To ERD ERD Uraian Sistem Yang Sedang Berjalan Kelemahanan Sistem Yang Sedang Berjalan

2.7 To

Ad struktur m 2.7 unt did Re me yan – s – n gam ools Peranc dapun tools model analis

7.1 ERD ERD

tuk mengg deskripsikan elationship enggunakan ng juga mer struktur dan notasi simb mbar pada t Gambar 2 cangan Sist s yang dig is adalah se D Entity R adalah m ambarkan d n oleh data Diagram n susunan d rupakan mo n relationsh bolik di dala tabel 2.1 be

2.6 Struktur

em gunakan un ebagai beeri Relationship model data data dalam a tersebut. merupak data yang d odel jaringan hip data La am diagram erikut ini: r Model Anal ntuk peranc ikut : p Diagram yang men m konteks e Whitten, kan suatu disimpan da n data yang adjamuddin m E-R yang lisis Pressm cangan syst nggunakan entitas dan 2004 281 u model alam sistem g menekank n, 2004:123 dapat kita man, 2002 : 3 tem berdas beberapa n hubungan . ERD E jaringan m secara ab kan pada str . Adapun n gunakan se 54 arkan notasi yang Entity yang bstrak ruktur notasi eperti Tabel 2.1 Simbol - Simbol yang digunakan di diagram E-R Ladjamuddin, 2004 : 130 1. Persegi panjang menyatakan Himpunan Entitas entitas. 1. Lingkaran Elips, menyatakan Atribut Atribut yang berfungsi sebagai key digaris bawahi. 2. Belah ketupat, menyatakan Himpunan Relasi relasi. 3. Garis, sebagai penghubung antara Himpunan Relasi dengan Himpunan Entitas dan Himpunan Entitas dengan Atributnya. 4. Kardinalitas Relasi dapat dinyatakan dengan Banyaknya garis cabang dengan pemakaian angka 1 dan 1 untuk relasi satu–ke- Nama simbol Gambar Simbol Himpunan Entitas E Atribut a sebagai key Himpunan Relasi R Link E a R satu, 1 dan N untuk relasi satu-ke-banyak atau N dan N untuk relasi banyak-ke-banyak.

2.7.2 DFD Data Flow Diagram

DFD adalah model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Whitten, 2004 : 715. Menurut Ladjamuddin 2004: 72-23 ada 2 dua teknik dasar DFD yang umum dipakai yaitu Gane and Sarson dan Yourdon and De Marco, adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan DFD teknik GaneSarson , berikut ini adalah gambar pada tabel 2.2 tentang perbedaan simbol DFD yang digunakan oleh beberapa perancang sistem : Tabel 2.2 Perbedaan symbol DFD Yourdan and De Marco Gane and Sarson Nama Simbol Simbol DFD Versi Yourdan and De Marco Simbol DFD Versi Gane and Sarson Arus data Proses Penyimpanan Data Entitas Luar Idenrtifikasi Deskripsi Proses Lokasi Fisik opsional Identifikasi Proses Deskripsi Proses Arus Material Penyimpanan Data yang ditunjukan berulang kali pada suatu diagram Simpanan luar yang ditunjukan berulang kali pada satu diagram Adapun menurut Andri Kristanto 2003:37 Simbol Gene Sarson hanya menggunakan empat buah simbol sehingga sederhana pemakaiannya seperti gambar pada tabel 2.3 berikut ini: Tabel 2.3 Simbol Dasar Aliran Data Gane Sarson Nama simbol Gambar Simbol Asal atau tujuan data Aliran data Proses yang mengubah aliran data Penyimpanan Identifikasi N Baris untuk N Pengulangan tidak termasuk yang pertama

2.7.3 Spesifikasi Proses

Menurut Andri Kristanto 2003:67, Spesifikasi proses adalah suatu pendekskripsian yang terjadi pada level paling dasar dalam DFD. Selain itu dalam spesifikasi proses ada bagian yang harus dilakukan ketika masukan diubah menjadi keluaran. Berbagai bentuk spesifikasi proses dapat digunakan dengan syarat: a. Dapat diverifikasikan oleh pemakai dan penganalisa sistem b. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan pemakai yang bervariasi c. Dapat digunakan oleh pemograman sebagai referensi dalam pembuatan program. Spesifikasi proses penekanan pada user interface merupakan spesifikasi proses yang berorientasikan pada user interface bentuknya sangat mudah dan sering digunakan oleh pemakai karena tampilannya yang mudah dimengerti dan jelas. Ada 3 bentuk dari spesifikasi proses yang berorientasikan pada user interface yaitu : data entry, report dan data processing. a. Data Entry Spesifikasi proses dengan jenis data entry harus mendeskripsikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bentuk Tampilan Layar 2. Tempat penyimpanan. 3. Perintah 4. Validasi setiap item data b. Report Spesifikasi proses dengan jenis data entry harus mendeskripsikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bentuk keluaran atau bentuk laporan yang dicetak 2. Bentuk tampilan layar 3. Perintah 4. Sumber Data 5. Proses awal yang mendeksripsikan proses apa yang harus dilakukan sebelum laporan dicetak. c. Data Processing Spesifikasi proses dengan jenis data processing biasanya hanya mendeskripsikan proses apa yang harus dilakukan. Tampilan layar tidak perlu dideskripsikan karena biasanya hanya berupa tampilan yang menunjukan kemajuan proses. Kecuali bila proses tersebut membutuhkan data masukan maka tampilan yang muncul di layar harus dideskripsikan. 2.8 Database 2.8.1 Pengertian Database Menurut Date dalam Abdul Kadir, 1999 : 9 Database basis data adalah dapat dianggap sebagai tempat untuk sekumpulan berkas data terkomputerisasi. System basis data adalah system terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara informasi dan membuat informasi tersebut tersedia saat dibutuhkan.

