Sistem informasi spasial potensi perikanan Kabupaten Cirebon berbasis Web

(1)

i

SKRIPSI

Sistem Informasi Spasial Potensi Perikanan

Kabupaten Cirebon Berbasis Web

Oleh :

Zaki Mubarok

102091026316

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(2)

ii Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : ZAKI MUBAROK

102091026316

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(3)

iii

SISTEM INFORMASI SPASIAL POTENSI PERIKANAN

KABUPATEN CIREBON BERBASIS WEB

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : ZAKI MUBAROK

102091026316 Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Rizal Bahaweres, S.Si, M.Kom Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom NIP. 470 035 764

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Yusuf Durachman, MIT NIP. 19710522 200604 1 002


(4)

v

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 30 Agustus 2010

Zaki Mubarok 102091026316


(5)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT atas seluruh rahmat dan karunia-Nya. Tidak ada kebahagian yang lebih tinggi saat ini, selain rasa bahagia penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang disusun untuk melengkapi hasil penelitian dan pengembangan sistem yang telah penulis lakukan di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon sebagai prasyarat dalam menyelesaikan kurikulum tingkat akhir pada Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Yusuf Durrahman, MIT, sebagai Ketua Program Studi Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Viva Arifin, MMSI, sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Rizal Bahaweres, S.SI., M.Kom dan Ir. Bakri La Katjong MT, M. Kom, selaku dosen pembimbing yang selalu menyemangati dan telah memberikan banyak bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Muji Haryadi (alm) yang pernah membimbing penulis.

6. Seluruh dosen, staff karyawan dan teman di Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Ir. Masub (Kabid perikanan Budidaya), Dirja, S.Pi, Ibu Emilia Yunianti, SP, Sunarti, ST dan seluruh staf pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon yang telah membantu penulis dalam melaksanakan riset skripsi ini.

8. Kedua orang tuaku tercinta (Mama dan Mimi), Kakak-kakakku Subhan Achjadi, Moh. Ali Achjadi, Nurrohman Achjadi dan Mahrus Achjadi serta kedua adikku Bahrul Ilmi dan Khaerul Anwar yang senantiasa selalu memberikan dukungan moril dan spiritual tiada henti yang tak pernah sanggup terbalaskan oleh penulis.


(6)

vii menyusun skripsi.

10.Sahabatku Masmian, Sidiq dan Hasan yang telah banyak membantu memberikan masukan selama penyusunan skipsi ini. Terimakasih, semoga kesuksesan selalu menyertai kalian.

11.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam memberikan pemikiran baru yang dapat disumbangkan bagi pengembangan ilmu sains dan teknologi. Amin.

Jakarta, Agustus 2010 Penulis

Zaki Mubarok 102091026316


(7)

viii ABSTRAK

Zaki Mubarok – 102091026316,Sistem Informasi Spasial Potensi Perikanan Kabupaten Cirebon Berbasis Web. Dibimbing oleh Rizal Bahaweres, S.Si, M.Kom dan Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom.

Kabupaten Cirebon yang merupakan salah satu kabupaten paling timur Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 989,70 Km2, garis pantai 54 Km dan Luas areal tambak 7.500,0 Ha, Menjadikan Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah potensial usaha perikanan di propinsi Jawa Barat. Berdasarkan data perkembangan produksi perikanan tahun 2007, kabupaten cirebon menghasilkan produksi perikanan sebanyak 55.708 ton. Namun pada tahun 2008 nilai tersebut menurun menjadi 52.342,40 ton atau turun 6,04 %.(Dinas Kelautan dan Perikanan 2008 : 35). Penurunan hasil produksi ini disebabkan berbagai faktor diantaranya adalah kurangnya pemanfaatan wilayah potensi yang ada, minimnya informasi, terbatasnya pemanfaatan teknologi dibidang perikanan dan lain sebagainya.

Minimnya informasi tentang sumberdaya perikanan menyebabkan kurang optimumnya pemanfaatan sumberdaya perikanan yang ada, sehingga diperlukan adanya pemanfaatan teknologi informasi seperti pengembangan sistem informasi spasial potensi perikanan Kabupaten Cirebon. Sistem informasi ini menampilkan lokasi potensi perikanan misalnya lokasi tambak, Pangkalan Pendaratan Ikan dan Tempat Pengolahan Hasil Perikanan dan disajikan dalam bentuk spasial dan disajikan dalam berbasis web, hal ini akan menjadi kemudahan dalam penggunaannya, Serta kelengkapan data yang disajikan dapat dijadikan sumber acuan bagi pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan potensi sektor perikanan yang ada.

Dengan sistem ini diharapkan mampu memberikan alternatif solusi bagi Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Cirebon dalam memberikan gambaran suatu lokasi yang berpotensi dalam bidang Perikanan dengan detail dan sebagai salah satu wujud pelaksanan Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Dalam pengembangan sistem ini, penulis menggunakan metodologi pengembangan SDLC (System Development Life Cycle) dengan model Sequensial Linier. Tools yang pengambangan digunakan yaitu AlovMap, Arcview, PHP dan Mysql.


(8)

ix

Halaman Sampul ... i

Halaman Judul ... ii

Halaman Persetujuan Pembimbing ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Kata Pengantar ... vi

Abstrak ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar... xv

Daftar Lampiran ... xvii

Daftar Simbol ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Metodologi Penelitian ... 8


(9)

x

1.6. 2 Metode Pengembangan Sistem ... 9

1.6 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 11

2.1.1 Definisi Sistem ... 11

2.1.2 Definisi Data dan Informasi ... 11

2.1.3 Definisi Sistem Informasi ... 12

2.2 Sistem Informasi Geografis ... 12

2.2.1 Geografis ... 12

2.2.2 Definisi SIG ... 12

2.2.3 Sumber Data SIG ... 14

2.2.4 SIG Berbasis Web ... 17

2.2.5 Peran Sistem Informasi Geografis Dalam Bidang Perikanan ... 18

2.3 Definisi Perikanan ... 18

2.3.1 Pembudidaya Ikan ... 18

2.3.2 Pengelolaan Perikanan ... 18

2.3.3 Tambak ... 19

2.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau System Development- Life Cycle (SDLC) ... 19

2.5 Analisis Sistem ... 20


(10)

xi

2.6.2 Desain Arsitektur ... 23

2.6.3 Desain Prosedural ... 23

2.6.4 Desain Interface ... 23

2.7 Tools Perancangan Sistem ... 24

2.7.1 ERD (Entity Relationship Diagram) ... 24

2.7.2 DFD(Data Flow Diagram) ... 26

2.7.3 Spesifikasi Proses ... 28

2.8 Database ... 29

2.8.1 Pengertian Database ... 29

2.8.2 DBMS (Database Management System) ... 30

2.9 Perangkat Lunak Pengembangan Sistem ... 30

2.9.1 Apache ... 30

2.9.2. PHP ... 30

2.9.3. MySQL ... 32

2.9.4. AlovMap ... 33

2.9.5. Java ... 34

2.9.6. Map Server ... 35

2.9.7. Arcview ... 36


(11)

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.1.1 Metode Wawancara ... 41

3.1.2 Metode Observasi ... 41

3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 42

3.2.1 Analisis Sistem ... 42

3.2.2 Desain Sistem ... 48

3.2.3 Kode ... 49

3.2.4 Tes ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Cirebon ... 52

4.1.1 Profil Dinas Kelautan da Perikanan ... 54

4.1.2 Struktur Organisasi ... 56

4.1.3 Kedudukan ... 62

4.1.4 Tugas Pokok ... 63

4.1.5 Fungsi ... 63

4.2 Analisis Sistem ... 64

4.2.1 Analisis Sistem Yang Berjalan ... 65

4.2.2 Analisis Sistem Yang Diusulkan ... 72

4.3 Desain Sistem ... 78

4.3.1 Desain Data ... 78


(12)

xiii

4.5 Tes ... 108

BAB V KESIMPILAN DAN SARAN ... 113

5.1 Kesimpulan ... 113

5.2 Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115 LAMPIRAN


(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel Simbol- Simbol Yyang Digunakan Di diagram E-R ... 25

Tabel 2.2 Perbedaan symbol DFD Yourdan and De Marco (Gane and Sarson)... 26

Tabel 2.3 Simbol Dasar Aliran Data Gane & Sarson ..………... 27

Tabel 4.1 Tabel Cause and Effect Analysis ... 68

Tabel 4.2 Tabel Solusi Permsalahan ... 70

Tabel 4.3 Tabel Kebutuhan Sistem ... 74

Tabel 4.4 Tabel tabel_php ... 81

Tabel 4.5 Tabel tabel_desa ... 81

Tabel 4.6 Tabel tabel_kecamatan ... 82

Tabel 4.7 Tabel tabel_pemanfaatan_tambak ... 82

Tabel 4.8 Tabel tabel_ppi ... 83

Tabel 4.9 Tabel tabel_buku_tamu ... 84

Tabel 4.10 Tabel tabel_berita... 85

Tabel 4.11 Tabel tabel_user ... 85


(14)

xv

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Cirebon ... 2

Gambar 1.2 Model Sekuensial Linear ... 9

Gambar 2.1 Data yang diolah menjadi informasi ... 11

Gambar 2.2 Permodelan Data SIG ... 14

Gambar 2.3 System Development Life Cycle (Sekuensial Linier)……… …………. ………..…... 20

Gambar 2.4 Fishbone Diagram ... 21

Gambar 2.5 Desain Perancangan Sistem ... 22

Gambar 2.6 Struktur Model Analisis ... 24

Gambar 2.7 Arsitektur AlovMap ... 34

Gambar 3.1 Ilustrasi Metodologi Penelitian Sistem Informasi Spasial Potensi Perikanan Kabupaten Cirebon Berbasis Web ... 51

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon ... 64

Gambar 4.2 Flowchart Sistem Potensi Perikanan yang berjalan ... 65

Gambar 4.3 Bagan Alir Sistem Yang Diusulkan... 73

Gambar 4.4 SOP untuk Aplikasi ... 77

Gambar 4.5 Entity Relationalship Diagram ... 79

Gambar 4.6 Relasi Tabel ... 80


(15)

xvi

Gambar 4.8 Diagram Level 1 ... 87

Gambar 4.9 Diagram Rinci Level 2 Proses 1 ... 89

Gambar 4.10 Diagram Rinci Level 2 Proses 2 ... 90

Gambar 4.11 Diagram Rinci Level 2 Proses 3 . ... 91

Gambar 4.12 Diagram Rinci Level 2 Proses 4 . ... 92

Gambar 4.13 Diagram Rinci Level 2 Proses 5 ... 93

Gambar 4.14 Spesifikasi Proses Peta Potensi ... 94

Gambar 4.15 Spesifikasi Proses Data Tabular... 95

Gambar 4.16 Spesifikasi Proses Pengaturan Data Tabular... 96

Gambar 4.17 Spesifikasi Proses lihat profil ... 97

Gambar 4.18 Spesifikasi Proses Berita... 98

Gambar 4.19 Spesifikasi Proses Pengatura Berita... 99

Gambar 4.20 Spesifikasi Proses Buku Tamu... 100

Gambar 4.21 Struktur Menu User... 101

Gambar 4.22 Struktur Menu Admin... 102

Gambar 4.23 Desain Input Log In ... 103

Gambar 4.24 Desain Input Berita. ... 104

Gambar 4.25 Desain Input Buku Tamu... 105

Gambar 4.26 Desain Output Peta Potensi Perikanan... 106

Gambar 4.27 Desain Output Data Tabular... 106

Gambar 4.28 Desain Output Berita... 107


(16)

xvii Lampiran I Wawancara

Lampiran II State Transition Diagram Lampiran III Desain Output

Lampiran IV Print Screen Lampiran V Source Code


(17)

xviii

DAFTAR SIMBOL

DFD (Data Flow Diagram) Menurut Andri Kristanto ( 2003 :37)

Nama simbol Gambar Simbol

Asal atau tujuan data

Aliran data

Proses yang mengubah aliran data

Penyimpanan

STATE TRANSITION DIAGRAM (STD) Menurut Roger, S. Pressman

No Simbol Name Keterangan

1 Tindakan Menggambarkan tindakan yang

diambil jika suatu even terjadi

2 Tampilan Menggambarkan tayangan atau


(18)

xix

Nama simbol Gambar Simbol

Himpuna Entitas E

Atribut a sebagai key

Himpunan Relasi R

Link

E

a


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumberdaya perikanan merupakan sumber daya alam yang dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi untuk suatu daerah atau pemerintahan. Indonesia dengan luas lautan sekitar 5,8 juta km² dan panjang pantai kurang lebih 81.000 km memiliki potensi pendapatan ekonomi dari bidang perikanan cukup besar. Begitu pula dengan kabupaten Cirebon yang merupakan salah satu kabupaten paling timur Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 989,70 Km2, garis pantai 54 Km dan Luas areal tambak 7.500,0 Ha, Menjadikan Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah potensial usaha perikanan di propinsi Jawa Barat.

Secara geografis kabupaten Cirebon merupakan salah satu kabupaten yang berada paling timur Provinsi Jawa Barat dengan posisi lintang 6˚30' - 7˚00' LS dan 108˚40' - 108˚48' BT. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Indramayu, kota Cirebon dan Laut Jawa, Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuningan, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah. Jarak terjauh arah barat-timur sepanjang 54 km dan utara-selatan 39 km meliputi 40 kecamatan, 412 desa dan 12 kelurahan dengan ibukota kabupaten di Sumber.


(20)

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Cirebon

Berdasarkan data perkembangan produksi perikanan tahun 2007, kabupaten cirebon menghasilkan produksi perikanan sebanyak 55.708 ton. Namun pada tahun 2008 nilai tersebut menurun menjadi 52.342,40 ton atau turun 6,04 %.(Dinas Kelautan dan Perikanan 2008 : 35). Penurunan hasil produksi ini disebabkan berbagai faktor diantaranya adalah kurangnya pemanfaatan wilayah potensi tambak yang ada, minimnya informasi, terbatasnya pemanfaatan teknologi dibidang perikanan dan lain sebagainya.

Minimnya informasi tentang sumberdaya perikanan menyebabkan kurang optimumnya pemanfaatan sumberdaya perikanan yang ada, sehingga diperlukan adanya pemanfaatan teknologi informasi seperti Sistem Informasi Geografis untuk Perikanan yang diharapkan dapat mampu memberikan suatu gambaran dan suatu


(21)

3

tampilan spasial tentang sumber-sumber atau spot-spot perikanan di wilayah Kabupaten Cirebon dengan menggabungkan faktor-faktor yang mendukung tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil perikanan.

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk memetakan kondisi dan peristiwa yang terjadi di muka bumi dan dapat juga dipakai untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi. Teknologi ini berkembang pesat sejalan dengan perkembangan teknologi informatika atau teknologi komputer. Informasi permukaan bumi telah berabad-abad disajikan dalam bentuk peta. Peta-peta umum (general purpose) menggambarkan suatu topografi suatu daerah ataupun batas-batas (administrative) suatu wilayah atau Negara. Sedangkan peta tematik (thematic) secara khusus menampilkan distribusi keruangan (sepatial distribution) kenampakan-kenampakan seperti geologi, geomorfologi, tanah, vegetasi, atau sumber daya alam lainnya.

Pengelolaan data SIG tersebut akan memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi ini karena disajikan dalam bentuk spasial, hal ini akan menjadi kemudahan dalam penggunaannya, Serta kelengkapan data yang disajikan, ditambah lagi jika disajikan berbasis web sehingga dapat diakses oleh siapa saja. Namun, hingga saat ini Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon belum mempunyai sistem informasi yang mana dapat dijadikan sumber acuan bagi pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan potensi sektor perikanan yang ada.


(22)

Aplikasi web dijelaskan sebagai aplikasi berbasis HTTP yang berinteraksi yang dapat menerima pada mesin pemproses (Hadley, 2006). Saat ini web merupakan salah satu sumber informasi yang banyak dipakai. Berbagai aplikasi web dibuat dengan tujuan agar pemakai dapat berinteraksi dengan penyedia informasi dengan mudah dan cepat melalui dunia internet. Aplikasi web tidak lagi terbatas sebagai pemberi informasi yang statis. Melainkan juga mampu memberikan informasi yang berubah secara dinamis dengan cara melakukan koneksi terhadap database (Kadir, 2002).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, saya selaku penulis tertarik untuk mengangkat topik Sistem Informasi Spasial Potensi Perikanan Kabupaten Cirebon Berbasis Web. Dengan harapan mampu memberikan alternatif solusi bagi Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Cirebon dalam memberikan gambaran suatu lokasi yang berpotensi dalam bidang Perikanan dengan detail dan sebagai salah satu wujud pelaksanan Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan diatas, maka masalah yang akan penulis bahas meliputi :

a. Bagaimana merancang sistem informasi yang dapat menampung semua data-data potensi Perikanan yang dipetakan, sehingga mempermudah pihak Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Cirebon dalam mengolah data untuk pengembangan selanjutnya.


(23)

5

b. Bagaimana aplikasi sistem informasi potensi Perikanan kabupaten Cirebon tersebut diimplementasikan ke dalam Sistem Informasi Berbasis Web sehingga mudah di akses oleh pihak yang berkepentingan dan masyarakat luas.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dalam penelitian ini di berikan beberapa batasan masalah agar memudahkan dalam melakukan penelitian yang disesuaikan dengan keterbatasan waktu penelitian. Adapun batasan masalah tersebut sebagai berikut:

1. Data potensi perikanan yang digunakan pada penelitian ini adalah data Potensi Perikanan Budi daya dan Perikanan Tangkap Kabupaten Cirebon.

2. Potensi Perikanan yang dimaksud disini adalah informasi Lokasi Potensi Pemanfaatan tambak, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Pengolahan Hasil Perikanan di kabupaten cirebon.

3. Infomasi ditampilkan dalam bentuk data spasial dan tabular.

4. Pembuatan Sistem Informasi dilakukan dalam penelitian ini hanya dilakukan dengan basis web secara off line.

5. Penelitian ini tidak membahas segi analisis kesesuaian lahan dan Kemanaan system.

6. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak PHP Script Language version 5.2.1 sebagai bahasa pemograman,


(24)

AlovMap untuk menampilkan data raster maupun vektor di internet, Arcview 3.3 untuk digitasi peta dan Apache Web Server version 2.2.4 sebagai web server, dan untuk Web Browsernya penulis menggunakan Mozila Firefox 3.1.

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah Sistem Informasi Spasial Potensi Perikanan di kabupaten Cirebon berbasis web yang diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam melakukan kegiatan terkait dengan perikanan wilayah Kabupaten Cirebon.

.

1.4.2 Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis

• Menerapkan ilmu yang telah diperoleh diperkuliahan sebagai salah satu dari trilogi perguruan tinggi.

• Menambah wawasan penulis tentang teknologi informasi, khususnya dalam lingkup pembuatan dan pengembangan aplikasi berbasis web pada instansi dan dapat membandingkan teori-teori yang didapatkan dari perkuliahan kedalam kenyataan dilapangan.


(25)

7

• Membantu instansi dalam memberikan informasi kepada masyrakat secara umum tentang daerah yang berpotensi pada sektor Perikanan di Kabupaten Cirebon.

• Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kurikulum tingkat akhir Jurusan Teknik Informatika fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi Instansi

• Memudahkan instansi dalam memberikan informasi mengenai potensi Perikanan di Kabupaten Cirebon.

