Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan otonomi daerah telah dimulai secara nasional pada tahun 2001, tepatnya pada tanggal 1 Januari 2001, namun secara efektif otonomi daerah baru mulai berlaku pada bulan Mei 2001 dimana baik itu daerah provinsi, daerah kabupaten maupun daerah kota diberikan wewenang yang luas tetapi juga bertanggung jawab dalam mengatur, membagi dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh daerah tersebut sesuai dengan prinsip – prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta potensi keanekaragaman daerah dimana pelaksanaan otonomi daerah ini pada hakekatnya diarahkan dan ditujukan untuk meningkatkan pelayanan Pemerintah Daerah local government kepada masyarakat agar lebih efisien dan responsif terhadap potensi, kebutuhan maupun karakteristik di masing-masing daerah. Dalam rangka pemerataan pembangunan daerah dan pengembangan wilayah maka kualitas sumber daya manusia dan pengadaan sarana kebutuhan masyarakat perlu ditingkatkan. Pada dasarnya, pemekaran wilayah merupakan salah satu bentuk otonomi daerah dan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan karena dengan adanya pemekaran wilayah diharapkan dapat lebih memaksimalkan pemerataan pembangunan daerah dan pengembangan wilayah. Pada UUD 1945 terkandung makna Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan wujud dari upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan yang lebih maksimal bagi masyarakat. 2 Sehingga diharapkan, dengan adanya otonomi daerah masyarakat mendapatkan apa yang menjadi harapannya selama ini, karena pelayanan langsung dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Dengan semangat otonomi daerah itu pulalah muncul wacana-wacana melakukan pemekaran wilayah, yang dapat mempercepat pelaksanaan pembangunan, dan memudahkan pelayanan publik kepada masyarakat, percepatan kesejahteraan masyarakat, dan sebagainya. Pemekaran wilayah harus benar-benar dilakukan untuk mendekatkan pelayanan pemerintah pada masyarakat dan memperpendek alur pelayanan sehingga akan tercipta pelayanan berkualitas yang ditunjukkan dengan kemajuan suatu daerah otonom. Dibalik antusiasme daerah, terdapat juga anggapan bahwa pihak daerah memiliki kemampuan yang tidak kalah dibandingkan dengan pusat. Berdasarkan fakta sebagian besar sumber daya manusia yang berkualitas berasal dari daerah dimana mereka mematangkan potensinya di daerah untuk kemudian berkecimpung di pusat dan kemudian memegang peranan penting dalam memegang keputusan decision maker. Pada dasarnya otonomi daerah itu sendiri bermuara kepada keinginan daerah untuk memekarkan diri atau memisahkan diri dari daerah induknya dan mencoba berdiri sendiri dengan segala potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Pemekaran daerah dalam tatanan filosofis dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemekaran akan mempersingkat rentang kendali antara pemerintah dan masyarakat, khususnya pada wilayah - wilayah yang belum terjangkau oleh fasilitas pemerintahan. Pemekaran daerah juga diaspirasikan untuk memperbaiki pemerataan pembangunan. Berdasarkan pengalaman di masa lalu, daerah-daerah yang terbangun hanya daerah yang berdekatan dengan ibukota pemerintahan daerah. Pemekaran memungkinkan sumber daya mengalir ke daerah yang masih belum berkembang. Alasan lainnya yang 3 juga dikemukakan adalah bahwa pemekaran akan mengembangkan demokrasi lokal melalui pembagian kekuasaan pada tingkat yang lebih kecil. dsfindonesia.orguserfilesStudi Evaluasi Pemekaran Daerah200701. Kebijakan otonomi daerah telah memberikan peluang yang besar bagi daerah untuk mengelola dan mengembangkan daerah berdasarkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan aspirasi dan inisiatif masing-masing daerah. Dengan kewenangan yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri berarti juga daerah tersebut berusaha untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya mengelola dan mengembangkan daerah