3.3. Prosedur Pembuatan Sampel
3.3.1 Pengeringan
Limbah padat industri pulp yang diperoleh dari PT TPl Porsea berupa dreg dan girt terlebih dulu dikeringkan, agar bentuk padatan limbah ini mudah dipecah
digiling atau dijadikan serbuk. Limbah padat pulp dreg ditunjukkan pada Gambar 3.2 dan Limbah padat pulp grit ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.2. Dreg
Gambar 3.3. Grit
3.3.2 Penggilingan
Dreg dan grit yang sudah kering kemudian dipecah digiling dengan
menggunakan alat atau mesin penggiling untuk menghasilkan butiran halus .
Universitas Sumatera Utara
3.3.3 Pengayakan
Dreg, dan grit yang sudah digiling diayak dengan menggunakan alat ayakan Jenis Retsch Test Sieve A Smell 150 micron, untuk memisahkan butiran kasar dan
halus dari hasil gilingan. Kemudian butiran halus ini lah yang akan digunakan untuk pembuatan sampel batako. Hasil ayakan dreg dan grit dengan ukuran 100 mesh,
ditunjukkan pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.
Gambar. 3.4. serbuk halus Grit
Gambar. 3.5. serbuk halus Dreg
3.3.4 Penimbangan
Semua bahan ditimbang dengan menggunakan neraca analitik dapat dilihat pada lampiran. Komposisi pasir dan limbah padat berupa dreg dan grit ditimbang
dengan variasi berbeda-beda dari komposisi 1 sampai dengan komposisi 6. Pada Komposisi 1, 5 dreg, 15 grit, Bottom Ash 10 dan 50 pasir, komposisi 2, 10
Universitas Sumatera Utara
dreg, 20 grit, Bottom Ash 10 dan 40 pasir begitu seterusnya sampai dengan komposisi 6. Begitu juga semen ditimbang 20 untuk semua sampel .
3.3.5 Pencampuran
Bahan – bahan yang telah ditimbang, dilakukan pencampuran dengan komposisi yang telah divariasikan, kemudian diaduk, dengan tujuan agar bahan yang
telah dicampur menjadi merata dengan bahan lain. Setelah bahan ini sudah tercampur rata, ditambahkan air untuk merekatkan bahan supaya saling mengikat. Penambahan
air disini sangatlah berpengaruh pada proses pencetakan sampel karena apabila kelebihan air maka akan mengakibatkan kerusakan pada batako tersebut.
3.3.6 Pencetakan