• Sebagai wujud meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan memperhatikan faktor efisiensi dan efektifitas penyelengaraan pemerintahan.

• Dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya bagi instansi karena laporan dapat dilakukan secara online.

• Dengan penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi instansi atau masukan bagi manajemen instansi didalam mengambil keputusan.

c. Bagi Umum

Dengan penelitian yang dilakukan, semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi masyarakat pada umumnya dan civitas akademika kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(26)

1.5 Metode Penelitian

Agar didapatkan hasil yang akurat dan obyektif, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :

a. Metode pengumpulan data 1. Studi Pustaka

Pengumpulan buku-buku yang dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan dan pengembangan Sistem pada Dinas Kelautan dan Perikanan.

2. Wawancara

Metode Pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak terkait, dalam hal ini penulis melakukan wawancara ke Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, masyarakat dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan kegiatan penelitian.

3. Observasi

Metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan datang langsung ke lapangan.

b. Metode Perancangan Sistem

Metode sekuensial linear merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengembangan sistem. Model sekuensial linear dapat dilihat pada Gambar 1.2 dibawah ini :


(27)

9

Gambar 1.2 Model Sekuensial Linear (Pressman, 2002:37)

1.6 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab. Adapun isi dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentag latar belakang masalah, manfaat penulisan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ni menguraikan secara garis besar tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar penulisan skripsi, diantaranya mengenai perikanan, teori-teori sistem informasi dan bahasa pemrograman yang dipakai.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab ini menjelaskan metode pengembangan sistem yang digunakan sebagai sistem usulan, yaitu mengenai perencanaan, analisis sistem, disain sistem, dan penggunaan sistem.

Pemodelan sistem informasi


(28)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang metodologi dalam pengembangan Sistem Informasi Spasial Potensi Perikanan Kabupaten Cirebon berbasis web dengan menggunakan Metode Pengumpulan Data dan Metode Pengembangan Sistem.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan dari semua pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi Pengembangan Sistem Informasi Spasial Potensi Perikanan Kabupaten Cirebon berbasis web selanjutnya.


(29)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Definisi Sistem

Sistem adalah sekelompok bagian-bagian (alat dan sebagainya) yang bekerjasama-sama untuk melakukan suatu maksud. (Purwadarminta :1983).

2.1.2 Definisi Data dan Informasi

Data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai, sedangkan informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti (McLeod, 1996 : 18).

Informasi adalah makna atau pengertian yang dapat diambil dari suatu data dengan menggunakan konversi-konversi yang umum digunakan dalam representasinya (Purwadarminta :1983).

Hubungan Data dan Informasi dapat dilihat pada gambar 2.1. berikut (Jogiyanto, 1999 : 693) :

Input Proses Output

(belum berarti) (bentuk yang lebih berarti)

Gambar 2.1. Data yang diolah menjadi informasi


(30)

2.1.3 Definisi Sistem Informasi

Sistem Infomasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi (Aziz dkk, 2006 : 3).

2.2 Sistem Informasi Geografis 2.2.1Geografis

Geografis adalah Informasi mengenai permukaan bumi dan semua obyek yang berada diatasnya, yang menjadi kerangka bagi pengaturan dan pengorganisasian bagi semua tindakan selanjutnya. (Aziz dkk, 2006 :13).

Isitilah “Geografis” merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian atau tertukar hingga timbul istilah yang ketiga, geospasial. Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama di dalam konteks SIG. Penggunaan kata “Geografis” mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. (Prahasta, 2002 : 49)

2.2.2Definisi SIG

Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Selain itu, SIG juga merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu, dan berkembang dengan cepat. Definisi-definisi GIS menurut beberapa Pustaka:


(31)

13

a. Menurut Foote (dalam Prahasta, 2002 : 55) Sistem informasi geografi adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan-kemampuan khusus untuk data yang tereferensi secara geografis berikut sekumpulan operasi-operasi yang mengelola data tersebut.

b. Menurut Gistut (dalam Prahasta, 2005 : 55).Sistem informasi geografi adalah sistem yang mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu, data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi.

Sistem informasi geografi dirancang sedemikian rupa agar pemakai dapat melakukan analisis, manipulasi, dan simulasi sehingga dapat diambil kesimpulan-kesimpulan yang menjadi dasar diambilnya keputusan-keputusan. SIG memiliki perbedaan pokok dengan sistem informasi lain. Perbedaan ini justru menjadi ciri karakterisitiknya. SIG mengaitkan data atributtal dengan data spasial. SIG memberi analisis keruangan terhadap data atribut tersebut.


(32)

Sistem informasi geografi menjelaskan dimana, bagaimana, dan apa yang akan terjadi secara keruangan yang diwujudkan dalam gambaran peta dengan berbagai penjelasan secara deskriptif, tabular dan grafis. Dalam SIG terdapat berbagai peran dari berbagai unsur baik manusia sebagai ahli dan sekaligus operator, perangkat alat baik lunak dan keras, serta objek permasalahan. Secara diagram model SIG dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2. Pemodelan Data SIG

2.2.3 Sumber Data SIG

SIG memerlukan data masukkan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisisnya data masukkan tersebut dapat diperoleh dari:

Realitas Fisik Model Dunia Nyata Model Data Peta-peta / laporan Basis Data Fenomena Aktual: 1. Propertise 2. connections

Entity: 1. Tipe 2. Atribut 3. Relasi Objek: 1. tipe 2. Atribut 3. Relasi 4. Geometri 5. Kualitas Simbol, garis, titik, teks, dll

Objek: 1. tipe 2. Atribut 3. Relasi 4. Geometri 5. Kualitas


(33)

15

1. Data Lapangan

Data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara langsung seperti misalnya sanitasi air, curah hujan suatu wilayah dan sebagainya.

2. Data Peta

Peta bisa merupakan data dan dapat pula sebagai informasi dalam keutamaannya dengan aspek analisa keruangan, dimana basisnya adalah data keruangan, maka dalam kesempatan tersebut peta merupakan data. Peta merupakan informasi apabila telah melakukan analisa terhadap sekumpulan data spasial tersebut, misalnya telah dilakukan analisa overlay (tumpang susun) korelasi dan sebagainya.

Informasi yang terekam pada peta kertas atau film icon di versikan kedalam bentuk dijital. Misalnya peta geologi, peta tanah dan sebagainya. Apabila data sudah terekam dalam bentuk peta, tidak lagi diperlukan data lapangan kecuali untuk pengecekan kebenarannya. Peta yang data grafis, data tekstual, dan segala atributnya tersimpan pada komputer (dalam format digital) disebut peta digital. Jenis peta ini mulai dikembangkan pada era 80-an, seiring berkembangnya teknologi komputer. Jenis data digital terdiri atas dua jenis, yakni:


(34)

a. Model Data vektor

Pada model data vektor, data spasial ditampilkan, ditempatkan dan disimpan sebagai titik-titik, poligon, garis atau kurva beserta atributnya. Pada model data ini, poligon, garis, atau kurva merupakan kumpulan titik-tititk terurut yang menghubungkan. Pada poligon, titik awal dan titik akhir memiliki nilai koordinat yang sama, sehingga bentuknya menjadi tertutup sempurna.

b. Data raster

Pada model ini, data spasial ditampilkan, ditempatkan dan disimpan dalam struktur matriks atau kumpulan piksel yang membentuk grid. Setiap piksel memiliki koordinat dan resolusi (ukuran objek di permukaan bumi yang mewakli oleh satu piksel) tertentu. Akurasi peta akan bergantung pada resolusi setiap piksel, semakin kecil resolusinya, semakin akurat peta, dan semakin detail objek peta dapat digambarkan. Contoh peta dijital berbentuk raster misalnya peta dijital dalam format geotiff. Format geotiff dapat dibentuk dari format gambar tiff dengan penambahan informasi referensi geografis


(35)

17

2.2.4 SIG berbasis Web

Sistem informasi geografis berbasis Web yaitu suatu aplikasi berbasis SIG yang dapat dijalankan dan diaplikasikan pada suatu web browser apakah aplikasi tersebut dalam suatu jaringan komputer global yaitu internet ataupun dalam jaringan komputer berbasis LAN atau dalam suatu PC namun memiliki dan terkonfigurasi dalam setting jaringan dalam web servernya.

SIG internet adalah suatu aplikasi SIG berbasis internet, artinya aplikasi tersebut sudah terkoneksi dan berjalan dalam suatu jaringan global yaitu internet.

2.2.5 Peran Sistem Informasi Geografis Dalam Bidang Perikanan

Pada Sektor Perikanan, Peranan Sistem Informasi Geografis digunakan sebagai alat bantu dalam mengelola informasi. Karena dalam penyajian informasi tidak hanya berupa data tekstual (atribut, keterangan atau angka-angka) saja. Tetapi juga membutuhkan data grafis peta dalam bentuk data yang terhubung secara digital. Sehingga akan akan memberikan kemudahan berkomunikasi, sharing informasi, kerjasama, penanaman modal dan sebagainya (Prahasta, 2007:29).


(36)

2.3 Definisi Perikanan

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan, Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan suber daya ikan dan lingkungannya mulai dari produksi, pengolahan sampai pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

2.3.1 Pembudidaya ikan

Pembudidaya ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. (UU nomor 31 Tahun 2004 : 1).

2.3.2 Pengelolaan Perikanan

Pengelolaan Perikanan adalah semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber daya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan dibidang perikanan, yang dilakukakan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumber daya hayati dan tujuan yang telah disepakati. (UU nomor 31 Tahun 2004 : 1).


(37)

19

2.3.3 Tambak

Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang. Penyebutan "tambak" ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang (http://id.wikipedia.org/wiki/Tambak_Ikan)[22 Agustus 2010].

2.4. Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau Systems Development Life

Cycle (SDLC)

Sistem Development Life Cycle (SDLC) adalah suatu urutan atau tahapan dari aktifitas yang berhubungan erat, yang dikerjakan oleh orang-orang yang terlibat dalam sistem informasi bersama-sama dengan pemakai akhir (end user) dengan tujuan untuk membangun sistem informasi yang berbasiskan komputer (computer based information) (McLeod, 1995 : 18).

Model proses sekuensial linier sering disebut juga dengan “siklus kehidupan klasik” atau “model air terjun (Waterfall)” yang melingkupi aktivitas-aktivitas sebagai berikut :

1. Rekayasa sistem, yaitu mengumpulkan kebutuhan pada tingkat sistem, tingkat bisnis strategis dan tingkat area bisnis, misalnya jadwal proyek (feasibility study), dan cakupan (scope) sistem yang akan di bangun.


(38)

2. Analisis, yaitu memahami sistem yang sedang berjalan, mengidentifikasi masalah yang ada serta mencari solusinya.

3. Desain, yaitu membuat desain data, desain arsitektur dan desain prosedural yang diperlukan untuk pengembangan sistem pemesanan yang diusulkan.

4. Kode, tahap ini sering disebut juga sebagai tahap implementasi perangkat lunak atau coding. Dengan kata lain, pada tahap ini dilakukan implementasi hasil rancangan ke dalam baris-baris kode program yang dapat dimengerti oleh mesin (komputer).

5. Tes, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem informasi nilai dan kelulusan siswa yang telah dibuat. (Pressman, 2002 : 37)

Gambar 2.3.System Development Life Cycle(Sekuensial Linier) (Pressman, 2002 : 37)

2.5 Analisis Sistem

2.5.1 Cause And Effect

Cause and Effect Analysis adalah sebuah teknik tempat masalah dipelajari untuk menentukan penyebab – penyebab dan akibat – akibatnya. (Whitten, Bentley & Dittman. 2004 : 194).

Cause and Effect Analysis merupakan cara mengekspresikan hypotheses tentang penyebab masalah atau mengapa tidak terjadi sesuatu

Pemodelan sistem informasi


(39)

21

yang diinginkan, Adapun cara untuk mengatur grafis ide untuk menimbulkan efek dan analisis dapat digambarkan pada diagram fishbone.

Fishbone diagram adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara faktor-faktor penyebab masalah dan akibat yang ditimbulkan. Manfaat dari fishbone diagram antara lain mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah serta membangkitkan ide-ide untuk mengatasi permasalahan tersebut (Anne Y. A., 2010).

Gambar 2.4 Fishbone Diagram (Sumber : http://www.qaproject.org/)

Bila menggunakan diagram tulang ikan, menyebabkan beberapa kategori dapat diterapkan. Beberapa kategori yang sering digunakan adalah:

1. Sumber daya manusia, metode, bahan, pengukuran, dan peralatan

2. Klien, pekerja, persediaan, lingkungan, dan prosedur 3. Apa, bagaimana, kapan, di mana


(40)

2.5.2 SOP

Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan (Atmoko, 2009).

2.6 Desain Perangkat Lunak

2.6.1 Desain Data

Desain data mentransformasi model domain informasi yang dibuat selama analisis ke dalam struktur data yang akan diperlukan untuk mengimplementasi perangkat lunak. Objek dan hubungan data yang


(41)

23

ditetapkan dalam diagram hubungan entitas (Entity Relatinship Diagram) dan isi data detail yang digambarkan di dalam kamus data, menjadi basis bagi aktivitas desain data (Pressman, 2002 : 400).

2.6.2 Desain Arsitektur

Desain arsitektur menentukan hubungan di antara elemen-elemen struktural utama dari program. Representasi desain tersebut - kerangka kerja modural dari sebuah program komputer – dapat diperoleh dari model – model analisis dan interaksi subsistem yang ditentukan dalam model analisis (Pressman, 2002 : 400).

2.6.3 Desain Prosedural

Desain prosedural mentransformasi elemen-elemen struktural dari arsitektur program ke dalam suatu deskripsi prosedural dari komponen-komponen perangkat lunak. Informasi yang diperoleh STD berfungsi sebagai dasar bagi desain prosedural (Pressman, 2002 : 400).

2.6.4 Desain Interface

Desain interface menjelaskan internal dan eksternal antarmuka program serta desain antarmuka manusia. Internal dan eksternal desain antarmuka yang berdasarkan informasi yang diperoleh dari analisis model (Pressman, 2002 : 400).


(42)

2.7 To Ad struktur m 2.7 unt did Re me yan – s – n gam ools Peranc dapun tools model analis 7.1 ERD ERD tuk mengg deskripsikan elationship enggunakan ng juga mer struktur dan notasi simb mbar pada t Gambar 2

cangan Sist

s yang dig is adalah se

D ( Entity R adalah m ambarkan d n oleh data

Diagram) n susunan d rupakan mo n relationsh bolik di dala

tabel 2.1 be 2.6 Struktur

em gunakan un ebagai beeri Relationship model data data dalam a tersebut. ) merupak data yang d odel jaringan hip data (La

am diagram erikut ini:

r Model Anal

ntuk peranc ikut :

p Diagram)

yang men m konteks e (Whitten, kan suatu disimpan da

n data yang adjamuddin m E-R yang

lisis (Pressm cangan syst nggunakan entitas dan 2004 281) u model alam sistem g menekank n, 2004:123) dapat kita

man, 2002 : 3

tem berdas

beberapa n hubungan ). ERD ( E

jaringan m secara ab

kan pada str ). Adapun n

gunakan se 54) arkan notasi yang Entity yang bstrak ruktur notasi eperti


(43)

25

Tabel 2.1 Simbol - Simbol yang digunakan di diagram E-R (Ladjamuddin, 2004 : 130)

1. Persegi panjang menyatakan Himpunan Entitas entitas.

1. Lingkaran / Elips, menyatakan Atribut (Atribut yang berfungsi sebagai key digaris bawahi).

2. Belah ketupat, menyatakan Himpunan Relasi / relasi.

3. Garis, sebagai penghubung antara Himpunan Relasi dengan Himpunan Entitas dan Himpunan Entitas dengan Atributnya.

4. Kardinalitas Relasi dapat dinyatakan dengan Banyaknya garis cabang dengan pemakaian angka ( 1 dan 1 untuk relasi

satu–ke-Nama simbol

Gambar Simbol

Himpunan Entitas E

Atribut a sebagai key

Himpunan Relasi R

Link

E

a


(44)

satu, 1 dan N untuk relasi satu-ke-banyak atau N dan N untuk relasi banyak-ke-banyak).

2.7.2 DFD ( Data Flow Diagram)

DFD adalah model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. (Whitten, 2004 : 715).

Menurut Ladjamuddin (2004: 72-23) ada 2 (dua) teknik dasar DFD yang umum dipakai yaitu Gane and Sarson dan Yourdon and De Marco, adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan DFD teknik Gane&Sarson , berikut ini adalah gambar pada tabel 2.2 tentang perbedaan simbol DFD yang digunakan oleh beberapa perancang sistem :

Tabel 2.2 Perbedaan symbol DFD Yourdan and De Marco (Gane and Sarson)

Nama Simbol Simbol DFD Versi Yourdan and De Marco

Simbol DFD Versi Gane and Sarson

Arus data

Proses

Penyimpanan Data

Entitas Luar

Idenrtifikasi

Deskripsi Proses

Lokasi Fisik (opsional)

Identifikasi Proses Deskripsi Proses


(45)

27

Arus Material Penyimpanan Data yang ditunjukan berulang kali pada suatu diagram

Simpanan luar yang ditunjukan berulang kali pada satu diagram

Adapun menurut Andri Kristanto (2003:37) Simbol Gene& Sarson hanya menggunakan empat buah simbol sehingga sederhana pemakaiannya seperti gambar pada tabel 2.3 berikut ini:

Tabel 2.3 Simbol Dasar Aliran Data Gane& Sarson

Nama simbol

Gambar Simbol

Asal atau tujuan data

Aliran data

Proses yang mengubah aliran data

Penyimpanan

Identifikasi

N Baris untuk N Pengulangan (tidak termasuk yang pertama)


(46)

2.7.3 Spesifikasi Proses

Menurut Andri Kristanto (2003:67), Spesifikasi proses adalah suatu pendekskripsian yang terjadi pada level paling dasar dalam DFD. Selain itu dalam spesifikasi proses ada bagian yang harus dilakukan ketika masukan diubah menjadi keluaran.

Berbagai bentuk spesifikasi proses dapat digunakan dengan syarat: a.Dapat diverifikasikan oleh pemakai dan penganalisa sistem

b. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan pemakai yang bervariasi

c. Dapat digunakan oleh pemograman sebagai referensi dalam pembuatan program.

Spesifikasi proses penekanan pada user interface merupakan spesifikasi proses yang berorientasikan pada user interface bentuknya sangat mudah dan sering digunakan oleh pemakai karena tampilannya yang mudah dimengerti dan jelas. Ada 3 bentuk dari spesifikasi proses yang berorientasikan pada user interface yaitu : data entry, report dan data processing.

a. Data Entry

Spesifikasi proses dengan jenis data entry harus mendeskripsikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bentuk Tampilan Layar 2. Tempat penyimpanan. 3. Perintah


(47)

29

b. Report

Spesifikasi proses dengan jenis data entry harus mendeskripsikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bentuk keluaran atau bentuk laporan yang dicetak 2. Bentuk tampilan layar

3. Perintah 4. Sumber Data

5. Proses awal yang mendeksripsikan proses apa yang harus dilakukan sebelum laporan dicetak.

c. Data Processing

Spesifikasi proses dengan jenis data processing biasanya hanya mendeskripsikan proses apa yang harus dilakukan. Tampilan layar tidak perlu dideskripsikan karena biasanya hanya berupa tampilan yang menunjukan kemajuan proses. Kecuali bila proses tersebut membutuhkan data masukan maka tampilan yang muncul di layar harus dideskripsikan.

2.8 Database

2.8.1 Pengertian Database

Menurut Date (dalam Abdul Kadir, 1999 : 9) Database ( basis data) adalah dapat dianggap sebagai tempat untuk sekumpulan berkas data terkomputerisasi. System basis data adalah system terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara informasi dan membuat informasi tersebut tersedia saat dibutuhkan.


(48)

2.8.2 DBMS ( Database Management System)

DBMS diartikan sebagai suatu program computer yang digunakan untuk memasukan, mengubah, menghapus, memanipulasi, dan memperoleh data informasi dengan praktis dan efisien. Komponen Utama DBMS dibagi menjadi empat yaitu: perangkat keras, data, perangkat lunak dan pengguna (Kadir, 1999:17).

2.9 Perangkat Lunak Pengembangan Sistem 2.9.1. Apache

Apache merupakan web server yang saat ini telah digunakan hampir dari 60% oleh server di dunia, banyaknya server yang memanfaatkan Apache sebagai web server-nya disebabkan karena sifat sotfware ini sangat fleksibel dan dapat digunakan pada berbagai platform seperti Linux dan Windows. Web server ini mampu mendukung berbagai bahasa pemrograman yang sifatnya server side seperti : PHP, Perl, CGI, Java, WML dan lain sebagainya. Distribusi program Apache dapat di-download secara gratis pada alamat http://www.apache.org (Bunafit, 2005 : 3).

2.9.2. PHP

PHP adalah bahasa (scripting language) yang dirancang secara khusus untuk penggunaan pada web. PHP adalah tool untuk membuat halaman web dinamis(Simamarta, 2006:30). Kaya akan fitur yang


(49)

31

membuat perancangan Web dan pemograman lebih mudah, PHP digunakan pada 13 juta domain (menurut survai Netcarft pada (www.php.net/usage.php). PHP kependekan untuk Hypertext Preprocessor. Pada awal pengembangannya oleh Rasmus Leodorf, dia menyebutkan sebagai tools Personal Home Page.

PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa pemrograman scripting yang bersifat open source. Program ini bersifat server side, artinya tanpa adanya server yang berjalan disisinya, script program PHP tidak dapat dijalankan. Pada umumnya, program PHP selalu berjalan menggunakan program apache sebagai web server-nya. Kedua program tersebut sama-sama memiliki lisensi General Public License (GPL) dan dapat diperoleh secara gratis pada alamat http://www.php.net (Bunafit, 2005 : 4).

Adapun kelebihan-kelebihan dari PHP yaitu (Sutarman, 2003 : 109) :

1. PHP mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi

2. PHP dapat berjalan dalam sistem operasi yang berbeda 3. PHP diterbitkan secara gratis

4. PHP dapat berjalan pada webserver Microsoft Personal Web Server (PWS), Apache, Internet Information Server (IIS), Xitami dan sebagainya

5. PHP adalah termasuk bahasa yang embedded atau bisa diletakkan dalam tagHyper Text Markup Language (HTML)


(50)

6. PHP termasuk server side programming

7. PHP juga mendukung beberapa sistem database seperti : Oracle, Sybase, mSQL, MySQL, Solid, Generic ODBC, Postgres SQL.

2.9.3. MySQL

MySQL adalah sistem manajemen database relasional atau Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL. MySQL merupakan sebuah database paling populer saat ini yang pernah dibuat, didistribusikan dan didukung oleh sebuah perusahaan yang bernama MySQL AB. MySQL juga dapat digunakan diberbagai Sistem Operasi misalnya : LINUX, UNIX, WINDOWS (Syafi’i, 2005 : 5). MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu Structured Query Language (SQL). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis (Didik, 2003 : 1). Dengan sifatnya yang open source, memungkinkan juga user untuk melakukan modifikasi pada source code -nya (Firrar, 2002 : 1).

Database MySQL mampu menangani data yang sangat besar hingga ukuran Giga byte, dengan kemampuan daya tampung ini, maka MySQL sangat cocok digunakan untuk meng-cover data pada perusahaan baik yang kecil sampai perusahaan besar (Bunafit, 2005 : 3).


(51)

33

2.9.4 Alov Map

AlovMap adalah portable java application yang gratis, yang berfungsi untuk menampilkan data raster maupun vektor di internet secara interaktif melalui web browser. AlovMap men-support fungsi-fungsi dasar GIS seperti randering, menampilkan multi layer, peta tematik, serta informasi yang ada di data attribut.

AlovMap sendiri merupakan projek bersama antara ALOV Software dan University of Sidney Australia. Project ini sendiri berjalan dari bulan November tahun 2001. Project ini terus mengalami perkembangan sehingga akhirnya AlovMap terkini sudah dapat melakukan filtering secara temporal, kontrol layer yang lebih advance, dan kemampuan lainnya.

Alovmap sendiri memiliki 2 pendekatan yang semuanya berbasis web, yaitu standalone dan client/server. AlovMap versi standalone adalah versi yang sangat mempermudah kita untuk membuat aplikasi GIS, sedangkan untuk versi client/server sedikti lebih rumit karena melibatkan tomcat sebagai servernya (Wahyuardi, 2007).


(52)

Gambar 2.7 : Arsitektur AlovMap (Pasha : 2008) 2.9.5. Java

Menurut Onno W. Purbo (2000 : 3), Java adalah sebuah bahasa pemrograman komputer berbasis pada Object Oriented Programming. Program yang dihasilkan dengan bahasa Java dapat berupa applet (aplikasi kecil yang berjalan di atas web browser) maupun berupa aplikasi mandiri yang dijalankan dengan program Java interpreter.

Salah satu keunggulan Java adalah sifatnya yang ‘platform independence’, artinya Java (baik source program maupun hasil kompilasinya) sama sekali tidak bergantung pada sistem operasi dan platform yang digunakan. Setiap program yang ditulis dengan bahasa Java, hasil kompilasinya berupa bytecode, yaitu sekumpulan instruksi seperti kode mesin tetapi tidak spesifik untuk satu jenis prosesor tertentu.

Lingkungan development Java terdiri atas dua bagian, yaitu Java compiler dan Java interpreter. Java compiler menterjemahkan source program ke dalam bytecode. Hasil kompilasi, yaitu program Java, akan bisa


(53)

35

dijalankan dengan bantuan Java interpreter. Java interpreter dapat dijalankan langsung (dari command prompt) maupun dari program applet viewer atau web browser (untuk applet).

Bahasa Java selain terkenal dengan motto-nya yaitu “write once run everywhere”, penggunaan Java juga telah semakin meluas dari aplikasi berbasis web sampai dengan peralatan-peralatan yang bersifat mobile, seperti handphone. Adapun yang perlu diperhatikan adalah paket koneksi Java ke serial port (serial driver) dan database (Ferry, 2003 : 1).

2.9.6 Map Server

MapServer merupakan salah satu dari sekian banyak tools perangkat lunak yang beredar di pasaran dan atau tersedia di jaringan internet – baik yang komersial maupun open source yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi internet-based yang melibatkan (tampilan) data spasial (peta dijital).

MapServer dikembangkan oleh beberapa personel (team) dari Universitas Minnesota (UMN), di Amerika Serikat, yang pada saat itu bekerja sama di proyek ForNet dengan NASA sebagai penyandang dana. Proyek ini menghasilkan beberapa tools utama (MapServer & ImageView) yang dapat diaplikasikan ke berbagai (tipe) permasalahan yang terkait dengan data spasial pada saat itu. Pada saat yang sama, MapServer dikembangkan dan kemudian digunakan sebagai tools visualisasi data SIG (terutama type vektor) yang memungkinkan penggunaan layanan web,


(54)

sementara ImageView dipakai sebagai tool visualisasi untuk citra (dijital) satelit beserta data-data tipe raster lainnya. (Prahasta, 2006 : 37).

2.9.7 ArcView

Perangkat lunak ArcView adalah alat (tool) yang mudah digunakan, dan memungkinkan kita untuk melakukan organisasi, menyusun (maintain), menggambarkan, dan menganalisis peta atau informasi spasial. ArcView berjalan di bawah sistem desktop mapping dengan menyediakan suatu kerangka kerja guna pembuatan keputusan spasial, dan mempunyai kemampuan untuk menggambarkan, menyelidiki, atau mengevaluasi, melakukan query, dan menganalisis data spasial. Pekerjaan mengubah simbol peta, menambah gambar citra atau grafik, menempatkan tanda arah utara, skala batang dan judul, serta mencetak peta yang kualitasnya baik, dapat dilakukan secara cepat dengan menggunakan ArcView. Integrasi informasi atau data dari berbagai sumber dan jenis, yang saling berhubungan dapat dilakukan menggunakan ArcView melalui peta dasar. ArcView bekerja dengan data tabular, citra, textfile, data spreadsheet dan data grafik. Perangkat lunak ArcView juga dapat melakukan modifikasi interface yang berguna mendukung suatu aplikasi. ArcView juga dapat mengubah icon-icon atau terminology yang digunakan pada interface, mengotomatisasikan operasi-operasi, atau membuat interface tertentu untuk melakukan akses ke data dasar tertentu. Di samping itu ArcView juga dapat melakukan komunikasi dengan produk perangkat lunak (software) lain, di


(55)

37

mana kita dapat mengganti (mengexchange) data tanpa melakukan konversi (convert), dan tanpa meninggalkan atau keluar dari ArcView.

Komponen-komponen ArcView.

