PengaruhTingkat Suku Bunga SBIdanIndeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2008 - 2015

(1)

(2)

(3)

(4)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Wildan Thaufik

Tempat & Tgl Lahir : Sumedang, 13 Oktober 1994

Jenis Kelamin : Pria

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat :

Jl. Sekeloa Gg. Kubangsari IV No.8 RT01/RW06 Kec.Coblong Kota Bandung

Telp. : 082216670687

e-mail : wildanthaufik@yahoo.com/

idanthaufik@gmail.com

Tinggi Badan : 187 cm

Berat Badan : 65 Kg

LATAR BELAKANG AKADEMIK

2000 – 2006 SD Negeri Cikuda Jatinangor

2006 – 2009 SMP YKM Tanjungsari Sumedang

2009 – 2012 SMA Negeri 1 Tanjungsari Sumedang

LATAR BELAKANG NONAKADEMIK

2011 Anggota Paskibra SMAN 1 Tanjungsari

2011 Anggota Osis SMAN 1 Tajungsari

2012 Sebagai peserta Seminar Pengembangan Bisnis di Universitas

Komputer Indonesia

2013 Sebagai Peserta Pembentukan Karakter “Character Building” di Dodik

Bela Negara


(5)

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN INDEKS

NIKKEI 225 TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM

GABUNGAN 2008-2015

(The Analysis of Influence SBI interest Rate and Nikkei 225 Indeks

to IHSG 2008-2015)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Dalam Menempuh Jenjang Strata 1 (Satu) Program Studi Manajemen

Disusun Oleh :

Wildan Thaufik

2.12.12.252

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(6)

vi KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan ridho – Nya dan juga tidak lupa shalawat serta

salam semoga selalu tercurah kepada jungjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik karya tulis ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan S1 program studi Manajemen. Berdasarkan program studi yang penulis tempuh, maka dalam pelaksanaan penulisan karya tulis ini penulis memilih satu pokok permasalahan yang akan penulis teliti yang dituangkan dalam judul :

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI dan INDEKS NIKKEI 225 TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

PERIODE 2008-2015

Penulis merasa bahwa dalam menyusun karya tulis ini merasa masih menemui kesulitan serta hambatan, disamping itu juga penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ini jauh dari kata sempurna dan banyak memiliki kekurangan lainya, maka dari itu penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari semua pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan terimakasih yang

sebesar–besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan karya

tulis ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terimakasih yang tulus kepada :


(7)

vii

1. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec., Lic. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

2. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi

Manajemen, Manjemen Pemasaran serta Keuangan dan Perbankan.

3. Linna Ismawati, SE., M.Si. selaku ketua sidang yang telah memberikan

bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyusunan Skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

4. Windi Novianti, SE., MM. selaku dosen pembimbing sekaligus dosen

wali yang selalu memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis.

5. Dosen–dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia yang telah mengajarkan banyak hal kepada penulis.

6. Ibu dan Ayah yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat dan

kasih sayangnya yang luar biasa kepada penulis selama ini.

7. Adik-adik saya yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat,

saran dan kritik, canda tawanya dan kasih sayangnya kepada penulis selama ini.

8. Siti Hardiyanti, Aginta Yuanint, Dini Shely, Dhilla Aini, Cyntia

Anggiani, Dhea Amalia, Betri Listia, Rian Hamdani serta sahabat-sahabat yang selalu memberikan saran serta kritik dan dukungan dengan canda tawa dalam penulisan Skripsi ini.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah


(8)

viii

Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2016


(9)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

ABSTRAK ... iii

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi dan Masalah ... 9

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9

1.2.2 Rumusan Masalah ... 10

1.2.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian... 10

1.4Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Kegunaan Akademis ... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis... 11

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 12

1.5.2 Waktu Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 13

2.1Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Tingkat Suku Bunga SBI (BI Rate) ... 13

2.1.1.1 Macam-macam Suku Bunga ... 13

2.1.1.2 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ... 14

2.1.1.3 Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia ... 14

2.1.1.4 Tujuan Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia... 17

2.1.1.5 Dasar Hukum Sertifikat Bank Indonesia ... 17


(10)

x

2.1.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi SBI ... 18

2.1.2 Indeks Nikkei 225 ... 19

2.1.2.1 Metode Perhitungan Indeks Nikkei 225 ... 20

2.1.3 Indeks Harga Saham Gabungan ... 21

2.1.3.1 Faktor-faktor dalam IHSG ... 22

2.1.3.2 Metode Perhitungan IHSG ... 22

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 24

2.2Kerangka Pemikiran ... 28

2.2.1 Teori Penghubung ... 29

2.2.2.1Tingkat Suku Bunga SBI dengan IHSG ... 29

2.2.2.2Indeks Nikkei 225 dengan IHSG ... 30

2.2.2.3Tingkat Suku Bunga SBI dan nikkei 225 dengan IHSG ... 31

2.3 Hipotesis ... 33

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 34

3.1Objek Penelitian ... 34

3.2Metode Penelitian ... 34

3.2.1 Desain Penelitian ... 35

3.2.2 Operasional Variabel ... 38

3.2.2.1Variabel Independen ... 38

3.2.2.2Variabel Dependen ... 38

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 39

3.2.3.1Sumber Data ... 39

3.2.3.2Teknik Penentuan Data ... 40

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 43

3.2.5.1Rancangan Analisis ... 43

3.2.5.2Pengujian Hipotesis ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1Gambaran Umum Perusahaan ... 60

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 60

4.1.1.1 Aspek Kegiatan Perusahaan ... 63

4.1.2 Struktur Organisasi ... 68

4.1.2.1 Deskripsi Jabatan... 69

4.2Analisi Deskriptif ... 72

4.2.1 Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI ... 72

4.2.2 Perkembangan Indeks Nikkei 225 ... 78


(11)

xi

4.3Analisi Verifikatif ... 88

4.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 89

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 90

4.3.3 Koefisien Korelasi Parsial... 97

4.3.4 Uji Koefisien Determinasi ... 98

4.3.5 Pengujian Hipotesis ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

5.1Kesimpulan ... 107

5.2Saran ... 108

5.3Lampiran ... 109


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Suku Bunga SBI, Indeks Nikkei 225 dan IHSG 2008-2015 ... 4

Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 12

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel 3.1 Operasional Variabel... 39

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 52

Tabel 4.1 Data Suku Bunga SBI 2008-2015 ... 72

Tabel 4.2 Perkembangan Rata-rata SBI 2008-2015 ... 75

Tabel 4.3 Data Indeks Nikkei 225 2008-2015 ... 78

Tabel 4.4 Perkembangan Rata-rata Indeks Nikkei 225 2008-2015 ... 81

Tabel 4.5 Data IHSG 2008-2015 ... 84

Tabel 4.6 Perkembangan Rata-rata IHSG 2008-2015... 86

Tabel 4.7 Estimasi Regresi Linier Berganda antara Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 terhadap IHSG ... 89

Tabel 4.8 Uji Normalitas ... 92

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas ... 93

Tabel 4.10 Uji Heteroskedastisitas ... 95

Tabel 4.11 Uji Autokorelasi ... 96

Tabel 4.12 Uji Tabel Durbin-Watson ... 96

Tabel 4.13 Korelasi Parsial antara SBI dan IHSGw ... 97

Tabel 4.14 Korelasi Parsial antara Indeks Nikkei 225 dan IHSG ... 98

Tabel 4.15 Koefisien Determinasi Simultan ... 99

Tabel 4.16 Koefisien Determinasi Parsial ... 99

Tabel 4.17 Uji t (parsial) Pengaruh SBI terhadap IHSG ... 101

Tabel 4.18 Uji t (parsial) Pengaruh Indeks Nikkei 225 terhadap IHSG ... 103


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ... 33

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 37

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 69

Gambar 4.2 Data Suku Bunga SBI 2008-2015 ... 74

Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Rata-rata SBI 2008-2015 ... 76

Gambar 4.4 Data Indeks Nikkei 225 2008-2015 ... 80

Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Rata-rata Indeks Nikkei 225 2008-2015 ... 82

Gambar 4.6 Data IHSG 2008-2015 ... 85

Gambar 4.7 Grafik Perkembangan Rata-rata IHSG 2008-2015 ... 87

Gambar 4.8 Grafik Normality of P-P Plot ... 91

Gambar 4.9 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial pengaruh SBI terhadap IHSG ... 102

Gambar 4.10 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial pengaruh Nikkei 225 terhadap IHSG .. 104


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian/Pengumpulan Data Dalam Rangka Menyusun Skripsi

Lampiran 2 Surat Penerimaan Mengadakan Penelitian/Pengumpulan Data Dalam Rangka Menyusun Skripsi

Lampiran 3 Berita Acara Bimbingan Skripsi

Lampiran 4 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian Usulan Penelitian Dosen Penguji 1 Lampiran 5 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian Usulan Penelitian Dosen Penguji 2 Lampiran 6 Lembar Revisi Sidang Akhir Penguji 1

Lamprian 7 Lembar Revisi Sidang Akhir Penguji 2 Lampiran 8 Surat Keterangan Persetujuan Publikasi Lampiran 9 Output SPSS


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2005. “Analisa Investasi, Edisi Kedua”. Jakarta: Salemba Empat.

Ahmad Ulil Albab. 2015. “Pengaruh Indeks Nikkei 225, Indeks Dow Jones, BI Rate

dan Kurs dollar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan 2008-2013”. Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya Malang 2015.

Andi Supangat. 2007. “Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial, dan Non

parametik. Edisi 1”. Kencana: Jakarta.

Ardian Agung Witjaksono. 2010. “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,

Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG 2000-2009”. Tesis Universitas Diponegoro 2010.

Astuti Ria , Apriatni E.P & Hari Susanta. 2013. “Analisis Pengaruh Tingkat Suku

Bunga SBI, Nilai Tukar (kurs) Rupiah, Inflasi dan Indeks Bursa Internasional Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan 2008-2012”. Journal Of Social and Politic Of Science 1-8. Universitas Diponegoro 2013.

Dewa Ayu dkk. 2014. “The Effect Of Global Stock Index (Dow Jones Industrial

Average, Nikkei 225, Hangseng, and Strait Times) On Jakarta Composite Index At Indonesian Stock Exchange (period 2010-2012)”. Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya.

Dwi Priyatno. 2008. “Mari Belajar SPSS. Yogyakarta”. Mediakom.

Husein Umar. 2005. “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Kusnendi. 2005. “Analisis Jalur Konsep dan Aplikasi dengan Program SPSS dan

LISREL 8”. Bandung : JPE FPIPS UPI.

Lucky Bayu Purnomo, 2012. “Rahasia di Balik Pergerakan Harga Saham”. PT.

Elex Media Komputindo, Jakarta.

Mashuri. 2008. “Metode Analisis Verifikatif dan Cara Menentukannya”.

Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Mohammad Samsul. 2008. “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”. Erlangga,

Jakarta.

Sunariyah. 2006. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi ke 5”. Yogyakarta:

ANDI.


(16)

Sugiyono . 2010. “Metode penelitian kuantitatif kualitatif & RND”. Bandung: Alfabeta.

Singgih Santoso. 2012. “Panduan Lengkap SPSS versi 20”. Jakarta. PT. Elex

Media Komputindo.

Sunariyah. 2006. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima”. UPP

STIM YKPN. Yogyakarta.

Suprihati MM. 2015. “The Analysis of The Influence of Exchange Rate, SBI Interest

Rate, Inflation Rate, Dow Jones Index And Nikkei 225 Index To IHSG”. International Journal Of Scientific Research And Education. STIE AAS Surakarta 2015.

Tita Deitiana Stella. 2010. “Pengaruh Indeks Dow Jones, Nikkei 225, Kospi, dan

shanghai Composite Indeks Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia 2004-2008”. Jurnal Trisakti School Of Management.

Uma Sekaran. 2006. “Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 4”. Jakarta :

Salemba Empat.

Bank Indonesia. 2016. Laporan Suku Bunga SBI. http://www.bi.go.id Diakses 22 Januari 2016.

Bursa Efek Indonesia Laporan IHSG. http://ww.idx.co.id Diakses 22 Januari 2016.

Yahoo Finance. Laporan Indeks Nikkei 225. http://www.yahoo.finance.com

Diakses 22 Januari 2016.

Yahoo Finance. Laporan Indeks Harga Saham Gabungan.

http://www.yahoo.finance.com Diakses 22 januari 2016.

SindoNews. Berita Suku Bunga SBI, Indeks Nikkei 225, dan IHSG. http://ekbis.sindonews.com Diakses 22 Januari 2016.

Vivanews. Berita SBI. http://VIVAnews.com Diakses 15 Juli 2016.


(17)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1.Kajian Pustaka

2.1.1. Tingkat Suku Bunga

Menurut Keynes, dalam Wardane (2003), tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi, misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat bunga (bila tingkat bunga naik maka surat berharga turun dan sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita capital loss atau capital gain.

2.1.1.1. Macam – macam Suku Bunga

Suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini

merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan.

2. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat

inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi.

Dalam Kamus Akuntansi (1996: 69), disebutkan bahwa Interest (bunga,

kepentingan, hak) merupakan: [1] beban atas penggunaan uang dalam suatu periode, dan [2] suatu pemilikan atau bagian kekayaan dalam suatu perusahaan, usaha dagang, atau sumber daya.


(18)

14

Sebagaimana tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, salah satu tugas Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter adalah membantu pemerintah dalam mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

Dalam melaksanakan tugasnya, BI menggunakan beberapa piranti moneter yang

terdiri dari Giro Wajib Minimum (Reserve Requirement), Fasilitas Diskonto,

Himbauan Moral dan Operasi Pasar Terbuka. Dalam Operasi Pasar Terbuka BI dapat melakukan transaksi jual beli surat berharga termasuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

2.1.1.2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/13/DPM tentang Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Melalui Lelang, Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan system diskonto. SBI diterbitkan tanpa warkat (scripless), dan seluruh kepemilikan maupun transaksinya dicatat dalam sarana Bank Indonesia BI-SSSS. Pihak-pihak yang dapat memiliki SBI adalah bank umum dan masyarakat. Bank dapat membeli SBI di pasar perdana sementara masyarakat hanya diperbolehkan membeli di pasar sekunder.

2.1.1.3. Penerbitan SBI

Penerbitan SBI di pasar perdana dilakukan dengan mekanisme lelang pada setiap hari Rabu atau hari kerja berikutnya (dalam hal hari dimaksud adalah hari libur). SBI diterbitkan dengan jangka waktu (tenor) 1 bulan sampai dengan 12 bulan


(19)

15

dengan satuan unit terkecil sebesar Rp1 juta. Saat ini Bank Indonesia menerbitkan SBI dengan tenor 1 bulan dan 3 bulan.

Penerbitan SBI tenor 1 bulan dilakukan secara mingguan sedangkan SBI tenor 3 bulan dilakukan secara triwulanan. Peserta lelang SBI terdiri dari bank umum dan pialang pasar uang Rupiah dan Valas(www.bi.go.id).

Metode lelang penerbitan SBI dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) cara

yaitu melalui Variable Rate Tender (peserta lelang mengajukan penawaran

kuantitas dengan tingkat diskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia) dan

dengan Fixed Rate Tender (peserta lelang mengajukan penawaran kuantitas dengan

tingkat diskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia).

Sejak awal Juli 2005, Bank Indonesia menggunakan mekanisme BI rate (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan oleh Bank Indonesia untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan. Definisi BI rate sendiri menurut Bank Indonesia adalah suku bunga instrument sinyaling Bank Indonesia yang ditetapkan pada Rapat Dewan Gubernur triwulanan untuk berlaku selama triwulan berjalan, kecuali ditetapkan berbeda oleh Rapat Dewan Gubernur bulanan dalam triwulan yang sama(www.bi.go.id).

BI rate digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi pengendalian moneter untuk mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar terbuka berada di sekitar BI rate. Selanjutnya suku bunga SBI 1 bulan diharapkan mempengaruhi suku bunga pasar uang antar bank dan suku bunga jangka yang lebih panjang.


(20)

16

Perubahan BI rate (SBI tenor 1 bulan) ditetapkan secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps). BI rate ditetapkan oleh dewan gubernur dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1) Rekomendasi BI rate yang dihasilkan oleh fungsi reaksi kebijakan dalam model

ekonomi untuk pencapaian sasaran inflasi

2) Berbagai informasi lainnya seperti indikator makro ekonomi, survey, pendapat ahli, hasil-hasil riset ekonomi, dll.

