d Kakak Kandung Anak juga berharap agar Anak dipidana yang seringan-
ringanya, karena ke depan akan lebih memperhatikan Anak, baik pendidikan Anak maupun teman bergaul Anak;
Menimbang, bahwa atas pertimbangan hal yang memberatkan dan yang meringankan tersebut, Hakim Tunggal berpendapat bahwa oleh karena pada fakta-
fakta yang terungkap selama pemeriksaan perkara ini berlangsung, Anak memperlihatkan sikap yang baik dan penurut sebagaimana hasil Litmas
Pembimbing Kemasyarakatan, maka pidana tersebut dalam amar putusan adalah yang patut diterima oleh anak;
Menimbang, bahwa oleh karena terhadap Anak tidak boleh dijatuhi pidana denda, maka biaya perkara dibebankan kepada Negara;
Memperhatikan, Pasal 363 ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981, tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain
yang bersangkutan
3. Penerapan Hukum
1. Menyatakan Anak UCOK HARAPAN HUTASOIT tersebut diatas, terbukti
secara sah dan meyakinkan bersallah melakukan tindak pidana Pencurian Dalam Keadaan Memberatkan, sebagaimana dalam Dakwaan Tunggal;
2. Menjatuhkan pidana kepada Anak UCOK HARAPAN HUTASOIT oleh
karena itu dengan pidana penjara selama 2 dua bulan di LPKA Medan;
Universitas Sumatera Utara
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Anak
UCOK HARAPAN TUA HUTASOIT dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan Anak UCOK HARAPAN HUTASOIT tetap ditahan;
5. Menetapkan barang bukti berupa :
a 1 satu unit Sepeda Motor Honda Beat, warna Merah, tanpa plat Nomor
Polisi, dikembalikan kepada Saksi Korban Nindy Tria Marsya; b
1 satu Kunci leter Y terbuat dari Besi, 1 satu Mata Kunci leter Y terbuat dari Besi, dan 1 satu Kunci leter L terbuat dari Besi, tetap
terlampir dalam berkas perkara untuk dipergunakan dalam pemeriksaan perkara atas nama Michael Elisa Mangatur Sitinjak;
6. Membebankan biaya perkara kepada Negara sejumla Rp.1.000,- seribu
Rupiah;
4. Analisa Kasus
Penulis terkesan dengan kasus ini karena dalam hal ini jumlah pelakunya ada 2 orang , walaupun berkasnya terpisah antara satu dengan yang lainnya.
Dalam hal ini yang penulis teliti adalah berkas kasus dari Anak yang bernama Ucok Harapan Tua Hutasoit
Setelah penulis membaca dan menganalisa berkas perkara pidana No. 21Pid.Sus-Anak2014PN.Medan, maka penulis mengambil analisa sebagai
berikut : Berdasarkan keterangan saksi-saksi yang ada dan uraian Jaksa Penuntut
Umum dapat disimpulkan bahwa tedakwa Anak bernama Ucok Harapan Tua telah
Universitas Sumatera Utara
melakukan kejahatan pencurian dengan pemberatan didorong oleh kebutuhan ekonomi untuk memperkaya diri sendiri ,hal ini yang membuatnya berkali-kali
melakukan tindak pidana tersebut sampai akhirnya tertangkap. Dengan memperhatikan kedudukan posisi perkara dam keterangan saksi
serta bukti-bukti maka hukuman yang diberikan oleh hakim yaitu 2 dua bulan pidana penjara di LPKA Medan sudah tepat mengingat bahwa tuntutan yang
diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum lebih berat yaitu 3 tiga bulan pidana penjara.
Penulis pun sependapat dengan keputusan Pengadilan Negeri tersebut, karena memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pidana penjara di LPKA Medan menurut penulis sudah tepat diberikan
kepada Anak mengingat bahwa tindak pidana yang dilakukannya sudah meresahkan masyarakat. Anak dikenakan dengan pasal 363 ayat 2 dua yang
mana pasal tersebut dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana menyatakan bahwa sanksi maksimum adalah penjara selama-lamanya 9
Sembilan tahun. Tetapi, terdakwa yang masih berumur 16 tahun masih tergolong Anak sesuai dengan ketentuan pasal 1 angka 3 Undang-Undang
No.11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak bahwa anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak yang telah berumur 12 dua belas
tahun, tetapi belum berumur 18 delapan belas tahun yang diduga melakukan tindak pidana dan dalam penerimaan sanksi berdasarkan ketentuan dari pasal
81 ayat 2 dua Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada anak paling lama ½ satu perdua dari maksimum
Universitas Sumatera Utara
ancaman pidana penjara bagi orang dewasa. Jadi pemberian sanksi atau hukuman pidana tersebut oleh hakim sudah tepat karena Anak telah
mengakui semua keterangan dan bukti-bukti yang ada dalam persidangan dan menyesal tidak akan mengulanginya. Sebab dalam teori penjatuhan putusan
hukuman semata-mata dilakukan selain memberikan pemidanaan juga untuk membuat si pelaku jera dan tidak akan melakukan kejahatan lagi.
2. Menurut dalam perspektif kriminologi terhadap kasus ini maka dapat diambil
kesimpulan bahwa faktor yang sangat dominan dalam anak melakukan kejahatan pencurian dengan pemberatan adalah faktor keluarga dan pergaulan
anak. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat untuk mengajari anggota keluarganya terutama anak untuk dapat berkembang sesuai dengan
nilai dan norma budaya yang ada.keluarga yang baik pasti dapat membimbing anggota keluarganya ke arah yang lebih baik sedangkan keluarga yang jelek
akan membawanya ke hal-hal yang negative. Keluarga sebagai lingkungan sosial yang paling dekat dengan anak harusnya dapat membantu
perkembangan si anak dalam tahap proses pembelajaran yang mana tindakan buruk dan baik oleh sebab itu pengaruh keluarga sangat penting untuk
mempengaruhi perilaku anak. Dalam kasus ini yang mengambil peran orang tua adalah kakak kandungnya sendiri yang menerangkan bahwa sebab Anak
melakukan perbuatannya adalah karena kurang perhatian dari kakak kandung selaku orang tua, yang berusaha mencari nafkah dan selaku Kakak Kandung
Anak akan lebih mengawasi Anak, dan akan menyekolahkan Anak kembali.
Universitas Sumatera Utara
selaku Orang Tua, kedepan, akan lebih memperhatikan lingkungan pergaulan Anak, dan akan menyekolahkan Anak kembali
3. Menurut dalam perspektif Kriminologi, faktor yang paling berperan setelah
keluarga adalah faktor pergaulan anak, harus diakui bahwa lingkungan sosial sangat berpengaruh dalam sikap dan tingkah laku anak apalagi berhubungan
dengan teman-temannya dalam suatu kegiatan. Pola perilaku anak sangat ditentukan dengan siapa ia bersosialisasi dalam masyarakat selain dari
keluarganya, hal tersebut membuat anak yang bernama Ucok Harapan Tua Hutasoit dalam kasus ini jatuh dalam perbuatan tindak pidana pencurian
dengan pemberatan dan hasil pencurian tersebut digunakan untuk memperkaya diri sendiri.Perbuatan ini merupakan ajakan oleh kawannya yaitu
Michael Elisa Mangatur Sitinjak yang sebelumnya bersama-sama sudah melakukan kejahatan ini berulang kali tanpa pernah diketahui oleh siapapun
yang membuat si Anak berkecenderungan untuk melakukan hal yang sama secara terus-menerus. Jadi hal ini mengapa bahwa pengaruh lingkungan
penting dalam pebuatan pidana yang dilakukan oleh Anak. 4.
Menurut dalam perspektif Kriminologi, faktor penting yang terakhir dalam kasus ini adalah pendidikan dan sekolah.Sekolah adalah lembaga pendidian
formal, yang secara teratur dan terencana sebagai tempat pembinaan jiwa anak dengan kata lain bahwa sekolah juga ikut bertanggung jawab apabila anak
didikannya melakukan sesuatu perbuatan yang tercela. Anak yang bernama Ucok Harapan Tua Hutasoit memang sudah tidak bersekolah lagi akibatnya
tingkat intelegensia yang ia punya tidak cukup matang dalam mengambil
Universitas Sumatera Utara
keputusan apakah perbuatan yang dilakukannya ini merugikan orang lain atau tidak, yang hanya ia tahu adalah dengan melakukan kejahatan pencurian maka
ia dapat uang dari hasil pencurian tersebut yang akan digunakannya sesuai dengan keinginan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan