Tugas Perkembangan Usia Lanjut

Adapun permasalahan-permasalahan lanjut usia secara garis besar yaitu: 1. Masalah yang bersifat fisiologis Masa lanjut usia memiliki ciri terjadinya penurunan fungsi-fungsi secara struktural anatomi maupun fungsional fisiologi. Penurunan ini bukan disebabkan oleh penyakit saja namun perubahan pada sel-sel tubuh menuju penuaan. Perubahan-perubahan dalam proses menua ini terjadi pada seluruh bagian tubuh, terutama pada bagian tubuh yang sel-sel nya tidak mengalami proses pembelahan mitosis dan tidak terjadi proses penggantian sel, misalnya otak manusia dan ginjal. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan homeostatis, perubahan prilaku serta penurunan metabolisme dan reproduksi. Contohnya mulai pikun, kecenderungan obesitas dan kemunduran kemampuan kerja secara fisik. Namun yang sangat menentukan dalam proses perubahan fisik ini adalah sikap prilaku individu itu sendiri terhadap proses penurunan-penurunan tersebut. 26 2. Masalah yang bersifat psikologis Permasalahan yang muncul pada masa ini lebih cnderung terlihat pada para lanjut usia yang masa mudanya bekerja secara rutin pada suatu instansilembaga, namun tidak menutup kemungkinan mereka yang tidak bekerja secara rutin. Untuk para lanjut usia yang tidak bekerja permasalahan psikososialnya yang muncul adalah sekitar bagaimana menghadapi perpisahan dengan lingkungan keluargaanak yang selama ini 26 Kementerian Sosial RI, “Modul Diklat Dasar Pekerjaan Sosial dengan Lanjut Usia”, h. 51. selalu bersama dan setelah menikah atau bekerja harus berpisah tempat tinggal. Sedangkan untuk para lansia yang bekerja, persoalan seperti penurunan fungsi fisik karena proses menua dan adanya pemutusan jabatan formal dalam pekerjaan, sangat mempengaruhi fungsi-fungsi psikologisnya. Orang yang memasuki masa pensiun tanpa atau dengan persiapan akan mengalami masalah emosional berupa depresi, gangguan psikologikal kejiwaan seperti anxiety dan nerosis. Bentuk yang paling umum dialami para lansia pensiun adalah kesulitan menerima kenyataan hidupralitas yang melekat pada dirinya, mengagung-agungkan masa lampau yang penuh dengan kejayaannya, merasa memiliki jabatan dan penerimaan dari lingkungannya. Keadaan semacam ini dikenal sebagai The Post-Power Syndrome, yaitu sindroma yang melekat dalam pikiran secara terus-menerus pada seseorang yang telah pensiun sehingga mempengaruhi tingkah lakunya dimana ia merasakan bahwa dirinya masih berkuasa, mempunyai kedudukan dan dihormati oleh lingkungannya. Gangguan-gangguan ini lazim dialami oleh lansia yang tidak mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang baik terhadap fase perkembangan dirinya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Hurlock bahwa mereka yang masih senang bekerja tapi dipaksa keluar pada usia wajib pensiun seringkali menyatakan sikap benci dan akibatnya motivasi mereka melakukan penyesuaian diri yang baik pada masa pensiun sangat rendah.