METODE PENELITIAN Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya.

23

BAB III METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah research and development RD. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut Sugiyono, 2009: 297. Metode penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk merancang produk atau prosedur baru, yang diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi hingga diperoleh kriteria spesifik meliputi efektivitas, kualitas, atau standar yang sejenis Gall Borg, 2007: 589. Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang mengembangkan suatu produk dan diuji keefektivitasannya sesuai dengan standar tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan suatu produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba produk terbatas yang bertujuan untuk mendapatkan informasi apakah produk baru yang telah dikembangkan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan produk yang lama atau yang lain. Hasil dari penelitian ini berupa produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. 3.2 Setting Penelitian Setting penelitian membahas mengenai subjek penelitian, objek penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian. 3.2.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Siswa yang dipilih berjumlah enam anak yang terdiri dari dua 24 siswa putri dan empat siswa putra. Peneliti memilih sekelompok siswa tersebut berdasarkan nilai akademik siswa dan rekomendasi dari guru kelas. 3.2.2 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah produk yang berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. LKS ini digunakan untuk membantu siswa kelas IV SD dalam memahami materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. LKS tersebut terdiri dari berbagai macam kegiatan yang mencakup lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. 3.2.3 Lokasi Penelitian Pengambilan data yang digunakan untuk penelitian dilakukan di SD Negeri Perumnas Condongcatur yang berlokasi di Jalan Flamboyan No.11, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri Perumnas Condongcatur sebagai tempat uji coba produk terbatas, karena SD Negeri Perumnas Condongcatur sudah dan masih menggunakan kurikulum 2013. Selain itu juga terdapat tiga kelas paralel yang memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. SD Negeri Perumnas Condongcatur masih minim dalam menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. Selain itu, letaknya strategis dan mudah untuk dijangkau. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juli s.d. Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang lebih selama lima bulan. 3.3 Rancangan Penelitian Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model Dick Carey. Peneliti memilih model Dick Carey, karena setiap langkahnya jelas dan mudah untuk diikuti. Pada model Dick Carey terdapat sepuluh langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan. Langkah tersebut yaitu 1 Analisis kebutuhan dan tujuan, 2 analisis pembelajaran, 3 analisis pembelajar dan konteks, 4 merumuskan tujuan performansi, 5 mengembangkan instrumen, 6 25 mengembangkan strategi pembelajaran, 7 mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8 merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9 melakukan revisi, dan 10 evaluasi sumatif Setyosari, 2013: 230-235. Berikut adalah langkah penelitian dan pengembangan menurut model Dick Carey yang disajikan dalam bagan berikut. Gambar 3.1 Bagan Komponen Sistem Pembelajaran Dick Carey Setyosari, 2013: 234. Dick Carey Setyosari, 2013: 230-235 menguraikan setiap langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut. Pertama, analisis kebutuhan dan tujuan. Pada langkah ini, peneliti menganalisis dan mengkaji kebutuhan untuk Analisis kebutuhan dan identifikasi tujuan umum Melakukan analisis pembelajaran Melakukan revisi Menganalisis pebelajar dan konteks Merumuskan tujuan khusus Mengembangkan instrumen assessment Mengembangkan strategi pembelajaran Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran Merancang dan melakukan evaluasi formatif Merancang dan melakukan evaluasi sumatif 26 menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kedua, analisis pembelajaran. Langkah ini mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, analisis pembelajar dan konteks. Analisis ini mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajar dalam pembelajaran. Keempat, merumuskan tujuan performansi. Perumusan dilakukan dengan cara menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik. Kelima, mengembangkan instrumen. Instrumen digunakan untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan desain atau produk yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek. Keenam, mengembangkan strategi pembelajaran. Peranan strategi sangat penting dalam kaitannya dengan pengembangan produk yang dilakukan. Pada langkah ini, peneliti harus memilih strategi yang cocok dengan desain produk yang dikembangkan. Ketujuh, mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran. Pada langkah ini, peneliti memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran. Produk atau desain yang dikembangkan berdasarkan tipe atau model tertentu perlu diberikan argumen atau alasan mengapa memilih tipe atau model tersebut. Kedelapan, merancang dan melakukan evaluasi formatif. Langkah ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mendukung adanya peningkatan efektivitas. Dick Carey menguraikan proses evaluasi formatif menjadi tiga langkah, yaitu uji coba prototipe, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Pada kondisi tertentu, peneliti cukup sampai pada langkah ini. Kesembilan, melakukan revisi. Peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Kesepuluh, evaluasi sumatif. Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas produk secara keseluruhan dibandingkan dengan produk lainnya. 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dikembangkan mengadopsi model yang dipaparkan oleh Dick Carey. Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi delapan langkah, yaitu 1 analisis kebutuhan, 2 merumuskan tujuan khusus, 3 mengembangkan instrumen, 4 mengembangkan strategi, 5 mengembangkan isi 27 LKS, 6 evaluasi formatif 7 revisi, 8 evaluasi sumatif. Prosedur penelitian dan pengembangan terkait delapan langkah tersebut tersaji dalam bagan berikut. Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan 3.4.1 Analisis Kebutuhan Tahap pertama dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pembelajaran dan siswa. Analisis pembelajaran dilakukan melalui wawancara dan observasi. Peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa kelas IV, sedangkan observasi dilakukan di kelas IV ketika Analisis kebutuhan Analisis pembelajaran Analisis siswa Merumuskan tujuan Mengembangkan instrumen Pretest Posttest Rubrik penilaian ahli validasi instrumen Mengembangkan strategi Mengembangkan isi LKS Evaluasi Formatif Penilaian ahli Dosen IPA Guru SD Uji coba lapangan terbatas Revisi Siswa Kelas IV SD Evaluasi Sumatif Persentase Peningkatan Pretest Posttest 28 pembelajaran sedang berlangsung. Hasil dari wawancara dan observasi terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA di kelas IV, kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan kuesioner yang digunakan untuk mengetahui analisis kebutuhan siswa. Kuesioner kebutuhan siswa yang disusun mencakup karakteristik siswa dan karakteristik produk. Kuesioner yang telah dibuat, kemudian diberikan kepada guru dan siswa kelas IV. 3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus Tahap kedua dalam penelitian ini adalah merumuskan tujuan khusus. Pada langkah ini, peneliti merumuskan tujuan khusus dari produk berupa LKS. Perumusan tujuan khusus memperhatikan karakterisitik LKS yang diperoleh melalui analisis kebutuhan yang meliputi 1 mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, 2 mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, 3 mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan 4 mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat karakteristik LKS tersebut kemudian dijadikan pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS. 3.4.3 Mengembangkan instrumen Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah mengembangkan instrumen. Peneliti membuat dua instrumen yaitu instrumen validasi produk dan instrumen soal. Sebelum digunakan, instrumen divalidasi terlebih dahulu oleh ahli untuk mengetahui kelayakan instrumen. Instrumen soal berupa pretest dan posttest yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah menggunakan produk berupa LKS. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa sesudah menggunakan LKS. Peneliti menyusun dan mengembangkan soal berdasarkan Kompetensi Dasar KD menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Berdasarkan KD tersebut, kemudian peneliti mengembangkan menjadi empat indikator. Keempat indikator tersebut dikembangkan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 3.1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 3.4.4 Mengembangkan Strategi Tahap keempat dalam penelitian ini adalah mengembangkan strategi. LKS yang dibuat mengacu pada KD menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Selanjutnya, peneliti menjabarkannya ke dalam beberapa indikator, tujuan dan rencana kegiatan. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan pemetaan karakteristik LKS yang diperoleh dari analisis kebutuhan siswa. 3.4.5 Mengembangkan Isi LKS Tahap kelima dalam penelitian ini adalah mengembangkan isi LKS. Peneliti mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik berdasarkan hasil pemetaan KI dan KD yang sudah dilakukan pada tahap pengembangan strategi. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam LKS berisi kegiatan dalam pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Selain itu kegiatan yang terdapat pada LKS mengacu pada empat karakteristik LKS yang meliputi 1 mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, 2 mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, 3 mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan 4 mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. 