Pengaruh Kehadiran PT. Carrefour Indonesia Terhadap Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan

(1)

PENGARUH KEHADIRAN PT. CARREFOUR INDONESIA

TERHADAP PEREKONOMIAN KELUARGA PEDAGANG

PASAR SEMBADA KELURAHAN TITI RANTAI

KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjan Sosial

OLEH

MARUDUT FRANSISKUS SINAGA 070902016

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Marudut Fransiskus Sinaga NIM : 070902016

Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Judul : Pengaruh Kehadiran PT. Carrefour Indonesia Terhadap Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Medan, Februari 2011 PEMBIMBING

( Husni Thamrin, S.Sos, M.SP ) NIP : 19720308 200501 1 001

KETUA DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

( Hairani Siregar, S.Sos, M.SP) NIP : 19710927 199801 2 001

DEKAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

( Prof. Dr. Badaruddin, M.Si) NIP : 19620703 198711 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Marudut Fransiskus Sinaga

Nim : 070902016

ABSTRAK

PENGARUH KEHADIRAN PT. CARREFOUR INDONESIA TERHADAP PEREKONOMIAN PEDAGANG PASAR SEMBADA KELURAHAN TITI RANTAI KECAMATAN MEDAN BARU KELURAHAN TITI RANTAI KOTA MEDAN”. (Skripsi ini terdiri dari : 6 bab, 75 Halaman, 20 kepustakaan, 27 tabel serta lampiran)

Pada penelitian yang dilakukan, penulis menyoroti masalah dan dampak kehadiran PT Carrefour Indonesia dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian keluarga pedagang pasar sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan, yaitu dengan cara melihat dan menganalisa data penelitian, yang pada dasarnya membandingkan keadaan perekonomian keluarga pedagang sebelum dan sesudah hadirnya PT. Carrefour Indonesia diperumahan Citra Garden yang tepatnya disebelah pasar sembada. .

Dalam hal ini, pengaruh kehadiran sebelum dan sesudah kehadiran PT. Carrefour Indonesia terhadap perekonomian keluarga pedagang pasar sembada tidak positip, artinya kehadiran PT. Carrefour Indonesia memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap penurunan tingkat perekonomian keluarga pedagang pasar sembada baik dalam tingkat pendapatan atau penghasilan, pendidikan, pangan, perumahan, serta kesehatan. Guna memperoleh data atau tanggapan dari pedagang pasar sembada secara langsung, penulis terjun kelapangan melakukan penelitian serta membagikan angket (kuisioner) kepada sejumlah pedagang di pasar sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan..

Dengan berpedoman kepada hipotesa yang diajukan yaitu ”Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan dan aktivitas PT. Carrefour Indonesia terhadap peningkatan perekonomian Keluarga pedagang pasar sembada dan Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kehadiran PT. Carrefour Indonesia terhadap peningkatan perekonomian keluarga pedagang pasar sembada” maka Ha diterima dan Ho ditolak setelah diadakan analisa data. Kehadiran PT. Carrefour Indonesia di perumahan citra garden medan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian keluarga pedagang pasar sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan..


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas Rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa Penulis ucapkan dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini dengan baik, yang berjudul: Pengaruh Kehadiran PT.Carrefour Indonesia Terhadap Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh Ujian Komprehensif untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama penyusunan skripsi ini, Penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan, untuk itu membuka diri untuk saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan di masa akan datang.

Pada kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, dan secara khusus Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, Msi., selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.telah bersedia membimbing dan memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Mastauli Siregar M.Si selaku Sekretaris Jurusan beserta para Dosen-dosen dan staff Departemen Il.Kesejahteraan Sosial lainnya yang terlibat dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.


(5)

4. Bapak Husni Thamrin, S.sos. MSP selaku dosen pembimbing yang bersedia dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini hingga akhir.

5. Buat Persatuan Pedagang Pasar Sembada Titi Rantai ( P3STR) yang telah membatu penulis, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Sebayang, Bapak Tambunan, Ibu Pinem, Bapak Tarumaha, dan para pedagang pasar sembada.

6. Buat Bapak J. Sinaga dan Ibu L. Br Hitagalung yang kusayangi yang telah membesarkanku, mendidik, dan memberikan motivasi. “Mauliate da Among dohot Inong di tangiang muna i”. Buat kak saya Josefa, Christine, Iin dan ririn dan adikku Yohanes, terimakasih untuk dukungannya selama ini kalian sudah sangat sabar kepadaku dan telah membatu saya baik materil maupun moril sehingga aku sampai sarjana itu berkat kalian semua, terima kasih buat semuanya, terimakasih untuk doa-doanya selama ini Tuhan Yesus memberkati.

7. Terkhusus buat my best frend Yohana, Sunario, Alex, Novanta dan Bobby yang selalu setia menemani penulis disaaat marsak dan gembira, buat Alex dan Sunario cepat menyusul ya.

8. Buat teman-teman ku kesos 07 yang masih kuliah atau yang sudah selesai, buat geng Sexooy Lidia, Tri, Maya, Dwi, Sheila,Castri, Christy, buat cina hitam Lukas, Asep, Petrus, Dwita, Lediana, Putri, Risma dan yang lain yang tiudak bisa disebutkan satu persatu. Dan buat Imanuel Liasta, trima kasih y pal atas bantuan dan ispirasi dari mu, sukses untuk kita semua..


(6)

9. Buat orang yang aku sayangi Aglivia T S (Nopek), cepat nyusul ya ayank ku, biar cepat kita capai impiian kita.

10. Buat orang-orang yang tidak tersebutkan namanya yang sudah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, saya ucapkan terima kasih dan sukses buat kalian semua.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik guna menyempurnakannya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2011 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2.. Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 9

1.4. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Globalisasi ... 11

2.2. Industrialisasi ... 13

2.3. Pasar ... 15

2.4. Sosial Ekonomi ... 16

2.4.1 Pengertian Sosial Ekonomi ... 16

2.4.2 Perekonomian Keluarga ... 17


(8)

PENGARUH KEHADIRAN PT. CARREFOUR INDONESIA

TERHADAP PEREKONOMIAN KELUARGA PEDAGANG

PASAR SEMBADA KELURAHAN TITI RANTAI

KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjan Sosial

OLEH

MARUDUT FRANSISKUS SINAGA 070902016

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(9)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Marudut Fransiskus Sinaga NIM : 070902016

Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Judul : Pengaruh Kehadiran PT. Carrefour Indonesia Terhadap Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Medan, Februari 2011 PEMBIMBING

( Husni Thamrin, S.Sos, M.SP ) NIP : 19720308 200501 1 001

KETUA DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

( Hairani Siregar, S.Sos, M.SP) NIP : 19710927 199801 2 001

DEKAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

( Prof. Dr. Badaruddin, M.Si) NIP : 19620703 198711 1 001


(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas Rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa Penulis ucapkan dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini dengan baik, yang berjudul: Pengaruh Kehadiran PT.Carrefour Indonesia Terhadap Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh Ujian Komprehensif untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama penyusunan skripsi ini, Penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan, untuk itu membuka diri untuk saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan di masa akan datang.

Pada kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, dan secara khusus Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, Msi., selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.telah bersedia membimbing dan memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Mastauli Siregar M.Si selaku Sekretaris Jurusan beserta para Dosen-dosen dan staff Departemen Il.Kesejahteraan Sosial lainnya yang terlibat dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

4. Bapak Husni Thamrin, S.sos. MSP selaku dosen pembimbing yang bersedia dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini hingga akhir.

5. Buat Persatuan Pedagang Pasar Sembada Titi Rantai ( P3STR) yang telah membatu penulis, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Sebayang, Bapak Tambunan, Ibu Pinem, Bapak Tarumaha, dan para pedagang pasar sembada.

6. Buat Bapak J. Sinaga dan Ibu L. Br Hitagalung yang kusayangi yang telah membesarkanku, mendidik, dan memberikan motivasi. “Mauliate da Among dohot Inong di tangiang muna i”. Buat kak saya Josefa, Christine, Iin dan ririn dan adikku Yohanes, terimakasih untuk dukungannya selama ini kalian sudah sangat sabar kepadaku dan telah membatu saya baik materil maupun moril sehingga aku sampai sarjana itu berkat kalian semua, terima kasih buat semuanya, terimakasih untuk doa-doanya selama ini Tuhan Yesus memberkati.

7. Terkhusus buat my best frend Yohana, Sunario, Alex, Novanta dan Bobby yang selalu setia menemani penulis disaaat marsak dan gembira, buat Alex dan Sunario cepat menyusul ya.

8. Buat teman-teman ku kesos 07 yang masih kuliah atau yang sudah selesai, buat geng Sexooy Lidia, Tri, Maya, Dwi, Sheila,Castri, Christy, buat cina hitam Lukas, Asep, Petrus, Dwita, Lediana, Putri, Risma dan yang lain yang tiudak bisa disebutkan satu persatu. Dan buat Imanuel Liasta, trima kasih y pal atas bantuan dan ispirasi dari mu, sukses untuk kita semua..


(12)

9. Buat orang yang aku sayangi Aglivia T S (Nopek), cepat nyusul ya ayank ku, biar cepat kita capai impiian kita.

10.Buat orang-orang yang tidak tersebutkan namanya yang sudah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, saya ucapkan terima kasih dan sukses buat kalian semua.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik guna menyempurnakannya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2011 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2.. Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 9

1.4. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Globalisasi ... 11

2.2. Industrialisasi ... 13

2.3. Pasar ... 15

2.4. Sosial Ekonomi ... 16

2.4.1 Pengertian Sosial Ekonomi ... 16

2.4.2 Perekonomian Keluarga ... 17


(14)

2.4.2.2 Pangan ... 19

2.4.2.3 Pendidikan ... 20

2.4.2.4 Kesehatan ... 23

2.5. Kesejahteraan Sosial ... 23

2.5.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial ... 23

2.5.2 Usaha Kesejahteraan Sosial ... 26

2.6. Kehadiran PT. Carrefour Indonesia ... 30

2.7. Kerangka Pemikiran ... 33

2.8. Defenisi Konsep ... 35

2.9 Defenisi Operasional ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ... 38

3.2. Lokasi Penelitian ... 38

3.3. Populasi dan Sampel ... 38

3.3.1 Populasi ... 38

3.3.2 Sampel ... 39

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.5. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis ... 42

4.1.1 Keadaan Alam ... 42


(15)

2.4.2.2 Pangan ... 19

2.4.2.3 Pendidikan ... 20

2.4.2.4 Kesehatan ... 23

2.5. Kesejahteraan Sosial ... 23

2.5.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial ... 23

2.5.2 Usaha Kesejahteraan Sosial ... 26

2.6. Kehadiran PT. Carrefour Indonesia ... 30

2.7. Kerangka Pemikiran ... 33

2.8. Defenisi Konsep ... 35

2.9 Defenisi Operasional ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ... 38

3.2. Lokasi Penelitian ... 38

3.3. Populasi dan Sampel ... 38

3.3.1 Populasi ... 38

3.3.2 Sampel ... 39

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.5. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis ... 42

4.1.1 Keadaan Alam ... 42


(16)

4.2. Keadaan Demografis ... 43

4.2.1. Jumlah Penduduk ... 43

4.2.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 43

4.2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 45

4.3. Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya ... 46

4.3.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama ... 46

4.3.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis ... 46

4.4. Sarana Dan Prasarana ... 47

4.4.1 Sarana Ibadah/Rumah Ibadah ... 46

4.4.2 Sarana Pendidikan ... 47

4.4.3 Struktur Organisasi ... 48

BAB V ANALISIS DATA 5.1. Gambaran Umum Responden ... 51

5.2. Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada ... 58

5.2.1. Pendapatan/Penghasilan ... 57

5.2.2. Sandang ... 61

5.2.3. Pangan ... 61

5.2.4. Pendidikan ... 62

5.2.5 Perumahan ... 63

5.2.6 Kesehatan ... 65

5.3 Analisis Data Kuantitatif Perbandingan Tingkat Perekonomian Keluarga Pedagang Sebelum dan Sesudah Hadirnya PT. Carrefour Indonesia ... 69


(17)

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan ... 74 6.2. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(18)

DAFTAR TABEL

TABEL JUDUL

HALAMAN

2.1 Gerai Carrefour Di Amerika ... 31

2.2 Gerai Carrefour Di Asia ... 31

2.3 Gerai Carrefour Di Eropa ... 32

4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 44

4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 45

4.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama... 46

4.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Etnis ... 47

4.6 Sarana Ibadah/Rumah Ibadah di Kelurahan Titi Rantai ... 47

4.7 Sarana Pendidikan Di Kelurhan Titi Rantai ... 48

5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur/Usia ... 52

5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama ... 53

5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku/Etnis ... 54

5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga ... 55

5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Yang Dicapai ... 56

5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Dagangan ... 57

5.8 Jawaban Responden Berdasarkan Pendapatan Sebelum dan Sesudah Hadirnya PT. Carrefour Indonesia ... 58

5.9 Jawaban Responden Berdasarkan Sumber Modal Sebelum dan Sesudah Hadirnya PT. Carrefour Indonesia ... 60

5.10 Jawaban Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebelum dan Sesudah Hadirnya PT. Carrefour Indonesia ... 61

5.11 Jawaban Responden Berdasarkan Kebutuhan Sandang Sebelum dan Sesudah Hadirnya PT. Carrefour Indonesia ... 62


(19)

5.12 Jawaban Responden Berdasarkan Pangan Sebelum

dan Sesudah Hadirnya PT. Carrefour Indonesia ... 63 5.13 Jawaban Responden Berdasarkan Kebutuhan Makanan

Empat Sehat Lima Sempurna Sebelum dan Sesudah

Hadirnya PT. Carrefour Indonesia ... 64 5.14 Jawaban Responden Berdasarkan Kebutuhan Pendidikan anak

Sebelum dan Sesudah Hadirnya PT. Carrefour Indonesia ... 65 5.15 Jawaban Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah

Sebelum dan Sesudah Hadirnya PT. Carrefour Indonesia ... 66 5.16 Jawaban Responden Berdasarkan Kebutuhan Kesehatan

Sebelum dan Sesudah Hadirnya PT. Carrefour Indonesia ... 67 5.17 Jawaban Responden Berdasarkan Tabungan


(20)

DAFTAR GAMBAR

BAGAN JUDUL

HALAMAN

2.1 Bagan Kerangka Pemikiran... 35 2.2 Struktur Organisasi Pemerintahan Titi Rantai ... 50


(21)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Marudut Fransiskus Sinaga

Nim : 070902016

ABSTRAK

PENGARUH KEHADIRAN PT. CARREFOUR INDONESIA TERHADAP PEREKONOMIAN PEDAGANG PASAR SEMBADA KELURAHAN TITI RANTAI KECAMATAN MEDAN BARU KELURAHAN TITI RANTAI KOTA MEDAN”. (Skripsi ini terdiri dari : 6 bab, 75 Halaman, 20 kepustakaan, 27 tabel serta lampiran)

Pada penelitian yang dilakukan, penulis menyoroti masalah dan dampak kehadiran PT Carrefour Indonesia dalam kaitannya dengan kondisi perekonomian keluarga pedagang pasar sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan, yaitu dengan cara melihat dan menganalisa data penelitian, yang pada dasarnya membandingkan keadaan perekonomian keluarga pedagang sebelum dan sesudah hadirnya PT. Carrefour Indonesia diperumahan Citra Garden yang tepatnya disebelah pasar sembada. .

Dalam hal ini, pengaruh kehadiran sebelum dan sesudah kehadiran PT. Carrefour Indonesia terhadap perekonomian keluarga pedagang pasar sembada tidak positip, artinya kehadiran PT. Carrefour Indonesia memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap penurunan tingkat perekonomian keluarga pedagang pasar sembada baik dalam tingkat pendapatan atau penghasilan, pendidikan, pangan, perumahan, serta kesehatan. Guna memperoleh data atau tanggapan dari pedagang pasar sembada secara langsung, penulis terjun kelapangan melakukan penelitian serta membagikan angket (kuisioner) kepada sejumlah pedagang di pasar sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan..

Dengan berpedoman kepada hipotesa yang diajukan yaitu ”Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan dan aktivitas PT. Carrefour Indonesia terhadap peningkatan perekonomian Keluarga pedagang pasar sembada dan Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kehadiran PT. Carrefour Indonesia terhadap peningkatan perekonomian keluarga pedagang pasar sembada” maka Ha diterima dan Ho ditolak setelah diadakan analisa data. Kehadiran PT. Carrefour Indonesia di perumahan citra garden medan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian keluarga pedagang pasar sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan..


(22)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Globalisasi dan kemajuan teknologi telah melanda segala penjuru bumi, Arus Globalisasi yang multidimensional telah meliputi hampir seluruh aspek hidup manusia yang sangat terlihat nyata yaitu dibidang Ekonomi (Dockhak, 2004). Oleh sebab itu perkembangan dan persaingan dalam segala bidang pun tidak dapat dihindarkan, salah satunya persaingan dibidang industri, yaitu industri ritel. Industri ritel ini merupakan industri ke-dua terbesar yang mampu menyerap tenaga kerja setelah industri pertanian. Sebagaimana kita ketahui dalam industri manapun pasti kita akan ditemui persaingan didalamnya, tidak terkecuali dengan industri ritel.

Ritel disini hanya berfokus pada pada penjualan barang sehari-hari, secara garis besar ritel terbagi dua, yaitu ritel tradisional dan ritel modern. Ritel tradisional merupakan ritel yang sederhana, artinya tempatnya tidak begitu luas, dan barang yang dijual juga tidak begitu banyak jenisnya, sistem manajemennya juga masih sederhana, dan tidak menawarkan kenyamanan berbelanja bagi konsumen selain itu masih ada proses tawar menawar harga dengan pedagang. Berbeda dengan ritel tradisional, ritel modern adalah sebaliknya, artinya menawarkan tempat yang luas, barang yang dijual banyak jenisnya, sistem manajemen terkelola dengan baik dan menawarkan kenyamanan berbelanja bagi konsumennya, selain itu harga sudah tetap (fixed) dan adanya sistem swalayan.

Ritel terbagi menjadi dua blok. Yaitu Ritel tradisional yang secara langsung diwakili oleh pedagang pasar tradisional, pedagang asongan serta


(23)

warung-warung kecil di pinggir jalan sedangkan ritel modern diwakili oleh Indomart, Alfamart, Ramayana, Carrefour dan lain sebagainya

Tidak bisa dihindarkan Persaingan dalam industri ritel ini sendiri telah melanda negara-negara maju sejak abad yang lalu, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Persaingan yang terjadi terutama antara ritel tradisional dan ritel modern. Namun, menjelang dekade akhir milenium lalu persaingan telah meluas hingga ke negara-negara berkembang, di mana deregulasi sektor usaha ritel yang bertujuan untuk meningkatkan investasi asing langsung (IAL) telah berdampak pada pengembangan jaringan supermarket (Reardon & Hopkins 2006). Reardon et al (2003) menemukan bahwa sejak 2003 pangsa pasar supermarket di sektor usaha ritel makanan di banyak negara berkembang seperti Korea Selatan, Thailand, Taiwan, Meksiko, Polandia, dan Hongaria telah mencapai 50%. Di Brazil dan Argentina, di mana perkembangan supermarket telah lebih dulu dimulai, pangsa pasarnya mencapai sekitar 60%. Traill (2006) menggunakan berbagai asumsi dan memprediksi bahwa menjelang 2015, pangsa pasar supermarket akan mencapai 61% di Argentina, Meksiko, dan Polandia; 67% di Hongaria; dan 76% di Brazil. (Suryadarma, 2008).

Di Indonesia sendiri ritel-ritel modern telah muncul dan berkembang dalam beberapa tahun belakangan ini. Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan bagi peritel asing. Karena potensi pasar cukup besar mengingat jumlah penduduk Indonesia merupakan ke empat terbesar di dunia hal ini yang menyebabkan perkembangan ritel modern semakin cepat.


(24)

Hadirnya ritel modern pertama kali di Indonesia pada saat Toserba Sarinah didirikan pada 1962. Pada era 1970 s/d 1980-an, format bisnis ini terus berkembang. Pada awal dekade 1990-an ini merupakan tonggak sejarah masuknya ritel asing di Indonesia. Ini ditandai dengan beroperasinya ritel terbesar Jepang “Sogo” di Indonesia. Ritel modern kemudian berkembang begitu pesat, berdasarkan Kepres no. 99 th 1998, bahwa pemerintah mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi Penanaman Modal Asing. Sebelum Kepres 99 th 1998 diterbitkan, jumlah peritel asing di Indonesia sangat dibatasi (Pandin,2009).

Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus mengalami proses modernisasi dalam era globalisasi ini. Begitu luasnya industri ritel ini, sehingga sektor ritel memberikan kontribusi 75% terhadap total perdagangan nasional. Dari 98,8 juta angkatan kerja, sekitar 17 juta orang (18%) bekerja di sektor ritel. Pada tahun 2002, bisnis ritel tumbuh 16,4% hal tersebut (Pandin 2009)

Kehadiran pritel modern pada awalnya tidak mengancam pasar tradisional. Kehadiran peritel modern yang menyasar konsumennya yang berasal dari kalangan menengah keatas, saat itu lebih menjadi alternatif dari pasar tradisional yang identik dengan kondisi pasar yang kumuh, dengan tampilan dan kualitas barang yang buruk serta harga jual yang rendah dan sistem tawar menawar yang konvensional. Namun sekarang ini, kondisinya telah banyak berubah. Supermareket dan hipermarket tumbuh bak jamur dimusim hujan. Kondisi ini muncul sebagai konsekuensi dari berbagai perubahan dari masyarakat. Sebagai konsumen masyarakat menuntut hal yang berbeda dalam aktivitas berbelanja. Kondisi ini masih ditambah semakin tingginya tingkat pengetahuan, pendapatan,


(25)

dan jumlah keluarga berpendapatan ganda (suami-isteri) ditengah waktu berebelanja yang terbatas. Konsumen menuntut pritel memberikan nilai yang lebih dari setiap sen uang yang dibelanjakan. Peritel harus mampu mengakomodasi tuntutan tersebut agar tidak ditinggalkan pelanggannya.(Ekapribadi, 2007).

Pertumbuhan supermarket dalam hal pangsa pasar juga mengesankan. Laporan World Bank (2007) menunjukkan bahwa pada 1999 pasar modern hanya meliputi 11% dari total pangsa pasar bahan pangan. Menjelang 2004, jumlah tersebut meningkat tiga kali lipat menjadi 30%. Terkait dengan tingkat penjualan, studi tersebut menemukan bahwa jumlah penjualan di supermarket bertumbuh rata-rata 15%, sementara penjualan di ritel tradisional menurun 2% per tahun. PricewaterhouseCoopers (2004) memperkirakan bahwa penjualan di supermarket akan meningkat 50% antara 2004 dan 2007, dengan penjualan di hipermarket yang meningkat 70% pada periode yang sama. Menurut laporan AC Nielsen Asia Pacific Retail and Shopper Trend 2005, kecenderungan publik untuk berbelanja di pasar-pasar tradisional telah mengalami penurunan rata-rata 2% per tahun. Meski pertumbuhan jumlah supermarket di Indonesia terbilang pesat, penduduk yang tinggal di luar Jakarta dan beberapa kota kecil lainnya di Jawa relatif belum tersentuh 86% hipermarket berada di Jawa.(Suryadarma, 2008).

Di Indonesia terdapat beberapa ritel modern seperti Giant, Carrefour dan Hipermat yang merupakan ritel-ritel modern yang beromset sangat besar. Dari 10 ritel beromset terbesar di Indonesia pada tahun 2006, Ritel Asia merilis, Carrefour berada pada posisi pertama dengan omset Rp 7,2 triliun. Hipermat berada pada


(26)

posisi ke empat Rp 3,5 triliun dan Giant berada pada urutan ke lima dengan omset Rp 3,2 triliun (Gatra, No.12 TH XV Februari 2009, hal 14).

Carrefour yang masuk ke Indonesia pada tahun 1998 ini, telah mampu bersaing dalam pasar ritel modern Indonesia. Hal ini terlihat dalam data omset penjualan Carrefour yang mencapai 7,2 triliun rupiah pada tahun 2006. Angka itu menunjukan bahwa perusahaan asal prancis ini telah menjadi salah satu tempat berbelanja yang banyak dikunjungi konsumen termasuk di kota Medan.

Medan sebagi kota terbesar nomor tiga di Indonesia memiliki banyak fasilitas berbelanja modern berbentuk toserba. Carrefour sebagi salah satu tempat berbelanja modern juga hadir di Medan. Dengan konsep toserba, Carrefour tumbuh sebagi salah satu tempat berbelanja yang banyak di kunjungi masyarakat Medan yang letaknya sangat strategis yang mudah dikunjungi dengan berbagai media transportasi, Toserba ini menyediakan berbagai kebutuhan konsumen dengan lengkap mulai dari barang kebutuhan sehari-hari sampai barang elektronik. Dengan lingkungan toko yang bersih dan luas, harga yang bersaing serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang lengkap, menjadikan Carrefour sebagai tempat alternative pilihan bagi masyarakat Medan dan sekitarnya untuk berbelanja. Di Indonesia ada 3 tipe Carrefour yaitu : Carrefour ada, 62 gerai, Carrefour Express, ada 14 gerai, Carrefour Market, ada 5 gerai yang tersebar hampir di seluruh Indonesia salah satunya di Medan.

Survei AC Nielsen Indonesia mengidentifikasikan bahwa penguasaan pangsa pasar oleh hypermarket di Indonesia mencapai 40%. Bahkan tahun 2005 ini, beberapa para pemain ritel besar melakukan ekspansi perusahaannya. Carrefour sedang menambah 4 gerai di tiga kota besar (Makasar, Bandung dan


(27)

Jakarta), sehingga akan memiliki 20 gerai pada akhir 2005. Saat ini outlet Carrefour terbanyak hanya terpusat di sekitar kota Jakarta (± 16 gerai). Sedangkan gerai-gerai yang lain tersebar di beberapa kota di Surabaya, Medan, Palembang, dan Semarang . Dengan jumlah gerai yang ada saat ini, Carrfeour menjadi pemimpin di bidang hypermarket dengan penguasaan 47% pangsa pasar. 12 gerai Carrefour di Jabotek antara lain adalah Cempaka Putih, Mega Mal Pluit, ITC Cempaka Mas, Mega Grosir, Puri Indah, Duta Merlin, Ratu Plaza, MT Haryono, Lebak Bulus, Ambasador, ITC Permata Hijau, ITC BSD (baru dibuka 1 Mei 2005). Luas areal belanja setiap gerai Carrefour yang dimiliki adalah 6000 m2 – 8000 m2, dengan jumlah pemasok mencapai 3000 (http://www.csrreview-online.com diakses pada tanggal 28 Agustus 2010 pukul 11:36).

Berbagai implikasi muncul sebagai akibat dari meruncingnya persaingan yang terjadi antara ritel modern dan ritel tradisional. Dari sisi konsumen, persaingan ini berdampak positif yaitu semakin terjangkaunya harga barang dan semakin meningkatnya kualitas barang yang dijual. Dampak positif ini sangat bermanfaat terutama bagi keluarga yang kurang mampu karena sekarang mereka bisa mengunakan barang yang berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau. Meski berdampak positif terhadap konsumen, namun ada kemungkinan bahwa persaingan ritel modern berdampak negatif terhadap ritel tradisional, yang berdagang di pasar-pasar tradisional dan umumnya berskala kecil.

Keberadaan pasar tradisional semakin hari semakin menurun sejalan dengan ekspansi dan investasi pesat sektor ritel dan pasar modern yang meningkat, terutama setelah krisis ekonomi 1998. Kondisi ini dibuktikan dengan studi AC Nielsen pada 2004, dimana per-tumbuhan pasar modern sebesar 31,4%.


(28)

Sedangkan pasar tradisional justru menurun sebesar 8,1%. Namun demikian, dari hasil studi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat yang masih berbelanja ke pasar tradisional sebesar 19%. Perkembangan pasar modern tersebut telah menimbulkan dampak yang luar biasa terhadap keberadaan pasar tradisional, maupun ritel-ritel kelas menengah dan kecil. Bahkan keberadaan minimarket telah menghancurkan peritel tradisional kecil secara langsung. Dengan adanya minimarket, warung-warung kelontong kelas teri yang berada di jarak lebih dari 500 meter, akan berkurang omsetnya hingga 50%, sedangkan yang kurang dari 500 meter, akan segera gulung tikar (studi AC Nielsen 2006).

Dalam hal ini, keberadaan pasar tradisional selain dihimpit oleh persaingan dengan sesama ritel atau pasar tradisional sendiri, juga dengan peritel besar atau pasar modern. Kondisi inilah yang semakin mempersempit gerak pasar tradisional. Pasar tradisional mungkin akan tenggelam seiring dengan tren perkembangan dunia ritel saat ini yang didominasi oleh pasar modern (Jurnal KUKM, April 2009).

Pedagang tradisional yang terkena imbas langsung dari keberadaan supermarket atau hypermarket adalah pedagang yang menjual produk yang sama dengan yang dijual di kedua tempat. Keunggulan pasar modern atas pasar tradisional adalah bahwa mereka dapat menjual produk yang relatif sama dengan harga yang lebih murah, ditambah dengan kenyamanan berbelanja dan beragam pilihan cara pembayaran. Kondisi pasar tradisional pada umumnya memprihatinkan. Banyak pasar tradisional di Jabodetabek yang tidak terawat sehingga dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh pasar modern kini


(29)

pasar tradisional terancam oleh keberadaan pasar modern (SMERU No. 22: Apr-Jun/2007).

Tidak jauh berbeda dengan kota-kota lain, perkembangan globalisasi dan modernisasi juga sangat terasa di kota Medan, hal tersebut terbukti dengan mudahnya kita menemukan berbagai jenis produk dari modernisasi tersebut seperti banyaknya pasar-pasar modern seperti Indomart, Carrefour, Alfamart, Ramayana dan lain sebagainya, Hal ini menyebabakan persaingan yang sangat luar biasa antara industri ritel dengan pedagang tradisional. Disamping itu gaya hidup Modern telah melekat erat dalam masyarakat kita. Berdasarkan Latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana ”Pengaruh Kehadiran Carrefour Terhadap Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Pagi Kelurahan Padang Bulan Selayang II Kecamatan Medan Selayang Kota Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Dari Latar Belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan ” Bagaimana Pengaruh Kehadiran PT Carrefour Indonesia terhadap Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan Sebelum Dan Sesudah Berdirinya PT. Carrefour Indonesia Di Perumahan Citra Garden Medan ?” Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah dimana peneliti hanya berfokus pada perekonomian keluarga yang meliputi pendapatan, pendidikan dan pangan, Kesehatan dan Perumahan.


(30)

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Kehadiran PT. Carrefour Indonesia Terhadap Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan khususnya terhadap studi masyarakat yang membahas masalah keadaan sosial ekonomi masyarakat akibat munculnya sektor industri terutama industri ritel yang sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat dalam kaitannya dengan ilmu kesejahteraan sosial. Selain itu dapat memperluas wawasan serta mengembangkan ilmu pengetahuan terkhusus ilmu kesejahteraan sosial.


(31)

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUN PUSTAKA

Berisikan Uraian Konsep Yang Berkaitan Dengan Masalah Dan Objek Yang Di Teliti, Kerangka Pemikiran, Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisi Tipe Penelitian, Lokasi Penelitian, Subjek Penelitian, Teknik Pengumpulan Data Serta Teknik Analisis Data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab Ini Berisikan Tentang Gambaran Umum Menegenai Lokasi Dimana Peneliti Melakukan Penelitian.

BAB V : ANALISIS DATA

Berisikan Tentang Uraian Data Yang Diperoleh Dalam Penelitian Beserta Analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Berisikan Tentang Kesimpulan dan Saran-Saran Dari Hasil Penelitian.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Globalisasi

Dalam era globalisasi, masyarakat Indonesia tengah berada pada arus dunia yang sama dengan negara-negara lain. Kecenderungan ini dianggap tidak ada sebelumnya. Hal ini berarti ada sesuatu yang berubah dan untuk itu harus dipersiapkan. Globalisasi adalah kondisi objektif yang harus dihadapi. Sesuai dengan keragaman yang ada dalam masyarakat, tanggapan terhadap globalisasi tentu juga beragam. Bagi kalangan bisnis seharusnya perubahan itu harus diatanggapi dengan peningkatan daya saing yang meliputi pengembangan sumber daya manusia, teknologi, infrastuktur, permodalan, jaringan pemasaran dan sebagainya (Zulkarnain,1994).

Globalisasi bukanlah suatu kebijakan spesifik, maupun fenomena yang terdefenisi secara rinci. Kita akan mengunakan kata “globalisasi” dalam arti sebuah pendekatan kepada perekonomian. Dalam pendekatan itu, dunia diperlakukan sebagai pasar tunggal. Visi globalilsasi mengusahakan tercapainya perekonomian dunia yang terintegrasi. Bagsa-bangsa secara individual maupun kolektif mendukung globalisasi dengan cara menghapuskan rintangan-rintangan menuju perdagangan internasional. Dengan demikian, penghapusan rintangan itu memungkinkan kecemasan bagi perdagangan, investasi, mata uang, dan informasi untuk mengalir melewati perbatasan-perbatasan global. Globalisasi berlaku untuk para konsumen sama seperti untuk perusahan-perusahaan. Bagi seorang konsumen, globalisasi berarti siap untuk mengakses produk-produk dunia dengan harga-harga internasional. Untuk bisnis, globalisasi berarti kemampuan untuk


(33)

mendirikan pos-pos operasi atau untuk memasarkan barang-barang atau jasa-jasa dimana saja, tanpa hambatan oleh karena negara asal. Ketika Indonesia memasuki dekade terkhir abad ini, tim ekonomi percaya bahwa negara harus bersiap untuk menghadapi saat ketika globalisasi dapat dipakai sebagai paradigma yang cocok untuk menuntun kebijakan perekonomian global (Prawiro,1998:440).

Dalam bidang ekonomi, Interaksi transional anatara lain ditandai oleh semakin menguatnya kapitalisme. Para kapital tidak hanya menanamkan uangnya atau terlibat dalam proses produksi dan pemasaran di negaranya sendiri, tetapi juga di negara-negara lain. Proses produksi dan pemasaran barang tersebut menembus bata-batas administratif dan geografis antarnegara.

Pola ekonomi demikian antara lain ditandai oleh kuatnya posisi kelas kapitalisme transional (transional capitalist class). Mereka adalah orang-orang yang memandang kepentingan dan/atau kepentingan penduduk di negaranya sebagai sesuatu yang langsung dan dapat memenuhi apa yang dibutuhkan oleh sistem kapitalis global. Mereka memiliki naluri bisnis yang cukup tinggi dan melihat praktek-praktek transnasioanal sebagai sesuatu yang lebih berharga dan lebih menguntungkan dibandingkan dengan praktek-praktek lokal. Praktek-praktek transional semacam itulah yang kemudian bukan hanya mengalirkan kapital, barang dan jasa, melainkan juga informasi, teknologi, ideologi, gagasan, citra, dan regulasi. Peraktek-praktek transnasional itu membawa negara-bangsa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem global (Usman,2004:8).


(34)

2.2 Industrialisasi

Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang mengubah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, menjadi barang yang nilainya lebih tinggi untuk penggunaannya daripada keadaan sebelumnya,dan siap untuk dipasarkan kepada konsumen. (Siagian, 1985). Dari kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa industri pada dasarnya merupakan kegitan ekonomi, kegitan memilih dan mempergunakan sumber-sumber produksi secara terbatas, untuk dapat menghasilkan berbagai barang yang mempunyai nilai lebih tinggi serta bermanfaat bagi masyrakat. Bila defenisi tersebut dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari, maka pengertian industri jauh lebih luas daripada pengertian pabrik atau pengolahan tersebut.

Jadi dalam hal ini industri diartikan lebih luas lagi, yaitu sebagai usaha/perusahaan yang menghasilkan (memproduksi) barang/jasa untuk didistribusikan dan diperdagangkan, seperti industri parawisata (usaha jasa pelancongan, industi rumah tangga, industri baja (pabrik pengolahan baja) dan sebagainya. Industri lebih diindentikkan dengan perusahaan atau usaha daripada mesin-mesin beserta para mekaniknya.

Industri selalu diawali dengan kemajuan teknologi. Teknologi dan industri merupakan dua hal yang memiliki kaitan atau hubungan yang erat satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan (Siagian 1985:132). Teknologi merupakan salah satu cara manusia untuk mencapai tujuan dalam memenuhi tuntutan kebutuhan, baik jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, kehadiran teknologi yang diikutkan dengan kemajuaan industri, membawa pengetahuan yang sangat penting dan berarti bagi kehidupan masyarakat.


(35)

Dalam arti luas, industri berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat didalamnya telah sangat mempengaruhi masyarakat. Pengaruh tersebut antara lain berupa nilai-nilai, pengaruh fisik terhadap masyarakat serta usaha para pelaku industri untuk mempengaruhi masyarakat. (Parker, dalam Kartasapoertra, 1990 : 92).

Salah satu bentuk dari perubahan nilai pada masyarakat yang memasuki industrialisasi adalah munculnya pandangan yang bersifat material listrik (Sosrodiharjo,1986:38). Hal ini disebabkan oleh karena adanya penekanan kepada pembangun materi dan efisensi yang hanya diukur berdasarkan untung dan rugi.

Industri memiliki pengaruh yang menimbulkan akibat fisik didalam masyarakat. Akibat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya industrialisasi bisa dalam berbagai bentuk yang berbeda. Bila suatu kota sangat bergantung hanya satu jenis industri atau perusahaan, maka perkembangan industri atau perusahaan tersebut akan menentukan apakah kota tersebut akan berkembang atau hancur. Muncul industri-industri baru disuatu wilayah akan memberi pengaruh besar terhadap masyarakat jumlah tenaga kerja. Sebagai contoh dapat dilihat pada wilayah industri South Wales. Dengan munculnya wilayah industri baru, maka kota-kota diwilayah tersebut telah berkembang dari kota-kota kecil yang hanya bergantung kepada pertambangan timah, menjadi kota-kota besar yang padat penduduknya (Attir,1989:11).

Salah satu bentuk dari perubahan nilai pada masyarakat yang memasuki industrialisasi adalah munculnya pandangan yang sifatnya aterialistik (sosrodiharjo,1986:38). Hal ini disebabkan oleh karena adanya penekanan kepada pembangunan materi dan efesiensi yang hanya diukur hanya berdasarkan untung


(36)

dan rugi. Masyarakat yang telah mengalami kemajuan industri senantiasa berorientasi kepada materi (uang).

2.3 Pasar

Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Secara garis besar pasar terbagi dua yaitu, pasar tradisional dan pasar modern

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. sedangkan

Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar


(37)

swalayan dan hypermarket, supermarket, dan minimarket.

2.4 Sosial Ekonomi

2.4.1 Pengertian Sosial Ekonomi

Kondisi Sosial ekononomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status (Koentjaraninggrat, 1990:35). Tingkat sosial merupakan faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin, sedangkan tingklat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi.

Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri.

Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang sejahtera adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah, manusia terus mencari jawaban bagaimana sumberdaya di bumi ini yang dapat dipergunakan dan dibagikan dengan baik. Tambahan pula, masyarakat memerlukan suatu sistem pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan


(38)

anggotannya. Jawaban masyarakat atas keperluan itu menggambarkan nilai-nilai sosial ekonomi yang diikuti masyarakat pada saat itu.

Menurut Melly G Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi mencakup 3 (tiga) faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh MaMahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas Development Council mengatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi dititik beratkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan air yang sehatyang didukung oleh pekerjaan yang layak (Melly Dalam Susanto, 1984:120).

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjalakan usaha dan berhasil mencukupinya.

2.4.2 Perekonomian Keluarga

Untuk dapat mengetahui pengertian dari perekonomian keluarga, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu ekonomi dan apa itu keluarga. Kata “ekonomi” berasal dari bahasa latin oikonomia yang mengandung pengertian pengaturan rumah tangga. Rumah tangga disini mungkin kecil seperti sebuah keluarga, mungkin juga besar seperti negara. Pengaturan demikian bertujuan untuk mencapai kemakmuran (Elsi, 2007).


(39)

Pengertian Keluarga

a. Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) :

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

b. Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah : 1. Unit terkecil dari masyarakat

2. Terdiri atas 2 orang atau lebih

3. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah 4. Hidup dalam satu rumah tangga

5. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga 6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga

7. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing 8. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

Dari defenisi diatas maka perekonomian keluarga adalah pengaturan rumah tangga dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup keluarga untuk mencapai kemakmuran yang dapat dilihat dengan indiator yaitu, pendapatan, pendidikan pangan, Kesehatan,dan perumahan


(40)

2.4.2.1 Pendapatan

Ilmu ekonomi Mengenal istilah pendapatan yang mengandung arti Everes merinci pendapatan terdiri atas:

a. Pendapatan Berupa Uang

1. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi atu penjualan dari kerajinan rumah.

2. Hasil investasi yakni pendapatan yang di peroleh dari hak milik tanah. 3. Keuntungan sosial yakni pendapatan yang di peroleh dari kerja sosial. b. Pendapatan berupa barang, Yaitu pendapatan berupa :

1. Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentuk dalam beras, pengobatan dan transportasi, pemukiman dan rekreasi

2. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi dirumah atau di sewa yang seharusnya di keluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.

3. Penerimaan yang bukan pendapatan, yaitu pengambilan tabungan penjualan barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman uang, kiriman uang, hadiah/pemberian, warisan atau menang judi (Mulyanto Sumardi, 1985).

2.4.2.2 Pangan

Pengertian Pangan

Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan


(41)

bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.

Pangan dibedakan atas pangan segar dan pangan olahan : a. Pangan segar

Pangan segar adalah pangan yang belu mengalami pengolahan, yang dapat dikonsumsi langsung atau dijadikan bahan baku pengolahan pangan. Misalnya beras, gandum, segala macam buah, ikan, air segar. b. Pangan olahan tertentu

Makanan / pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang diperuntukkan bagi kelompok tertentu dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan kelompok tersebut.

c. Pangan siap saji

Pangan siap saji adalah makanan atau minuman yang sudah diolah dan bisa langsung disajikan di tempat usaha atau di luar tempat usaha atas dasar pesanan.

food,health,wealt

2.4.2.3 Pendidikan

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


(42)

1. Jenjang pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

a. Pendidikan anak usia dini

Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

b. Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

c. Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. yang harus dilaksanakan minimal 9 tahun

d. Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi merupakan penjurusan


(43)

dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA.

2. Jalur pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

a. Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

b. Pendidikan nonformal

Pendidikan non formal meliputi pendidikan dasar, dan pendidikan lanjutan. Pendidikan dasar mencakup pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan paling banyak ditemukan dalam pendidikan usia dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran (TPA), maupun Pendidikan Lanjut Usia. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) serta program paket A (setara SD), paket B (setara B) adalah merupakan pendidikan dasar.

c. Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.


(44)

2.4.2.4Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, memungkinkan setiap orang hi

Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan)

2.5 Kesejahteraan Sosial

2.5.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial bila diartikan secara harafiah mengandung makan yang luas dan mencakup berbagai segi pandang atau ukuran-ukuran tertentu tentang sesuatu hal yang menjadi ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermulai dari kata sejahtera, berwalan dengan kata ke dan berakhiran an. Sejahtera berarti aman, selamat, tentram dan makmur (terlepas dari segala gangguan dan kesusahan).

Istilah “Sosial” berasal dari bahasa latin; socius yang berarti kawanan atau teman. Manusia lahir dengan apa adanya. Menurut Dr. J. A ponsioen, dalam sumarnonugroho (1982), sosial memiliki arti yang berbeda: Yaitu sosial diartikan sebagai suatu indikasi dari kehidupan bersama makluk manusia. Umpamanya dalam kebersamaan rasa, berfikir, bertindak dalam hubungan antar manusia.


(45)

Selanjutnya pengertian kata “sosial” mungkin dilandasi oleh kenyataan bahwa kesemuanya bersangkutan dengan “orang dalam masyarakat” . Kesemuanya menekankan bahwa orang adalah makluk sosial dan tidak melulu makhluk ekonomi lainnya.

Kesejahteraan sosial dalam arti yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Oleh Walter A. Friedlander, Mengutarakan bahwa konsep dan istilah kesejahteraan sosial dalam pengertian program yang ilmiah baru saja dikembangkan sehubungan dengan masalah sosial daripada masyarakat kita yang industrial. Kemiskinan, kesehatan yang buruk, penderitaan dan disorganisasi sosial telah ada dalam sejarah kehidupan umat manusia, namun masyarakat yang industrial dari abad ke 19 dan 20 ini menghadapi begitu banyak masalah sosial sehingga lembaga-lembaga insani yang sama seperti keluarga, ketetanggaan, gereja dan masyarakat setempat tidak mampu lagi mengatasinya secara memadai.

Berikut ini beberapa defenisi yang menjelaskan arti kesejahteraan sosial antara lain dikemukan oleh :

1 W.A Friedlander

Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari usaha-usaha dan lembaga-lembaga sosial yang ditunjukan unutk mrmbantu individu maupun kelompok dalam mencapai standard hidup dan kesehatan yang memuaskan serta mencapai relasi perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka mengembngkan kemampuan-kemampuannya secara penuh unutk mempertinggi


(46)

kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakat, (Muhaidin, 1984: 1-2).

Denisi diatas menjelaskan:

a. Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem atau “organized System” yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.

b. Tujuan sistem tersebut adalah unutk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok seperti sandang, papan, kesehatan dan juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya

c. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara, meningkatkan “kemampuan individu” baik dalam memecahkan masalahnya maupun dalam memenuhi kebutuhannya.

2. Pre-conference Working Commitee For the XVth International Confrence Of Social Welfare

Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya didalamnya tercakup pula kebijakan dan pelayanan yang terkait dengan berbagai kehidupan masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya dan lain sebagainya.

Dari beberapa defenisi diatas, dapdat ditangkap pengertian bahwa kesejahteraan sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik di bidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi, ataupun kehidupan spritual.


(47)

2.5.2 Usaha Kesejahteraan Sosial

Dalam Undang-undang RI No. 6 Tahun 1974, tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial disebabkan bahwa pokok kesejahteraan sosial disebabkan bahwa usaha-usaha kesejahteraan sosial adalah semua upaya, program dan kegiatan yang ditunjukan untuk mewujutkan, membina, memelihara, memulihkan, dan mengembangkan kesejahteraan sosial (Nurdin, 1989 :79).

Perhatian pemerintah atas taraf kehidupan yang lebih baik dari warganya diwujudkan dengan penyediaan berbagai bentuk berbagai kesejahteraan sosial yang konkret (nyata) berusaha menjawab kebutuhan ataupun masalah yang dihadapi anggota masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat diarahkan pada individu, keluarga, kelompok ataupun komunitas. berdasarkan hasil diatas dapat dirasakan bahwa kesejahteraan sosial tidaklah bermakna bila tidak diterapkan dalam bentuk usaha kesejahteraan sosial yang nyata menyangkut kesejahteraan warga masyarakat. Oleh karena itu terminologi ini sulit untuk dipisahkan satu dengan yang lainnya (insiparable)

Dan sering kali digunakan secara tukar menukar (intrechangeably).

Dari termologi tersebut terlihat bahwa usaha kesejahteraan sosial seharusnya merupakan upaya yang konkret (nyata) baik ia bersifat langsung (direct service) ataupun tidak langsung (indirect service), sehigga apa yang dilakukan dapat dirasakan sebagai upaya yang benar- benar ditujukan untuk menangani masalah ataupun kebutuhan yang dihadapi masyarakat, dan bukan sekedar program, pelayan, ataupun kegitan yang dititik beratkan pada upaya menghidupi organisasi sendiri ataupun me4njadikan sebagai “panggung” untuk sekadar mengekpresikan penampilan diri person dalam sutu lembaga.


(48)

Usaha kesejahteraan sosial dibutuhkan karena pada berbagai negara terdapat warga masyaakat mempunyai kebutuhan dan masalah diluar kemampuan mereka untuk mengatasinya. Hal ini tentunya ditunjang dengan perkembangan dunia, bahwa kesajahteraan sosial (dan juga usaha kesejahteraan sosial) telah diterima masyarakat industrial modern sebagai salah satu fungsi guna membantu masyarakat dalam mengatasi masalah mereka. Masalah yang dihadapi warga masyarakat saat ini, bila ditelusuri, terkait dengan perubahaan sosial yang tejadi secara cepat (termasuk didalamnya adalah efek dari urbanisasi dan industrial).

Ada berbagai alasan maupun motivasi yang menlandasi penyedaiaan berbagai usaha kesajahteraan sosial, tetapi secara umum, menurut Thelma LEE Mendoza, ada tiga tunjuan utama yang terkait dengan kesejahteraan sosial (yang pada umumnya berhubung dengan upaya memperoleh sumber daya yang sangat terbatas) (dalam Howard 1953).

1. Tujuan yang bersifat Kemanusiaan dan keadilan sosial (Humantarian

and Social Justice goals).

Tujuan kesejahteraan sosial ini berakar dari gagasan ideal demokratik mengenal keadilan sosial, dan hal ini berasal dari keyakinan bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk mengembangkan pontensi yang mereka miliki, berdasarkan tujuaan ini, usaha kesejahteraan sosial banyak diarahkan pada upaya pengidentifikasi kelompok yang yang paling tidak mampu menolong dirinya sendiri, dan menjadikan mereka kelompok sasaran dalam kaitan dengan upaya menjembatani sumber daya yang langka.


(49)

2. Tujuan yang terkait Pengendaliaan Sosial (Social Control Goal).

Tujuan ini berdasarkan pemahaman bahwa kelompok yang tidak diuntungkan, kekurangan, ataupun tidak terpenuhi kebutuhan dapat melakukan “serangan” (baik secara individu maupun kelompok) terhadap masyaraka (terutama yang sudah mapan). Olek karena itu masyarakat tersebut harus berupaya untuk “mengamankan” diri dari sesuatu yang dapat mengacam kehidupan, pemikiran maupun stabilitas politik yang sudah berjalan. “Ancaman” seperti ini biasanya dimunculkan oleh kelompok yang kurang mempunyai kesempatan dan sumber daya untuk mendapatkan taraf hidup yang memadai. Usaha kesejahteraan sosial yang diberikan kepada para pelaku “kesejahteraan” baik remaja maupun dewasa merupakan salah satu perwujudkan dan tujuan pengendalian sosial dan kesejahteraan sosial. 3. Tujuan yang terkait dengan Pembanguna Ekonomi ( Economic-

Development Goal).

Tujuan pembangunan ekonomi memprioritaskan pada program-program yang dirancang untuk meningkatkan produksi barang dan pelayaan yang dapat diberikan, ataupun berbagai sumber daya lain yang dapat memberikan sumbangan terhadapan ekonomi. Beberapa contoh dari usaha kesejahteraan sosial yang searah dengan tujuan pembangunaan ekonomi adalah.

a. Beberapa tipe usaha kesejahteraan sosial secara langsung memberikan sumbangan terhadap peningkatan produktivitas individu, kelompok maupun masyarakat. Seperti usaha kesejahteraan sosial yang memberikan pelayaan konseling pada generasi muda yang bekerja


(50)

dibidang industri agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan bidang kerjaanya, usaha kesejahteraan sosial yang memfokuskan pada penyediaan fasilitas dan pelayaan rehabilitas pekerja yang mederita cacat, pelatihan terhadap para pengangguran dan lain sebagainya. b. Jenis usaha kesejahteraan sosial yang berupaya untuk mencegah atau

meminimalisir hambatan (beban) yang dapat dihadapi oleh para pekerja (yang masih produktif). Misalnya saja hambatan yang ditimbulkan oleh anak-anak mereka yang masih kecil, anak-anak mereka yang cacat ataupun menderita kelainan, orang tua yang sudah lanjut usia, dan sebagainya. Lembaga yang menjalankan usaha kesejahteraan sosial seperti ini antara lain antara lain tempat penitipan anak, pantai lanjut usia, klinik kesehatan, ataupun tempat rehabilitasi. c. Jenis usaha kesejahteraan sosial yang menfokuskan pada pencegahan

dampak negatif urbanisasi dan industrialisasi pada kehidupan keluarga dan masyarakat, atau membantu mereka agar dapat mengidetifikasi dan mengembangkan ”pemimpin” dari suatu komunitas lokal. Misalnya saja, usaha kesejahteraan sosial yang bergerak dibidang pelayaan pendidikan kehidupan keluarga (family life education

service), program pelatihan kepemimpinan ataupun berbagai jenis

pelayaan yang digumakan untuk pelayaan komunitas.

Dalam kaitan bidang ilmu kesejahteraan sosial, ada beberapa karakteristik usaha sosial masa kini, yaitu :


(51)

2. usaha kesejahteraan sosial diorganisir guna menanggapi kompleksitas masyarakat perkotaan yang modern.

3. kesejahteraan sosial mengarah ke spesialisasi sehingga lembaga kesejahteraan sosialnya juga menjadi lebih terspesialisasi.

4. usaha kesejahteraan sosial menjadi sangat luas.

Pembangunan bidang kesejahteraan sosial di Indonesia yang bertanggung jawab adalah Departemen Sosial. Secara saksi fundamental, departemen sosial memberikan patokan dan memberi arah dalam penyusunan dan pelaksanaan program-program pembangunan bidang kesejahteraan sosial. Sebagai patokan dan memberi arah, disusun pola dasar pembangunan bidang Kesejahteraan Sosial yang pelaksaannya menganut prinsip melanjutkan, meningkatkan, mengembangkan, dan memperbaiki serta mempembaruhi segala hasil pembangunan bidang kesejahrteraan sosial.

2.6 Kehadiran PT. Carrefour

Carrefour (Euronext: CA) ialah sebuah kelompok supermarket internasional, berkantor pusat di Perancis. Carrefour adalah kelompok ritel kedua terbesar setelah Wal-Mart.

Gerai Carrefour pertama dibuka pada 3 Juni, 1957, di Annecy di dekat sebuah persimpangan (carrefour, dalam Bahasa Perancis). Kelompok ini didirikan oleh Marcel Fournier dan Louis Deforey. Hingga kini, gerai pertama ini adalah gerai Carrefour terkecil di dunia.

Kelompok Carrefour memperkenalkan konsep hipermarket untuk pertama kalinya, sebuah supermarket besar yang mengombinasikan department store


(52)

("toko serba ada"). Mereka membuka hipermarket pertamanya pada 1962 di Sainte-Geneviève-des-Bois, dekat Paris, Perancis.

Carrefour di seluruh dunia

Gerai-gerai Carrefour di seluruh dunia

Tabel 2.1

Gerai Carrefour di Amerika

Negara Gerai Perdana

Jumlah

Gerai Hipermarket Supermarket

Toko Diskon

1982 461 28 114 319

1975 336 100 35 201

1998 37 37 -

1999 1 1 - -

Tabel 2.2

Gerai Carrefour di Asia

Negara Gerai Perdana

Jumlah

Gerai Hipermarket Supermarket

Toko Diskon

1995 270 64 8 212

1989 47 47 - -

1996 31 31 - -

1998 66 62 4 -

1994 12 12 - -

1997 2 2 - -

1996 22 22 - -


(53)

Tabel 2.3

Gerai Carrefour di Eropa

Negara Gerai Perdan a Jumla h Gerai Hipermarke t Supermarke t Toko Disko n Convenienc e Store Cash & Carr y

2000 505 56 261 - 188 -

1960 3704 216 1024 650 1650 156

1991 631 16 135 337 143 -

1993 1277 41 405 - 813 18

100 31 69 - - -

1992 387 7 - 380 - -

2000 6 6 - - - -

1973 3010 137 176 2668 - 29

2001 11 11 - - - -

1993 307 12 7 288 - -

1960 9947 542 2077 4323 2794 203

Keterangan : Langsung Milik Sendiri Di Bawah Izin Usaha

Gerai Carrefour di Indonesia dibuka pada bulan Oktober 1998 dengan membuka unit pertama di Cempaka Putih, Jakarta. Di Indonesia, Carrefour memiliki 66 gerai Hypermarket,dan 15 gerai Supermarket.

Komposisi saham Carrefour Indonesia berubah sejak April 2010 dengan komposisi saham tunggal terbesar dikuasai perusahaan Indonesia:

• Trans Corp (40%) • Carrefour SA (39%) • Onesia BV (11,5%)


(54)

Dengan komposisi kepemilikan terbaru ini pihak Trans Corp akan membuka lebih luas produk yang dijual di Carrefour dengan produksi Indonesia unggulan.

