24
mengguncang dunia, seakan langit akan runtuh, bukit akan terbelah dan laut akan musnah.
10. Ketertarikan Manusiawi
human interest
Kadang-kadang suatu peristiwa tak menimbulkan efek berarti pada seseorang, sekelompok orang atau bahkan lebih jauh lagi pada suatu masyarakat
tetapi telah menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan dan alam perasaannya. Peristiwa tersebut tidak mengguncangkan, tidak mendorong aparat
keamanan siap-siaga atau segera merapatkan barisan dan tak menimbulkan perubahan pada agenda sosial-ekonomi masyarakat. Hanya karena naluri, nurani
dan suasana hati kita merasa terusik, maka peristiwa itu tetap mengandung nilai berita. Para praktisi jurnalistik mengelompokkan kisah-kisah
human interest
ke dalam berita ringan, berita lunak
soft news
. 11. Seks
sex
Berita adalah seks; seks adalah berita. Sepanjang sejarah peradaban manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan pasti menarik dan menjadi
sumber berita. Seks memang identik dengan perempuan. Perempuan identik dengan seks. Dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, selalu menyatu. Tak ada
berita tanpa perempuan, sama halnya dengan tak ada perempuan tanpa berita. Di berbagai belahan dunia, perempuan dengan segala aktivitasnya selalu layak muat,
layak siar, layak tayang. Segala macam berita tentang perempuan, tentang seks, selalu banyak peminatnya. Selalu dinanti dan bahkan dicari. Seks bisa menunjuk
pada keindahan anatomi perempuan, seks bisa menyentuh masalah poligami. Seks begitu akrab dengan dunia perselingkuhan para petinggi negara hingga selebriti.
Dalam hal-hal khusus, seks juga kerap disandingkan dengan kekuasaan. Seks juga sumber bencana bagi kedudukan dan jabatan seseorang Sumadiria, 2005: 80-85.
2.1.6. Terorisme
Terorisme belakangan ini cukup sering menjadi pembahasan di media sejak munculnya ISIS yang menggemparkan dunia akibat invasi mereka kepada
negara-negara yang bertentangan dengan ideologi mereka.
2.1.6.1. Sejarah Terorisme
Sejarah tentang Terorisme berkembang sejak berabad lampau, ditandai dengan bentuk kejahatan murni berupa pembunuhan dan ancaman yang bertujuan
untuk mencapai tujuan tertentu. Perkembangannya bermula dalam bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang kemudian berubah menjadi pembunuhan, baik
yang dilakukan secara perorangan maupun oleh suatu kelompok terhadap penguasa yang dianggap sebagai tiran. Pembunuhan terhadap individu ini sudah
Universitas Sumatera Utara
25
dapat dikatakan sebagai bentuk murni dari terorisme dengan mengacu pada sejarah terorisme modern.
Terorisme muncul pada akhir abad 19 dan menjelang terjadinya Perang Dunia-I, terjadi hampir di seluruh belahan dunia. Pada pertengahan abad ke-19,
Terorisme mulai banyak dilakukan di Eropa Barat, Rusia dan Amerika. Mereka percaya bahwa Terorisme adalah cara yang paling efektif untuk melakukan
revolusi politik maupun sosial, dengan cara membunuh orang-orang yang berpengaruh. Sejarah mencatat pada tahun 1890-an aksi terorisme Armenia
melawan pemerintah Turki, yang berakhir dengan bencana pembunuhan masal terhadap warga Armenia pada Perang Dunia I. Pada dekade tersebut, aksi
Terorisme diidentikkan sebagai bagian dari gerakan sayap kiri yang berbasiskan ideologi.
2.1.6.2. Definisi Terorisme
Kata teror berasal dari bahasa latin yaitu
terrere
yang kurang lebih diartikan sebagai kegiatan atau tindakan yang dapat membuat pihak lain ketakutan
Ezzat A. Fattah, 1997 dalam Hakim, 2004:9. Di masa Revolusi Perancis, sekitar tahun 1794, juga dikenal kata
Le Terreur
yang berasal dari bahasa Perancis. Kata tersebut pada awalnya dipergunakan untuk menyebut tindak kekerasan yang dilakukan rezim hasil
Revolusi Perancis terhadap para pembangkang yang diposisikan sebagai musuh negara. Teror yang dikembangkan oleh pemerintahan pasca Revolusi Perancis
adalah dengan cara menghukum mati para pegiat anti-pemerintah, dengan memenggal kepala korban di bawah tiang penggal
guillotin
. Sejak itulah kata teror masuk dalam khasanah bahasa-bahasa di Eropa.
Di Indonesia sendiri, sejak aksi-aksi teror merebak pasca pemerintahan Orde Baru dengan klimaks peristiwa pemboman di Bali, pengertian terorisme
ramai diperdebatkan publik. Adalah Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang disangkakan sebagai teroris, karena disebut-sebut sebagai tokoh Jamaah Islamiyah
dan memiliki hubungan dengan Umar Al-Faruq, memiliki persepsi sendiri
Universitas Sumatera Utara
26
mengenai terorisme. Jamaah Islamiyah JI adalah kelompok Islam yang oleh pemerintah Malaysia dan Singapura diberi label “radikal”, dan ditenggarai sebagai
jaringan Al Qaeda di Asia Tenggara. Sedangkan Umar Al-Faruq adalah orang yang diidentifikasi oleh CIA salah satu pimpinan Al Qaeda di Asia tenggara.
2.1.6.3. ISIS ISIS