanaman terung belanda diatas 1 tahun yang bertunas banyak sebagai pohon induk untuk disambung dan untuk blanko. 2 Setiap pohon pohon 1,2,3 dipotong tunasnya sebanyak 4 tunas setiap pohon T1.1, T1.2, T1.3, T1.4, T2.1, T2.2, T2.3, T2.4, T3.1, T3.2, T3.3, T3.4. 3 Sisa tunas pada pohon induk dijadikan sumber buah untuk blanko yang tidak disambung Pohon blanko TB1,TB2,TB3. 3. 3. 2. Penyambungan Batang Bawah Dengan Batang Atas. a Pertumbuhan batang bawah ditunggu sampai diameter batang berukuran + 0,5 cm . b Dipotong + 15 cm diatas pangkal batang bawah dan dibuat sayatan berbentuk huruf V dengan panjang + 1 – 1,5 cm sebanyak 12 batang dan 4 cadangan. c Dipilih calon batang atas yang panjangnya tidak melebihi 5 cm dan diameter tunaspucuk yang sedikit lebih kecil dari batang bawah. d Pangkal tunas pucuk batang atas disayat mengikuti bentuk sayatan yang telah disediakan pada batang bawah 12 batang e Batang atas diselipkan kebatang bawah, dan diikat rapat dengan tali rafia. S1R1T1.1, S2R2T1.2, S3R3T1.3, S4R4T1.4, S5R5T2.1, S6R6T2.2, S7R7T2.3, S8R8T2.4, S9R9T3.1, S10R10T3.2, S11R11T3.3 , S12R12T3.4. Universitas Sumatera Utara f Jumlah daun dikurangi separuh dari jumlah daun yang ada, disisakan daun yang terdekat dengan ujung pucuk, disungkup dengan botol plastik untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. 3. 3. 3. Pemelihraan Tanaman Baru Terung Belanda . a Tanaman yang baru disambung ditempatkan pada Green House b Dilakukan penyiraman dengan air jika kering dan tidak sampai membasahi bekas sambungan. c Setelah sambungan berhasil, tanaman disemprot dengan atonik dosis 1 – 2 cc liter air . d Memangkas tunas – tunas yang muncul pada batang bawah serta melakukan pemupukan setelah penyambungan dan setelah terbentuk bakal buah yang pertama. e Setelah pertumbuhan sambungan normal, tali pengikat dan plastik di lepaskan agar perkembangan dan pertumbuhan batang tidak terganggu. f Persentase keberhasilan penyambungan sudah dapat dihitung dengan membandingkan jumlah tanaman terung belanda yang berhasil disambung, dan tumbuh dengan jumlah keseluruhan tanaman yang disambung dikalikan 100 . Universitas Sumatera Utara 3. 3. 4. Panen Buah Tanaman Baru Terung Belanda dan Buah Terung Belanda Blanko. Pada saat tanaman terung belanda sudah berbuah sekitar 2 bulan setelah penyambungan maka panen dilakukan dari tanaman baru hasil sambung pucuk dan tanaman blanko yang sudah matang dalam jangka waktu yang bersamaan terhitung semenjak terbentuknya bakal buah. Panen dilakukan dengan mengambil satu buah terung belanda dari setiap pohon hasil penyambungan S1R1T1.1, S2R2T1.2, S3R3T1.3, S4R4T1.4, S5R5T2.1, S6R6T2.2, S7R7T2.3, S8R8T2.4, S9R9T3.1, S10R10T3.2, S11R11T3.3 , S12R12T3.4 dan satu buah dari setiap pohon tanpa penyambungan TB1,TB2,TB3 kemudian dikelompokan menurut asal pohon induk TS1, TS2, TS3 dan blanko TB1,TB2,TB3. 3. 3. 5. Persiapan Analisis Karbohidrat Analisis karbohidrat pada buah dari tanaman baru terung belanda dan buah terung belanda blanko dilaksanakan dengan mengacu pada analisis bahan makanan menurut Sudarmadji 1984.

a. Pembuatan Pereaksi Nelson Somogyi.

