Strategi Peningkatan Produksi Kopi Arabika

5. Perkembangan produksi di daerah lain. Perkembangan kopi Arabika di daerah lain seperi di Aceh, Toraja, pulau Jawa, dan daerah lain cukup pesat. Hal ini menjadi ancaman bagi usahatani kopi Arabika.

5.4. Strategi Peningkatan Produksi Kopi Arabika

Strategi adalah perencanaan, arah dan pengelolaan untuk mencapai suatu tujuan. Strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi dengan tantangan lingkungan. Strategi dirancang untuk mengetahui apakah tujuan utama dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat. Tahap Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data adalah kegiatan pengumpulan data dan pengklasifikasian serta pra analisis. Pada tahap ini data akan dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Model yang dapat digunakan dalam tahap ini adalah: - Matriks faktor strategi internal - Matriks faktor strategi eksternal Universitas Sumatera Utara Matriks Faktor Strategi Internal Tabel. 5.5. Matriks Faktor Strategi Internal Faktor dan Elemen Strategi Internal Rating Bobot Skoring Rating x Bobot Kekuatan: • Tersedianya lahan dan agroklimat yang sesuai. • Petani setempat berpengalaman dalam membudidayakan kopi Arabika • Buahbiji kopi mudah untuk diuangkan • Produksi dan kualitas Arabika lebih baik dari Robusta. • Arabika lebih tahan penyakit dan serangan hama 3 3 4 3 2 9 9 15 9 8 27 27 60 27 16 Kelemahan: • Hanya tumbuh baik pada ketinggian 1000 mdpl • Biaya produksi tinggi • Luas lahan rata-rata masih sempit • Masa produktifnya singkat • Kekurangan modal -3 -4 -3 -3 -4 8 13 8 8 13 -24 -52 -24 -24 -52 Sumber: data diolah dari lampiran 4 dan 5 Universitas Sumatera Utara Matriks Faktor Strategi Eksternal Tabel 5.6. Matriks Faktor Strategi Eksternal Faktor dan Elemen Strategi Eksternal Rating Bobot Skoring Rating x Bobot Peluang: • Adanya pabrik yang membeli Arabika dalam bentuk buah • Harga cenderung meningkat dan tinggi. • Permintaan luar negeri tinggi • Beragamnya produk dari bahan dasar kopi • Permintaan kopi Robusta terus menurun 3 4 2 3 3 10 13 7 10 10 30 52 14 30 30 Ancaman: • Kenaikan harga pupuk • Serangan hama penyakit • Penyimpangan iklim • Kelangkaan tenaga kerja • Perkembangan produksi di daerah lain -3 -2 -3 -3 -2 12 7 12 12 7 -36 -14 -36 -36 -14 Sumber: Data diolah dari lampiran 6,dan 7 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Gabungan Matrik Faktor Strategi Internal-Eksternal Usahatani Kopi Arabika Faktor dan Elemen Strategi Internal Rating Bobot SkoringRating x Bobot Kekuatan: • Tersedianya lahan dan agroklimat yang sesuai. • Petani setempat berpengalaman dalam membudidayakan kopi Arabika • Buahbiji kopi mudah untuk diuangkan • Produksi dan kualitas Arabika lebih baik dari Robusta. • Arabika lebih tahan penyakit dan serangan hama 3 3 4 3 2 9 9 15 9 8 27 27 60 27 16 Total skor kekuatan: 50 157 Kelemahan: • Hanya tumbuh baik pada ketinggian 1000 mdpl • Biaya produksi tinggi • Luas lahan rata-rata masih sempit • Masa produktifnya singkat • Kekurangan modal -3 -4 -3 -3 -4 8 13 8 8 13 -24 -52 -24 -24 -52 Total skor kelemahan: 50 -176 Selisih kekuatan-kelemahan -19 Peluang: • Adanya pabrik yang membeli Arabika dalam bentuk buah • Harga cenderung meningkat dan tinggi. • Permintaan luar negeri tinggi • Beragamnya produk dari bahan dasar kopi • Permintaan kopi Robusta terus menurun 3 4 2 3 3 10 13 7 10 10 30 52 14 30 30 Total skor peluang: 50 156 Ancaman: • Kenaikan harga pupuk • Serangan hama penyakit • Penyimpangan iklim • Kelangkaan tenaga kerja • Perkembangan produksi di daerah lain -3 -2 -3 -3 -2 12 7 12 12 7 -36 -14 -36 -36 -14 Total skor ancaman: 50 -136 Selisih peluang-ancaman 20 Sumber: Data diolah dari lampiran 5,6, dan 7 Universitas Sumatera Utara