Saat ini Bank Indonesia menggunakan tingkat suku bunga SBI sebagai salah satu instrumen untuk mengedalikan inflasi. Apabila inflasi dirasakan cukup tinggi maka Bank Indonesia akan menaikkan tingkat suku bunga SBI untuk meredam kenaikan inflasi. Perubahan tingkat suku bunga SBI akan memberikan pengaruh bagi pasar modal dan pasar keuangan. Apabila tingkat suku bunga naik maka secara

langsung akan meningkatkan beban bunga. Perusahaan yang mempunyai leverage

yang tinggi akan mendapatkan dampak yang sangat berat terhadap kenaikan tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga ini dapat mengurangi profitabilitas perusahaan sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap harga saham perusahaan yang bersangkutan.

Selain kenaikan beban bunga, tingkat suku bunga SBI yang tinggi dapat menyebabkan investor tertarik untuk memindahkan dananya ke deposito. Hal ini terjadi karena kenaikan tingkat suku bunga SBI akan diikuti oleh bank-bank komersial untuk menaikkan tingkat suku bunga simpanan. Apabila tingkat suku bunga deposito lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, tentu investor akan mengalihkan dananya ke deposito. Terlebih lagi


(21)

17

investasi di deposito sendiri merupakan salah satu jenis investasi yang bebas resiko. Pengalihan dana oleh investor dari pasar modal ke deposito tentu akan mengakibatkan penjualan saham besar-besaran sehingga akan menyebabkan penurunan indeks harga saham.

Bagi masyarakat sendiri, tingkat suku bunga yang tinggi berarti tingkat inflasi di negara tersebut cukup tinggi. Dengan adanya inflasi yang tinggi akan menyebabkan berkurangnya tingkat konsumsi riil masyarakat sebab nilai uang yang dipegang masyarakat berkurang. Ini akan menyebabkan konsumsi masyarakat atas barang yang dihasilkan perusahaan akan menurun pula. Hal ini tentu akan mengurangi tingkat pendapatanperusahaan sehingga akan mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut (Sunariyah,2006).

2.1.1.4. Tujuan Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia

Sebagai otoritas moneter, BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer (uang kartal dan uang giral di BI) yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai Rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh BI untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut. 2.1.1.5. Dasar Hukum Sertifikat Bank Indonesia

Dasar hukum penerbitan SBI adalah UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Sentral, Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/67/KEP/DIR tanggal 23 Juli 1998 tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia serta Intervensi Rupiah, dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/2/PBI/2004 tanggal 16


(22)

18

2.1.1.6. Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia

SBI memiliki karakteristik sebagai berikut (www.bi.go.id):

1. Jangka waktu maksimum 12 bulan dan sementara waktu hanya diterbitkan

untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan.

2. Denominasi: dari yang terendah Rp 50 juta sampai dengan tertinggi Rp 100

miliar.

3. Pembelian SBI oleh masyarakat minimal Rp 100 juta dan selebihnya dengan

kelipatan Rp 50 juta.

4. Pembelian SBI didasarkan pada nilai tunai berdasarkan diskonto murni (true

discount) yang diperoleh dari rumus berikut ini:

5. Pembeli SBI memperoleh hasil berupa diskonto yang dibayar di muka.

Nilai Diskonto = Nilai Nominal – Nilai Tunai

6. Pajak Penghasilan (PPh) atas diskonto dikenakan secara final sebesar 15 %.

7. SBI diterbitkan tanpa warkat (scripless).

8. SBI dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

2.1.1.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga

Setiap investor selalu mengharapkan agar uang atau dana yang ditanam menjadi berkembang oleh karena memperoleh suku bunga. Akan tetapi kalau terjadi inflasi (akibat tingkat harga naik), jumlah uang yang diterima daya belinya akan berkurang. Jadi bunga yang diterima harus sudah memperhitungkan tingkat


(23)

19

inflasi (premi inflasi). Seorang investor harus mengorbankan konsumsinya sekarang karena uangnya untuk di investasikan, maka untuk itu wajar jika investor menuntut agar dalam menentukan tingkat bunga dipertimbangkan adanya preferensi waktu (premi preferensi waktu). Investor harus membayar pajak atas bunga yang diterimanya, maka investor juga menghendaki agar pajak (premi pajak) juga dipertimbangkan dalam menentukan besarnya tingkat bunga.

Darmawi (2006:182) menyatakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat suku bunga yaitu harapan akan inflasi, jatuh tempo sekuritas atau kredit, keberadaan risiko pada peminjaman, risiko tentang penarikan sekuritas sebelum jatuh tempo, kemampuan pemasaran dan pajak. Yang dimaksud dengan tingkat suku bunga adalah persentase dari pokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbal jasa yang dilakukan dalam suatu periode tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak. 2.1.2. Indeks Nikkei 225

Nikkei 225 adalah sebuah indeks pasar saham di Bursa Efek Tokyo. Indeks ini telah dihitung oleh harian Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak 7 September 1950. Metode perhitungannya menggunakan perhitungan harga rata-rata (unit dalam yen), dan komponen saham perusahaan yang tercantum dalam indeks akan ditinjau setahun sekali. Saham perusahaan yang tercatat dalam Indeks Nikkei 225 merupakan saham yang paling aktif diperdagangkan dalam bursa efek Tokyo. Saat ini, Nikkei adalah indeks yang paling banyak digunakan sebagai panduan bagi investor ketika akan berinvestasi (www.en.wikipedia.org).


(24)

20

Indeks ini dibuat untuk mencerminkan kondisi pasar saham, oleh karena itu pergerakan setiap indeks sektor industri dinilai setara dan tidak ada pembobotan

yang lebih untuk sektor-sektor industri tertentu

(www.nni.nikkei.co.jp/e/cf/fr/market/nikkeiindex.cfm). Berbagai macam event

yang terjadi di pasar saham Tokyo seperti stock splits, perpindahan dan

penambahan dari saham yang beredar akan memberikan dampak atas perhitungan

indeks dan bilangan pembaginya (divisor).

2.1.2.1. Metode Perhitungan Indeks Nikkei 225

Metode Perhitungan Indeks Nikkei 225 menggunakan rumus sebagai berikut :

������ 5���� �

Sumber : www.nni.nikkei.co.jp

Dimana Σp adalah jumlah seluruh harga saham yang tercatat di Indeks Nikkei 225 dan divisor adalah angka yang ditentukan oleh otoritas bursa sebagai

bilangan pembagi (en.wikipedia.org). Nilai divisor berdasar perhitungan otoritas

bursa per April 2009 adalah sebesar 24.656. Bagi saham-saham yang harganya kurang dari 50 yen, maka harga sahamnya akan dihitung 50 yen. Untuk penggunaan harga, ditentukan berdasar prioritas sebagai berikut :

1. Harga khusus terbaru 2. Harga saat ini

3. Harga standar

Perusahaan yang tercatat di Indeks Nikkei 225 merupakan perusahaan besar yang telah beroperasi secara global, termasuk di Indonesia. Dengan naiknya Indeks


(25)

21

Nikkei 225 ini berarti kinerja perekonomian Jepang ikut membaik. Sebagai salah satu negara tujuan ekspor Indonesia, pertumbuhan ekonomi Jepang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui kegiatan ekspor maupun aliran modal masuk baik investasi langsung maupun melalui pasar modal (Sunariyah,2006).

M. Samsul (2008) mengungkapkan bahwa pergerakan indeks di pasar modal suatu negara dipengaruhi oleh indeks-indeks pasar modal dunia. Hal ini disebabkan aliran perdagangan antar negara, adanya kebebasan aliran informasi, serta deregulasi peraturan pasar modal yang menyebabkan investor semakin mudah untuk masuk di pasar modal suatu negara.

2.1.3. Indeks Harga Saham Gabungan

(Sunariyah, 2011:140) Indeks harga saham gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat disuatu bursa efek. Maksud dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang dimasukan dalam perhiungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut.

Menurut Sunariyah (2011:142-143) dalam Ardian Agung Witjaksono

(2010), Indeks Harga Saham Gabungan atau Composite Stock Price Index (IHSG)

merupakan suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerjakerja saham yang

tercatat di suatu bursa efek.

Abdul Halim (2005:13) Indeks Harga Saham Gabungan di BEI meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen.


(26)

22

2.1.3.1. Faktor-Faktor dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Secara garis besar, ada tiga faktor utama yang berpengaruh terhadap pergerakan IHSG yaitu: faktor domestik, faktor asing, dan faktor aliran modal ke Indonesia.

1. Faktor domestik berupa faktor-faktor fundamental suatu negara seperti

inflasi, pendapatan nasional, jumlah uang yang beredar, suku bunga, maupun nilai tukar Rupiah. Berbagai faktor fundamental tersebut dianggap dapat berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya berpengaruh pada pergerakan Indeks.

2. Faktor asing merupakan salah satu implikasi dari bentuk globablisasi

dan semakin terintegrasinya pasar modal di seluruh dunia. Kondisi ini memungkinkan timbulnya pengaruh dari bursa-bursa yang maju (developed) terhadap bursa yang sedang berkembang. Krisis yang mengakibatkan jatuhnya bursa Amerika Serikat yang terjadi belakangan ini telah menyeret bursa di Asia pada krisis tahun 1997, termasuk bursa Indonesia.

2.1.3.2 Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Abdul Halim (2005) Indeks Harga Saham Gabungan pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100 dengan jumlah emiten yang tercatat sebanyak 13 emiten. IHSG dapat dihitung dengan mnggunakan rumus berikut Abdul Halim (2005:13) :


(27)

23

Keterangan :

IHSG : IHSG pada hari ke-1

NPt :Nilai pasar pada hari ke-t, dari jumlah lembar saham yang tercatat di bursa

dikalikan dengan harga pasar perlembar.

ND : Nilai dasar, BEI memberi nilai dasar IHSG pada tanggal 10-Agustus 1982

Nilai dasar tersebut sejak 10 Agustus 1982 selalu disesuaikan bila terjadi coorporate action yang dilakukan oleh emiten seperti penawaran saham perdana (IPO), right issues, company listing, delisting, dan konversi. Salah satu faktor yang harus dihitung dalam melakukan penyesuaian Nilai Dasar adalah Harga teoritis. Selain berpengaruh pada harga saham, yang ditandai dengan adanya harga teoritis saham, coorporate action juga akan menyebabkan perubahan jumlah saham tercatat jika emiten melakukan reverse split.

Rumus untuk mencari nilai dasar yang baru karena adanya coorporate action tersebut adalah :

��� �� + ����� � ���

Keterangan :

NDB : Nilai Dasar Baru NDL : Nilai Dasar Lama NPL : Nilai Pasar Lama NPT : Nilai Pasar Tambahan


(28)

24

Sejak tanggal 1 Desember 2007, Bursa Efek Jakarta digabung dengan Bursa Efek Surabaya menjadi Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu IHSG BEJ kemudian berubah menjadi IHSG BEI sejak penggabungan tersebut.

Menurut Sunariyah (2011:142-143) ada dua metode perhitungan indeks harga saham gabungan yaitu:

1) Metode rata-rata (Average Method)

Pada metode ini, harga pasar saham-saham yang dimasukan dalam perhitungan indeks tersebut dijumlah kemudian dibagi dengan suatu factor pembagi tertentu.

2) Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average Method)

Pada metode ini, dalam perhitungan indeks menambahkan pembobotan di samping harga pasar saham dan harga dasar saham.

2.1.4. Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks Dow Jones Terhadap IHSG. Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut:

1) Ardian Agung Witjaksono (2010), Hasil ini menunjukkan bahwa penurunan

tingkat suku bunga SBI akan mendorong kenaikan IHSG. Berpengaruh negatif.

2) Ahmad Ulil Albab dalam penelitiannya yan berjudul Pengaruh Indeks


(29)

25

IHSG dengan hasil penelitiannya mengemukakan bahwa Indeks Nikkei 225 Berpengaruh Terhadap IHSG.

3) Tita Deitiana Stella dalam Penelitiannya yang berjudul Pengaruh Indeks

Dow Jones, Nikkei 225 dan Shanghai Composite Index Terhadap IHSG mengemukakan bahwa Indeks Nikkei berngaruh positif terhadap IHSG.

4) Ria Astuti, Apriatni E.P & Hari Susanta dalam penelitiannya yang berjudul

Analisi Pengaruh Tingkat Suku Bunga(SBI), Nilai Tukar(Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG (Studi Pada IHSG di BEI Periode 2008-2012). Yang hasilnya Suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap IHSG dan Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif terhadap IHSG.

5) Suprihati MM dalam penelitiannya yang berjudul The Analysis of The

Influence of Exchange Rate, SBI Interest Rate, Inflation Rate, Dow Jones Index And Nikkei 225 Index To IHSG mengemukakan bahwa tingkat variabel SBI memiliki dampak negatif dan signifikan terhadap IHSG di BEI, dan variabel indeks Nikkei 225 memiliki pengaruh negatif terhadap IHSG, ini menunjukkan bahwa kenaikan indeks di Jepang yang mengakibatkan melemahnya kepercayaan pelaku ekonomi di pasar saham Indonesia mungkin karena kondisi tidak stabil politik Indonesia dan ini menunjukkan bahwa ada adalah kesempatan untuk mengembangkan pasar modal dalam negeri melalui asing. Dan melemahnya IHSG juga dipicu gempa bumi dan tsunami pada bulan Maret 2011, karena itu sentimen juga negatif dari ekonomi AS yang lemah dan krisis utang di Eropa.


(30)

26

6) Dewa Ayu Kartika Venska Suhadak Siti Ragil Handayani dalam

penelitiannya yang berjudul The Effect Of Global Stock Indexs (Dow Jones Industrial Average, Nikkei 225, Hang Seng, and Strait Times) On Jakarta

Composite Index At Indonesian Stock Exchange (Period of 2010 – 2012)

menyatakan bahwa Dow Jones Industrial Average, Nikkei 225, Indeks Hang Seng, dan Straits Times Index simultaneouslly memiliki dampak yang signifikan terhadap Indeks Gabungan (IHSG), dan sebagian hanya Dow Jones Industrial Average, Nikkei 225, dan Straits Times Index memiliki signifikan efek pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

1. Ardian Agung

Witjaksono (2010) Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG Hasil ini menunjukkan bahwa penurunan tingkat suku bunga SBI akan mendorong kenaikan IHSG. Perbedaan periode waktu penelitian, tidak ada variabel Minyak Dunia, Harga Emas Dunia dan Indeks Dow Jones. Sama-sama menempa tkan IHSG sebagai variabel dependen dan suku bunga sebagai variable independ en

2. Ahmad Ulil

Albab (2015) Pengaruh Indeks Nikkei 225, Dow jones Industial Average, BI Rate dan Kurs Dolar Terhadap IHSG 2008-2013 Indeks Nikkei terdapat pengaruh terhadap

IHSG. Dimana jika kurs terapresiasi maka akan direspon dengan naiknya nilai IHSG. Begitu

juga dengan Indeks Nikkei terdapat Perbedaan periode waktu penelitian, tidak ada variabel Indeks Dow Jones dan Kurs Dollar. Sama sama menempat kan IHSG sebagai variabel dependen dan Indeks Nikkei 225


(31)

27

pengaruh terhadap IHSG. Dimana saat Indeks Nikkei 225 meningkat maka IHSG juga ikut menguat.

sebagai variabel independe n

3. Tita Deitiana

Stella (2010)

Pengaruh Indeks Dow Jones, Nikkei 225 dan Shanghai Composite Index Terhadap IHSG mengemukakan bahwa Indeks Nikkei berngaruh positif terhadap IHSG 2004-2008 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapatdisimpulkan bahwa Indeks Nikkei 225, baik secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap IHSG BEI. Perbedaan periode waktu penelitian, tidak ada variabel Indeks Dow Jones, Kospi dan Shanghai Composite Index Sama sama menempat kan IHSG sebagai variabel dependen dan Indeks Nikkei 225 sebagai variabel independe n

4. Ria Astuti,

Apriatni E.P & Hari Susanta Analisi Pengaruh Tingkat Suku Bunga(SBI), Nilai Tukar(Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG (Studi Pada IHSG di BEI Periode 2008-2012)

Yang hasilnya Suku bunga SBI

berpengaruh negatif terhadap IHSG dan Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif terhadap IHSG. Perbedaan periode waktu penelitian, tidak ada variabel Kurs, Inflasi Sama sama meneliti variabel suku bunga SBI dan Indeks Nikkei 225

5. Suprihati MM The Analysis of

The Influence of Exchange Rate, SBI Interest Rate, Inflation Rate, Dow Jones Index And Nikkei 225 Index To IHSG

Simultaneously changes in variables rupiah, SBI Rate, Inflation, Dow Jones and Nikkei225 index has a significant impact on the Composite Stock Price Index (IHSG) in Indonesia Stock Exchange. Perbedaan periode waktu penelitian, tidak ada variabel inflasi dan Indeks Dow Jones Sama sama meneliti variabel suku bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 secara simultan


(32)

28

6. Dewa Ayu Kartika Venska; 2014

Dow Jones Industrial Average, Nikkei 225, Indeks Hang Seng, dan Straits Times Index

simultaneouslly memiliki dampak yang signifikan terhadap Indeks Gabungan (IHSG), dan sebagian hanya Dow Jones Industrial Average, Nikkei 225, dan Straits Times Index memiliki signifikan efek pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). variabel Nikkei 225 berpengaruh positif terhadap IHSG. Perbedaan periode waktu penelitian Sama sama meneliti variabel nikkei 225

2.2Kerangka Pemikiran

Seperti yang telah diungkapkan di atas, banyak faktor yang mempengaruhi pasar modal. Faktor-faktor tersebut bisa dari internal nmaupun eksternal. Investor tentu harus memperhatikan faktor-faktor tersebut agar investasi yang dilakukannya dapat memberikan hasil yang diharapkan. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap pasar modal. Pada penelitian ini faktor-faktor yang diduga berpengaruh adalah tingkat suku bunga SBI, dan Indeks Nikkei 225. Variabel tersebut dipilih karena adanya ketidak konsistenan dalam penelitian-penelitian terdahulu dan adanya anomali dari data yang telah diamati seperti yang telah diungkapkan terdahulu.

Suku bunga SBI merupakan pasar uang yang memiliki pengaruh negative terhadap IHSG jika suku bunga SBI meningkat dalam jangka panjang tentunya para investor akan beralih membeli SBI karena nilai jualnya tinggi begitupun sebaliknya apabila IHSG meningkat para investor akan lebih membeli saham di


(33)

29

pasar modal. Namun apabila SBI meningkat hanya sementara tentunya tidak terlalu berdampak terhadap IHSG para investor akan tetap berinvestasi di pasar modal.

Pasar modal Indonesia sudah terintegrasi dengan pasar modal dunia. Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa pergerakan pasar modal Indonesia akan dipengaruhi oleh pergerakan pasar modal dunia baik secara langsung maupun tidak langsung. Indeks nikkei 225 dipilih karena Indeks ini merupakan Indeks salah satu negara maju yaitu Jepang dengan naiknya Indeks Nikkei 225 ini berarti kinerja perekonomian Jepang ikut membaik dan akan mendorong Ekonomi Indonesia.

2.2.1 Teori Penghubung

2.2.1.1Hubungan antara Tingkat Suku Bunga SBI dengan IHSG

Saat ini Bank Indonesia menggunakan tingkat suku bunga SBI sebagai salah satu instrumen untuk mengedalikan inflasi. Apabila inflasi dirasakan cukup tinggi maka Bank Indonesia akan menaikkan tingkat suku bunga SBI untuk meredam kenaikan inflasi. Perubahan tingkat suku bunga SBI akan memberikan pengaruh bagi pasar modal dan pasar keuangan. Apabila tingkat suku bunga naik maka secara

langsung akan meningkatkan beban bunga. Perusahaan yang mempunyai leverage

yangtinggi akan mendapatkan dampak yang sangat berat terhadap kenaikan tingkat bunga.

Kenaikan tingkat bunga ini dapat mengurangi profitabilitas perusahaan sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap harga saham perusahaan yang bersangkutan. Selain kenaikan beban bunga, tingkat suku bunga SBI yang tinggi dapat menyebabkan investor tertarik untuk memindahkan dananya ke deposito. Hal ini terjadi karena kenaikan tingkat suku bunga SBI akan diikuti oleh bank-bank


(34)

30

komersial untuk menaikkan tingkat suku bunga simpanan. Apabila tingkat suku bunga deposito lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor, tentu investor akan mengalihkan dananya ke deposito. Terlebih lagi investasi di deposito sendiri merupakan salah satu jenis investasi yang bebas resiko.

Pengalihan dana oleh investor dari pasar modal ke deposito tentu akan mengakibatkan penjualan saham besar-besaran sehingga akan menyebabkan penurunan indeks harga saham. Bagi masyarakat sendiri, tingkat suku bunga yang tinggi berarti tingkat inflasi di negara tersebut cukup tinggi. Dengan adanya inflasi yang tinggi akan menyebabkan berkurangnya tingkat konsumsi riil masyarakat sebab nilai uang yang dipegang masyarakat berkurang. Ini akan menyebabkan konsumsi masyarakat atas barang yang dihasilkan perusahaan akan menurun pula. Hal ini tentu akan mengurangi tingkat pendapatan perusahaan sehingga akan mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadapharga saham perusahaan tersebut (Sunariyah,2006). Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ardian Agung Witjaksono (2010). Hasil ini menunjukkan bahwa penurunan tingkat suku bunga SBI akan mendorong kenaikan IHSG.

2.2.1.2Hubungan antara Indeks Nikkei 225 dengan IHSG

Perusahaan yang tercatat di Indeks Nikkei 225 merupakan perusahaan besar yang telah beroperasi secara global, termasuk di Indonesia. Dengan naiknya Indeks Nikkei 225 ini berarti kinerja perekonomian Jepang ikut membaik. Sebagai salah satu negara tujuan ekspor Indonesia, pertumbuhan ekonomi Jepang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui kegiatan ekspor maupun


(35)

31

aliran modal masuk baik investasi langsung maupun melalui pasar modal (Sunariyah,2006). Bakri Abdul Karim, M. Shabri, dan S.A Abdul Karim (2008) mengemukakan bahwa pasar modal Indonesia sudah terintegrasi dengan pasar modal dunia.

Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa pergerakan pasar modal Indonesia akan dipengaruhi oleh pergerakan pasar modal dunia baik secara langsung maupun tidak langsung (M. Samsul,2008). Penelitian yang dilakukan oleh Tita Deitiana Stella yang hasilnya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan Indeks Nikkei 225 terhadap IHSG. Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Ahmad Ulil Albab yang hasilnya bahwa Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG.

2.2.1.3Hubungan antara Tingkat Suku Bunga dan Indeks Nikkei 225

Terhadap IHSG

Hasil uji penelitian membuktikan ada pengaruh negatif antara Suku Bunga SBI pada Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Kasus ini menunjukkan tingkat suku bunga SBI adalah instrumen dari parameter investasi adalah referensi bagi investor Ini berarti bahwa jika lebih rendah SBI investor tingkat bunga mengalihkan investasi mereka untuk membeli saham yang mengakibatkan kinerja pasar saham menjadi baik. Suku bunga SBI yang tinggi menyebabkan investor cenderung untuk menyimpan uang mereka di Bank, dibandingkan dengan menginvestasikan uang di pasar modal.Sehingga ketika banyak investor yang investasi dana dalam perdagangan saham perbankan di BIE akan merosot mengakibatkan penurunan harga naik saham.Jadi investor untuk menyimpan uang mereka di Bank


(36)

32

menyebabkan pasar modal menjadi lesu akibat IHSG akan Turun. Dan dengan demikian, jika SBI tetes suku bunga akan menyebabkan uang investor ke pasar saham dengan membeli saham, sehingga akan memicu kenaikan IHSG.

