13
2 Pasar Sekunder Setelah sekuritas emiten dijual dipasar perdana, selanjutnya sekuritas
bisa diperjualbelikan oleh dan antar investor dipasar sekunder. Pasar sekunder biasanya dimanfaatkan untuk perdagangan saham biasa,
saham preferen, obligasi, waran maupun sekuritas derivatif.
2.1.2 Investasi
Menurut Tandelilin 2001:3 investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Tingkat keuntungan investasi dalam saham di pasar modal sangat ditentukan oleh
harga saham yang bersangkutan. Oleh karena itu untuk memprediksi return yang akan diterima pemodal harus mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi harga saham. Pada dasarnya, tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi
oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan. Hal ini berkaitan dengan analisis sekuritas yang umumnya
dilakukan investor sebelum membeli atau menjual saham. Menurut Husnan 2001:315 untuk menganalisis dan menyeleksi harga saham terdapat dua
pendekatan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
1 Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan alat analisis yang disusun berdasarkan atas data-data histories perusahaan yaitu data-data yang telah lewat yaitu
berupa laporan keuangan. Analisis ini sering disebut dengan company
Universitas Sumatera Utara
14
analysis Ang, 1997 dalam Husnan, 2001:348. Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan yang kuat
yang disebut nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan
prospeknya dimasa yang akan datang.
2 Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham kondisi pasar dengan mengamati perubahan harga saham tesebut kondisi
pasar diwaktu yang lalu Husnan, 2001:349. Analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti harga saham, indeks
harga saham baik individual maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknik.
2.1.3 Laporan Keuangan
2.1.3.1 Pengertian laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka- angka yang tertulis diatasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-
aset nyata yang berada di balik angka tersebut Brigham, 2010:84. Menurut Munawir 2007:2 Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
15
Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, dimana setiap transaksi diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian
rupa sehingga laporan akhirpun disajikan. Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Fahmi 2006:16 menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah
neraca dan perhitungan laba laporan perubahan posisi keuangan misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan, dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggung jawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
2.1.3.2 Arus Kas
Laporan Arus kas menurut Brealey, et al 2007:64 adalah laporan keuangan yang memperlihatkan penerimaan kas dan pembayaran kas
perusahaan selama suatu periode waktu. Laporan arus kas menurut Brigham 2010:98 adalah laporan yang melaporkan dampak aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan suatu perusahaan pada arus kas sepanjang periode akuntansi. Laporan arus kas menyediakan informasi
yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi, mempertahankan dan memperluas kapasitas operasinya,
memenuhi kewajiban keuangannya dan membayar dividen.
Universitas Sumatera Utara
16
Sedangkan menurut Greuning 2005:43 laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan arus kas selama periode pelaporan, yang di
klasifikasikan menjadi aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Sementara Arus Kas merupakan arus masuk dan arus keluar
atas kas dan setara kas Greuning, 2005:44 Laporan Arus Kas terdiri dari tiga komponen yaitu:
a Arus Kas Operasi
Arus Kas Operasi menurut Brigham 2010:98 meliputi laba bersih, penyusutan, dan perubahan dalam modal kerja selain kas dan utang jangka
pendek. Aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain selain aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan Greuning, 2005:44. Terdapat dua metode alternatif pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dalam laporan arus kas. Kedua
metode tersebut adalah: 1. Metode langsung
Metode ini melaporkan sumber kas operasi dan penggunaan kas operasi. Sumber utama kas operasi adalah kas yang diterima dari para
pelanggan. Sedangkan penggunaan utama dari kas operasi meliputi kas yang dibayarkan kepada pemasok atas barang dan jasa serta kas
yang dibayarkan kepada pegawai sebagai upah. Perbedaan antara penerimaan kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi merupakan
arus kas bersih dari aktivitas operasi.
Universitas Sumatera Utara
17
2. Metode tidak langsung Metode ini melaporkan arus kas operasi yang dimulai dengan laba
bersih dan kemudian disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak melibatkan penerimaan atau pembayaran kas. Dengan kata lain,
laba bersih akrual disesuaikan dengan menentukan jumlah bersih arus kas dari aktivitas.
b Arus Kas Investasi
Arus Kas Investasi menurut Brigham 2010:98 meliputi pembelian atau penjualan aset tetap. Ginting 2012 Arus Kas Investasi merupakan
arus kas yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkkan pendapatan dan
arus kas masa depan dan melibatkan aset jangka panjang. Aktivitas investasi merupakan perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang dan
investasi selain investasi setara kas Greuning, 2005:44.
c Arus Kas Pendanaan
Arus Kas Pendanaan menurut Brigham 2010:98 meliputi penerimaan kas melalui penerbitan hutang jangka pendek, hutang jangka
panjang, saham, menggunakan kas untuk membayar deviden, membeli kembali saham atau obligasi yang beredar. Greuning 2005:44
menyatakan bahwa Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan ukuran dan komposisi modal ekuitas dan
pinjaman perusahaan. Naimah 2000 dalam Ginting 2012 mengatakan bahwa Arus Kas Pendanaan merupakan arus kas yang diperoleh karena
Universitas Sumatera Utara
18
adanya kegiatan peminjaman dan pembayaran hutang, perolehan sumber daya dari pemilik perusahaan, serta pemberian imbalan atas investasi bagi
pemilik perusahaan
2.1.4 Analisis Laporan Keuangan
2.1.4.1 Analisis Rasio Keuangan
Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca akan diketahui atau diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan
analisa terhadap laporan laba rugi akan memperoleh gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Laporan
keuangan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan suatu
perusahaan beserta hasil-hasil yang telah dicapai. Laporan keuangan tersebut selanjutnya dapat dianalisis guna mendukung keputusan
manajemen. Salah satu alat untuk analisis laporan keuangan adalah dengan
analisis rasio yang digunakan untuk mengetahui keadaan dan kecenderungan serta mengukur kinerja manajemen. Melalui analisis rasio
dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk menilai kinerja manajemen apakah telah mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan mengetahui sejak
dini kecenderungan atau trend atas prestasi manajemen sehingga dapat dilakukan antisipasi lebih dini.
Universitas Sumatera Utara
19
Brigham 2010:134 membagi rasio keuangan menjadi 5 bagian yaitu:
1 Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. Rasio Likuiditas yang sering di bahas terdiri dari 2 yaitu Rasio Lancar
Current Ratio dan Rasio Cepat Quick Ratio. 2 Rasio Manajemen Aset
Rasio Manajemen Aset yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan mengukur asetnya. Rasio ini terbagi atas Rasio
perputaran persediaan, Jumlah hari penjualan belum tertagih, Rasio perputaran aset tetap, dan Rasio perputaran total aset.
3 Rasio Manajemen Hutang Rasio manajemen hutang Leverage adalah rasio yang mengukur
sampai sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui hutang. Rasio ini terdiri dari Rasio Utang Debt Ratio, Rasio kelipatan
pembayaran bunga,dan Rasio Cakupan EBITDA. 4 Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada
hasil operasi. Rasio profitabilitas terdiri dari Margin laba atas penjualan, Pengembalian atas total aset, Rasio kemampuan dasar untuk
menghasilkan laba, dan Pengembalian ekuitas biasa.
Universitas Sumatera Utara
20
5 Rasio Nilai Pasar Rasio Nilai Pasar merupakan sekumpulan rasio yang menghubungkan
harga saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku persahamnya. Rasio ini terdiri dari Rasio hargalaba, Rasio hargaarus
kas, dan Rasio nilai pasarnilai buku.
2.1.4.2 Leverage
Bagi Investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan, yaitu
rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. Ketiga rasio ini secara umum selalu menjadi perhatian investor karena secara dasar dianggap
sudah merepresentatifkan analisis awal tentang kondisi suatu perusahaan. Rasio solvabilitas atau Leverage merupakan rasio yang
menunjukkan bagaimana perusahaan mampu untuk mengelola hutangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi
kembali hutangnya. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban dalam jangka panjang.
Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibanding total asetnya. Namun bukan berarti
perusahaan yang tidak solvabel namun likuid tidak bisa menjalankan aktivitasnya. Karena dengan kemampuan likuiditas yang dimiliki sangat
memungkinkan perusahaan tersebut untuk bisa mengembalikan hutangnya dengan cepat dan tepat.
Universitas Sumatera Utara
21
Menurut Sugiarto 2009:102 Leverage memiliki koefisien negatif signifikan yang menyatakan hubungan negatif antara penggunaan leverage
dengan harga saham. Penggunaan leverage yang tinggi direspon pasar dengan penurunan harga saham. Penurunan harga saham akan
mengakibatkan menurunnya return saham perusahaan. Jenis leverage terbagi menjadi dua yaitu leverage operasi
operating leverage dan leverage keuangan financial leverage: 1. Leverage Operasi Operating Leverage merupakan ukuran bagi risiko
operasi yang dapat diketahui dari biaya tetap untuk kegiatan operasi dan dapat dilihat melalui laporan laba rugi. Operating Leverage timbul
karena adanya biaya operasi tetap yang digunakan dalam perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Biaya operasi tetap tidak berubah
dengan adanya perubahan penjualan, maka operating leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan di dalam menggunakan
biaya operasi tetap untuk memperbesar pengaruh dari perubahan penjualan terhadap laba sebelum bunga dan pajak.
2. Leverage Keuangan Financial Leverage merupakan ukuran bagi risiko keuangan dan dapat diketahui dari biaya tetap dari dana utang
yang digunakan. Jika financial leverage tinggi maka akan menyebabkan risiko keuangan yang tinggi juga sehingga biaya modal juga tinggi.
Financial Leverage merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Jika perusahaan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
22
hutang semakin banyak, maka semakin besar beban tetap berupa bunga dan angsuran pokok pinjaman yang harus dibayar.
Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur leverage perusahaan yaitu dengan menggunakan Debt to Equity Ratio. Rasio utang
terhadap total ekuitas Debt to Equity Ratio diperoleh dari membagi total hutang perusahaan dengan total ekuitasnya. Rasio ini menggambarkan
mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dan modal yang berasal dari ekuitas. Jika rasio ini
semakin besar, menunjukkan bahwa struktur modal yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada.
Menurut Indra 2006:90 Debt to Equity Ratio DER yang semakin besar akan mengakibatkan risiko financial perusahaan yang
semakin tinggi. Penggunaan hutang yang semakin besar akan mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar
hutang. Investor biasanya selalu menghindari risiko, maka semakin tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari
investor, sehingga harga saham akan semakin rendah.
2.1.5 Ukuran Perusahaan Size
2.1.5.1 Pengertian Perusahaan
Perusahaan menurut Griffin dan Ebert 2006:110 adalah bisnis yang secara hukum dianggap sebagai satu entitas yang terpisah dari
pemilik-pemiliknya dan bertanggung jawab atas hutang-hutangnya sendiri. Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
23
Penetapan tujuan yang benar akan sangat berpengaruh pada proses pencapaian tujuan dan pengukuran kinerja nantinya. Kesalahan
menentukan tujuan akan berakibat pada kesalahan strategi yang diambil. Perusahaan adalah suatu organisasi yang menggabungkan dan
mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan atau jasa untuk dijual Salvatore, 2005:8.
2.1.5.2 Ukuran Perusahaan Size
Ukuran perusahaan menurut Ibrahim 2008:19 merupakan suatu skala pengklasifikasian besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara
antara lain dengan total aktiva, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain- lain. Menurut Jaelani 2001 dalam Adiwiratama 2012:8 ukuran
perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari besar
kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperoleh.
Perusahaan yang besar memiliki aktiva yang besar pula dan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba
yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Selain itu, juga dapat memberikan kepastian untuk prospek masa depan perusahaan bagi
investor dalam memprediksi risiko yang akan terjadi jika berinvestasi. Ismail 2004 dalam Adiwiratama 2012:9 menyatakan bahwa
besar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang
Universitas Sumatera Utara
24
dihadapi perusahaan berkaitan dengan operasinya. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar lebih menganekaragamkan risiko dalam
menjalankan usahanya untuk memperoleh keuntungan investasi yang maksimal.
2.1.6 Return Saham
Menurut Ang dalam Solechan 2009 konsep return kembalian adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang
dilakukannya. Return saham merupakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya diperusahaan tertentu.
Tandelilin 2001:48 menyebutkan bahwa sumber return saham terdiri dari dua komponen utama yaitu yield dan capital gain loss. Yield
merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita membeli saham
maka yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh. Sedangkan capital gain loss adalah kenaikan penurunan harga suatu surat berharga
yang bisa memberikan keuntungan kerugian bagi investor. Investor akan mempertimbangkan tingkat imbalan yang diharapkannya
expected return dimasa yang akan datang untuk suatu investasi yang dilakukannya saat ini. Imbal hasil yang direalisasikannya belum tentu sesuai
dengan yang diharapkannya, ketidakpastian ini disebut risiko. Return saham dapat dihitung menggunakan rumus :
Universitas Sumatera Utara
25
Return yang tinggi menunjukkan saham memiliki tingkat keuntungan yang tinggi pula, sehingga investor dapat menggunakannya sebagai patokan
kapan saat yang tepat untuk berinvestasi dengan melakukan pembelian saham atau menunda investasi agar tidak mengalami kerugian.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan return saham adalah sebagai berikut:
1. Acheampong, et al 2014 dalam penelitiannya yang berjudul The Effect of Financial Leverage and Merket Size on Stock Returns on the Ghana
stock Exchange: Evidence from Selected Stocks in the Manufacturing Sector. Periode waktu yang digunakan adalah 2006-2010 dengan
menghasilkan kesimpulan bahwa Financial Leverage berpengaruh negatif terhadap return saham dan Market Size berpengaruh positif
terhadap return saham. 2. Fransiska 2013 dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Laporan Arus
Kas, Laba Kotor, Ukuran Perusahaan, DER terhadap Return Saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Food and Beverages yang