Setelah melakukan perhitungan bobot dari masing-masing faktor internal maupun eksternal kemudian dianalisis dengan menggunakan matrik posisi. Matrik ini digunakan untuk melihat posisi strategi peningkatan produksi kopi Arabika di daerah penelitian. Berdasarkan Tabel... diperoleh nilai X 0 yaitu -19, dan nilai Y 0 yaitu 20. Posisi titik kordinatnya dapat dilihat pada kordinat Cartesius berikut ini. Y+ Kuadran III Kuadran I Strategi Turn-around 20 Strategi agresif -19 X- X+ Kuadran IV Kuadran II Strategi Defensif Strategi Diversifikasi Y- Gambar 3. Matriks Posisi SWOT Usahatani Kopi Arabika Dari hasil hasil matriks internal-eksternal yang diperoleh dari nilai total skor pembobotan pada usaha peningkatan pendapatan petani kelapa sawit oleh petani di daerah penelitian adalah untuk faktor internal, bernilai -19 yang artinya nilai ini EKSTERNAL FAKTOR I N T E R N A L F A K T O R Universitas Sumatera Utara merupakan selisih antara kekuatan dan kelemahan dimana kekuatan lebih kecil dibandingkan dengan kelemahan. Untuk faktor eksternal, bernilai 20 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara peluang dan ancaman dimana ternyata nilai peluang lebih besar daripada ancaman. Hasil ini menunjukkan bagaimana usahatani tersebut memperoleh strategi lebih detail dan mengetahui reaksi besar kecilnya usaha peningkatan produksi produksi kopi Arabika, maka usaha peningkatan produksi ini berada pada daerah III Strategi Turn-around. Situasi pada daerah III kurang menguntungkan. Petani memiliki peluang yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan, namun usahatani ini juga memiliki beberapa kelemahan yang lebih dominan dari kekuatannya. Oleh karena itu, kelemahan-kelemahan tersebut harus dikurangi dengan beberapa strategi yang tepat. Strategi turn-around ini lebih fokus kepada strategi WO Weakness-Opportunities, yaitu dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Universitas Sumatera Utara Tahap Analisis Data Matriks SWOT INTERNAL EKSTERNAL STRENGTHS S • Tersedianya lahan dan agroklimat yang sesuai. • Petani setempat berpengalaman dalam membudidayakan kopi Arabika • Buahbiji kopi mudah untuk diuangkan • Produksi dan kualitas Arabika lebih baik dari Robusta. • Arabika lebih tahan penyakit dan serangan hama WEAKNESSES W • Hanya tumbuh baik pada ketinggian 1000 mdpl • Biaya produksi tinggi • Luas lahan rata- rata masih sempit • Masa produktifnya singkat • Kekurangan modal OPPORTUNITIES O • Adanya pabrik yang membeli Arabika dalam bentuk buah • Harga cenderung meningkat dan tinggi. • Permintaan luar negeri tinggi • Beragamnya produk dari bahan dasar kopi • Permintaan kopi Robusta terus menurun STRATEGI SO 1 Menjual kopi dalam bentuk buah cerri jika umur kopi sudah tua dan jika petani tidak memiliki cukup waktu untuk mengolahnya menjadi biji kopi S1,S2,O1 2 Meningkatkan produksi dan luas areal tanam untuk investasi di masa depan dan meningkatkan pendapatan dari harga kopi Arabika yang cenderung tinggi S2,S3,O2,O3. 3 Mengganti tanaman kopi Robusta dengan kopi Arabika S4,S5, O5. STRATEGI WO 1 Menanam bibit unggul yang lebih cepat berbuah dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit W1,W4,O1,O2. 2 Mengaktifkan kembali gapoktan untuk dapat mengajukan pinjaman modal dan subsidi pupuk W2,W4,O1,O2. 3 Memanfaatkan harga dan permintaan yang tinggi dengan memaksimalkan luas areal dan merawat tanaman kopi dengan teratur W3,O2,O3. THREATS T • Kenaikan harga pupuk • Serangan hama penyakit • Penyimpangan iklim • Kelangkaan tenaga kerja • Perkembangan produksi di daerah lain STRATEGI ST 1 Meningkatkan produksi kopi Arabika dengan penggunaan pupuk dengan dosis yang tepat S1,S2,T1,T2,T3. 2 Mencari informasi tentang teknologi pasca panen pengeringan S3,T3. 