2.8.2 DBMS Database Management System

DBMS diartikan sebagai suatu program computer yang digunakan untuk memasukan, mengubah, menghapus, memanipulasi, dan memperoleh data informasi dengan praktis dan efisien. Komponen Utama DBMS dibagi menjadi empat yaitu: perangkat keras, data, perangkat lunak dan pengguna Kadir, 1999:17.

2.9 Perangkat Lunak Pengembangan Sistem

2.9.1. Apache

Apache merupakan web server yang saat ini telah digunakan hampir dari 60 oleh server di dunia, banyaknya server yang memanfaatkan Apache sebagai web server-nya disebabkan karena sifat sotfware ini sangat fleksibel dan dapat digunakan pada berbagai platform seperti Linux dan Windows. Web server ini mampu mendukung berbagai bahasa pemrograman yang sifatnya server side seperti : PHP, Perl, CGI, Java, WML dan lain sebagainya. Distribusi program Apache dapat di- download secara gratis pada alamat http:www.apache.org Bunafit, 2005 : 3.

2.9.2. PHP

PHP adalah bahasa scripting language yang dirancang secara khusus untuk penggunaan pada web. PHP adalah tool untuk membuat halaman web dinamisSimamarta, 2006:30. Kaya akan fitur yang membuat perancangan Web dan pemograman lebih mudah, PHP digunakan pada 13 juta domain menurut survai Netcarft pada www.php.netusage.php . PHP kependekan untuk Hypertext Preprocessor . Pada awal pengembangannya oleh Rasmus Leodorf, dia menyebutkan sebagai tools Personal Home Page. PHP PHP: Hypertext Preprocessor merupakan bahasa pemrograman scripting yang bersifat open source. Program ini bersifat server side , artinya tanpa adanya server yang berjalan disisinya, script program PHP tidak dapat dijalankan. Pada umumnya, program PHP selalu berjalan menggunakan program apache sebagai web server-nya. Kedua program tersebut sama-sama memiliki lisensi General Public License GPL dan dapat diperoleh secara gratis pada alamat http:www.php.net Bunafit, 2005 : 4. Adapun kelebihan-kelebihan dari PHP yaitu Sutarman, 2003 : 109 : 1. PHP mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi 2. PHP dapat berjalan dalam sistem operasi yang berbeda 3. PHP diterbitkan secara gratis 4. PHP dapat berjalan pada webserver Microsoft Personal Web Server PWS, Apache, Internet Information Server IIS, Xitami dan sebagainya 5. PHP adalah termasuk bahasa yang embedded atau bisa diletakkan dalam tag Hyper Text Markup Language HTML 6. PHP termasuk server side programming 7. PHP juga mendukung beberapa sistem database seperti : Oracle, Sybase, mSQL, MySQL, Solid, Generic ODBC, Postgres SQL.

2.9.3. MySQL MySQL adalah sistem manajemen database relasional atau

Relational Database Management System RDBMS yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL. MySQL merupakan sebuah database paling populer saat ini yang pernah dibuat, didistribusikan dan didukung oleh sebuah perusahaan yang bernama MySQL AB. MySQL juga dapat digunakan diberbagai Sistem Operasi misalnya : LINUX, UNIX, WINDOWS Syafi’i, 2005 : 5. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu Structured Query Language SQL. SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database , terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis Didik, 2003 : 1. Dengan sifatnya yang open source, memungkinkan juga user untuk melakukan modifikasi pada source code- nya Firrar, 2002 : 1. Database MySQL mampu menangani data yang sangat besar hingga ukuran Giga byte, dengan kemampuan daya tampung ini, maka MySQL sangat cocok digunakan untuk meng-cover data pada perusahaan baik yang kecil sampai perusahaan besar Bunafit, 2005 : 3.

2.9.4 Alov Map

AlovMap adalah portable java application yang gratis, yang berfungsi untuk menampilkan data raster maupun vektor di internet secara interaktif melalui web browser. AlovMap men-support fungsi-fungsi dasar GIS seperti randering, menampilkan multi layer, peta tematik, serta informasi yang ada di data attribut. AlovMap sendiri merupakan projek bersama antara ALOV Software dan University of Sidney Australia. Project ini sendiri berjalan dari bulan November tahun 2001. Project ini terus mengalami perkembangan sehingga akhirnya AlovMap terkini sudah dapat melakukan filtering secara temporal, kontrol layer yang lebih advance, dan kemampuan lainnya. Alovmap sendiri memiliki 2 pendekatan yang semuanya berbasis web, yaitu standalone dan clientserver. AlovMap versi standalone adalah versi yang sangat mempermudah kita untuk membuat aplikasi GIS, sedangkan untuk versi clientserver sedikti lebih rumit karena melibatkan tomcat sebagai servernya Wahyuardi, 2007. Gambar 2.7 : Arsitektur AlovMap Pasha : 2008