Di Indonesia ada 3 tipe Carrefour yaitu : Carrefour ada, 62 gerai, Carrefour Express, ada 14 gerai, Carrefour Market, ada 5 gerai

Saat ini Carrefour terdapat 62 gerai (outlet) Carrefour di Indonesia, dimana 22 buah di DKI, 7 buah di Banten, 9 Buah di Jawa Barat, 3 di Jawa Tengah, 9 di Jawa Timur, 2 Di Yogyakarta, 3 di Bali, 1 di Sumatera Selatan, 2 di Sumatera Utara, dan 3 di Sulawesi Selatan. Sedangkan Carrefour Express tredapat 14 Buah Di Indonesia yaitu 5 buah di DKI Jakarta, 1 di Banten, 3 di Jawa Barat, 2 di Jawa Timur, 1 di Lampung, 2 di Sulawesi selatan. Carrefour Market terdapat 5 buah di Indonesia yaitu, 1 Di DKI Jakarta, 2 Di Jawa Timur, 1 Di Bali 1 Di Kalimatan Barat agustus 2010 pukul 7:40).

2. 7 Kerangka Pemikiran

Keberadaan Pasar, Kususnya pasar tradisional, merupakan salah satu indikatator yang paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Pemerintah harus mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Perkembangan zaman dan gaya hidup yang di promosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terusik. Namun demikian, pasar tradisional masih mampu untuk bertahan dan bersaing ditengah serbuahan pasar modern dalam berbagai bentuknya (Indrakh, 2007).


(55)

Maraknya Pembangunan pasar Modern Membuat Para Pedagang tak mampu bertahan. Beberapa berita terbaru di media masa mengatakan bahwa sedikitnya 100 pasar dari sekutar 800 pasar tradisional yang tersebar di Jawa Barat kolaps. Hal ini diduga akibat pembangunan pasar modern yang semakin marak. Kota Bandung Sebagai barometer perdagangan Jawa Barat, Sedikitnya terdapat 6 Hipermarket, 60 Supermarket dan 350 Minimarket yang tersebar sampai ketingkat kecamatan (Jurnal Penelitian Koperasi Dan UKM No 1, 2006 Dalam Martin). Hal ini menunjukan Perkembangan pasar modern yang sangat cepat dan memberikan dampak yang kurang baik terhadap pasar tradisional. Hal diatas membuat penulis inign meneliti bagaimana Pengaruh kehadiran Pasar Modern terutama PT. Carrefour Terhadap pendapatan pedagang tradisional terutama pedagang pasar pagi kelurahan Padang Bulan Selayang II Kecamatan Medan Selayang Kota Medan akibat hadirnya PT. Carrefour di Sebelah pasar tradisional tersebut.

Untuk Lebih Jelasnya, uraian tentang dampak dari kehadiran carrefour terhadap pendapatan pedagang pasar pagi, maka peneliti menggambarkan bagan kerangka pemikiran sebagai berikut.


(56)

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

2.8 Defenisi Konsep

Defenisi Konsep merupakan suatu istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, Kelompok atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial (Masri Singarimbun, 1989:34).

Berdasarkan uraian yang terdapat pada kerangka teori maka peneliti merumuskan konsep-konsep penelitian sebagai berikut :

1. Pengaruh

Pengaruh adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu keadaan atau kondisi, dalam hal ini dilihat bagaimana pengaruh PT. Carrefour terhadap pendapatan pedagang pasar pagi.

Pasar Pagi PT. Carrefour

Indonesia

Pedagang Pasar Pagi

Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada


(57)

2. PT. Carrefour

PT. Carrefour adalah sebuah supermarket yang merupakan salah satu Industri ritel yang terbesar ke dua setelah Wal-Mart. Carrefour menyediakan produk-produk yang hampir sama dengan produk-produk yang dijual di pasar tradisional.

3. Pedagang Tradisional

Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjual-belikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan.

4. Perekonomian Keluarga

perekonomian keluarga adalah pengaturan rumah tangga dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup keluarga untuk mencapai kemakmuran yang dapat dilihat dengan indikator yaitu, pendapatan, pangan, pendidikan, kesehatan dana perumahan.

2.9 Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah penjabaran lebih lanjut tentang konsep, dan keterikatan konsep yang telah diterangkan. Menurut Masri Singarimbun, defenisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variable diukur, dengan membaca defenisi operasional dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan tahu bagaimana suatu variable, sehingga dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut (Singarimbun, 1991 : 49).

Dalam penelitian ini yang menjadi defenisi opersional adalah : 1. Pendapatan, meliputi :


(58)

a. Besarnya pendapatan sebelum hadirnya PT. Carrefour Indonesia

b. Besarnya pendapatan setelah hadirnya PT. Carrefour Indonesia 2. Pendidikan meliputi :

a. Pendidikan anak sebelum hadirnya PT. Carrefour Indonesia b. Pendidikan anak setelah hadirnya PT. Carrefour Indonesia 3. Perekonomian keluarga, meliputi :

a. Pendapatan b. Pangan c. Pendidikan d. Kesehatan e. Perumahan


(59)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif Kuantitatif, yaitu berusaha menggambarkan secara jelas pengaruh kehadiran PT. Carrefour Indonesia terhadap Perekonomian Keluarga Pedagang Pasar Sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan. 3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Pasar pagi Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Dimana lokasi ini merupakan salah satu tempat PT. Carrefour Indonesia mendirikan gerai (outlet) dengan jarak yang cukup dekat dengan pasar tradisional.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau kelompok orang, masyarakat, organisme, benda, objek, peristiwa atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinidikan secara spesifik dn tidak secara mendua (Silalahi, 2009:253).

Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang Pasar Sembada Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Maka dengan demikian yang menjadi populasi adalah sebanyak 400 Pedagang yang terdiri dari 250 berdagang di dalam dan 150 yang berdagang diluar pasar.


(60)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah satu subjet atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representative atau tidak. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipillih dari populasi (silalahi,2009:254). Gay berpendapat bahwa ukuran minimum sample yang dapat diterima berdasarkan pada metode penelitian metode deskriptif yaitu minimal 10% populasi(Hasan, 2002:60). Untuk populasi relatif kecil, minimal 20%. Jika jumlah populasi lebih dari 100 maka diambil sampelnya sejumlah 10-15% atau 20-25% dari populasi. Oleh karena itu Peneliti menetapkan sampel dalam penelitian ini adalah 10% dari jumlah populasi Pedagang pasar pagi yaitu 400x10% menjadi 40 Orang. Dengan demikian yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang.

Dalam menentukan sampel dari populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini maka penulis mengunakan metode pengambilan sampel berupa

“Poporsional Purposive Sampling” yaitu suatu metode yang berdasarkan

penunjuk sesuai dengan kewenangan dan kedudukan sampel. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel pedagang yang telah berdagang lebih dari satu tahun, dimana ditentukan sampel sebanyak 10% dari populasi. Jadi jumlah sampel adalah 10% x 400 = 40.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan penelitian menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang ada yang menyangkut masalah yang akan diteliti dengan mempelajari dan


(61)

menelaah buku-buku dan media lainnya yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Lapangan

Pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun kelokasi penelitian untuk mencari factor yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Penelitian ini ditempuh dengan cara :

a. Observasi, mengumpulkan data tentang gejala-gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengar dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran penelitian.

b. Quesioner, Mengumpulkan data dan informasi dengan cara menyebarkan suatu daftar pewrtanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden.

c. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebarkan angket kepada kelompok nelayan Desa Gambus Laut yang menjadi responden


(62)

3.5 Teknik Analisa Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif dan metode kuantitatif (uji t) untuk variable penghasilan dan pendapatan.

Rumus mencari uji t :

( )

( ) ( )

1

2 2

− −

n

D D

n

D

Dimana :

t : Nilai t untuk mean kelompok berulang pengukuran berulang D : Perbedaaan skor antara subjek berulang


(63)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis

4.1.1 Keadaan Alam

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Titi Rantai. Kelurahan Titi Rantai merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

Adapun Kelurahan Titi Rantai berbatasan dengan :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia

- Sebalah Barat berbatasan dengan Kelurahan Beringin, Kecamatan Medan Selayang

4.1.2 Luasa Wilayah

Luas wilayah Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan adalah 106 Ha. Luas ini digunakan penduduk dalam berbagai fungsi seperti pertanian sawah, pemukiman, perkantoran sarana umum, tempat ibadah dan lain sebagainya.


(64)

4.2 Keadaan Demografis

4.2.1 Jumlah Kepala keluarga dan Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Kelurahan Titi Rantai didiami oleh 8.903 Jiwa, terdiri atas 1.643 kepala keluarga, penduduk yang berjumlah 8.903 jiwa, jenis kelamin yang mendominasi di kelurahan Titi Rantai Ini adalah perempuan yaitu sebanyak 4.771 jiwa perempuan atau sebesar 53,6% dan sebanyak 4.132 laki-laki atau sebesar 46,4% dan. Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

NO Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-Laki 4.132 46,4

2 Perempuan 4.771 53.6

Jumlah 8.903 100

Sumber : Kantor Lurah 2011.

4.2.2. Diatribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Dalam menunjang ekonomi rumah tangga, masyarakat kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan Mengenal berbagai jenis mata pencaharian. Mata pencarian utama penduduk Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru ini sangat beranekaragam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4.2 dibawah ini :


(65)

Tabel 4.2

Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

NO Mata Pencaharian Frekuensi Persentase (%)

1 PNS 425 11

2 Petani 745 19.2

3 Pegawai swasta 495 12.8

4 Polisi/ ABRI 240 6.2

5 Pedagang 1.126 29.1

6 Pensiunan 195 5.3

6 Jasa Lainnya 635 16.4

Jumlah 3.861 100

Sumber : Kantor Lurah 2011

Seperti data yang terlihat dalam table 4.2 diatas bahwa mayoritas mata pencaharian masyarakat kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan adalah sebagai pedagang yaitu dari 3.861 orang sebanyak 1.126 orang atau sebesar 29,1% bermata pencaharian sebagai pedagang, diikuti yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 745 orang atau sebesar 19,2%, yang berprofesi sebagai PNS sebanyak 425 orang atau sebesar 11%, dan yang bermata pencaharian sebagai pegawai swasta sebanyak 495 orang atau sebesar 12,8%, yang bermata pencaharian sebagai Polisi/ABRI sebganyak 240 orang atau sebesar 6,2% sementara yang bermata pencaharian dari hasil pensiunan sebanyak 195 orang atau sebesar 5,3% dan yang bermata pencaharian dari jasa lain-lainnya sebanyak 6354 atau sebesar 16,4%.


(66)

4.2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan pada umunya pada tingkat SD sampai SMA, Sedangkan masyarakat yang berada pada tingkat sarjana/perguruan tinggi masih menunjukan angka yang tidak terlalu tinggi.

Sebagai gambaran umum tingkat pendidikan masyarakat kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.3

Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 Sekolah Dasar 470 16.9

2 SLTP 910 32.8

3 SMU 800 28.9

4 Perguruan Tinggi 595 21.4

Jumlah 2775 100

Sumber : Kantor Lurah 2011

Dari tabel 4.3 diatas dapat kita lihat tingkat pendidikan di kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru yang bersekolah di sekolah dasar sebanyak 470 orang atau sebesar 16,9%, sementara pada tingkat SLTP sebanyak 910 orang atau sebesar 32,8%, yang berada pada tingkat SMU sebanyak 800 orang atau sebesar 28,9% dan pada tingkat perguruan tinggi sebanyak 595 orang atau sebesar 21,4%, dapat kita lihat bahwa tingkat pendidikan yang mendominasi di kelurahan Titi antai Kecamatan Medan Baru yaitu pada tingkat SLTP.


(67)

4.3 Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya 4.3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Ditinjau dari sudut keagamaan, maka dapat diketahui bahwa masyarakat Kelurahan Titi Rantai mayoritas menganut agama Kristen protestan yaitu sebesar 39.9 %, Pemeluk agama lainnya yaitu Kristen Katolik sebanyak 32.1 %, Islam sebanyak 27,5 %sedangkan pemeluk agama hindu dan budha di kelurahan ini minoritas yaitu hanya masing-masing sebesar 0,23% saja.

Sebagai gambaran umum jenis agama yang di anut oleh penduduk kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.4

Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

No Jenis Agama Frekuensi Persentase (%)

1 Kristen Protestan 3.233 39.9

2 Kristen Katolik 2.600 32.1

3 Islam 2.220 27.5

4 Budha 20 0.23

5 Hindu 20 0.23

Jumlah 8.903 100

Sumber : Kantor Lurah 2011

4.3.2 Disribusi Penduduk Berdasarkan Etnis/Suku Bangsa

Suku bangsa di kelurahan Titi Rantai mayoritas bersuku batak karo, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam tabel 4.5 di bawah ini:


(1)

Sumber-Sumber Lain :

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan) diakses pada tanggal 29 Januari 2011 pukul 21.37 WIB

pukul 11.47 WIB.

diakses pada

tanggal 28 Agustus 2010 pukul 11:36

Indrakh, 2007 Pasar Tradisional Ditengah Kepungan Pasar Modern.

Daniel Suryadarma, 208 Dampak Supermarket terhadap pasar dan pedagang ritel tradisional di daerah perkotaan indonesia

http

Ekapribadi, Wildan. 2007. Pasar Modern: Ancaman Bagi Pasar Tradisional?. Jakarta


(2)

Lampiran-1: DATA PENDAPATAN PEDAGANG PASAR SEMBADA

NO Y1 Y2 KONDISI Y1-Y2 D2

1 730.000 800.000 + -70.000 4.900.000.000

2 965.000 965.000 0 0 0

3 1.200.000 1.200.00 0 0 0

4 1.100.000 1.000.000 - 100.000 10.000.000.000

5 1.400.000 1.300.000 - 100.000 10.000.000.000

6 1.000.000 850.000 - 150.000 22.500.000.000

7 800.000 1.000.000 + 200.000 40.000.000.000

8 1.200.000 1.000.000 - 200.000 40.000.000.000

9 1.300.000 1.300.000 0 0 0

10 1.000.000 1.000.000 0 0 0

11 1.000.000 900.000 - 100.000 10.000.000.000

12 1.350.000 1.200.000 - 150.000 22.500.000.000

13 750.000 1.000.000 + 250.000 62.500.000.000

14 1.250.000 1.300.000 + 50.000 2.500.000.000

15 965.000 965.000 0 0 0

16 1.300.000 1.300.000 0 0 0

17 1.000.000 1.000.000 0 0 0

18 1.200.000 1.100.000 - 100.000 10.000.000.000

19 900.000 900.000 0 0 0

20 1.250.000 1.200.000 - 50.000 2.500.000.000

21 1.000.000 1.300.000 + 300.000 90.000.000.000

22 750.000 1.200.000 + -450.000 202.500.000.000

23 1.200.000 1.000.000 - 200.000 40.000.000.000 24 1.400.000 1.200.000 - 200.000 40.000.000.000 25 1.200.000 1.100.000 - 100.000 10.000.000.000

26 800.000 750.000 - 50.000 2.500.000.000

27 1.300.000 1.300.000 0 0 0

28 1.000.000 1.000.000 0 0 0

29 1.250.000 1.100.000 - 150.000 22.500.000.000

30 965.000 1.100.000 - -135.000 18.225.000.000

31 1.200.000 1.200.000 0 0 0

32 850.000 850.000 0 0 0

33 1.000.000 1.200.000 + 200.000 40.000.000.000 34 1.300.000 1.200.000 - 100.000 10.000.000.000

35 1.250.000 1.250.000 0 0 0

36 1.100.000 1.000.000 0 0 0

37 1.200.000 1.200.000 0 0 0

38 1.400.000 1.200.000 - 200.000 40.000.000.000

39 800.000 750.000 - 50.000 2.500.000.000

40 1.100.000 1.000.000 - 100.000 10.000.000.000


(3)

(4)

Lampiran-2: DATA RESPONDEN BERDASARKAN SUMBER MODAL

NO Y1 Y2 KONDISI Y1-Y2 D2

1 3 3 0 0 0

2 3 3 0 0 0

3 3 1 - 2 4

4 2 2 0 0 0

5 3 3 0 0 0

6 1 1 0 0 0

7 2 2 0 0 0

8 3 1 - 2 4

9 3 3 0 0 0

10 2 2 0 0 0

11 3 2 - 1 1

12 3 2 - 1 1

13 2 3 + -1 1

14 3 2 - 1 1

15 3 2 - 1 1

16 2 3 + -1 1

17 3 2 - 1 1

18 3 3 0 0 0

19 3 1 - 2 4

20 1 3 + -2 4

21 3 2 - 1 1

22 2 2 0 0 0

23 3 3 0 0 0

24 3 2 - 1 1

25 3 1 - 2 4

26 2 2 0 0 0

27 3 1 - 2 2

28 1 3 + -2 4

29 3 3 0 0 0

30 3 2 - 1 1

31 2 3 + -1 1

32 1 1 0 0 0

33 2 3 - -1 1

34 3 2 - 1 1

35 3 2 - 1 1

36 2 3 + -1 1

37 3 2 - 1 1

38 1 1 0 0 0

39 3 3 0 0 0

40 3 2 - 1 1

TOTAL 13 41

Penjelasan

1. Modal Sendiri = 3 2. Pinjaman = 2 3. Lainnya = 1


(5)

(6)

Lampiran-3: DATA RESPONDEN BERDASARKAN TABUNGAN

NO Y1 Y2 KONDISI Y1-Y2 D2

1 1 1 0 0 0

2 2 2 0 0 0

3 2 2 0 0 0

4 1 1 0 0 0

5 1 2 - -1 1

6 2 2 0 0 0

7 1 2 - -1 1

8 1 1 0 0 0

9 2 2 0 0 0

10 1 2 - -1 1

11 2 2 0 0 0

12 1 2 - -1 1

13 1 1 0 0 0

14 2 2 0 0 0

15 2 1 + 1 1

16 1 1 0 0 0

17 2 2 0 0 0

18 2 2 0 0 0

19 1 1 0 0 0

20 1 2 - -1 1

21 2 2 0 0 0

22 2 2 0 0 0

23 1 1 0 0 0

24 2 2 0 0 0

25 1 2 - -1 1

26 2 2 0 0 0

27 1 2 - -1 1

28 2 2 0 0 0

29 1 1 0 0 0

30 2 1 + 1 1

31 2 2 0 0 0

32 1 2 - -1 1

33 2 2 0 0 0

34 2 2 0 0 0

35 1 1 0 0 0

36 2 2 0 0 0

37 1 1 0 0 0

38 2 2 0 0 0

39 1 2 - -1 1

40 2 2 0 0 0

TOT

AL -7 11

Keterangan 1. Ya = 1 2. Tidak = 2


Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Equity Sari Roti Terhadap Kepuasan Pelanggan Di Kelurahan Titi Rantai, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan

17 215 153

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

1 11 117

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 14

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 2 1

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 26

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 22

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 1 4

Eksistensi Pedagang Sembada (Studi Etnografi Mengenai Strategi Adaptasi Pedagang Tradisional Pasar Sembada Terhadap Kehadiran Carrefour Dan Agen Pasar Di Kota Medan)

0 0 2

Pengaruh Brand Equity Sari Roti Terhadap Kepuasan Pelanggan Di Kelurahan Titi Rantai, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan

1 1 18

PENGARUH BRAND EQUITY SARI ROTI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI KELURAHAN TITI RANTAI KECAMATAN MEDAN BARU, KOTA MEDAN SKRIPSI

0 0 14