agar dapat lebih maju dari sebelumnya.Kecamatan Pamatang Sidamanik merupakan salah satu daerah Otonom di Kabupaten Simalungun,berdasarkan Peraturan Derah Kabupaten Simalungun Nomor 9 Tahun 2002 ,Kecamatan Pamatang Sidamanik resmi untuk dimekarkan pada hari Kamis ,tanggal 16 Januari 2003 oleh Bupati Simalungun Ir.John Hugo Silalahi. Pemekaran daerah kecamatan dapat dilakukan jika paling tidak terdiri dari 5 desa dan terdiri dari beberapa kelurahan dan dusun. Wilayah Kecamatan Pamatang Sidamanik sendiri terdiri dari 10 desa yaitu Desa Sopolha Horison, Desa Pem.Tambun Raya, Desa Sihaporas, Desa Desa Jorlang Huluan,desa Bandar Manik, desa Sait Buttu Saribu,desa Pematang Sidamanik,desa Sarimantin , desa Simantin,dan desa Gorak dan itu sudah memenuhi syarat untuk dapat memekarkan daerah kecamatan selain tentunya faktor- faktor lainnya seperti sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memadai. Melihat kondisi sumber daya alam yang cukup baik maka sudah selayaknyalah dimekarkan, selain itu juga pemekaran ini sangat didukung penuh oleh masyarakat setempat karena dengan adanya pemekaran tentunya akan sangat membantu kehidupan 4 masyarakat setempat juga untuk mengembangkan daerah Kecamatan Pamatang Sidamanik menuju kecamatan yang lebih maju dan berkembang. Menurut Badan Pusat Statistik Pemerintah Kabupaten Simalungun, jumlah penduduk Kecamatan Pamatang Sidamanik pada tahun 2011 adalah 20.842 jiwa yang terdiri dari 10.362 perempuan dan 10.480 laki-laki dan dengan 4764 kepala keluarga KK. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk kecamatan ini terus bertambah baik itu dengan adanya kelahiran ataupun pendatang yang pada akhirnya menetap dan memilih tinggal di daerah ini. Potensi Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun sebagai salah satu daerah pemekaran memang tidaklah salah melihat dari besarnya potensi yang dimilki daerah ini untuk dapat berdiri sendiri. Potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh daerah ini sangatlah besar tetapi belum efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengembangkan sumber daya alam yang ada serta kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh pemerintah daerah setempat. Tulang punggung perekonomian masyarakatnya sebagian besar bertumpu pada sektor pertanian, selain itu ada juga pada sektor perkebunan dan juga perikanan.Wilayah Kecamatan Pamatang Sidamanik adalah wilayah yang sangat subur untuk bercocok tani dan berkebun.Mayoritas masyarakat di Kecamatan Pamatang Sidamanik bercocok tanam padi dan berkebun Kopi.di Kecamatan Pamatang Sidamanik ini terdapat perkebunan teh PTP Nusantara IV milik BUMN sehingga minoritas penduduknya bekerja sebagai karyawan perkebunan. Sebagian desa yang berada di Kecamatan Pamatang Sidamanik juga tepat berada di tepi Danau Toba.Jadi ,apabila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya ini dapat menambah pemasukan bagi pemerintah daerah ataupun masyarakat setempat 5 dari sektor pariwisata.Selain itu beberapa desa yang berada tepat di pinggir Danau Toba ,penduduknya dapat berprofesi menjadi nelayan ,dengan menangkap langsung ataupun membuat keramba. Setelah pemekaran daerah, masyarakat banyak mendapatkan pengarahan dari pemerintah daerah seperti petani diberikan penyuluhan bagimana cara bercocok tanam yang baik sehingga hasil panen melimpah ruah, apalagi kecamatan ini terkenal dengan setiap desanya penghasil kopi. Selain itu juga para nelayan digalakkan oleh pemerintah setempat bagaimana agar hasil tangkapan ikan lebih banyak lagi agar hasilnya dapat menambah perekonomian para nelayan.Setelah pemekaran pemerintahah daerah Kecamatan Pamatang Sidamanik juga banyak mendirikan organisasi dalam masyarakat seperti koperasi-koperasi dan perserikatan para petani dan buruh. Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemekaran kecamatan terhadap kondisi Sosial Ekonomi masyarakat di Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun.

I.2 . Perumusan Masalah