- Larutan Nelson A Dilarutkan 12,5 g natrium karbonat anhidrat 12,5 kalium natrium tatrat, 10 g natrium bikarbonat, dan 100 g natrium sulfat anhidrat dalam 350 ml akuadest. Kemudian diencerkan sampai 500 ml Universitas Sumatera Utara - Larutan Nelson B Dilarutkan 7,5 g CuSO 4 5 H 2 O dalam 50 ml akuades dan ditambahkan 1 tetes H 2 SO 4 pekat. Pereaksi Nelson dibuat dengan cara mencampurkan 25 ml bagian larutan Nelson A dan 1 ml bagian larutan Nelson B. Pencampuran dilakukan pada setiap hari akan digunakan.

b. Pembuatan Larutan Arsenomolybdat.

1 Dilarutkan 25 g Ammonium molybdat dalam 450 ml akuadest dan ditambahkan 25 ml asam sulfat pekat. 2 Dilarutkan pada tempat yang lain 3 g Na 2 HASO 4 7 H 2 O dalam 25 ml akuades. 3 Larutan kedua dituangkan kedalam larutan yang pertama, dan disimpan dalam botol berwarna cokelat. 4 Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam hingga larutan berwarna kuning. c. Pembuatan Pereaksi Benedict. 1. Dicampurkan 17,3 g natrium sitrat dengan 10 g natrium karbonat anhidrat ke dlm 80 ml air, diaduk, dan disaring.

2. Ditambahkan 1,73 g tembaga sulfat yg telah dilarutkan dlm 10 ml air.

3. Volume total dibuat menjadi 100 ml dengan penambahan air.

d. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum 650 –850 nm Larutan Standar.

1 Ditimbang 40 mg Glukosa anhidrat dan dilarutkan dengan akuades sampai volume 200 ml larutkan glukosa 0,2 mgml. Universitas Sumatera Utara 2 Dipipet 25 ml larutan diatas dan diencerkan dengan akuades sampai 100 ml larutan glukosa 0,05 mg ml. 3 Dipipet 1 ml larutan glukosa 0,05 mg ml ke dalam tabung reaksi, ditambahkam 1 ml pereaksi nelson dan ditutup tabung reaksi dengan kapas, segera dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 30 menit. 4 Diangkat dan didinginkan sampai suhunya mencapai 25 o 5 Setelah dingin ditambahkan 1 ml larutan arsenomolybdat, dikocok sampai semua endapan Cu 2 O larut sempurna, dan ditambahkan 7 ml akuadest, kemudian dikocok sampai homogen. 6 Diukur serapan panjang gelombang pada 650 –850 nm dengan menggunakan blanko akuades.

e. Persiapan Kurva Kalibrasi Larutan Glukosa Standar.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Penambahan Sari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

4 98 89

Studi Analisa Kadar Vitamin C Dan Kadar Beta Karoten Dari Buah Terung Belanda Hasil Sambung Pucuk Antara Tanaman Terung Belanda (Solanum Betaceaum CAV.) Dengan Tanaman Lancing (Solanum Mauritianum)

20 127 62

Aktivitas Alkaloid Dari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Terhadap Tingkat Kehamilan Mencit (Mus Musculus)

7 76 68

Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Buah Rimbang (Solanum torvum Sw.) Sebagai Anti-Aging

14 143 119

Formulasi Masker Peel-off Ekstrak Buah Terong Belanda (Cyphomandra betacea Cav. Sendtn.) Sebagai Anti Aging

46 254 103

Ketahanan Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceum Cav) Setelah Diinduksi Dengan Sinar Uv Terhadap Colletotrichum sp.

2 47 65

BAB 1 PENDAHULUAN - Pengaruh Variasi Penambahan Sari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

0 0 7

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN SARI BUAH TERUNG BELANDA (Solanum betaceum) HASIL SAMBUNG PUCUK DENGAN LANCING (Solanum mauritianum) PADA PEMBUATAN NATA DE COCO DENGAN MENGGUNAKAN

0 1 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Terung Belanda (Solanum betaceaum Cav.) - Studi Analisa Kadar Vitamin C Dan Kadar Beta Karoten Dari Buah Terung Belanda Hasil Sambung Pucuk Antara Tanaman Terung Belanda (Solanum Betaceaum CAV.) Dengan Tanaman Lancing (S

0 0 20

STUDI ANALISA KADAR VITAMIN C DAN KADAR BETA KAROTEN DARI BUAH TERUNG BELANDA HASIL SAMBUNG PUCUK ANTARA TANAMAN TERUNG BELANDA (Solanum betaceaum Cav.) DENGAN TANAMAN LANCING (Solanum mauritianum) SKRIPSI IRMA SAFITRI

0 0 13