3.4.6 Evaluasi formatif Tahap keenam dalam penelitian ini adalah merancang dan melakukan evaluasi formatif. Pada tahap ini, LKS yang dikembangkan kemudian divalidasi oleh beberapa ahli untuk mengetahui kelayakan LKS sebelum diuji cobakan. Peneliti melakukan uji coba produk yang sudah direvisi berdasarkan hasil validasi oleh ahli IPA dan guru SD ke kelompok kecil. Uji coba terbatas yang dilakukan melibatkan subjek yang terdiri atas enam siswa kelas IV SD. 3.4.7 Revisi Tahap ketujuh dalam penelitian ini adalah revisi produk. Berdasarkan hasil uji coba produk terbatas yang diperoleh dari wawancara dengan siswa, peneliti melakukan revisi produk yang terakhir. Adanya revisi terakhir, maka terciptalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. 3.4.8 Evaluasi Sumatif Tahap kedelapan dalam penelitian ini adalah evaluasi sumatif. Setelah melakukan pretest dan posttest kepada siswa kelas IV SD pada uji coba terbatas, kemudian peneliti menghitung hasil pretest dan posttest yang didapatkan oleh siswa. Selanjutnya, peneliti menghitung peningkatan nilai pretest dan posttest untuk mengetahui tingkat efektivitas LKS. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi atau keterangan mengenai permasalahan berdasarkan kenyataan yang ada. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview wawancara, kuesioner angket, observasi pengamatan, dan gabungan ketiganya Sugiyono, 2009: 137. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. 3.5.1 Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun buatan, untuk mencapai tujuan tertentu Arifin, 2011: 231. Observasi pada penelitian ini dilaksanakan di kelas IV. Aspek yang diamati oleh peneliti ketika melakukan observasi pada pembelajaran IPA kelas IV adalah ketersediaaan bahan ajar yang digunakan dan penerapan lima tahapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA. 3.5.2 Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu Arifin, 2011: 233. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu Suwandi, 2008: 127. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan 31 untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikitkecil Sugiyono, 2009: 137. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru dan tiga siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Wawancara dengan guru kelas IV dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai analisis kebutuhan LKS dan penerapan lima tahapan pendekatan saintifik. Wawancara dengan siswa kelas IV dilakukan untuk memperoleh data terkait dengan karakterisitik LKS yang dibutuhkan oleh siswa. 3.5.3 Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2009: 142. Peneliti menggunakan kuesioner dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data mengenai analisis kebutuhan baik guru maupun siswa dan validasi produk. Kuesioner diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur untuk memperoleh analisis kebutuhan terkait dengan produk. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada ahli pembelajaran IPA dan guru SD untuk menilai kelayakan produk berupa LKS yang sudah dibuat. 3.5.4 Tes Teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi Arikunto, 2006: 223. Peneliti menggunakan tes dalam penelitian ini berupa pretest dan posttest yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Pretest digunakan sebelum siswa menggunakan LKS IPA, sedangkan posttest digunakan sesudah siswa menggunakan LKS IPA. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran Widoyoko, 2012: 51. Peneliti menggunakan beberapa instrumen dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 penelitian ini di antaranya pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan tes. 3.6.1 Pedoman Observasi Observasi dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran di kelas IV adalah penerapan pendekatan saintifik dan penggunaan LKS IPA. Peneliti mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan aspek yang diobservasi. Kisi-kisi observasi pembelajaran di kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran di kelas IV No Kisi-kisi Observasi 1 Ketersediaan LKS IPA untuk mengajar. 2 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA. 3 Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Uji validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk Sugiyono, 2014: 170. Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen Widoyoko, 2012: 145. Sebelum digunakan, pedoman observasi divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh guru, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi yang dapat dilihat pada lampiran 1.1. 3.6.2 Pedoman Wawancara Wawancara ditujukan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. 3.6.2.1 Wawancara Guru Kelas IV Kegiatan wawancara yang pertama ditujukan kepada guru kelas IV SD. Wawancara dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana 33 peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya Sugiyono, 2009: 140. Peneliti menggunakan pedoman wawancara hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan kepada narasumber. Adapun pedoman wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas IV No Topik Pertanyaan 1 Pemahaman guru tentang pendekatan saintifik 2 Pelaksanaan lima langkah pendekatan saintifik di pembelajaran 3 Kesulitan yang dihadapi guru dalam implementasi pendekatan saintifik 4 Kesulitan siswa dalam mengkuti lima langkah pendekatan saintifik 5 Manfaat bagi siswa setelah menerapkan pembelajaran saintifik 3.6.2.2 Wawancara Siswa Kelas IV Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada siswa kelas IV yang berjumlah tiga siswa. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana tidak terstruktur. Adapun pedoman wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.3 Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas IV No Topik Pertanyaan 1 Penggunaan LKS IPA dalam pembelajaran di kelas 2 Pendapat siswa tentang LKS yang menarik warna, gambar dan ukuran 3 Bentuk LKS yang disukai siswa 4 Pentingnya penggunaan LKS dalam membantu pemahaman materi 5 Pemahaman siswa terhadap penggunaan bahasa di LKS 6 Pemahaman siswa terhadap petunjuk di LKS Sebelum digunakan, instrumen divalidasi terlebih dahulu oleh ahli agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Pedoman wawancara tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Selain itu, peneliti juga menggunakan pendapat para ahli expert judgement untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh guru, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman wawancara yang dapat dilihat pada lampiran 1.3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 3.6.3 Kuesioner Peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji coba lapangan terbatas. 3.6.3.1 Instrumen Analisis Kebutuhan Instrumen analisis kebutuhan yang berupa kuesioner diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Kuesioner analisis kebutuhan guru diberikan kepada dua guru kelas IV. Instrumen analisis kebutuhan siswa diberikan kepada siswa kelas IV yang berjumlah 28 siswa. Pemberian instrumen kuesioner bertujuan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa akan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Kuesioner yang diberikan kepada guru berupa kuesioner terbuka dan tertutup, sedangkan kuesioner yang diberikan kepada siswa berupa kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka merupakan kuesioner yang bisa dijawabdirespon secara bebas oleh responden, sedangkan kuesioner tertutup merupakan kuesioner yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan Widoyoko, 2012: 36. Adapun kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Guru Terbuka Aspek yang Diamati Nomor Item Strategi yang digunakan dalam pembelajaran IPA 1 Kegiatan yang pernah dilakukan siswa di dalam maupun di luar kelas 2 Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA 3, 4, dan 5 Penggunaan buku siswa penuntun pembelajaran 6 dan 7 Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendekatan saintifik 8 Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Guru Tertutup Aspek yang Diamati Nomor Item Pentingnya penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA 1 Pemberian panduan kegiatan untuk siswa 2, 3, 4, 5, dan 6 Pentingnya penggunaan LKS dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi sifat-sifat bunyi 7 Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Siswa Tertutup Aspek yang Diamati Nomor item Penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA 1, 2, 3, 5, 7 Penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 35 3.6.3.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli Instrumen validasi produk oleh ahli berupa kuesioner dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang berupa LKS. Kuesioner validasi produk berupa kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban berskala likert. Rentang skala yang disediakan yaitu 1-4 dengan jawaban skala 1 sangat kurang baik, 2 kurang baik, 3 baik, 4 sangat baik. Validasi produk dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA dan guru kelas IV. Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 32 butir. Berikut adalah aspek yang dinilai dalam validasi produk yang di sajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.7 Aspek Penilaian LKS No Aspek yang Dinilai 1 Konten atau isi 2 Tampilan 3 Bahasa 4 Penggunaan dan penyajian Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu guru dan ahli pembelajaran IPA. Melalui validasi yang dilakukan oleh ahli diperoleh hasil rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor validasi produk. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.3. 3.6.4 Tes Peneliti menggunakan pretest dan posttet untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dalam uji coba terbatas. Peneliti menyusun dan mengembangkan soal pretest dan posttest berdasarkan KD menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Soal yang dibuat berjumlah 20 soal tipe pilihan ganda. Instrumen tes yang sudah dibuat kemudian diuji validitasnya. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan oleh peneliti Sugiyono, 2014: 361. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur Widoyoko, 2012: 141. Instrumen tes yang sudah dibuat kemudian diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV SD. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji korelasi Pearson SPSS 22 for Windows. Item soal yang valid dapat dilihat dari 36 perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. 2-tailed. Jika harga sig. 2-tailed lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid Widoyoko, 2012: 157. Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Instrumen tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg konsisten apabila diteskan berkali-kali Widoyoko, 2012: 157. Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai Cronbach Alpha. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 22 for Windows dengan menghitung nilai cronbach Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,60 Nunnally, dalam Ghozali, 2001: 46 . 3.7 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang meunjukkan kualitas atau mutu sesuatu yang ada, baik keadaan proses, peristiwakejadian dan lainnya yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata Widoyoko, 2012: 18. Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka sebagai hasil observasi atau pengukuran Widoyoko, 2012: 21. Berikut pembahasan dari masing-masing teknik analisis. 3.7.1 Analisis Data Kualitatif Data kualitatif yang diperoleh berupa komentar dan saran yang dikemukakan oleh ahli pembelajaran IPA, guru dan siswa kelas IV SD. Selain itu data juga diperoleh dari hasil pengamatan peneliti selama proses ujicoba. Data yang diperoleh kemudian dianalisis sebagai pedoman untuk memperbaiki kualitas dan mengetahui kelayakan produk. 3.7.2 Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner analisis kebutuhan guru, kebutuhan siswa, validasi produk oleh ahli, dan hasil nilai pretest dan posttest. Analisis kuesioner dilakukan dengan menggunakan skala likert 1-4. Setiap skala dilengkapi dengan kriteria yang memudahkan penilai dalam memberikan penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 pedoman penilaiannya. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan dari penilaian. Berikut adalah instrumen penelitian dan skala beserta kriterianya. Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen non tes yaitu pedoman observasi dan pedoman wawancara adalah sebagai berikut. Nilai 4 : Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki Nilai 3 : Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki Nilai 2 : Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki Nilai 1 : Instrumen tidak layak digunakan Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner analisis kebutuhan siswa adalah sebagai berikut. Nilai 5 : Instrumen sangat baik Nilai 4 : Instrumen baik Nilai 2 : Instrumen kurang baik Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada kuesioner validasi produk adalah sebagai berikut. Nilai 4 : Instrumen sangat baik Nilai 3 : Instrumen baik Nilai 2 : Instrumen kurang baik Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik Hasil yang diperoleh dari penilaian validator, kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan rumus berikut. Gambar 3.3 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan dari Widoyoko 2014: 144. Berikut adalah tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko yang disajikan dalam tabel berikut. ℎ = 38 Tabel 3.8 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor Kategori 3,26 - 4,00 Sangat Baik 2,51 - 3,25 Baik 1,76 - 2,50 Kurang 1,00 - 1,75 Sangat Kurang Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan validtidaknya suatu instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang dituangkan dalam tabel berikut. Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor Kategori Keterangan 3,26 - 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan 2,51 - 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan 1,76 - 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan 1,00 - 1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 kategori baik yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid. Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung persentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus dari Supraktiknya 2012: 128. Berikut rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner disajikan pada rumus berikut. Gambar 3.4 Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner Persentase jawaban = × 100 39 Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan tes. Tes berupa pre test dan post test dengan jumlah masing-masing 20 soal. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik melalui uji coba terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban yang salah adalah 0. Berikut perhitungan nilai pre test dan post test dihitung dengan rumus berikut. Gambar 3.5 Rumus perhitungan nilai pretest dan posttest Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tes yang diperoleh oleh semua siswa dengan rumus berikut. Gambar 3.6 Rumus rerata siswa Kemudian membandingkan nilai pretest dengan nilai posttest dengan cara menghitung persentase peningkatan nilai pretest dan posttest dengan rumus berikut. Gambar 3.7 Rumus persentase kenaikan pretest dan posttest Nilai = × 100 Rerata = Persentase = × 100 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN