LANDASAN TEORI Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya.

8

BAB II LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. 2.1 Kajian Pustaka Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah belajar dan pembelajaran, hakikat IPA, pendekatan saintifik, dan Lembar Kerja Siswa LKS. 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Pada subbab ini menguraikan mengenai pengertian belajar dan pembelajaran. 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain Hakim, 2000: 7. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilakusikap, dan mengkokohkan kepribadian Suyono, 2011: 9. Dari kedua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan sebagainya yang dapat merubah kepribadian manusia. Kegiatan mengingat dan menghafal bukan merupakan proses belajar karena seseorang dapat menghafal dan mengingat suatu konsep belum tentu dia memahami konsep tersebut dengan sepenuhnya. Belajar yang sesungguhnya mengandung unsur pembentukan dan pemahaman. Dari berbagai prinsip belajar terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dipakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip- prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan 9 langsungberpengalaman, pengulangan tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual Dimyati, 2006: 42. 2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan kegiatan guru terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekan pada penyediaan sumber belajar Dimyati, 2006: 297. Menurut Gagne, pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang membantu memudahkan seorang dalam belajar, sehingga terjadi belajar yang optimal Kurniawan, 2014: 27. Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses atau serangkaian aktivitas yang dapat membantu seseorang belajar secara aktif dan optimal. Terdapat lima ciri dalam pembelajaran yaitu 1 siswa merupakan individu yang dapat berkembang apabila disediakan kondisi yang menunjang, 2 menekankan pada aktivitas siswa, 3 merupakan upaya sadar dan disengaja, 4 bukan kegiatan insidental tanpa persiapan, dan 5 pemberian bantuan yang memungkinkan siswa untuk belajar Kustandi, 2011: 5-6. 2.1.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA Pada subbab ini menguraikan mengenai pengertian IPA, morfologi hewan dan tumbuhan serta fungsinya. 2.1.2.1 Pengertian IPA IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi Fisher, dalam Amien, 1987: 4. IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala- gejala alam Carin, dalam Amien, 1987: 4. Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena alam dan dapat di peroleh dengan menggunakan metode observasi. Teori belajar yang berkaitan dengan pembelajaran IPA adalah teori Piaget dan teori konstruktivisme. Teori Piaget merupakan teori perkembangan kognitif seseorang dari masa bayi ke masa dewasa. Teori ini berkaitan dengan IPA, karena dalam pembelajaran IPA mempelajari tentang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 pertumbuhan manusia dari mulai bayi sampai dengan dewasa. Sedangkan teori konstruktivisme merupakan teori perkembangan kognitif seseorang berdasarkan pengalaman yang sudah pernah dialami sebelumnya. Pada pembelajaran IPA, teori kontruktivisma berhubungan dengan lingkungan alam sekitar. IPA secara umum meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, kimia, dan fisika. Pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan, yaitu produk, proses, dan sarana pengembangan sikap ilmiah. IPA sebagai produk merupakan hasil yang diperoleh dari pengumpulan data yang disusun secara sistematis. IPA sebagai proses merupakan urutan atau langkah untuk memperoleh data melalui metode ilmiah. IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah merupakan suatu sarana yang dapat mengembangkan sikap ilmiah, seperti sikap kerja sama, sikap tanggung jawab, sikap berpikir bebas, dan sebagainya. 2.1.2.2 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD meliputi mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar Paolo Marten, dalam Samatowa, 2006: 12. Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yaitu siswa diharapkan mampu berpikir secara kritis dan ilmiah serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ruang lingkup pembelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut 1 makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan, 2 bendamateri, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan gas, 3 energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet dan listrik, 4 bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit lainnya Depdiknas, 2007: 14. Dari ruang lingkup tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA mempelajari makhluk dan semua benda yang ada di alam semesta. 2.1.1.3 Morfologi Tumbuhan dan Hewan Nama morfologi digunakan dalam beberapa ilmu, yakni morfologi linguistik, morfologi biologi, dan geomorfologi. Morfologi biologi merupakan 11 suatu ilmu yang mempelajari tentang struktur atau bentuk luar dari suatu organisme yang mencakup bagian-bagiannya terutama tumbuhan dan hewan. Morfologi pada tumbuhan meliputi: akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Berikut adalah bagian-bagian tumbuhan yang disajikan dalam tabel 2.1 Sumantoro, 2009: 31-41 dan bagian luar tubuh hewan yang disajikan dalam tabel 2.2 Haryanto, 2013: 3-5. Tabel 2.1 Bagian-bagian Tumbuhan No. Bagian LuarTubuh Tumbuhan Gambar jenis - jenis bagian tumbuhan Keterangan 1. Akar Akar terdiri dari bulu-bulu akar dan tudung akar. Terdapat dua jenis akar yaitu akar serabut dan akar tunggang. Fungsi akar: menyerap air dan mineral dari alam tanah, menegakkan batang tumbuhan, tempat menyimpan cadangan makanan, dan alat pernapasan pada tumbuhan. 2. Batang Batang menjadi penghubung antara akar dan cabang atau daun. Terdapat tiga jenis batang yaitu batang basah dan lunak, batang berkayu, dan batang rumput. Fungsi batang: tempat melekatnya daun, bunga, dan buah, penyimpan cadangan makanan, jalan pengangkutan air, minerah dan hasil fotosintesis. 12 No. Bagian LuarTubuh Tumbuhan Gambar jenis - jenis bagian tumbuhan Keterangan 3. Daun Berdasarkan bentuknya daun dikelompokkan menjadi daun menyirip, menjari, melengkung, dan sejajar. Fungsi daun: tempat memasak makanan atau fotosintesis. 4. Bunga Bagian- bagian bunga yang lengkap meliputi tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Fungsi bunga: perhiasan tumbuhan, tempat berlangsungnya perkembangbiakan tumbuhan. 5. Buah dan Biji Buah umumnya terdiri dari tangkai, kulit, daging, dan biji. Fungsi buah yaitu sebagai pelindung biji yang merupakan calon tumbuhan baru. 13 Tabel 2.2 Bagian Luar Tubuh Hewan No. Bagian Keterangan 1. Kepala Kepala hewan biasanya memiliki mata, hidung, telinga, dan mulut. Bagian khusus hewan yang biasa ada di kepala adalah antena, gading, belalai, tanduk, dan cula. 2. Badan Tubuh hewan melindungi organ-organ pencernaan, pernapasan, peredaran darah, perkembangbiakan, dan lain sebagainya. Penutup tubuh hewan dapat berupa sisik, bulu, dan rambut. 3. Alat Gerak Alat gerak hewan dapat berupa kaki, sirip, dan sayap. 2.1.2 Pendekatan Saintifik Subbab ini menguraikan mengenai pengertian pendekatan saintifik, prinsip-prinsip pendekatan saintifik, dan langkah-langkah pendekatan saintifik. 2.1.2.3 Pengertian Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik scientific disebut juga pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan peserta didik daripada guru. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru Hosnan, 2014: 34. Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep yang ditemukan. Pendekatan saintifik bertujuan untuk melatih dan meningkatan kemampuan siswa dalam berpikir, menyelesaikan suatu masalah, dan mengomunikasikan ide atau gagasan. 2.1.2.4 Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik memiliki beberapa prinsip meliputi: 1 pembelajaran berpusat pada siswa, 2 pembelajaran membentuk student self concept, 3 pembelajaran terhindar dari verbalisme, 3 pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip, 4 pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa, 5 pembelajaran meningkatkan 14 motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru, 6 memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi, 7 adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya Daryanto, 2014: 58. 2.1.2.5 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi: menggali informasi melalui pengamatan observing, bertanya questioning, percobaan experimenting, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar associating, kemudian menyimpulkan, dan mencipta serta membentuk jaringan networking Hosnan, 2014: 37. Langkah-langkah pendekatan saintifik dapat dijabarkan sebagai berikut. 1 Mengamati Observing Pengamatanobservasi merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan media konkret dalam proses belajar, sehingga siswa akan lebih merasa tertarik dan tertantang untuk mengeksplorasi rasa keingintahuannya. Kegiatan pengamatan dapat dilakukan melalui kegiatan melihat, mendengar, menyimak, dan membaca. Tujuan pengamatan adalah mendeskripsikan makna dari suatu objek yang diamati dan diambil kesimpulannya. Manfaat metode pengamatan bagi siswa yaitu memberikan pengalaman secara langsung karena siswa mengamati sendiri suatu objek dan mencatat hasil pengamatannya sendiri. Kegiatan pengamatan dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah antara lain menentukan objek apa yang akan diobservasi, membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder, menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar, menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya Hosnan, 2014: 42-43. 15 2 Menanya Questioning Menanya questioning merupakan kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang datainformasi yang belum dipahaminya setelah melakukan pengamatan. Kegiatan mengajukan berbagai pertanyaan yang dilakukan oleh siswa memerlukan bimbingan dari guru. Fungsi bertanya ialah membangkitkan rasa keingintahuan dan melatih cara berpikir siswa. Manfaat penerapan metode menanya antara lain menggali informasi, baik administrasi maupun akademis, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respons kepada siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa Hosnan, 2014: 51. Dalam kegiatan bertanya, ada beberapa kriteria pertanyaan yang digunakan untuk membina peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, antara lain singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memilih fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi Abidin, 2014: 137. 3 Menalar Associating Menalar adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, dalam Hosnan, 2014: 68. Kegiatan menalar merupakan kegiatan analisis hasil kerja yang sudah dilakukan oleh siswa. Daya menalar peserta didik dapat ditingkatkan melalui delapan cara berikut 1 guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap seperti tuntutan kurikulum, 2 guru tidak banyak menerapkan metode ceramah, tetapi memberi instruksi singkat yang jelas, seperti contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi, 3 bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hirarkis, dimulai dari yang sederhana sampai ke yang kompleks, 4 kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati, 5 setiap kesalahankekeliruan segera 16 dikoreksi atau diperbaiki, 6 perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan peserta didik, 7 evaluasi atau penilaian didasarkan atas perilaku yang nyata atau otentik, 8 guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajarran perbaikan Abidin, 2014: 139. 4 Mencoba Experimenting Tahap mencoba digunakan untuk mengarahkan peserta didik melakukan percobaan atau eksperimen terkait dengan materi yang sesuai. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tahap mencoba yaitu 1 persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan, 2 usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan kegiatan eksperimen, 3 sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen yang akan dilakukan, 4 lakukan pengelompokkan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan. Bila hasilnya belum memuaskan, dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya, 5 setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara tertulis Fathurrahman, dalam Hosnan, 2014: 62. 5 Mengomunikasikan Pembelajaran Tahap mengomunikasikan pembelajaran dalam pendekatan saintifik, siswa diharapkan mampu mengomunikasikan hasil kerjanya yang dilakukan secara individu maupun kelompok. Kegiatan mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya Permendikbud, dalam Hosnan, 2014: 76. Melalui kegiatan mengomunikasikan, siswa diharapkan mampu menjelaskan atau mempresentasikan hasil kerjanya di depan guru dan teman-temannya, sehingga rasa percaya diri siswa akan terasah. 2.1.3 Lembar Kerja Siswa LKS Subbab ini menguraikan mengenai pengertian LKS, tujuan penggunaan LKS, jenis-jenis LKS, manfaat LKS. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 2.1.3.1 Pengertian LKS LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah Trianto, 2008 :148. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya Depdiknas, 2004: 18. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan suatu pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan dan memecahkan suatu masalah. Adanya LKS diharapkan mampu memberikan arahan dan bantuan pada siswa untuk lebih memahami materi yang akan diajarkan oleh guru. 2.1.3.2 Tujuan LKS Tujuan LKS antara lain sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu, dapat mempercepat proses belajar mengajar dan hemat waktu mengajar, dan dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas karena siswa dapat menggunakan alat bantu secara bergantian Tim instruktur Penilaian Kinerja Guru PKG, dalam Sudiati, 2003: 11-12. LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa Azhar, 1993: 78. LKS mempunyai fungsi sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang telah diberikan. Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan LKS adalah membantu guru dalam menyampaikan materi dan membantu siswa dalam memahami suatu materi. 2.1.3.3 Jenis-jenis LKS Jenis-jenis LKS antara lain 1 LKS yang penemuan yaitu membantu siswa menemukan suatu konsep, 2 LKS yang aplikatif-integratif yaitu membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, 3 LKS yang penuntun yaitu berfungsi sebagai penuntun belajar, 4 LKS yang penguatan yaitu berfungsi sebagai penguatan, dan 5 LKS yang praktikum yaitu berfungsi sebagai petunjuk praktikum Prastowo, 2014: 272-273. Ada ahli yang berpendapat bahwa LKS dibagi menjadi dua macam, yakni lembar kegiatan siswa tak berstruktur dan berstruktur Trianto, 2011: 244. 18 2.1.3.4 Manfaat LKS LKS memiliki beberapa manfaat sebagai berikut Lismawati, 2010: 40. 1 LKS dapat dipelajari kapanpun dan dimanapun serta tidak menggunakan alat khusus. 2 LKS dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu mencari tahu prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang riil. 3 LKS dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, not musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat. 4 LKS lebih ekonomis jika dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya. 2.2 Penelitian yang Relevan Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa penelitian yang relevan yang dijabarkan sebagai berikut. Salikhah 2015 melakukan pengembangan lembar kerja siswa LKS IPA berbasis pendekatan scientific untuk melatih keterampilan proses sains siswa SDMI kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan R D. Penelitian ini bertujuan untuk 1 mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan scientific pada materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit untuk SDMI kelas IV, 2 mengetahui proses pengembangan LKS IPA, 3 mengetahui kualitas LKS IPA, 4 mengetahui dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan scientific terhadap keterampilan proses sains siswa. Hasil dari penelitian ini yaitu LKS IPA yang berupa materi, tugas dan latihan soal, kata mutiara, informasi tambahan dan refleksi. Kualitas dari produk yang berupa LKS IPA ditunjukkan dengan hasil validasi dari ahli materi yang memperoleh persentase penilaian 75 dengan kategori baik, dari ahli bahasa memperoleh persentase penilaian 75 dengan kategori baik, dan dari ahli media memperoleh persentase 91,25 dengan kategori sangat baik. Sinarta 2012 melakukan pengembangan lembar kerja siswa LKS berbasis inkuiri pokok bahasan energi dan perubahannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan RD. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kemantren II Mojokerto. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 Kualitas dari produk yang berupa LKS IPA ditunjukkan dengan hasil validasi dari ahli media memperoleh persentase 97.73 dengan kategori valid, dari ahli materi memperoleh persentase 96.67 dengan kategori valid dan dari angket siswa persentasenya 96.25 kategori valid. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar. Mustofa 2013 melakukan pengembangan lembar kerja siswa berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains di SD N 1 Tinjomoyo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan RD. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Tinjomoyo, Semarang. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi dari pakar materi memperoleh persentase 90 dengan kategori sangat layak, dari pakar desain memperoleh persentase 96 dengan kategori sangat layak, dan dari guru memperoleh persentase 93,18 dengan kategori sangat layak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis observasi yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar. Dalla 2016 melakukan pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas dua II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan RD. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Kalasan 1, Yogyakarta. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 dan media LKS memperoleh skor 4,0 dengan kategori baik dan skor 4,06 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas II Sekolah Dasar. Pratiwi 2014 melakukan pengembangan lembar kegiatan siswa LKS berbasis pendekatan scientific pada tema berbagai pekerjaan di kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan 20 RD. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Ciamis. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi ahli menunjukkan nilai kevalidan dan kepraktisan dengan skor 4,67, keefektifan pembelajaran siswa memperoleh nilai yang cukup efektif ditunjukkan dengan hasil persentase 52,5, respon siswa terhadap pembelajaran dinilai positif ditunjukkan dengan hasil persentase 94,12. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis pendekatan scientific yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kels IV Sekolah Dasar. Fitri 2014 melakukan pengembangan lembar kegiatan siswa LKS tematik integratif pada materi garis paralel untuk Sekolah Dasar kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan RD. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lembar kegiatan siswa LKS tematik integratif pada materi garis paralel untuk Sekolah Dasar kelas IV yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif yang baik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 09 Kota Bengkulu. Kualitas produk yang berupa LKS dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa termasuk dalam kategori valid, ditunjukkan dengan hasil skor rata-rata 4,18. LKS termasuk dalam kategori praktis dan efektif ditunjukkan dengan hasil skor rata-rata 4,24 dan 4,26. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS tematik integratif yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicobakan dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar. Berdasarkan enam penelitian di atas, peneliti menemukan relevansi dari penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan dari penelitian yang akan diteliti dengan keenam penelitian tersebut adalah sama- sama mengembangkan LKS. Sedangkan perbedaan dari penelitian yang akan diteliti dengan keenam penelitian tersebut adalah pada materinya. Materi pada penelitian ini adalah bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Kerangka relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan. 2.3 Kerangka Berpikir Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPA di SD meliputi mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar Paolo Marten dalam Samatowa, 2006: 12. Pembelajaran IPA lebih ditekankan pada praktik daripada teori, sehingga dalam kegiatannya lebih diarahkan pada kegiatan pengamatan dan percobaan. Pada pembelajaran IPA dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang sesuai dan efektif. Apabila metode yang digunakan guru lebih sering menggunakan metode ceramah, akibatnya siswa cenderung pasif dan berpikir secara abstrak. Pendekatan saintifik merupakan suatu metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan dan keterampilan siswa, meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pembelajaran IPA mempunyai relevansi dengan pendekatan saintifik, karena pembelajaran IPA berkaitan dengan lingkungan alam, sedangkan pendekatan saintifik mengajak siswa mengalami Salikhah 2015 LKS, Pendekatan scientific, siswa kelas IV SD Sinarta 2012 LKS, inkuiri, siswa kelas IV SD Mustofa 2013 LKS, Observasi, siswa kelas IV SD Dalla 2016, LKS, pendekatan saintifik, siswa kelas II SD Pratiwi 2014 LKS, pendekatan scientific, siswa kelas IV SD Fitri 2014 LKS, tematik intgratif, siswa kelas IV SD Yang diteliti adalah LKS, pendekatan saintifik, siswa kelas IV SD 22 secara langsung kegiatan yang dilakukan. Misalnya dalam pembelajaran IPA, siswa diminta untuk mempelajari tentang bagian-bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan, dengan menggunakan pendekatan saintifik siswa mengamati secara langsung hewan dan tumbuhan, kemudian siswa akan membangun konsepnya sendiri. LKS IPA berbasis pendekatan saintifik memungkinkan siswa untuk berpikir secara konkret dan membangun konsepnya secara mandiri. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang sudah dilakukan, penggunaan lembar kerja siswa berbasis pendekatan saintifik untuk menunjang pembelajaran belum sepenuhnya diterapkan oleh guru. Hal ini disebabkan karena guru masih menggunakan LKS dari penerbit yang sebagian besar hanya berisi soal-soal. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengembangkan sebuah produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV SD. Penelitian ini difokuskan pada kompetensi dasar “Menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya”. 2.4 Pertanyaan Penelitian 2.4.1 Bagaimana langkah-langkah pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya? 2.4.2 Bagaimana kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya? 2.4.3 Bagaimana dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya terhadap proses belajar siswa selama uji coba lapangan terbatas? 2.4.4 Bagaimana dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya terhadap hasil belajar siswa pada uji coba lapangan terbatas? 23

BAB III METODE PENELITIAN