dijual dengan harga lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai pari atau nominal, hutang obligasi atau saham harus dikredit sebesar harga
pari dan selisihnya dicatat sebagai agio atau disagio. Contoh :
Pada tanggal 5 februari 2009, diterbitkan 1000 lembar saham bernilai pari Rp.50.000,- untuk memperoleh, saham tersebut pada periode
berjalan dijual ke pasar dengan harga Rp.55.000,- maka jurnalnya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Jurnal Penerbitan Surat-Surat Berharga
Tgl. Uraian
Ref. Debit
Kredit
5Feb 2009
Bangunan Saham Biasa
Agio Saham Biasa Rp. 55.000.000
Rp. 50.000.000 Rp. 5.000.000
f. Membuat sendiri
Ada saatnya perusahaan memutuskan agar membangun sendiri aktiva tetap mereka. Beberapa pertimbangan yang diambil
perusahaan untuk pembangunan sendiri tersebut antara lain :
Memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai yaitu kapasitas menganggur di dalam perusahaan;
Anggapan menghemat biaya atau adanya cost saving yang
diharapkan perusahaan tersebut;
Keinginan untuk mendapatkan mutu yang lebih baik dari yang ada;
Universitas Sumatera Utara
Untuk memenuhi kebutuhan, karena perusahaan tersebut tidak
mampu memenuhi tepat pada saat diperlukan;
Dan lain-lain. Untuk memperoleh aktiva tetap perusahaan dapat mengambil
suatu kebijakan atas pertimbangan sendiri untuk membuat aktiva tetap yang akan digunakan dengan beberapa alasan seperti yang
diungkapkan oleh Smith dan Skousen yaitu 2003:447 “Untuk menghemat biaya konstruksi, menggunakan fasilitas yang
menganggur, untuk mencapai kualitas konstruksi yang lebih tinggi. Biaya yang dikeluarkan untuk perolehan aktiva tetap yang dibuat
sendiri adalah seluruh biaya-biya pembuatannya yaitu mulai dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya tidak langsung yang
merupakan biaya operasi sehari-hari. Jika harga pokok dari aktiva tetap yang dibangun sendiri lebih tinggi dari harga perolehanya
dicatat menurut harga pasar maka selisihnya sebagai kerugian dan sebaliknya bukan dihitung laba.
Contoh : Perusahaan membuat sendiri 3 unit kendaraan bermotor dengan total biaya Rp. 18.200.000 adapun harga pasar dari ketiga
kendaraan bermotor tersebut sebesar Rp. 25.000.000. Jurnal : Peralatan
Rp. 18.200.000 Kas
Rp. 18.200.000
Universitas Sumatera Utara
g. Pemberian atau hibah
Seandainya aktiva tetap diperoleh sebagai sumbangan atau pemberian maka tidak ada harga perolehan sebagai dasar
penilaiannya, atau aktiva tetap dicatat dengan harga pasarnya yang wajar. Meskipun pengeluaran tertentu mungkin dilakukan atas
pemberian aktiva tetap tersebut, tetapi pengeluaran itu biasanya jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang diperoleh: Dalam PSAK,
Ikatan Akuntan Indonesia 2004:16.7 mengemukakan tentang pencatatan aktiva tetap yang berasal dari sumbangan sebagai berikut
“Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan
akun modal donasi”. Contoh :
Pada tanggal 20 Maret 2009, diperoleh Tanah dan Gedung dari sumbangan dengan nilai Rp.90.000.000,- dan Rp.50.000.000,- maka
ayat jurnalnya adalah : Tabel 2.4 Jurnal Pemberian atau Hibah
Tgl. Uraian
Ref. Debit
Kredit
20Mar2009 Tanah
Gedung Modal Donasi
Rp. 90.000.00 Rp. 50.000.000
Rp. 140.000.000
4. Metode Penyusutan Aktiva Tetap