BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman sekarang ini semakin banyak bisnis yang berkembang dalam  masyarakat  dari  bisnis  yang  biasa  sampai  bisnis  yang  unik.  Bisnis
memiliki  arti  usaha  yang  terorganisasi  dari  individu-individu  yang memproduksi  dan  menjual  barang  dan  jasa  yang  akan  memuaskan
kebutuhan masyarakat. Tentunya dengan didirikannya banyak bisnis maka akan banyak perusahaan yang berdiri juga. Perusahaan adalah wadah yang
memungkinkan  suatu  bisnis  dilaksanakan.  Perusahaan  bisa  juga  diartikan sebagai  kumpulan  sumber  daya  misal  :  sumber  daya  manusia,  sumber
daya  modal,  sumber  daya  teknologi,  dan  lain-lain  yang  memungkinkan bisnis  dilakukan  Yuniarto  :  2001.  Perusahaan  adalah  organisasi  yang
bertujuan untuk mencari laba profit oriented sehingga selalu diharapkan untuk berkembang menjadi perusahaan yang besar Fettry : 2008.
Pada  kenyataanya  terkadang  perusahaan  lupa  akan  tanggung jawabnya  terhadap  lingkungan  sekitar.  Pada  tanggal  23  September  2007
pengungkapan  corporate social  responsibility  atau tanggung  jawab sosial perusahaan  mulai  diwajibkan  melalui  UU  Perseroan  Terbatas  Nomor  40
tahun  2007,  khususnya  untuk  perusahaan-perusahaan  yang  hidup  dari ekstrasi  sumber  daya  alam.  Dalam  Pasal  74  Undang-Undang  tersebut
diatur  tentang  kewajiban  pengungkapan  tanggung  jawab  sosial  dan
lingkungan  perusahaan.  Sehingga  tidak  ada  lagi  sebutan  pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sukarela, namun wajib hukumnya.
Berdasarkan  dari  pengertian  perusahaan  sudah  tersirat  tujuan utamanya yaitu memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi
pemegang sahamnya
dengan berupa
upaya peningkatan
atau memaksimalisasikan
nilai pasar
perusahaan yang
bersangkutan. Meningkatkan  nilai  pasar  perusahaan  yang  bersangkutan  merupakan
tujuan  jangka  panjang  perusahaan.  Dalam  memaksimumkan  nilai perusahaan  dalam  waktu  jangka  panjang,  manajer  dituntut  untuk
mengambil  keputusan  yang  mempertimbangkan  seluruh  stakeholder, dimana  manajer  akan  dinilai  kinerjanya  berdasarkan  keberhasilannya
mencapai  tujuan  Jensen:2001  dalam  Ramadhani:2012.  Nilai  perusahaan yang tinggi adalah keinginan  para pemilik perusahaan karena diharapkan
dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham yang tinggi pula.