2.9.5. Java

Menurut Onno W. Purbo 2000 : 3, Java adalah sebuah bahasa pemrograman komputer berbasis pada Object Oriented Programming. Program yang dihasilkan dengan bahasa Java dapat berupa applet aplikasi kecil yang berjalan di atas web browser maupun berupa aplikasi mandiri yang dijalankan dengan program Java interpreter. Salah satu keunggulan Java adalah sifatnya yang ‘platform independence ’, artinya Java baik source program maupun hasil kompilasinya sama sekali tidak bergantung pada sistem operasi dan platform yang digunakan. Setiap program yang ditulis dengan bahasa Java, hasil kompilasinya berupa bytecode, yaitu sekumpulan instruksi seperti kode mesin tetapi tidak spesifik untuk satu jenis prosesor tertentu. Lingkungan development Java terdiri atas dua bagian, yaitu Java compiler dan Java interpreter. Java compiler menterjemahkan source program ke dalam bytecode. Hasil kompilasi, yaitu program Java, akan bisa dijalankan dengan bantuan Java interpreter. Java interpreter dapat dijalankan langsung dari command prompt maupun dari program applet viewer atau web browser untuk applet. Bahasa Java selain terkenal dengan motto-nya yaitu “write once run everywhere ”, penggunaan Java juga telah semakin meluas dari aplikasi berbasis web sampai dengan peralatan-peralatan yang bersifat mobile, seperti handphone. Adapun yang perlu diperhatikan adalah paket koneksi Java ke serial port serial driver dan database Ferry, 2003 : 1.

2.9.6 Map Server

MapServer merupakan salah satu dari sekian banyak tools perangkat lunak yang beredar di pasaran dan atau tersedia di jaringan internet – baik yang komersial maupun open source yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi internet-based yang melibatkan tampilan data spasial peta dijital. MapServer dikembangkan oleh beberapa personel team dari Universitas Minnesota UMN, di Amerika Serikat, yang pada saat itu bekerja sama di proyek ForNet dengan NASA sebagai penyandang dana. Proyek ini menghasilkan beberapa tools utama MapServer ImageView yang dapat diaplikasikan ke berbagai tipe permasalahan yang terkait dengan data spasial pada saat itu. Pada saat yang sama, MapServer dikembangkan dan kemudian digunakan sebagai tools visualisasi data SIG terutama type vektor yang memungkinkan penggunaan layanan web, sementara ImageView dipakai sebagai tool visualisasi untuk citra dijital satelit beserta data-data tipe raster lainnya. Prahasta, 2006 : 37. 2.9.7 ArcView Perangkat lunak ArcView adalah alat tool yang mudah digunakan, dan memungkinkan kita untuk melakukan organisasi, menyusun maintain, menggambarkan, dan menganalisis peta atau informasi spasial. ArcView berjalan di bawah sistem desktop mapping dengan menyediakan suatu kerangka kerja guna pembuatan keputusan spasial, dan mempunyai kemampuan untuk menggambarkan, menyelidiki, atau mengevaluasi, melakukan query, dan menganalisis data spasial. Pekerjaan mengubah simbol peta, menambah gambar citra atau grafik, menempatkan tanda arah utara, skala batang dan judul, serta mencetak peta yang kualitasnya baik, dapat dilakukan secara cepat dengan menggunakan ArcView. Integrasi informasi atau data dari berbagai sumber dan jenis, yang saling berhubungan dapat dilakukan menggunakan ArcView melalui peta dasar. ArcView bekerja dengan data tabular, citra, textfile, data spreadsheet dan data grafik. Perangkat lunak ArcView juga dapat melakukan modifikasi interface yang berguna mendukung suatu aplikasi. ArcView juga dapat mengubah icon-icon atau terminology yang digunakan pada interface, mengotomatisasikan operasi-operasi, atau membuat interface tertentu untuk melakukan akses ke data dasar tertentu. Di samping itu ArcView juga dapat melakukan komunikasi dengan produk perangkat lunak software lain, di mana kita dapat mengganti mengexchange data tanpa melakukan konversi convert, dan tanpa meninggalkan atau keluar dari ArcView. Komponen-komponen ArcView. ArcView mengorganisasikan sistem perangkat lunak yang sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa komponen-komponen penting sebagai berikut : a. Project Project ArcView merupakan kumpulan dari dokumen- dokumen yang saling berhubungan, bekerja bersama pada suatu sesion. Dokumen-dokumen tersebut meliputi view, table, chart, layout, dan script. Suatu project mengorganisasi dan menyimpan status dokumennya. Project melakukan management atau memanage bagaimana dan di mana dokumen di display, memaintain, semua pilihan dari dokumen, dan menentukan tampilan aplikasi windowsnya. Suatu project disimpan dalam suatu file yang disebut project file, yang berformat ASCII dan mempunyai extension.apr, misalnya Landuse.apr .ArcView hanya dapat menampilkan satu project dan satu project windows dalam suatu sesion. b. Theme Theme merupakan suatu bangunan dasar system ArcView. Themes merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu tematik tertentu. Sumber data yang dapat dipresentasikan sebagai theme adalah shapefile, coverage ArcInfo, dan citra raster. c. View View mengorganisasikan theme. Sebuah view merupakan representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa “layer” atau “theme” informasi spasial titik, garis, poligon, dan citra raster. Sebagai contoh, posisi- posisi kota titik, sungai-sungai garis, dan batas propinsi poligon dapat membentuk sebuah theme dalam sebuah view. d. Table Sebuah table merupakan representasi data ArcView dalam bentuk sebuah tabel. Sebuah table akan berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data record mendefinisikan sebuah entry misalnya informasi mengenai salah satu poligon batas propinsi di dalam basisdata spasialnya; setiap kolom field mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry misalnya nama, luas, keliling, atau populasi suatu propinsi yang bersangkutan. Dari sisi pengguna, tanpa memperhatikan sumber-sumbernya, semua table adalah sama. ArcView mendefinisikan template standart untuk merujuk table yang diakses. e. Chart Chart merupakan representasi grafis dari resume table data. Chart juga bisa merupakan hasil suatu query terhadap suatu table data. Bentuk chart yang didukung oleh ArcView adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie. f. Layout Layout digunakan untuk menggabungkan semua dokumen view, table, dan chart ke dalam suatu dokumen yang siap dicetak biasanya dipersiapkan untuk pembuatan hard copy. g. Script Script merupakan bahasa semi pemrograman sederhana makro yang digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa sederhana ini dengan sebutan Avenue. Dengan Avenue, pengguna dapat memodifikasi tampilan user interface ArcView, membuat program menyederha-nakan tugas-tugas yang kompleks, dan berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi lain misalnya dengan ArcInfo, basisdata relasional atau lembar kerja elektronik. Singkatnya, dengan script, ArcView dapat dicustomized sedemikian rupa sehingga dapat secara optimal memenuhi kebutuhan pengguna untuk tugas-tugas dan aplikasi tertentu.

3.0 Peta

Peta adalah gambar yang menyatakan bagaimana letak tanah, gunung, kali dan sebagainya yang merupakan representasi dari dunia nyata. Keberadaan dunia nyata akan lebih terinci dengan menggunakan peta. Sehingga dapat dikatakan bahwa peta dapat memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai lingkungan dan segala sesuatu yang ada didalamnya Aziz dkk, 2006 : 27. 41 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

3.1.1 Studi Pustaka

Penulis melakukan studi pustaka dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan analisa dan perancangan sistem, pemrograman web serta buku-buku yang mendukung topik yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengunjungi website yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini. Adapun daftar buku dan website yang menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini terdapat pada daftar pustaka.

3.1.2 Observasi

Penulis menggunakan metode observasi dalam mengumpulan data dan mengetahui bagaimana data tersebut diarsipkan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara meneliti dokumen-dokumen tentang Perikanan di Kabupaten Cirebon yang ada untuk mengetahui sistem yang lama dan melakukan wawancara dengan beberapa pegawai pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon. Observasi ini dilaksanakan pada: a. Tempat : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon b. Waktu : 1 November 2006 – 31 Desember 2007

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Untuk melakukan suatu pengembangan sistem dibutuhkan suatu metodologi pengembangan sistem, metodologi pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah System Development Life Cycle SDLC dengan menggunakan model sekuensial linear. Alasan penulis memilih metode ini karena kemudahan dalam proses penelitian sehingga setiap tahap dari penelitian dapat terkontrol secara sistematis.

3.2.1 Analisis Sistem

Pada Tahap ini penulis mengumpulkan kebutuhan yang di diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun untuk memahami domain informasi, tingkah laku, untuk kerja dan antar muka interface yang diperlukan. Dalam pembuatan sistem ini analisa penulis lakukan terhadap sistem informasi yang ada saat ini dan analisa terhadap sistem yang akan di usulkan. Dalam analisa pengembangan sistem ini penulis menggunakan beberapa tahapan yang diuraikan sebagai berikut:

1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

a. Uraian sistem yang berjalan Pada tahap ini penulis menguraikan prosedur dari sistem informasi yang sedang berjalan saat ini yang diterapkan pada System Flowchart sistem yang sedang berjalan. Prosedur dari sistem informasi yang sedang berjalan saat ini adalah sebagai berikut: 1. Proses sistem potensi perikanan kabupaten Cirebon dimulai dengan proses melihat daftar lokasi perikanan kabupaten Cirebon. Semua tempat atau lokasi perikanan di data untuk memetakan potensi perikanan masing-masing tempat. 2. Proses selanjutnya yaitu dari masing-masing tempat yang telah didata kemudian dilakukan pengelompokan dan pemilihan ketogori tempat yang berpotensi untuk perikanan kabupaten Cirebon. 3. Data lokasi perikanan yang telah dibuat kemudian di kumpulkan menjadi satu berdasarkan lokasi kecamatan dan desa. 4. Daftar lokasi perikanan diberikan kepada pihak kecamatan. Pihak kecamatan memisahkan daftar lokasi berdasarkan desa yang menjadi wilayah kecamatan tersebut. 5. Daftar didistribusikan ketingkat yang lebih bawah yaitu desa. Desa menyeberluaskan informasi potensi perikanan kepada masyarakat umum. Uraian secara lengkap dapat dibaca pada sub bab 4.2.1 bagian a. b. Kelemahan sistem yang berjalan Pada tahap ini, penulis menguraikan kelemahan yang terdapat pada sistem yang berjalan dimana kelemahan tersebut menjadi penyebab permasalahan yang mungkin terjadi. Kelemahan-kelemahan sistem yang berjalan diantaranya sebagai berikut: 1. Pengolahan data-data tentang sistem pengelolaan potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon secara manual. 2. Adanya kesulitan dalam mencari data-data atau informasi tentang potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon. Informasi yang ada kadang tidak sesuai dan belum dikelola dengan baik. 3. Belum adanya sistem terpadu tentang rencana jangka pendek dan panjang terhadap potensi perikanan dan kelautan secara geografi kabupaten Cirebon. Penjelasan secara lengkap dapat dibaca pada sub bab 4.2.1 bagian b. c. Analisis permasalahan Penulis melakukan analisis permasalahan yang berisi permasalahan Berdasarkan pada kelemahan pada sistem yang berjalan yang sebagai berikut: 1. Pengolahan data-data tentang sistem pengelolaan potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon secara manual. Cause and Effects: a. Data tidak tersusun rapi dan tidak lengkap b. Rentan terjadi duplikasi data c. Kesalahan pemrosesan data baik inputan maupun output data d. Rentan terjadi kehilangan data baik kesalahan manusia atau bencana. 2. Adanya kesulitan dalam mencari data-data atau informasi tentang potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon. Informasi yang ada kadang tidak sesuai dan belum dikelola dengan baik. Cause and Effects: a. Masyarakat harus sering bolak balik untuk mencari informasi b. Informasi sering tidak lengkap dan tidak update dengan keadaan sekarang c. Seringkali informasi yang diterima terjadi kesalahan dan tidak sesuai. 3. Belum adanya sistem terpadu tentang rencana jangka pendek dan panjang terhadap potensi perikanan dan kelautan secara geografi kabupaten Cirebon. Cause and Effects: Penjelasan secara rinci dapat dibaca di subbab 4.2.1 bagian c yang digambarkan dalam tabel cause-and-effect analysis. d. Solusi permasalahan. Analisis solusi masalah menguraikan tentang usulan alternatif yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada dalam sistem informasi potensi perikanan kabupaten cirebon seperti diantaranya sebagai berikut:, secara rinci dapat dilihat di bab berikutnya . 1. Pengolahan data-data tentang sistem pengelolaan potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon secara manual. Solusi yang diajukan: Pembuatan sistem yang dapat menyimpan data potensi perikanan ke dalam digital document dan dapat melakukan pemrosesan data yang dapat memberikan informasi potensi perikanan dan dapat di akses kapan saja dan dimana saja yang terhubung dengan jaringan internet. a. Pemrosesan sistem yang manual. b. Sering terjadi kesalahan dalam menentukan potensi perikanan c. Tidak singkron antar data dari kabupaten dan lokasi perikanan 2. Adanya kesulitan dalam mencari data-data atau informasi tentang potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon. Informasi yang ada kadang tidak sesuai dan belum dikelola dengan baik. Solusi: Pembuatan sistem yang dapat menyimpan data potensi perikanan ke dalam digital document dan dapat melakukan pemrosesan data yang dapat memberikan informasi potensi perikanan dan dapat di akses kapan saja dan dimana saja yang terhubung dengan jaringan internet. 3. Belum adanya sistem terpadu tentang rencana jangka pendek dan panjang terhadap potensi perikanan dan kelautan secara geografi kabupaten Cirebon. Solusi: Pembuatan sistem yang dapat menyimpan data potensi perikanan ke dalam digital document dan dapat melakukan pemrosesan data yang dapat memberikan informasi potensi perikanan dan dapat di akses kapan saja dan dimana saja yang terhubung dengan jaringan internet. Penjelasan secara rinci dapat dibaca di subbab 4.2.1 bagian d yang digambarkan dalam tabel solusi permasalahan.

2. Analisis Sistem Yang Diusulkan

a. Uraian sistem yang diusulkan Pada tahap ini, Penulis menjelaskan sistem yang diusulkan berupa System Flowchart dan analisis kebutuhan yang menjelaskan fitur- fitur pada sistem yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna sistem yang secara lengkap dapat dibaca di subbab 4.2.2. b. Standart Operating Procedure SOP Penulis menggambarkan sistem yang akan dibuat berdasarkan analisis kebutuhan yang telah diuraikan pada sistem yang diusulkan, secara rinci dapat dibaca di subbab 4.2.2.

3.2.2 Desain Sistem

Pada tahap ini penulis melakukan proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda, struktur data, arsitektur perangkat lunak, Representasi desain interface dan detail desain prosedural. Adapun tahapan –tahapan yang akan dilakukan dalam membuat desain dalam sistem yang akan diusulkan sebagai berikut:

1. Desain Data : Mendesain konsep data pada sistem yang usulkan

yakni dengan Conceptual Data Modelling CDM yang kemudian terapkan dengan menggunakan Physical Data Modelling PDM. Adapun penjelasan secara lengkap tahapan ini dapan dibaca pada subbab 4.3.1.

2. Desain Arsitektur : pada tahap desain arsitektur ini penulis

mengembangkan struktur program modular dan mempresentasikan hubungan kontrol antar modul yang diterapkan pada Data flow Diagram DFD dan spesifikasi proses. Adapun penjelasan secara lengkap tahapan ini dapan dibaca pada subbab 4.3.2.

3. Desain prosedural : penulis mendesain prosedur yang dilakukan

dengan membuat urutan, kondisi dan pengulangan dari sebuah implementasi sistem. Yang digambarkan pada struktur menu, State Transition Diagram STD. Adapun desain secara lengkap tahapan ini dapan dilihat pada Lampiran II.

4. Desain Interface : Mendesain tampilan muka internal dan eksternal

program serta desain antarmuka manusia. Internal dan eksternal desain antarmuka yang berdasarkan informasi yang diperoleh dari analisis model. Desain Interface dibuat bentuk desain input dan output. Desain secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran III dan IV.

3.2.3 Kode

Pada tahap ini penulis menerjemahkan desain ke dalam bahasa mesin yang dapat dibaca, penulis menggunakan Arcview 3.3 sebagai tool untuk digitasi peta, AlovMap sebagai tool dalam menampilkan data-data spasial ke dalam aplikasi berbasis web, PHP versi 5.2.4 sebagai bahasa pemograman, MySQL Database version 5.0.45 yang digunakan sebagai basisdatanya, dan Apache Web Server version 2.2.6 sebagai web server yang digunakan, PHPMyAdmin versi 2.11.1 sebagai interface berbasis web yang dapat digunakan untuk mengadministrasi MySQL, yang keseluruhannya tergabung dalam softrware aplikasi Xampp 1.6.4. Dalam mengkonfigurasi program GUI nya, penulis menggunakan Macromedia Dreamweaver MX sebagai pengolahan codingnya.

3.2.4 Tes

Pengujian Sistem yang yang penulis lakukan pada penelitian ini yakni pengujian dengan menggunakan black box yang berarti pengujian hanya dilakukan tanpa melihat kode program source code tetapi pengujian hanya dilakukan dengan program pengetesan tester, pengujian dilakukan untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan dan apakah mengandung kesalahan atau tidak, yang di dokumentasikan dengan melakukan pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan yang dilakukan dari awal sampai selesai pembuatan sebuah progam suatu sistem. Pengujian dilakukan oleh Kasubbag Program Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon dan hasil Pengujian dapat dilihat pada subbab 4.5. Ilustrasi metodologi penelitian yang akan dilakukan dalam pembuatan Sistem Informasi Spasial Potensi Perikanan berbasis web dapat di lihat pada Gambar 3.1 dibawah ini: Gambar 3.1 Ilustrasi Metodologi Penelitian Sistem Informasi Spasial Potensi Perikanan Kabupaten Cirebon 52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang dengan Propinsi Jawa Tengah. Dalam sektor pertanian, Kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah produsen beras yang terletak di jalur Pantura Pantai Utara Letak daratannya memanjang dari Barat Laut ke Tenggara. Dilihat dari permukaan tanahdaratannya, dapat dibedakan menjadi dua bagian. Pertama daerah dataran rendah, yang umumnya terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa dan sebagian lagi termasuk pada daerah dataran tinggi. Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon berada pada posisi 108 °40’ sampai dengan 108°48’ Bujur Timur, dan 6° 30’ sampai dengan 7 °00’ Lintang Selatan, yang dibatasi oleh : a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Indramayu, b. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan wilayah Kabupaten Majalengka, c. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan, dan d. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kota Cirebon, dan Kabupaten Brebes Jawa Tengah Wilayah Kecamatan yang terletak sepanjang jalur Pantai utara Pantura termasuk pada dataran rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0 sampai dengan 10 meter di atas permukaan laut dpl, sedangkan wilayah kecamatan yang terletak di bagian selatan memiliki letak ketinggian antara 11-130 meter dpl. Faktor iklim dan curah hujan di Kabupaten Cirebon dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang sebagian besar terdiri dari daerah pantai dan perbukitan, terutama daerah bagian utara, timur dan barat. Sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah perbukitan. Jumlah curah hujan tertinggi dalam satu bulan selama tahun 2001 mencapai 782 mm, yang terjadi di stasiun hujan Cirebon selatan pada bulan Januari, dimana jumlah curah hujan selama satu tahun tertinggi berlokasi di stasiun hujan Lemah Abang yaitu sebesar 5.578 mm. Sedangkan jumlah hari hujan selama satu tahun 2001 terbanyak dialami oleh stasiun hujan Karang Sembung, yaitu sebanyak 120 hari hujan dimana jumlah hari hujan selama sebulan tertinggi terjadi di stasiun hujan Mundu pada bulan Januari sebanyak 24 hari. Kabupaten Cirebon dilalui oleh 18 aliran sungai yang berhulu di bagian selatan. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Cirebon yang tergolong besar antara lain sungai Cisanggarung, Ciwaringin, Cimanis, Cipager, Pekik dan Kalijaga. Pada umumnya sungai-sungai besar tersebut di atas dipergunakan untuk pengairan sawah disamping untuk keperluan mandi, cuci dan sebagai kakus umum.