3 Meningkatkan perawatan tanaman kopi Arabika S2,S4,T2. STRATEGI WT 1 Menggiatkan kembali gapoktan W2,W5,T1. 2 Membuat bibit unggul yang tahan terhadap penyakit dan hama W1,T2. 3 Mengoptimalkan tenaga kerja dalam keluarga W2,W5,T4 Universitas Sumatera Utara Tahap Pengambilan Keputusan Tahap terakhir yaitu tahap “pengambilan keputusan” yaitu tahap yang bertujuan untuk menyusun strategi yang telah digambarkan oleh matrik SWOT, sehingga strategi yang muncul dapat dijadikan acuan untuk dapat meningkatkan produksi kopi Arabika di daerah penelitian. Adapun strategi yang dimaksud adalah: Strategi SO 1. Menjual kopi dalam bentuk buah cerri. Jika umur kopi sudah tua maka kualitas kopi cenderung menurun. Lebih baik bagi petani menjual kopi mereka dalam bentuk buah ceri dari pada melakukan pengeringan. Hal ini juga baik dilakukan petani jika mereka tidak memiliki cukup waktu untuk mengolahnya menjadi biji kopi. 2. Meningkatkan produksi dan luas areal tanam untuk investasi di masa depan dan meningkatkan pendapatan dari harga kopi Arabika yang cenderung tinggi. 3. Mengganti tanaman kopi Robusta dengan kopi Arabika. Karena masih banyak lahan petani yang ditanami kopi Robusta, padahal harga kopi ini terus menurun. Strategi WO 1. Menanam bibit unggul yang lebih cepat berbuah dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Di daerah penelitian ada beberapa petani yang membuat bibit kopi yang dapat berbuah pada usia 3 tahun. Hal ini lebih cepat 1-2 tahun dari bibit yang biasa. Universitas Sumatera Utara 2. Mengaktifkan kembali gapoktan untuk dapat mengajukan pinjaman modal dan subsidi pupuk. Biasanya gapoktan bisa mendapatkan pinjaman modal dan subsidi pupuk dari pemerintah. Hal ini dapat mengurangi biaya produksi. 3. Memanfaatkan harga dan permintaan yang tinggi dengan memaksimalkan luas areal yang dimiliki dan merawat tanaman kopi dengan teratur. Strategi ST 1. Meningkatkan produksi kopi Arabika dengan penggunaan pupuk dengan dosis yang tepat. 2. Mencari informasi tentang teknologi pasca panen pengeringan. Hal ini diperlukan untuk mengatasi masalah cuaca yang tidak menentu. 3. Meningkatkan perawatan tanaman kelapa sawit. Perawatan yang berkesinambungan dapat meningkatkan produksi tanaman secara optimal. Strategi WT 1. Menggiatkan kembali gapoktan. Gapoktan berfungsi sebagai media untuk bertukar pikiran antar petani dan merumuskan penyelesaian masalah yang mereka hadapi secara bersama-sama. 2. Membuat bibit unggul yang tahan terhadap penyakit dan hama. 3. Mengoptimalkan tenaga kerja dalam keluarga untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja dan tingginya upah. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan analisis strategi yang diatas, maka adapun program-program yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi kopi Arabika di daerah penelitian adalah: 1 Program Pemberian Modal Usaha Program ini diperlukan untuk memberikan suntikan dana yang berupa pinjaman modal kepada petani. Petani setempat mengalami kesulitan modal untuk membeli input produksi terutama pupuk dan obat-obatan. 2 Program Teknologi Pasca Panen. Kegiatan pengolahan buah kopi adalah pengeringan. Program ini berguna untuk memberikan pengetahuan teknologi kepada petani untuk mengolah buah kopi menjadi biji kopi. Pengetahuan ini berguna untuk menghadapi cuaca yang tidak tetap. 3 Program Penguatan Kelompok Tani Kelompok tani di daerah penelitian sudah lama tidak berjalan. Pemerintah setempat perlu membentuk lagi Gabungan Kelompok Tani gapoktan untuk mengetahui masalah-masalah yang sedang dihadapi, mengajukan proposal untuk subsidi pupuk dan obat-obatan, dan mengajukan permintaan dana pinjaman modal. Universitas Sumatera Utara BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan