Herbisida merupakan faktor produksi yang juga tergolong belum efisien. Petani setempat jarang menggunakan obat-obatan karena harganya yang mahal. Mereka
hanya menggunakan herbisida sekedar untuk menghilangkan rumput. Namun, hal ini jarang dilakukan karena petani harus membeli lagi alat penyemprotnya yang
harganya relatif mahal.
5.3. Analisis Faktor Internal Kekuatan dan Kelemahan dan Faktor
Eksternal Peluang dan Ancaman pada Peningkatan Produksi Kopi Arabika di Desa Sitinjo Induk
Berdasarkan peninjauan ke lapangan dan sesuai dengan beberapa metode yang
digunakan, untuk mengetahui faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman pada usahatani kopi Arabika. Tahap pertama
yang harus dilakukan adalah “Tahap Pengumpulan Data”. Melalui tahap ini maka diketahui faktor internal dan eksternal sebagai berikut:
a. Beberapa kekuatan pada usahatani kopi Arabika di daerah penelitian.
1. Tersedianya lahan dan agroklimat yang sesuai. Di daerah penelitian memiliki lahan yang luas, tanah yang subur, dan
ketinggian diatas 1000 mdpl. Selain itu, agroklimat setempat sangat cocok untuk budidaya kopi Arabika. Hal ini didukung dengan suhu yang cukup
rendah. 2. Petani setempat berpengalaman dalam membudidayakan kopi Arabika.
Hampir setiap warga memiliki pengalaman dalam membudidayakan kopi Arabika. Budidaya Arabika sudah dilakukan secara turun temurun karena
hampir setiap warga memiliki kebun kopi sejak dahulu.
Universitas Sumatera Utara
3. Buahbiji kopi mudah untuk diuangkan. Buah kopi dan biji kopi sangat mudah untuk dijual karena banyaknya
pedagang pengumpul dan tingginya permintaan. 4. Produksi dan kualitas Arabika lebih baik dari Robusta.
Arabika memiliki produksi dan kualitas yang lebih baik. Hal ini dilihat dari pohon yang cepat berbuah dan kadar kafein yang lebih rendah dan
mudah dalam penanganan pasca panen. 5. Arabika lebih tahan penyakit dan serangan hama.
Bibit Arabika di daerah penelitian tahan terhadap penyakit karat daun yang biasanya menyerang tanaman kopi serta jarangnya ditemui serangan hama
yang parah.
b. Beberapa kelemahan yang ada pada usahatani kopi Arabika.
1. Hanya tumbuh baik pada ketinggian 1000 mdpl. Kopi Arabika hanya tumbuh dan dapat berproduksi dengan baik hanya
pada ketinggian diatas 1000 mdpl. Bila dibawah 1000 mdpl, tanaman akan mudah terserang penyakit karat daun.
2. Biaya produksi tinggi. Usahatani kopi Arabika membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Biaya-
biaya tersebut meliputi biaya pupuk organikkompos, dan anorganikNPK-Phonska, Urea, ZA, KCL, dan SP-36, biaya obat-obatan,
dan biaya tenaga kerja. 3. Luas lahan rata-rata masih sempit.
Petani di daerah penelitian masih membagi lahan mereka dengan tanaman lain seperti tanaman kopi Robusta, jagung, padi sawah, dan tanaman
Universitas Sumatera Utara
hortikultura lainnya. Sebagian petani memiliki lahan dibawah 1 hektar. Hal ini meyebabkan produksi Arabika masih rendah bila dibandingkan
daerah lain. 4. Masa produktifnya singkat.
Tanaman kopi Arabika memiliki masa produktif kurang lebih 10 tahun. Setelah itu petani harus melakukan penanaman tanaman baru replanting.
5. Kekurangan modal. Petani mengalami kekurangan modal untuk membeli input produksi dan
biaya tenaga kerja.
c. Beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan sebagai faktor pendorong