Antagonis Adhesion Molekul Intraseluler Antagonis reseptor NMDA N-Methyl –D-Aspartate Antagonis Receptor

2.9.6 Antagonis Adhesion Molekul Intraseluler

Pada Citicoline secara alamiah ditemukan senyawa endogen yang dilaporkan dapat memberi efek neuroprotektif setelah iskemik otak. Obat ini terlihat tergantung dosis pada hewan percobaan. Pada dosis lebih tinggi citicoline dapat mengurangi edema dan kerusakan sawar darah otak. Efek ini diobservasi pada kasus cedera dan noncedera. Walaupun citicoline tidak memperlihatkan efek yang signifikan pada percobaan klinis stroke phase IIIII harapan ke depan pada cedera otak akibat trauma masih ada Hatton.J., 2001.

2.9.7 Antagonis reseptor NMDA N-Methyl –D-Aspartate

Fokus besar penelitian neuroprotektif ditargetkan pada reseptor NMDA. Pada keadaan normal kompleks reseptor NMDA terlibat dalam proses belajar dan memori. Dengan menghambat proses transduksi sinyal dalam neuron, antagonis NMDA bisa menginduksi halusinasi, phisikosis, dan efek samping CNS lainya pada pasien sadar. Kompetitif antagonis NMDA memunyai affinitas yang tinggi terhadap reseptor glutamate. Secara teoritis obat ini jika diberikan dalam konsentrasi yang cukup, akan menghambat glutamat dari ikatan pada reseptornya dan mencegah pembukaan NMDA channel. Saat ini target baru bentuk modulasi efek glutamat pada reseptor NMDA telah diidentifikasi. Penelitian sekarang menghubungkan usaha untuk mengurangi akumulasi glutamat selama iskemik dengan menghambat kunci enzyme intraseluler, N-acetylated alpha-linked acidic dipeptidase NAALADase. Pendekatan ini potensial menguntungkan secara selektif pada tempat di mana glutamat diproduksi berlebihan dari pada keseluruhan otak. Ini bisa diusulkan perbaikan yang substansial dalam profile yang aman modulator glutamat dan tergantung pada bukti lanjut keefektifan setiap penelitian kedepan yang sempurna Hatton.J., 2001.

2.9.8 Antagonis Receptor

α-Amino-3-Hydroxy-5-Methyl-4- Isoxazolepropionate AMPA Perkembangan dari antagonis reseptor AMPA baru dimulai. Talampenel LY 300164 adalah antagonis selektif nonkompetitif reseptor AMPA dengan spektrum luas dan beraktifitas sebagai antikejang. Obat ini memperlihatkan efek anti kejang yang Universitas Sumatera Utara sangat baik pada hewan percobaan dan berpotensial sebagi neuroprotektif setelah cedera otak. Obat ini diabsorbsi dengan pemberian oral dan berinteraksi dengan beberapa obat lain yang dimetabolisme oleh Cytocrome P450 CYP 3 A isoenzyme. Percobaan klinis obat ini pada cedera otak belum dimulai Hatton.J., 2001.

2.9.9 Magnesium Sulfate