POTENSI EKONOMI TINJAUAN PUSTAKA

29 aktivitas pada tanah.Dengan demikian, tanah yang semula keras dan sulit ditembus air maupun udara, kini dapat menjadi gembur akibat aktivitas mikroorganisme.Struktur tanah yang gembur amat baik bagi tanaman. d. Menambah kemampuan tanah untuk menahan air Tanah yang bercampur dengan bahan organik seperti kompos mempunyai pori-pori dengan daya rekat yang lebih baik sehingga mampu mengikat serta menahan ketersediaan air di dalam tanah.Kompos dapat menahan erosi secara langsung. Hujan yang turun deras mengenai permukaan tanah akan mengikis tanah sehingga unsur hara terangkut habis oleh air hujan. Dengan adanya kompos, tanah terlapisi secara fisik sehingga tidak mudah terkikis dan akar tanaman terlindungi. Kemampuan tanah untuk menahan air ini water holding capacity berhubungan erat dengan besarnya kadar air dalam gundukan kompos 2. Aspek Ekonomi a. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah b. Mengurangi volumeukuran limbah c. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya d. Proses pengomposan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah. 3. Aspek Lingkungan a. Membantu meringankan beban pengelolaan sampah b. Tidak menimbulkan masalah lingkungan. Penggunaan pupuk kimia ternyata berpengaruh buruk, tidak hanya meracuni tanah dan air saja, tetapi juga meracuni produk yang dihasilkan. Sebagai contoh, pupuk urea terbuat dari senyawa hidrokarbon yang juga digunakan untuk kendaraan bermotor. Senyawa ini akan berubah jadi Nitrit. Senyawa inilah yang kemudian menimbulkan efek jangka panjang berupa kanker atau keracunan langsung [35].

2.8 POTENSI EKONOMI

Penelitian kompos ini dapat diterapkan dalam skala home industry ataupun dalam skala pabrik. Namun pada potensi ekonomi ini akan dihitung pada skala home industry dengan pengolahan TKKS sebanyak 1.500 kghari. Dimana bahan baku TKKS yang Universitas Sumatera Utara 30 digunakan berasal dari PKS Sei Mangke PTPN III dan POA yang berasal dari plant biogas LP2M Biogas USU, serta lokasi pembuatan kompos dilakukan pada LP2M USU. Rincian biaya ditunjukan dalam tabel 2.14 berikut Tabel 2.14 Rincian Biaya Pembuatan Kompos No Jenis Biaya Jumlah Satuan Harga Rp Biaya Rp 1 TKKS 1500 Kg 200 300.000 2 Transportasi 1500 Kg 333 500.000 3 Pekerja 2 Orang Harian 50.000 100.000 Total 900.000 Dari rincian biaya pembuatan kompos diatas, maka total biaya pembuatan kompos kghari adalah : Rp. 900.000 1.500 kg = Rp 600 kg Dari pengolahan 1 kg TKKS menghasilkan ± 0,8 kg kompos, sehingga dari pengolahan 1.500 kg TKKS akan menghasilkan kompos sebanyak 1.500 kg x 0,8 = 1.200 kghari Harga 1 kg kompos TKKS yang dijual dipasaran adalah Rp 1.000kg [36], maka dapat dihitung besar harga penjualan adalah sebagai berikut: 1.200 kg x Rp. 1.000 = Rp. 1.200.000 Sehingga keuntungan yang didapat perharinya adalah : Harga total penjualan Rp. 1.200.000 Biaya operasi Rp. 900.000 Rp. 300.000 Maka total keuntungan penjualan kompos perhari adalah Rp. 300.000 Universitas Sumatera Utara 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Pilot Plant Pembangkit Listrik Tenaga Biogas, Pusdiklat LPPM, Universitas Sumatera Utara USU, Medan.

3.2. BAHAN DAN PERALATAN PENELITIAN

3.2.1 Bahan Penelitian

1. Sampel TKKS dari PKS Sei Mangkei 2. Sampel POA Effluent biogas hasil pengolahan LCPKS dari Pilot Plant Pembangkit Listrik Tenaga Biogas, Pusdiklat LPPM, USU, Medan

3.2.2 Peralatan Penelitian

1. Termometer digital 2. pH meter digital 3. Shaker 4. Tabung plastik botol kocok 5. Neraca analitis 6. Beaker glass 7. Komposter 8. Timbangan 9. Oven 10. Desikator 11. Cawan 12. Kertas Saring 13. Electrical Conductivity meter

3.3 PROSEDUR PENELITIAN

3.3.1 Proses Pengomposan

1. Komposter kosong disiapkan. • Komposter I, tanpa lubang asupan udara 0 cm 2 44.314,29 cm 2 . Universitas Sumatera Utara