4.1.1 Profil Dinas Kelautan dan Perikanan

Dinas Kelautan dan Perikanan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang pelaksanaannya dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 21 Tahun 2004 tentang pembentukan Dinas Kelautan dan Perikanan dan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 20 Tahun 2004 tentang organisasi dan Tata Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 35 Tahun 2004 seri D.18. Dalam PERDA tersebut menyatakan bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon adalah Lembaga Teknis Daerah berbentuk dinas, merupakan unsur penunjang pemerintah daerah di Bidang Kelautan dan Perikanan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah, sedangkan tugas pokok Dinas Kelautan dan Perikanan adalah : “Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai Tugas Pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang Kelautan dan Perikanan” Tugas Pokok Dinas Kelautan dan Perikanan dicantumkan dalam Pasal 4 Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2004 tentang Pembentukan Dinas Kelautan dan Perikanan, sebagai berikut: a. Pengelolaan Urusan Ketatausahaan Dinas; b. Perumusan Kebijakan Teknis Pembinaan dan Pengembangan di Bidang Kelautan dan Perikanan; c. Perencanaan kegiatan pembinaan dalam rangka upaya peningkatan produksi perikanan; d. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dalam rangka upaya peningkatan produksi perikanan; e. Pelaksanaan kegiatan pembinaan usaha di Bidang Kelautan dan Perikanan; f. Pelaksanaan kegiatan Pembinaan Eksplorasi dan Konservasi; g. Pemberian perizinan dan pelayanan umum di Bidang Kelautan dan Perikanan; h. Pembinaan dan Pengawasan terhadap Unit Pelaksanaan Teknis Dinas di bidang Kelautan dan Perikanan; i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Bupati sesuai dengan kewenangannya. Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya dengan menganalisis potensikekuatanpeluang, kendala dan tantangan dalam pembangunan Kelautan dan Perikanan serta memperhatikan lingkungan strategis dan kebijakan Pemerintah Daerah, maka Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon mempunyai VISI: “Kelautan dan Perikanan yang Maju, Tangguh, Lestari dan memberikan Kemakmuran” Untuk mewujudkan VISI yang telah ditetapkan, maka Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon mempunyai MISI sebagai berikut: 1. Meningkatkan Pelayanan Prima Kepada Masyarakat 2. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi menyangkut kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan harus didukung melalui pelayanan yang baik dan professional oleh aparatur Dinas Kelautan dan Perikanan. Demikian juga hubungan dan mekanisme kerja antara eksekutif dan legislatif diarahkan untuk menciptakan kesatuan gerak dan langkah dalam suatu rantai kerja yang harmonis. Berdasarkan hal yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dipahami bahwa kegiatan Kelautan dan Perikanan merupakan salah satu bagian dalam penyelenggaraan tugas dan kewenangan Kepala Daerah secara keseluruhan yang harus dilaksanakan secara optimal agar tercipta penyelenggaraan tugas pokok, fungsi dan peran dinas menuju terwujudnya sistem pemerintahan yang memiliki akuntabilitas yang tinggi. Dari sinilah akan muncul harapan terciptanya pemerintahan yang bersih.

4.1.2 Struktur Organisasi

Berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah Pusat dan Propinsi serta dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon nomor 20 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut: 1. Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan, penetapan, memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok Dinas serta mengkordinasikan dan membina UPTD. 2. Bagian Tata Usaha Penyelenggaraan Program Bagian Tata Usaha berpedoman pada Tugas Pokok Bagian Tata Usaha yaitu mengelola urusan administrasi umum dan menyusun perencanaan dan program dinas dan fungsi pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang dan jasa, penyusunan perencanaan dan program, pengelolaan, pengumpulan, penyusunan, penyajian data dan evaluasi serta pelaporan kegiatan dinas. Bagian Tata Usaha, membawahi : a. Sub Bagian Umum Pelaksanaan tugas Bagian Umum mencakup urusan surat-menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga dan perlengkapan. b. Sub Bagian Program Sub Bagian Program dalam melaksanakan kegiatannya diantaranya : merencanakan memprogram kegiatan termasuk Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Penyusunan Data Statistik Perikanan, Program Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengedalian sumberdaya kelautan, pengembangan budidaya perikanan, program pengembangan perikanan tangkap dan program oprimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan. 3. Bidang Perikanan Budidaya Kegiatan Bidang Perikanan Budidaya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi adalah mengelola sebagian tugas Dinas dibidang sumeber daya perikanan budidaya. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, bidang perikanan budidaya membawahi dua seksi, yaitu seksi budidaya laut, payau dan tawar dan seksi sarana dan prasarana budidaya. a. Seksi Budidaya laut, Payau dan Tawar Seksi Budidaya laut, Payau dan Tawar mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan budidaya ikan laut, payau dan tawar meliputi pelaksanaan pembinaan program intensifikasi dengan penyerapan teknologi anjuran budidaya laut payau dan tawar, pengembangan ekstensifikasi lahan areal bududaya, pelaksanaan diversifikasi usaha budidaya, pemanfaatan budidaya dan evaluasi dan pelaporan. b. Seksi Sarana dan Prasarana Budidaya Seksi Saran dan Prasaran Budidaya mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan sarana dan prasarana budidaya meliputi pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi sarana dan prasarana budidaya, pelaksanaan penyusunan perencanaan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana budidaya, pelaksanaan pemantauan sarana dan prasarana budidaya dan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan lingkup sarana dan prasarana budidaya. 4. Bidang Perikanan Tangkap Penyelenggaraan program Bidang Perikanan Tangkap berpedoman pada Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Perikanan Tangkap. Tugas pokok tersebut yaitu mengelola sebagian tugas Dinas di bidang pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap, sedangkan fungsinya adalah pengelola inventarisasi dan identifikasi, perencanaan pembangunan sarana dan prasarana penangkapan serta pengelolaan pembinaan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap. Bidang Perikanan Tangkap membawahi 2 dua seksi yaitu: a. Seksi Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Seksi Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan pemanfaatan dan pembinaan optimalisasi penangkapan ikan, pembinaan teknologi anjuran pada usaha perikanan tangkap, diversifikasi usaha pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan, serta pemantauan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan. b. Seksi Sarana dan Prasarana Penangkapan Seksi Sarana dan Prasarana Penangkapan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan bidang sarana dan prasarana pengangkapan dengan fungsi melaksanakan inventarisasi dan identifikasi, penyusunan perencanaan pembangunan dan pengembangan serta pemantauan sarana dan prasarana penangkapan. 5. Bidang Eksplorasi dan Konservasi: Program kegiatan Bidang Eksplorasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yaitu penyelenggaraan Inventarisasi dan Identifikasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, Pembinaan Konservasi serta Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya. Bidang Bidang Eksplorasi dan Konservasi membawahi 2 seksi yaitu: a. Seksi Identifikasi dan Kaji Terap Teknologi Program Seksi Identifikasi dan Kaji Terap Teknologi yaitu pemulihan Ekosistem Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dengan kegiatan Penebaran benih ikan di perairan umum, pengelolaan lingkungan pesisir berbasis pemberdayaan masyarakat dan pemulihan ekosistem sumberdaya kelautan dan perikanan di wilayah pesisir melalui penanaman mangrove dan kelapa. b. Seksi Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Seksi Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan mempunyai kegiatan yaitu koordinasi dan operasional lintas sektoral, pembentukan dan pemantapan kelompok masyarakat pengawas dan sosialiasi di tingkat propinsi maupun pusat. 6. UPTD PPI Unit Pelaksana Teknis Dinas Pangkalan Pendaratan Ikan UPTD PPI adalah unsur pelakasana operasional Dinas Kelautan dan Perikanan pada Pangkalan Pendaratan Ikan. 7. UPTD Laboratorium Perikanan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pangkalan Pendaratan Ikan UPTD PPI adalah unsur pelakasana operasional Dinas Kelautan dan Perikanan pada Laboratoroum Perikanan. 8. UPTD Benih Ikan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pangkalan Pendaratan Ikan UPTD PPI adalah unsur pelakasana operasional Dinas Kelautan dan Perikanan pada urusan benih ikan. 9. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsioanal mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis tertentu berdasarkan keahlian dan keterampilan. Jabatan Fungsional dipimpin oleh pejabat fungsional senior yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana terdiri dari sejumlah Pegawai Negri Sipil dalam jenjang fungsioanal berdasarkan bidang keahlian dan keterampilan tertentu.