ArcView mengorganisasikan sistem perangkat lunak yang sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa komponen-komponen penting sebagai berikut :

a. Project

Project ArcView merupakan kumpulan dari dokumen-dokumen yang saling berhubungan, bekerja bersama pada suatu sesion. Dokumen-dokumen tersebut meliputi view, table, chart, layout, dan script. Suatu project mengorganisasi dan menyimpan status dokumennya. Project melakukan management atau memanage bagaimana dan di mana dokumen di display, memaintain, semua pilihan dari dokumen, dan menentukan tampilan aplikasi windowsnya. Suatu project disimpan dalam suatu file yang disebut project file, yang berformat ASCII dan mempunyai extension.apr, misalnya Landuse.apr.Arc/View hanya dapat menampilkan satu project dan satu project windows dalam suatu sesion.

b. Theme

Theme merupakan suatu bangunan dasar system ArcView. Themes merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu tematik tertentu. Sumber data


(56)

yang dapat dipresentasikan sebagai theme adalah shapefile, coverage (ArcInfo), dan citra raster.

c. View

View mengorganisasikan theme. Sebuah view merupakan representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa “layer” atau “theme” informasi spasial (titik, garis, poligon, dan citra raster). Sebagai contoh, posisi-posisi kota (titik), sungai-sungai (garis), dan batas propinsi (poligon) dapat membentuk sebuah theme dalam sebuah view. d. Table

Sebuah table merupakan representasi data ArcView dalam bentuk sebuah tabel. Sebuah table akan berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data (record) mendefinisikan sebuah entry (misalnya informasi mengenai salah satu poligon batas propinsi) di dalam basisdata spasialnya; setiap kolom (field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry (misalnya nama, luas, keliling, atau populasi suatu propinsi) yang bersangkutan. Dari sisi pengguna, tanpa memperhatikan sumber-sumbernya, semua table adalah sama. ArcView mendefinisikan template standart untuk merujuk table yang diakses.

e. Chart

Chart merupakan representasi grafis dari resume table data. Chart juga bisa merupakan hasil suatu query terhadap


(57)

39

suatu table data. Bentuk chart yang didukung oleh ArcView adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie.

f. Layout

Layout digunakan untuk menggabungkan semua dokumen (view, table, dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap dicetak (biasanya dipersiapkan untuk pembuatan hard copy).

g. Script

Script merupakan bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa sederhana ini dengan sebutan Avenue. Dengan Avenue, pengguna dapat memodifikasi tampilan (user interface) ArcView, membuat program menyederha-nakan tugas-tugas yang kompleks, dan berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi lain (misalnya dengan ArcInfo, basisdata relasional atau lembar kerja elektronik). Singkatnya, dengan script, ArcView dapat dicustomized sedemikian rupa sehingga dapat secara optimal memenuhi kebutuhan pengguna untuk tugas-tugas dan aplikasi tertentu. 3.0 Peta

Peta adalah gambar yang menyatakan bagaimana letak tanah, gunung, kali dan sebagainya yang merupakan representasi dari dunia nyata. Keberadaan dunia nyata akan lebih terinci dengan menggunakan peta. Sehingga dapat dikatakan


(58)

bahwa peta dapat memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai lingkungan dan segala sesuatu yang ada didalamnya (Aziz dkk, 2006 : 27).


(59)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Studi Pustaka

Penulis melakukan studi pustaka dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan analisa dan perancangan sistem, pemrograman web serta buku-buku yang mendukung topik yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengunjungi website yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini. Adapun daftar buku dan website yang menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini terdapat pada daftar pustaka. 3.1.2 Observasi

Penulis menggunakan metode observasi dalam mengumpulan data dan mengetahui bagaimana data tersebut diarsipkan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara meneliti dokumen-dokumen tentang Perikanan di Kabupaten Cirebon yang ada untuk mengetahui sistem yang lama dan melakukan wawancara dengan beberapa pegawai pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon. Observasi ini dilaksanakan pada:

a. Tempat : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon b. Waktu : 1 November 2006 – 31 Desember 2007


(60)

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Untuk melakukan suatu pengembangan sistem dibutuhkan suatu metodologi pengembangan sistem, metodologi pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah System Development Life Cycle (SDLC) dengan menggunakan model sekuensial linear.

Alasan penulis memilih metode ini karena kemudahan dalam proses penelitian sehingga setiap tahap dari penelitian dapat terkontrol secara sistematis.

3.2.1 Analisis Sistem

Pada Tahap ini penulis mengumpulkan kebutuhan yang di diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun untuk memahami domain informasi, tingkah laku, untuk kerja dan antar muka (interface) yang diperlukan. Dalam pembuatan sistem ini analisa penulis lakukan terhadap sistem informasi yang ada saat ini dan analisa terhadap sistem yang akan di usulkan. Dalam analisa pengembangan sistem ini penulis menggunakan beberapa tahapan yang diuraikan sebagai berikut:

1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan a. Uraian sistem yang berjalan

Pada tahap ini penulis menguraikan prosedur dari sistem informasi yang sedang berjalan saat ini yang diterapkan pada System Flowchart sistem yang sedang berjalan. Prosedur dari sistem informasi yang sedang berjalan saat ini adalah sebagai berikut:


(61)

43

1. Proses sistem potensi perikanan kabupaten Cirebon dimulai dengan proses melihat daftar lokasi perikanan kabupaten Cirebon. Semua tempat atau lokasi perikanan di data untuk memetakan potensi perikanan masing-masing tempat.

2. Proses selanjutnya yaitu dari masing-masing tempat yang telah didata kemudian dilakukan pengelompokan dan pemilihan ketogori tempat yang berpotensi untuk perikanan kabupaten Cirebon.

3. Data lokasi perikanan yang telah dibuat kemudian di kumpulkan menjadi satu berdasarkan lokasi kecamatan dan desa.

4. Daftar lokasi perikanan diberikan kepada pihak kecamatan. Pihak kecamatan memisahkan daftar lokasi berdasarkan desa yang menjadi wilayah kecamatan tersebut.

5. Daftar didistribusikan ketingkat yang lebih bawah yaitu desa. Desa menyeberluaskan informasi potensi perikanan kepada masyarakat umum.


(62)

b. Kelemahan sistem yang berjalan

Pada tahap ini, penulis menguraikan kelemahan yang terdapat pada sistem yang berjalan dimana kelemahan tersebut menjadi penyebab permasalahan yang mungkin terjadi. Kelemahan-kelemahan sistem yang berjalan diantaranya sebagai berikut:

1. Pengolahan data-data tentang sistem pengelolaan potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon secara manual. 2. Adanya kesulitan dalam mencari data-data atau informasi

tentang potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon. Informasi yang ada kadang tidak sesuai dan belum dikelola dengan baik.

3. Belum adanya sistem terpadu tentang rencana jangka pendek dan panjang terhadap potensi perikanan dan kelautan secara geografi kabupaten Cirebon.

Penjelasan secara lengkap dapat dibaca pada sub bab 4.2.1 bagian b.

c. Analisis permasalahan

Penulis melakukan analisis permasalahan yang berisi permasalahan Berdasarkan pada kelemahan pada sistem yang berjalan yang sebagai berikut:

1. Pengolahan data-data tentang sistem pengelolaan potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon secara manual.


(63)

45

Cause and Effects:

a. Data tidak tersusun rapi dan tidak lengkap b. Rentan terjadi duplikasi data

c. Kesalahan pemrosesan data baik inputan maupun output data

d. Rentan terjadi kehilangan data baik kesalahan manusia atau bencana.

2. Adanya kesulitan dalam mencari data-data atau informasi tentang potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon. Informasi yang ada kadang tidak sesuai dan belum dikelola dengan baik.

Cause and Effects:

a. Masyarakat harus sering bolak balik untuk mencari informasi

b. Informasi sering tidak lengkap dan tidak update dengan keadaan sekarang

c. Seringkali informasi yang diterima terjadi kesalahan dan tidak sesuai.

3. Belum adanya sistem terpadu tentang rencana jangka pendek dan panjang terhadap potensi perikanan dan kelautan secara geografi kabupaten Cirebon.


(64)

Penjelasan secara rinci dapat dibaca di subbab 4.2.1 bagian c yang digambarkan dalam tabel cause-and-effect analysis.

d. Solusi permasalahan.

Analisis solusi masalah menguraikan tentang usulan alternatif yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada dalam sistem informasi potensi perikanan kabupaten cirebon seperti diantaranya sebagai berikut:, secara rinci dapat dilihat di bab berikutnya .

1. Pengolahan data-data tentang sistem pengelolaan potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon secara manual. Solusi yang diajukan:

Pembuatan sistem yang dapat menyimpan data potensi perikanan ke dalam digital document dan dapat melakukan pemrosesan data yang dapat memberikan informasi potensi perikanan dan dapat di akses kapan saja dan dimana saja yang terhubung dengan jaringan internet.

a. Pemrosesan sistem yang manual.

b. Sering terjadi kesalahan dalam menentukan potensi perikanan

c. Tidak singkron antar data dari kabupaten dan lokasi perikanan


(65)

47

2. Adanya kesulitan dalam mencari data-data atau informasi tentang potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon. Informasi yang ada kadang tidak sesuai dan belum dikelola dengan baik.

Solusi:

Pembuatan sistem yang dapat menyimpan data potensi perikanan ke dalam digital document dan dapat melakukan pemrosesan data yang dapat memberikan informasi potensi perikanan dan dapat di akses kapan saja dan dimana saja yang terhubung dengan jaringan internet. 3. Belum adanya sistem terpadu tentang rencana jangka

pendek dan panjang terhadap potensi perikanan dan kelautan secara geografi kabupaten Cirebon.

Solusi:

Pembuatan sistem yang dapat menyimpan data potensi perikanan ke dalam digital document dan dapat melakukan pemrosesan data yang dapat memberikan informasi potensi perikanan dan dapat di akses kapan saja dan dimana saja yang terhubung dengan jaringan internet. Penjelasan secara rinci dapat dibaca di subbab 4.2.1 bagian d yang digambarkan dalam tabel solusi permasalahan.


(66)

2. Analisis Sistem Yang Diusulkan a. Uraian sistem yang diusulkan

Pada tahap ini, Penulis menjelaskan sistem yang diusulkan berupa System Flowchart dan analisis kebutuhan yang menjelaskan fitur-fitur pada sistem yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna sistem yang secara lengkap dapat dibaca di subbab 4.2.2. b. Standart Operating Procedure ( SOP )

Penulis menggambarkan sistem yang akan dibuat berdasarkan analisis kebutuhan yang telah diuraikan pada sistem yang diusulkan, secara rinci dapat dibaca di subbab 4.2.2.

3.2.2 Desain Sistem

Pada tahap ini penulis melakukan proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda, struktur data, arsitektur perangkat lunak, Representasi (desain) interface dan detail desain prosedural. Adapun tahapan –tahapan yang akan dilakukan dalam membuat desain dalam sistem yang akan diusulkan sebagai berikut:

1. Desain Data : Mendesain konsep data pada sistem yang usulkan yakni dengan Conceptual Data Modelling (CDM) yang kemudian terapkan dengan menggunakan Physical Data Modelling (PDM). Adapun penjelasan secara lengkap tahapan ini dapan dibaca pada subbab 4.3.1.


(67)

49

2. Desain Arsitektur : pada tahap desain arsitektur ini penulis mengembangkan struktur program modular dan mempresentasikan hubungan kontrol antar modul yang diterapkan pada Data flow Diagram (DFD) dan spesifikasi proses. Adapun penjelasan secara lengkap tahapan ini dapan dibaca pada subbab 4.3.2.

3. Desain prosedural : penulis mendesain prosedur yang dilakukan dengan membuat urutan, kondisi dan pengulangan dari sebuah implementasi sistem. Yang digambarkan pada struktur menu, State Transition Diagram (STD). Adapun desain secara lengkap tahapan ini dapan dilihat pada Lampiran II.

4. Desain Interface : Mendesain tampilan muka internal dan eksternal program serta desain antarmuka manusia. Internal dan eksternal desain antarmuka yang berdasarkan informasi yang diperoleh dari analisis model. Desain Interface dibuat bentuk desain input dan output. Desain secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran III dan IV. 3.2.3 Kode

Pada tahap ini penulis menerjemahkan desain ke dalam bahasa mesin yang dapat dibaca, penulis menggunakan Arcview 3.3 sebagai tool untuk digitasi peta, AlovMap sebagai tool dalam menampilkan data-data spasial ke dalam aplikasi berbasis web, PHP versi 5.2.4 sebagai bahasa pemograman, MySQL Database version 5.0.45 yang digunakan sebagai basisdatanya, dan Apache Web Server version 2.2.6 sebagai web server yang digunakan, PHPMyAdmin versi 2.11.1 sebagai interface berbasis web yang dapat digunakan untuk mengadministrasi


(68)

MySQL, yang keseluruhannya tergabung dalam softrware aplikasi Xampp 1.6.4. Dalam mengkonfigurasi program GUI nya, penulis menggunakan Macromedia Dreamweaver MX sebagai pengolahan codingnya.

3.2.4 Tes

Pengujian Sistem yang yang penulis lakukan pada penelitian ini yakni pengujian dengan menggunakan black box yang berarti pengujian hanya dilakukan tanpa melihat kode program (source code) tetapi pengujian hanya dilakukan dengan program pengetesan (tester), pengujian dilakukan untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan dan apakah mengandung kesalahan atau tidak, yang di dokumentasikan dengan melakukan pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan yang dilakukan dari awal sampai selesai pembuatan sebuah progam suatu sistem. Pengujian dilakukan oleh Kasubbag Program Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon dan hasil Pengujian dapat dilihat pada subbab 4.5.

Ilustrasi metodologi penelitian yang akan dilakukan dalam pembuatan Sistem Informasi Spasial Potensi Perikanan berbasis web dapat di lihat pada Gambar 3.1 dibawah ini:


(69)

51

Gambar 3.1 Ilustrasi Metodologi Penelitian Sistem Informasi Spasial Potensi Perikanan Kabupaten Cirebon


(70)

52 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang dengan Propinsi Jawa Tengah. Dalam sektor pertanian, Kabupaten Cirebon merupakan salah satu daerah produsen beras yang terletak di jalur Pantura (Pantai Utara)

Letak daratannya memanjang dari Barat Laut ke Tenggara. Dilihat dari permukaan tanah/daratannya, dapat dibedakan menjadi dua bagian. Pertama daerah dataran rendah, yang umumnya terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa dan sebagian lagi termasuk pada daerah dataran tinggi.

Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon berada pada posisi 108°40’ sampai dengan 108°48’ Bujur Timur, dan 6° 30’ sampai dengan 7°00’ Lintang Selatan, yang dibatasi oleh :

a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Indramayu, b. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan wilayah Kabupaten Majalengka, c. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan, dan d. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kota Cirebon, dan


(71)

53

Wilayah Kecamatan yang terletak sepanjang jalur Pantai utara (Pantura) termasuk pada dataran rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0 sampai dengan 10 meter di atas permukaan laut (dpl), sedangkan wilayah kecamatan yang terletak di bagian selatan memiliki letak ketinggian antara 11-130 meter dpl.

Faktor iklim dan curah hujan di Kabupaten Cirebon dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang sebagian besar terdiri dari daerah pantai dan perbukitan, terutama daerah bagian utara, timur dan barat. Sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah perbukitan.

Jumlah curah hujan tertinggi dalam satu bulan selama tahun 2001 mencapai 782 mm, yang terjadi di stasiun hujan Cirebon selatan pada bulan Januari, dimana jumlah curah hujan selama satu tahun tertinggi berlokasi di stasiun hujan Lemah Abang yaitu sebesar 5.578 mm. Sedangkan jumlah hari hujan selama satu tahun 2001 terbanyak dialami oleh stasiun hujan Karang Sembung, yaitu sebanyak 120 hari hujan dimana jumlah hari hujan selama sebulan tertinggi terjadi di stasiun hujan Mundu pada bulan Januari sebanyak 24 hari.

Kabupaten Cirebon dilalui oleh 18 aliran sungai yang berhulu di bagian selatan. Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Cirebon yang tergolong besar antara lain sungai Cisanggarung, Ciwaringin, Cimanis, Cipager, Pekik dan Kalijaga. Pada umumnya sungai-sungai besar tersebut di atas dipergunakan untuk pengairan sawah disamping untuk keperluan mandi, cuci dan sebagai kakus umum.


(72)

4.1.1 Profil Dinas Kelautan dan Perikanan

Dinas Kelautan dan Perikanan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang pelaksanaannya dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 21 Tahun 2004 tentang pembentukan Dinas Kelautan dan Perikanan dan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 20 Tahun 2004 tentang organisasi dan Tata Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan (Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 35 Tahun 2004 seri D.18). Dalam PERDA tersebut menyatakan bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon adalah Lembaga Teknis Daerah berbentuk dinas, merupakan unsur penunjang pemerintah daerah di Bidang Kelautan dan Perikanan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah, sedangkan tugas pokok Dinas Kelautan dan Perikanan adalah :

“Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai Tugas Pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang Kelautan dan Perikanan”

Tugas Pokok Dinas Kelautan dan Perikanan dicantumkan dalam Pasal 4 Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2004 tentang Pembentukan Dinas Kelautan dan Perikanan, sebagai berikut:

a. Pengelolaan Urusan Ketatausahaan Dinas;

b. Perumusan Kebijakan Teknis Pembinaan dan Pengembangan di Bidang Kelautan dan Perikanan;


(73)

55

c. Perencanaan kegiatan pembinaan dalam rangka upaya peningkatan produksi perikanan;

d. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dalam rangka upaya peningkatan produksi perikanan;

e. Pelaksanaan kegiatan pembinaan usaha di Bidang Kelautan dan Perikanan;

f. Pelaksanaan kegiatan Pembinaan Eksplorasi dan Konservasi; g. Pemberian perizinan dan pelayanan umum di Bidang Kelautan

dan Perikanan;

h. Pembinaan dan Pengawasan terhadap Unit Pelaksanaan Teknis Dinas di bidang Kelautan dan Perikanan;

i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Bupati sesuai dengan kewenangannya.

Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya dengan menganalisis potensi/kekuatan/peluang, kendala dan tantangan dalam pembangunan Kelautan dan Perikanan serta memperhatikan lingkungan strategis dan kebijakan Pemerintah Daerah, maka Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon mempunyai VISI:

Kelautan dan Perikanan yang Maju, Tangguh, Lestari dan memberikan Kemakmuran”

Untuk mewujudkan VISI yang telah ditetapkan, maka Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon mempunyai MISI sebagai berikut:


(74)

1. Meningkatkan Pelayanan Prima Kepada Masyarakat

2. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Undang-undang Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi menyangkut kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan harus didukung melalui pelayanan yang baik dan professional oleh aparatur Dinas Kelautan dan Perikanan. Demikian juga hubungan dan mekanisme kerja antara eksekutif dan legislatif diarahkan untuk menciptakan kesatuan gerak dan langkah dalam suatu rantai kerja yang harmonis.

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dipahami bahwa kegiatan Kelautan dan Perikanan merupakan salah satu bagian dalam penyelenggaraan tugas dan kewenangan Kepala Daerah secara keseluruhan yang harus dilaksanakan secara optimal agar tercipta penyelenggaraan tugas pokok, fungsi dan peran dinas menuju terwujudnya sistem pemerintahan yang memiliki akuntabilitas yang tinggi. Dari sinilah akan muncul harapan terciptanya pemerintahan yang bersih.

4.1.2 Struktur Organisasi

Berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah Pusat dan Propinsi serta dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon nomor 20 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut:


(75)

57

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan, penetapan, memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok Dinas serta mengkordinasikan dan membina UPTD.

2. Bagian Tata Usaha

Penyelenggaraan Program Bagian Tata Usaha berpedoman pada Tugas Pokok Bagian Tata Usaha yaitu mengelola urusan administrasi umum dan menyusun perencanaan dan program dinas dan fungsi pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang dan jasa, penyusunan perencanaan dan program, pengelolaan, pengumpulan, penyusunan, penyajian data dan evaluasi serta pelaporan kegiatan dinas.

Bagian Tata Usaha, membawahi : a. Sub Bagian Umum

Pelaksanaan tugas Bagian Umum mencakup urusan surat-menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga dan perlengkapan.

b. Sub Bagian Program

Sub Bagian Program dalam melaksanakan kegiatannya diantaranya : merencanakan / memprogram kegiatan termasuk Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Peningkatan Sarana dan Prasarana


(76)

Aparatur, Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan (Penyusunan Data Statistik Perikanan), Program Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengedalian sumberdaya kelautan, pengembangan budidaya perikanan, program pengembangan perikanan tangkap dan program oprimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan.

3. Bidang Perikanan Budidaya

Kegiatan Bidang Perikanan Budidaya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi adalah mengelola sebagian tugas Dinas dibidang sumeber daya perikanan budidaya. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, bidang perikanan budidaya membawahi dua seksi, yaitu seksi budidaya laut, payau dan tawar dan seksi sarana dan prasarana budidaya.

a. Seksi Budidaya laut, Payau dan Tawar

Seksi Budidaya laut, Payau dan Tawar mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan budidaya ikan laut, payau dan tawar meliputi pelaksanaan pembinaan program intensifikasi dengan penyerapan teknologi anjuran budidaya laut payau dan tawar, pengembangan ekstensifikasi lahan areal bududaya, pelaksanaan diversifikasi usaha budidaya, pemanfaatan budidaya dan evaluasi dan pelaporan.


(77)

59

b. Seksi Sarana dan Prasarana Budidaya

Seksi Saran dan Prasaran Budidaya mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan sarana dan prasarana budidaya meliputi pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi sarana dan prasarana budidaya, pelaksanaan penyusunan perencanaan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana budidaya, pelaksanaan pemantauan sarana dan prasarana budidaya dan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan lingkup sarana dan prasarana budidaya.

4. Bidang Perikanan Tangkap

Penyelenggaraan program Bidang Perikanan Tangkap berpedoman pada Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Perikanan Tangkap. Tugas pokok tersebut yaitu mengelola sebagian tugas Dinas di bidang pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap, sedangkan fungsinya adalah pengelola inventarisasi dan identifikasi, perencanaan pembangunan sarana dan prasarana penangkapan serta pengelolaan pembinaan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap.

Bidang Perikanan Tangkap membawahi 2 (dua) seksi yaitu: a. Seksi Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan

Perikanan

Seksi Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas pokok melaksanakan


(78)

kegiatan pemanfaatan dan pembinaan optimalisasi penangkapan ikan, pembinaan teknologi anjuran pada usaha perikanan tangkap, diversifikasi usaha pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan, serta pemantauan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan.

b. Seksi Sarana dan Prasarana Penangkapan

Seksi Sarana dan Prasarana Penangkapan mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan bidang sarana dan prasarana pengangkapan dengan fungsi melaksanakan inventarisasi dan identifikasi, penyusunan perencanaan pembangunan dan pengembangan serta pemantauan sarana dan prasarana penangkapan.

5. Bidang Eksplorasi dan Konservasi:

Program kegiatan Bidang Eksplorasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yaitu penyelenggaraan Inventarisasi dan Identifikasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, Pembinaan Konservasi serta Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya.

Bidang Bidang Eksplorasi dan Konservasi membawahi 2 seksi yaitu:


(79)

61

a. Seksi Identifikasi dan Kaji Terap Teknologi

Program Seksi Identifikasi dan Kaji Terap Teknologi yaitu pemulihan Ekosistem Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dengan kegiatan Penebaran benih ikan di perairan umum, pengelolaan lingkungan pesisir berbasis pemberdayaan masyarakat dan pemulihan ekosistem sumberdaya kelautan dan perikanan di wilayah pesisir melalui penanaman mangrove dan kelapa.

b. Seksi Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Seksi Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan mempunyai kegiatan yaitu koordinasi dan operasional lintas sektoral, pembentukan dan pemantapan kelompok masyarakat pengawas dan sosialiasi di tingkat propinsi maupun pusat.

6. UPTD PPI

Unit Pelaksana Teknis Dinas Pangkalan Pendaratan Ikan (UPTD PPI) adalah unsur pelakasana operasional Dinas Kelautan dan Perikanan pada Pangkalan Pendaratan Ikan.


(80)

7. UPTD Laboratorium Perikanan

Unit Pelaksana Teknis Dinas Pangkalan Pendaratan Ikan (UPTD PPI) adalah unsur pelakasana operasional Dinas Kelautan dan Perikanan pada Laboratoroum Perikanan.

8. UPTD Benih Ikan

Unit Pelaksana Teknis Dinas Pangkalan Pendaratan Ikan (UPTD PPI) adalah unsur pelakasana operasional Dinas Kelautan dan Perikanan pada urusan benih ikan.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsioanal mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis tertentu berdasarkan keahlian dan keterampilan. Jabatan Fungsional dipimpin oleh pejabat fungsional senior yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana terdiri dari sejumlah Pegawai Negri Sipil dalam jenjang fungsioanal berdasarkan bidang keahlian dan keterampilan tertentu.

4.1.3 Kedudukan

Dinas Kelautan dan Perikanan Merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di Bidang Kelautan dan Perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.


(81)

63

4.1.4 TugasPokok

Dinas Mempunyai Tugas pokok membantu Bupati dalam hal melaksanakan tugas kewenangan dibidang Kelautan dan Perikanan

4.1.5 Fungsi

1. Untuk Melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai fungsi sebagai:

2. Pengolahan urusan ketatausahaan dinas.

3. Perumusan Kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan dibidang Kelautan dan Perikanan

4. Perencanaan program kegiatan pembinaan dalam rangka upaya peningkatan produksi perikanan.

5. Pelaksanaan kegiatan Pembinaan eksplorasi dan konservasi. 6. Pemberian perizinan dan pelayanan umum di bidang Kelautan

dan Perikanan.

7. Pembinaan dan Pengawasan terhadap unit Pelaksana Teknis dinas di bidang Kelautan dan Perikanan.

8. Pelaksanaan Fungsi lain yang diberikan Bupati sesuai dengan kewenangannya.


(82)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009).

4.2 Analisis Sistem

Pada tahap ini penulis melakukan analisa baik terhadap sistem yang sedang berjalan dan juga analisa terhadap sistem yang diusulkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon.

Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan pada tahap analisis adalah sebagai berikut:


(83)

65

4.2.1 Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan

Pada analisa sistem yang sedang berjalan penulis menguraikan dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Uraian Sistem Yang Sedang Berjalan

Tahapan proses sistem potensi perikanan Kabupaten Cirebon yang sedang berjalan dapat dilihat pada gambar bagan alir dokumen (document flowchart) sebagai berikut :


(84)

Berdasarkan gambar aliran data diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Proses sistem potensi perikanan kabupaten Cirebon dimulai dengan proses melihat daftar lokasi perikanan kabupaten Cirebon. Semua tempat atau lokasi perikanan di data untuk memetakan potensi perikanan masing-masing tempat.

2. Proses selanjutnya yaitu dari masing-masing tempat yang telah didata kemudian dilakukan pengelompokan dan pemilihan ketogori tempat yang berpotensi untuk perikanan kabupaten Cirebon.

3. Data lokasi perikanan yang telah dibuat kemudian di kumpulkan menjadi satu berdasarkan lokasi kecamatan dan desa.

4. Daftar lokasi perikanan diberikan kepada pihak kecamatan. Pihak kecamatan memisahkan daftar lokasi berdasarkan desa yang menjadi wilayah kecamatan tersebut.

5. Daftar didistribusikan ketingkat yang lebih bawah yaitu desa. Desa menyeberluaskan informasi potensi perikanan kepada masyarakat umum.


(85)

67

b. Kelemahanan Sistem Yang Sedang Berjalan

Berdasarkan aliran data yang taleh diuraikan maka dapat disimpulkan beberpa kelemahan pada sistem yang sedang diterapkan yaitu :

1. Masih manualnya pengolahan data-data tentang sistem pengelolaan potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon. Pengolahan data manual rantan terjadi kehilangan karena kesalahan manusia atau bencana.

2. Adanya kesulitan dalam mencari data-data atau informasi tentang potensi perikanan dan kelautan kabupaten Cirebon. Informasi yang ada kadang tidak sesuai dan belum dikelola dengan baik.

3. Belum adanya sistem terpadu tentang rencana jangka pendek dan panjang terhadap potensi perikanan dan kelautan secara geografi kabupaten Cirebon.

4. Pengembangan potensi perikanan belum optimal karena data yang ada tidak semuanya terkumpul dan sesuai dengan keadaan saat ini.

5. Informasi yang sampai ke masyarakat masih manual dan seringkali tidak sampai ke masyarakat yang membutuhkan lokasi potensi perikanan untuk meningkatkan ekonomi mereka.


(1)

6.

Berita


(2)

B.

Desain Output Admin

1.

Home


(3)

xxx xxxxx xxx Aksi

x xxxx xxxxxxx Edit

x xxxx xxxxxxx edit

3.

Data Tabular


(4)

Xxxxxx :

Xxxxxx :

Edit

Xxxxxx :

xxxxxx :

Xxxx xxxxxx XXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXX

xxxxxxx

5.

Edit Data Tabel

6.

Grafik


(5)

8.

Tambah Berita


(6)