Eipsten    Freedman  1994  dalam  Anggraini  2006  menemukan bahwa  investor  individual  tertarik  terhadap  informasi  sosial  yang
dilaporkan  dalam  laporan  keuangan.  Informasi  yang  dimaksud  yaitu berupa  keamanan  dan  kualitas  produk  serta  aktivitas  lingkungan.  Jadi
salah  satu  faktor  yang  dapat  mempengaruhi  pemegang  saham  untuk berinvestasi  adalah  penerapan  corporate  social  resnponsibility.  Pada
penelitian Zuhroh dan Putu 2003 dalam Permanasari 2010 menyatakan bahwa  pengungkapan  sosial  dalam  laporan  tahunan  perusahaan  yang  go
public  telah  terbukti  berpengaruh  terhadap  volume  perdagangan  saham bagi  perusahaan  yang  masuk  kategori  high  profile  hal  itu  berarti  bahwa
investor  sudah  merespon  secara  baik  informasi-informasi  sosial  yang disajikan  perusahaan  dalam  laporan  tahunan.  Permanasari  2010
menyatakan semakin luas pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam  laporan  tahunannya  maka  akan  memberikan  pengaruh  terhadap
volume  perdagangan  saham  perusahaan  dimana  terjadi  lonjakan perdagangan  pada  seputar  publikasi  laporan  tahunan.  Dan  dengan
memberikan laporan mengenai corporate social responsibility diharapkan asimetri  informasi  di  perusahaan  akan  berkurang  karena  sesuai  dengan
teori sinyal bahwa untuk mengurangi atau menurunkan asimetri informasi yang terjadi di perusahaan antara manajemen dan pemegang saham, maka
manajemen  harus  memberikan  informasi  yang  sebanyak-banyaknya kepada  pemegang  saham.  Sehingga  dengan  berkurang  atau  menurunnya
asimetri  informasi  maka  tingkat  kepercayaan  pemegang  saham  terhadap manajemen akan meningkat dan diikuti dengan nilai perusahaan yang akan
meningkat  pula. Usaha-usaha  dalam  pelestarian  lingkungan  oleh
perusahaan  akan  mendatangkan  beberapa  keuntungan  ,  diantaranya  yaitu ketertarikan  para  pemegang  saham  dan  stakeholder    lainnya  terhadap
keuntungan  yang  diperoleh  perusahaan  akibat  pengelolahaan  lingkungan yang bertanggungjawab Pfeileger et al 2005 dalam Ramadhani 2012.
Teori  agensi  mengasumsikan  adanya  konflik  kepentingan  antara manajer  dan  pemegang  saham,  konflik  tersebut  dapat  diminimalkan
dengan  penyelarasan  kepentingan  yaitu  pertama  dengan  meningkatkan kepemilikan  manajemen  dan  yang  kedua  dengan  meningkatkan  kontrol
terhadap perilaku manajemen adanya kepemilikan asing atau kepemilikan institusional.  Jika  konflik  kepentingan  tersebut  dapat  berkurang  maka
pemegang saham akan mempercayai bahwa manajer tidak bertindak untuk kepentingan  mereka  sendiri  sehingga  nilai  perusahaan  akan  meningkat.
Maka  dari  itu  naik  turunnya  nilai  perusahaan  juga  dipengaruhi  oleh struktur  kepemilikan  karena  dengan  adanya  struktur  kepemilikan  maka
diharapkan konflik kepentingan berkurang. Banyak  penelitian  yang  menggunakan  struktur  kepemilikan
sebagai  penghubung  antara  corporate  social  responsibility  dengan perusahaan.  Cahyono  2012  menggunakan  kepemilikan  asing  sebagai
variabel  pemoderasi  karena  perusahaan  dengan  kepemilikan  asing merupakan  pihak  yang  dianggap  concern  terhadap  pengungkapan
corporate  social  responsiblity  tetapi  hasil  yang  diperoleh  yaitu kepemilikan  asing  tidak  dapat  mempengaruhi  hubungan  antara
pengungkapan CSR dan kinerja pasar perusahaan. Banyak  penelitian  mengenai  hubungan  antara  corporate  social
responsiblity,  nilai  perusahaan  dan  struktur  kepemilikan.  Baik  itu  dengan hasil  saling  berhubungan    positif  ataupun  ternyata  berhubungan  negatif.
Penelitian  ini  merupakan    pengembangan  dari  penelitian    Ramadhani 2012.  Jika  pada  penelitian  Ramadhani  2012    menggunakan    variabel
pemoderasi  kepemilikan  manajemen,  maka    penelitian  ini  menggunakan
kepemilikan asing sebagai variabel pemoderasi. B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan  beberapa  penjelasan  di  atas,  maka  masalah  yang  hendak dijawab oleh penulis dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah terdapat pengaruh corporate social responsibility terhadap
nilai perusahaan? 2.
Apakah  kepemilikan  asing  memiliki  pengaruh  sebagai  variabel moderating  dalam  hubungan  corporate  social  responsibility
terhadap nilai perusahaan?
C. Tujuan Penelitian