4.1.3 Kedudukan

Dinas Kelautan dan Perikanan Merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di Bidang Kelautan dan Perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

4.1.4 Tugas Pokok

Dinas Mempunyai Tugas pokok membantu Bupati dalam hal melaksanakan tugas kewenangan dibidang Kelautan dan Perikanan

4.1.5 Fungsi

1. Untuk Melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai fungsi sebagai: 2. Pengolahan urusan ketatausahaan dinas. 3. Perumusan Kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan dibidang Kelautan dan Perikanan 4. Perencanaan program kegiatan pembinaan dalam rangka upaya peningkatan produksi perikanan. 5. Pelaksanaan kegiatan Pembinaan eksplorasi dan konservasi. 6. Pemberian perizinan dan pelayanan umum di bidang Kelautan dan Perikanan. 7. Pembinaan dan Pengawasan terhadap unit Pelaksana Teknis dinas di bidang Kelautan dan Perikanan. 8. Pelaksanaan Fungsi lain yang diberikan Bupati sesuai dengan kewenangannya. Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009.

4.2 Analisis Sistem

Pada tahap ini penulis melakukan analisa baik terhadap sistem yang sedang berjalan dan juga analisa terhadap sistem yang diusulkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan pada tahap analisis adalah sebagai berikut:

4.2.1 Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan

Pada analisa sistem yang sedang berjalan penulis menguraikan dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Uraian Sistem Yang Sedang Berjalan

Tahapan proses sistem potensi perikanan Kabupaten Cirebon yang sedang berjalan dapat dilihat pada gambar bagan alir dokumen document flowchart sebagai berikut : Gambar 4.2 Flowchart sistem potensi perikanan yang berjalan Berdasarkan gambar aliran data diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Proses sistem potensi perikanan kabupaten Cirebon dimulai dengan proses melihat daftar lokasi perikanan kabupaten Cirebon. Semua tempat atau lokasi perikanan di data untuk memetakan potensi perikanan masing-masing tempat. 2. Proses selanjutnya yaitu dari masing-masing tempat yang telah didata kemudian dilakukan pengelompokan dan pemilihan ketogori tempat yang berpotensi untuk perikanan kabupaten Cirebon. 3. Data lokasi perikanan yang telah dibuat kemudian di kumpulkan menjadi satu berdasarkan lokasi kecamatan dan desa. 4. Daftar lokasi perikanan diberikan kepada pihak kecamatan. Pihak kecamatan memisahkan daftar lokasi berdasarkan desa yang menjadi wilayah kecamatan tersebut. 5. Daftar didistribusikan ketingkat yang lebih bawah yaitu desa. Desa menyeberluaskan informasi potensi perikanan kepada masyarakat umum.

b. Kelemahanan Sistem Yang Sedang Berjalan

Berdasarkan aliran data yang taleh diuraikan maka dapat disimpulkan beberpa kelemahan pada sistem yang sedang diterapkan yaitu : 1. Masih manualnya pengolahan data-data tentang sistem pengelolaan potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon. Pengolahan data manual rantan terjadi kehilangan karena kesalahan manusia atau bencana. 2. Adanya kesulitan dalam mencari data-data atau informasi tentang potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon. Informasi yang ada kadang tidak sesuai dan belum dikelola dengan baik. 3. Belum adanya sistem terpadu tentang rencana jangka pendek dan panjang terhadap potensi perikanan dan kelautan secara geografi kabupaten Cirebon. 4. Pengembangan potensi perikanan belum optimal karena data yang ada tidak semuanya terkumpul dan sesuai dengan keadaan saat ini. 5. Informasi yang sampai ke masyarakat masih manual dan seringkali tidak sampai ke masyarakat yang membutuhkan lokasi potensi perikanan untuk meningkatkan ekonomi mereka.

c. Analisis Permasalahan