Suprihati MM IJSRE Volume 3 Edisi 5 Mei 2015 Halaman 3439.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat Suku Bunga SBI, Indeks Nikkei 225 baik secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhsadap IHSG BEI. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Moh. Mansur (2005) tentang pengaruh Indeks Bursa Global terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Jakarta tahun 2000-2002 dimana hasilnya adalah Indeks Nikkei 225 dan Indeks Kospi mempunyai pengaruh signifikan terhadap IHSG BEI. Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suprihati, MM dimana hasilnya bahwa Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 secara simultan berpengaruh signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa Indeks Nikkei, baik secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap IHSG BEI. Secara ringkas kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


(37)

33

Ardian Agung Witjaksono (2010: 70)

Suprihati MM IJSRE Volume 3 Issue 5 May 2015

Page 3439

Tita Deitiana Stella (2009)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.3Hipotesis Penelitian

Untuk mengetahui apakah variabel di atas memiliki pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan maka penelitian inimengemukakan hipotesis sebagai berikut :

1 : Secara parsial Suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

2 : Secara parsial Nikkei berpengaruh signifikan terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

3 : Secara simultan Suku bunga SBI dan Nikkei 225 berpengaruh signifikan terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Suku Bunga SBI Indikator:

- Variabel rate Tender - Fixed rate tender Ardian Agung Witjaksono (2010)

Indeks Nikkei Indikator:

1. Harga khusus terbaru

2. Harga saat ini 3. Harga standar Ahmad Ulil Albab (2015)

IHSG Indikator:

Persentase IHSG berdasarkan harga penutupan di Bursa Efek Indonesia. Sunariyah (2011)


(38)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono, (2008:8) mengatakan Metode Deskriptif adalah menggambarkan kondisi sebenarnya obyek penelitian ketika melakukan penelitian. Kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jadi deskriptif artinya yaitu suatu metode analisis yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data, kemudian berdasarkan fakta dan kejadian yang ada termasuk masalah yang dihadapi perusahaan, dan membandingkannya dengan teori-teori mengenai hal tersebut. Data yang dikumpulkan kemudian disusun dan diolah secara statistik, kemudian selanjutnya dilakukan suatu analisis dengan menggunakan perhitungan statistik, dan berusaha untuk memecahkan permasalahan tersebut sehingga dapat menghasilkan kesimpulan.

Artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data numeric (angka) yang diolah dengan menggunakan pendekatan penelitian ini akan diperoleh hubungan yang signifikan antar variable

yang di teliti. “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)”.


(39)

35

Maka yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah Tingkat Suku Bunga SBI sebagai variabel bebas (X1), Indeks Nikkei 225 sebagai variabel bebas (X2), dan Indeks Harga Saham Gabungan sebagai variabel terikat (Y).

3.2Metode Penelitian

Metode adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan tindakan, atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, terarah dan terkonteks, yang relevan dengan maksud dan tujuan. Secara ringkas, metode adalah suatu sistem untuk melalukan suatu tindakan. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan metode verifikatif.

Adapun pengertian menurut Husein umar yang dikutip dari pendapat Travers (2011:22) adalah sebagai berikut:

1. Metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan untuk

menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Analisis Deskriptif untuk mengetahui perkembangan Tingkat Suku bunga SBI, Perkembangan Indeks Nikkei 225 dan Perkembangan IHSG.

2. Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Mashuri (2008) yaitu

memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan. Dalam penelitian ini untuk mengetahui besarnya pengaruhTingkat Suku bunga SBI, besarnya pengaruh Indeks Nikkei 225 dan besarnya pengaruh IHSG.


(40)

36

Metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh tingkat suku bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 secara bersama-sama terhadap IHSG.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian sangat penting dilakukan adanya perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian dapat berjalan secara sistematis.

Adapun pengertian desain penelitian menurut Husein Umar (2005:30) yaitu “Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Untuk menggambarkan secara keseluruhan alur penelitian ini peneliti membuat suatu desain penelitian. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,

selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi masalah tentang pengaruh tingkat suku bunga SBI dan

Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

3. Menetapkan rumusan masalah dalam penelitian tersebut.


(41)

37

5. Menentukan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang

digunakan.

7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan

data.

8. Melakukan analisis data.

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan 2 independen variabel secara bersamaan dengan satu dependen variabel. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

X1 : Tingkat Suku Bunga SBI X2 : Indeks Nikkei 225

Y : Indeks Harga Saham Gabungan

Gambar 3.1 Desain Penelitian X1

X2


(42)

38

3.2.2 Operasional Variabel

3.2.2.1 Variabel Independen

Berikut ini adalah variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Tingkat suku bunga SBI adalah tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh

Bank Indonesia pada akhir bulan sesuai keputusan dengan rapat dewan gubernur. Data diperoleh dari www.bi.go.id. Data yang digunakan adalah data tiap triwulan selama periode amatan antara tahun 2008-2015.

2. Nikkei 225 adalah sebuah indeks pasar saham di Bursa Efek Tokyo. Indeks

ini telah dihitung oleh harian Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) sejak 7 September 1950. Metode perhitungannya menggunakan perhitungan harga rata-rata (unit dalam yen), dan komponen saham perusahaan yang tercantum dalam indeks akan ditinjau setahun sekali. Saham perusahaan yang tercatat dalam Indeks Nikkei 225 merupakan saham yang paling aktif diperdagangkan dalam bursa efek Tokyo. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari www.finance.yahoo.com. Data yang digunakan adalah data tiap triwulan selama periode pengamatan antara tahun 208-2015.

3.2.2.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah IHSG. IHSG adalah indeks harga saham gabungan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia setiap hari. Data IHSG diperoleh langsung www.idx.co.id. Data yang digunakan adalah data tiap triwulan selama periode pengamatan antara tahun 2008-2015.


(43)

39

Berikut adalah ringkasan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 3.1

Operasional variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Sumber

Data Skala Tingkat Suku Bunga SBI Tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sesuai

Rapat Dewan

Gubernur Ardian

Agumg

Witjaksono (2010)

Hasil lelang dari bank umum dan pialang pasar uang yang terdaftar di BI (www.bi.go.id)

% BI R

a s i o Indeks Nikkei 225 Indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja

bursa saham

Jepang Ahmad Ulil Albab(2015)

�� �� =����

% Closing

Price R a s i o

IHSG Jumlah nilai pasar

harian dibagi dengan

total saham yang

tercatat Sunariyah

(2011)

IHSG = Σ Ps X Ss Σ P seXSs

% Closing

Price R a s i o

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini tentang bagaimana pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan adalah menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diambil oleh penulis dari website resmi Bank Indonesia, Yahoo Finance dan Bursa Efek Indonesia setiap hari. Data IHSG diperoleh langsung www.idx.co.id.


(44)

40

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa data sekunder yaitu berupa laporan yang terdiri atas laporan Tingkat Suku Bunga SBI, Indeks Nikkei 225, dan Siklus IHSG. Selain itu juga diperoleh data dari studi literature/kepustakaan dengan mempelajari, mengkaji serta menelaah literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti berupa buku, jurnal, dan makalah yang berkaitan dengan penelitian.

Sampel yang diambil periode 2008 sampai dengan 2015 dengan alasan pada periode ini Indeks Harga Saham Gabungan mengalami fluktasi.

3.2.3.2Teknik Penentuan Data

Dalam melakukan penelitian ini, terlebih dahulu harus mengidentifikasi dan mempelajari mengenai populasi yang diteliti

1. Populasi

Populasi pada umumnya sering diartikan sekumpulan data/objek yang ditentukan melalui kriteria tertentu, biasanya mengidentifikasikan suatu fenomena.

Andi Supangat (2007:3) menyatakan “Populasi yaitu sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian (penelaahan) dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama”.

Dari pengertian tersebut dapat diketahui populasi merupakan obyek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Dengan demikian, populasi


(45)

41

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tingkat Suku Bunga SBI, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Harga Saham Gabungan.

2. Sampel

Uma Sekaran (2006:123) mendefinisikan sampel adalah sebagian dari populasi dan terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Menurut Sugiyono (2008:81) mengemukakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah berupa perkembangan tingkat suku bunga SBI yang diumumkan oleh BI dan perkembangan nikkei 225 yang didapat dari website serta perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan perode Tahun 2008 sampai 2015.

3. Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2010:118) menjelaskan bahwa “Teknik

sampling merupakan teknik pengambilan sampel”.

Untuk menentukan sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik sampling yangdapat digunakan. Untuk teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan oleh penulis yang sesuai dengan judul yang diteliti

adalah nonprobability sampling

Menurut Sugiyono (2010:122) menjelaskan bahwa “nonprobability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi


(46)

42

Teknik nonprobability sampling yang dipilih oleh penulis adalah

sampling purposive.

Menurut Sugiyono (2010:124) yang dimaksud dengan sampling

purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Untuk itu penulis mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti yaitu berdasarkan:

1. Data yang diambil merupakan perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI,

dan Indeks Nikkei 225 serta perkembangan IHSG yang terbaru (audit).

2. Data yang diambil adalah 8 tahun (2008-2015) karenakan dirasa

Tingkat Suku Bunga SBI, Indeks Nikkei 225 dan IHSG banyak mengalami fluktuasi sehingga terjadinya suatu fenomena pada tahun tertentu.

3. Sampel yang diambil sebanyak delapan periode karena sudah dianggap

representatif (mewakili) untuk dilakukan penelitian yang diambil setiap tiga bulan pengamatan dengan sampel adalah total 32 data. Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi sampel yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada setiap tiga bulan pengamatan periode 2008 - 2015 pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bank Indonesia (BI).

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yang menyangkut hal hal dan dokumen yang berkaitan dengan variabel penelitian. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang


(47)

43

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan hal hal lain (Suharsimi Arikunto, 2010:274). Data yang digunakan berupa laporan Tingkat Suku Bunga SBI yang dapat diakses di http://www.bi.go.id, Indeks Nikkei 225 di website Yahoo

Financehttp://finance.yahoo.com , dan data IHSG diperoleh langsung http://idx.co.id

Melalui studi pustaka ini penulis mengumpulkan data dan mempelajari serta membaca pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk memperoleh landasan teori yang dapat menunjang penelitian. Sehingga penelitian yang dilaksanakan mempunyai landasan teori yang kuat dan menunjang.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun sebuah penelitian secara sistematis data yang telah di peroleh dari hasil dokumentasi. Pada penelitian ini peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. 1. Analisis kualitatif (Deskriptif)

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2010:29) sebagai berikut “Metode deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk memberi kesimpulan yang lebih luas”.

Menurut Sugiyono (2010:14) menjelaskan bahwa: “Metode

penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan


(48)

44

analisis refleksi terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan dan

membuat laporan penelitian secara mendetail.”

Cara yang digunakan dengan membandingkan selisih

perkembangan tahun dasar dengan tahun berikutnya dibandingkan dengan perkembangan tahun sebelumnya kemudian dikalikan 100 persen, lalu

diuraikan kedalam grafik, tabel atau diagram untuk perhitungan masing –

masing besaran tingkat suku bunga SBI dan Indeks Nikkei 225.

Keterangan :

Pn = Perkembangan tahun sekarang

Pn-1 = Perkembangan tahun sebelumnya

2. Analisis kuantitatif (Verifikatif)

Menurut Mashuri (2008:45) pengertian metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.

Menurut Sugiyono (2010:31) menjelaskan bahwa: ”Dalam

penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada

Perkembangan =

P

n−

P

P

n−


(49)

45

sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel,

tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram

lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interprestasi terhadap data-data yang telah disajikan.

Analisis verifikatif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menguji besarnya pengaruh tingkat suku bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara parsial dan simultan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut:

Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh nilai variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diubah.

Menurut Sugiyono (2012: 213) “analisis regresi digunakan untuk

melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila naik variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainnya.”

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui besarnya Hubungan Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga


(50)

46

Saham Gabungan. Persamaan yang menyatakan bentuk hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) disebut dengan persamaan regresi.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan

untuk membuktikan sejauh mana hubungan Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan . Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen IHSG, bila dua atau lebih variabel (Suku Bunga SBI) dan (Indeks Nikkei 225) sebagai indikator.

Analisis Linear berganda digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen

( dan )

Bentuk persamaan dari regresi linier berganda ini yaitu :

= + + + ε

(Sumber Sugiyono; 2009)

Keterangan :

Y = variable tak bebas IHSG

a = konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat

variabel bebasnya adalah 0 (� , � = 0)

� = Variabel bebas (Tingkat Suku Bunga SBI)


(51)

47

= koefisien regresi berganda � terhadap variabel terikat Y, apabila

variabel bebas � dianggap konstan

= koefisien regresi berganda � terhadap variabel terikat Y, apabila

variabel bebas � dianggap konstan.

Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas yaitu tingkat suku bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 metode kuadrat kecil memberikan hasil

bahwa koefisien-koefisien a, b1, b2. Nilai-nilai tersebut dapat dicari dengan

rumus pearson product moment yang memiliki persamaan sebagai berikut :

Arti koefisien β adalah jika nilai β positif (+), hal tersebut menunjukkan hubungan yang searah antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai β negatif (-), menunjukkan hubungan yang berlawanan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai veriabel terikat, dan sebaliknya.

� = Σ� 2 Σ� − Σ� � Σ � Σ� 2 Σ� 2 − Σ� �

� = Σ� 2 Σ� − Σ� � Σ � Σ� 2 Σ� 2 − Σ� �


(52)

48

Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan, maka harus memenuhi uji asumsi klasik, uji Asumsi klasik dalam penelitian ini adalah :

1. Uji Nomalitas

Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu perlu diketahui apakah sampel yang dipergunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang sahih (valid) adalah distribusi data normal atau mendekati normal(Santosa dan Ashari, 2005:12). Pengujian normalitas dilakukan dengan

menggunakan P-P Plot Test. Pengujian normalitas dapat dideteksi

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal.

2. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Singgih Santoso, 71 2012:241). Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (DW) untuk mendeteksi uji autokorelasi. Namun secara umum bisa diambil patokan :


(53)

49

b) Angka D-W di antara – 2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

c) Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

3. Uji Multikolineritas

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi (Priyatno, 2008:39). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya.

Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas, menurut Singgih Santoso (2012:236) :

a. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah :

1. Mempunyai nilai VIF di sekitar 1.

2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1.

Nilai VIF dapat diperoleh dengan rumus berikut :

VIF = � � �

a. Besaran Korelasi Antar variabel Independen pedoman suatu model

regresi yang bebas multikolinieritas adalah :

1. Koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah

0,5 ). Jikakorelasi kuat, terjadi problem multikolinieritas. Menurut Ghozali (2006:95) dasar pengambilan keputusan :


(54)

50

VIF <10 : antar variabel independen tidak terjadi multikolinieritas

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan heteroskedastisitas, sedangkan adanya gejala residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut dengan homoskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. (Singgih Santoso, 2012:238).

Menurut Singgih Santoso (2012:240) untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu : “deteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik di atas di mana sumbu X adalah Y yang telah

diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)

yang telah di studientized. Maka dasar pengambilan keputusan :

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.


(55)

51

Analisis Korelasi Pearson

Koefisien korelasi simultan antara tingkat suku bunga SBI (X1), tingkat

Indeks Nikkei 225 (X2) terhadap IHSG (Y) dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Besarnya Koefisien Korelasi adalah -1 ≤ r ≤ 1:

1. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.

2. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.

Interpretasi dari nilai koefisien korelasi :

a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat

dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika independen (X) naik maka dependen (Y) turun atau sebaliknya).

b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel

independen (X) dan variabel dependen (Y) dan hubungannya searah, (jika variabel independen naik, maka variabel dependen naik, dan jika variabel independen turun, maka variabel dependen turun).

Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :

Y =

Y +

Y −

Y.

Y.


(56)

52

Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2008: 184) Koefisien Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = x 100%

Sugiyono (2012: 257)

Keterangan :

Kd : koefisien determinasi

r2 : koefisien korelasi yang dikuadratkan

Tujuan metode koefisien determinasi berbeda dengan koefisien korelasi berganda. Pada metode koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa besar Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks


(57)

53

Nikkei 225 Terhadap IHSG, tapi bukan taraf hubungan seperti pada koefisien berganda lebih memberikan gambaran fisik atau keadaan sebenarnya dari kaitan Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 terhadap IHSG.

3.2.5.2Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan penyajian secara simultan (uji F).

a. Uji Parsial (t-test)

Uji t(t-test) digunakan untuk menguji hipotesis sacara parsial guna

menunjukan pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Dalam hal ini, variabel independennya yaitu Tingkat Suku Bunga SBI, dan Indeks Nikkei 225, sedangkan variabel dependennya yaitu IHSG. Langkah-langkah pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara variabel X (variabel bebas) dan variabel Y (variabel

terikat). Dimana hipotesis nol (� ) yaitu hipotesis tentang tidak adanya


(58)

54

diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut:

: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap

variabel terikat.

: ≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variable

terikat.

2. Menghitung Uji t (t-test)

Menurut Sugiyono (2012: 250), mencari ℎ� �� :

ℎ� �� = − −

Keterangan:

r : Korelasi parsial

k : jumlah variabel independen

n : Jumlah sampel

3. Kriteria Pengambilan Keputusan


(59)

55

b. � diterima jika p-value > 0,05 dan thitung < ttabel

Uji Parsial antara Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 Terhadap IHSG.

a) Hipotesis parsial antara variabel bebas Tingkat Suku Bunga SBI terhadap IHSG

yang merupakan variabel terikat.

b) Hipotesis parsial antara variabel bebas Indeks Nikkei 225 terhadap IHSG yang

merupakan variabel terikat.

b. Uji Simultan (F-test)

Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan Uji F adalah sebagai berikut :

Ho ; β1 = 0 Secara parsial Suku bunga SBI tidak berpengaruh

signifikan terhadap IHSG

Ha ; β1≠ 0 Secara parsial Suku bunga SBI berpengaruh signifikan

terhadap IHSG

Ho ; β1 = 0 Secara parsial Nikkei 225 tidak berpengaruh

signifikan terhadap IHSG

Ha ; β1≠ 0 Secara parsial Nikkei berpengaruh signifikan terhadap


(60)

56

1. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel independen mempengaruhi variabel

dependen. Dimana hipotesis nol (� ) yaitu hipotesis tentang tidak adanya pengaruh,

umumnya diformulasikan untuk ditolak.Sedangkan hipotesis alternatif (� )

merupakan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut:

: = = = 0, artinya tidak terdapat pengaruh secara simultan antara variabel

independen yaitu Tingkat Suku Bunga SBI (� ), Indeks Dow Jones (� ), terhadap

variabel dependen, IHSG (Y).

: ≠ ≠ ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara simultan antara variabel

independen yaitu Tingkat Suku Bunga SBI (� ), Indeks Nikkei 225 (� ), terhadap

variabel dependen,IHSG (Y).

Menghitung uji F (F-test), rumus yang digunakan :

� = + − � / −R / k −

Keterangan:

R : Koefisien determinasi gabungan

k : Jumlah variabel independen


(61)

57

2. Kriteria Pengambilan Keputusan

a. � ditolak jika F statistik < 0,05 atau Fhitung > Ftabel 1

b. � diterima jika F statistik > 0,05 atau Fhitung < Ftabel

Hipotesis simultan antara variabel independen yaitu Tingkat Suku Bunga SBI , Indeks Nikkei 225, terhadap variabel dependen, IHSG

Ho ; β1=β2= 0 Secara simultan Suku bunga SBI dan Nikkei 225 tidak

berpengaruh signifikan terhadap IHSG.

Ha ; β1≠β2≠ 0 Secara simultan Suku bunga SBI dan Nikkei 225 berpengaruh

signifikan terhadap IHSG

Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :

 Hasil thitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

a) Jika thitung ≥ ttabel maka H ada di daerah penolakan, berarti H diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.

b) Jika thitung ≤ ttabel maka H ada di daerah penerimaan, berarti H ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.

c) thitung; dicari dengan rumus perhitungan thitung, dan

d) ttabel; dicari di dalam tabel distribusi tstudent dengan ketentuan sebagai


(62)

58

 Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

a) Tolak H jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% untuk koefisien positif.

b) Tolak H jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% untuk koefisien negatif.


(63)

59

Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Berikut ini gambar yang memperlihatkan daerah penerimaan dan penolakan

H secara parsial.

Gambar 3.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Secara Parsial

Berikut merupakan gambar daerah penerimaan dan penolakan H0 secara simultan:

Gambar 3.2

Daerah Penerimaan dan Penelokan H0 Secara Simultan Daerah penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

0 Daerah

penolakan Ho

Daerah Penolakan H0

Daerah

Penerimaan H0


(1)

diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut:

: = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

: ≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variable terikat.

2. Menghitung Uji t (t-test)

Menurut Sugiyono (2012: 250), mencari ℎ� �� :

ℎ� �� = − −

Keterangan:

r : Korelasi parsial

k : jumlah variabel independen

n : Jumlah sampel

3. Kriteria Pengambilan Keputusan


(2)

b. � diterima jika p-value > 0,05 dan thitung < ttabel

Uji Parsial antara Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 Terhadap IHSG.

a) Hipotesis parsial antara variabel bebas Tingkat Suku Bunga SBI terhadap IHSG yang merupakan variabel terikat.

b) Hipotesis parsial antara variabel bebas Indeks Nikkei 225 terhadap IHSG yang merupakan variabel terikat.

b. Uji Simultan (F-test)

Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan Uji F adalah sebagai berikut :

Ho ; β1 = 0 Secara parsial Suku bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG

Ha ; β1 ≠ 0 Secara parsial Suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap IHSG

Ho ; β1 = 0 Secara parsial Nikkei 225 tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG

Ha ; β1 ≠ 0 Secara parsial Nikkei berpengaruh signifikan terhadap IHSG


(3)

1. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dimana hipotesis nol (� ) yaitu hipotesis tentang tidak adanya pengaruh, umumnya diformulasikan untuk ditolak.Sedangkan hipotesis alternatif (� ) merupakan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut:

: = = = 0, artinya tidak terdapat pengaruh secara simultan antara variabel independen yaitu Tingkat Suku Bunga SBI (� ), Indeks Dow Jones (� ), terhadap variabel dependen, IHSG (Y).

: ≠ ≠ ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara simultan antara variabel independen yaitu Tingkat Suku Bunga SBI (� ), Indeks Nikkei 225 (� ), terhadap variabel dependen,IHSG (Y).

Menghitung uji F (F-test), rumus yang digunakan :

� = + − � / −R / k −

Keterangan:

R : Koefisien determinasi gabungan k : Jumlah variabel independen


(4)

2. Kriteria Pengambilan Keputusan

a. � ditolak jika F statistik < 0,05 atau Fhitung > Ftabel 1

b. � diterima jika F statistik > 0,05 atau Fhitung < Ftabel

Hipotesis simultan antara variabel independen yaitu Tingkat Suku Bunga SBI , Indeks Nikkei 225, terhadap variabel dependen, IHSG

Ho ; β1=β2= 0 Secara simultan Suku bunga SBI dan Nikkei 225 tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG.

Ha ; β1≠β2≠ 0 Secara simultan Suku bunga SBI dan Nikkei 225 berpengaruh signifikan terhadap IHSG

Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :

 Hasil thitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

a) Jika thitung ≥ ttabel maka H ada di daerah penolakan, berarti H diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.

b) Jika thitung ≤ ttabel maka H ada di daerah penerimaan, berarti H ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.

c) thitung; dicari dengan rumus perhitungan thitung, dan

d) ttabel; dicari di dalam tabel distribusi tstudent dengan ketentuan sebagai


(5)

 Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

a) Tolak H jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% untuk koefisien positif. b) Tolak H jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% untuk koefisien negatif. c) Tolak H jika nilai F-sign α < 0,05.


(6)

Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Berikut ini gambar yang memperlihatkan daerah penerimaan dan penolakan H secara parsial.

Gambar 3.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Secara Parsial

Berikut merupakan gambar daerah penerimaan dan penolakan H0 secara simultan:

Gambar 3.2

Daerah Penerimaan dan Penelokan H0 Secara Simultan

Daerah penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

0

Daerah penolakan Ho

Daerah Penolakan H0

Daerah Penerimaan H0


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh The Fed Rate, Indeks Dow Jones Dan Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013

9 83 85

Analisis Perbedaan Kinerja Reksadana Saham Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Dengan Metode Sharpe Dan Treynor Di Bursa Efek Indonesia

0 32 86

Analisis Pengaruh SBI, Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia, Indeks Hang Seng dan Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (studi kasus Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2011)

0 2 109

Pengaruh Indeks Nikkei 225 Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014

2 5 69

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007 – 2015

1 11 128

Pengaruh Inflasi, Kurs dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005 2009

1 5 62

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Suku Bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008 - 2012.

0 0 24

Pengaruh Suku Bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed Rate), Indeks Dow Jones, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Hang Seng Terhadap Indeks Saham Harga Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2015.

0 0 14

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 9

PENGARUH INFLASI, BI RATE, KURS USDIDR, INDEKS SHCOMP, DAN INDEKS NIKKEI 225 TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017)

0 0 9