Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN

DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA.

Assa Prima Sekarini Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah kesulitan guru dan siswa dalam menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik dan kurangnya penggunaan LKS dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk materi bentuk luar tumbuhan dan hewan serta fungsinya, dan (2) mengetahui kualitas LKS IPA yang dikembangkan. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan menurut Dick & Carey (2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dilakukan berdasarkan model pengembangan Dick & Carey yang dimodifikasi menjadi delapan tahapan meliputi analisis kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif, 2) hasil validasi oleh ahli IPA produk LKS memperoleh rerata skor 2,85 dengan kategori baik dan guru kelas IV SD memperoleh rerata skor 3,72 dengan kategori sangat baik. Hasil validasi tersebut berpedoman pada empat aspek yaitu konten atau isi, tampilan, bahasa, penggunaan dan penyajian. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan perolehan persentase peningkatan nilai sebesar 38,07%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar dengan revisi sesuai saran.


(2)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE STUDENTS WORKSHEET BASED ON SCIENTIFIC APPROACH TO FOURTH GRADE MATERIAL OUTER

BODY SHAPE AND FUNCTIONS OF ANIMAL AND PLANT

Assa Prima Sekarini Universitas Sanata Dharma

2017

Research background is student and teacher difficulty on applying scientific approach steps and the lack of using worksheet on studying. This research aims for (1) developing of using worksheet of outter body shape and its function of animal and plant based on scientific approach, and (2) knowing the developed science worksheet quality. The sample for this research is fourth student of SD Negeri Perumnas Condongcatur batch of 2016/2017. Type of the research is Research and Development (R&D). The model that used for the research is development model according to Dick & Carey (2013).

The research findings show that 1) science worksheet development based on scientific approach developed based on the modified development model of Dick & Carey, is divided into eight steps which are: needs analysis, formulating certain objectives, developing instruments, developing strategy, developing the content of worksheet, formatif evaluatition, revision, and summative evaluation, 2) the result validated by the experts of science, the worksheet product obtains the average score of 28.5, which is categorized as good while the teacher of the forth grade of Elementary School obtains obtains the average score of 3.72, which is categorized as very good. The validated result is based on the four aspects namely content, appearance, language, usage, and presentation. The limitted field test shows that the score acquired by the students during the post-test is 38,07% higher than the pretest. Therefore, it can be concluded that the science worksheet developed based on scientific approach is appropriate to be used for the test in the learning activity of the Forth grade of Elementary School with the recommended revision.


(3)

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN

DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Assa Prima Sekarini NIM: 131134082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(4)

i PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN

DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Assa Prima Sekarini NIM: 131134082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(5)

(6)

(7)

iv PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

 Allah SWT, karena atas izin dan karunia-Nya, skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya.

 Bapak dan Ibu saya yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.  Dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan dan motivasi.  Kakak-kakak saya tersayang yang selalu menyemangati dan membantu.  Para sahabat tercinta yang selalu memberikan dukungan dan keceriaan.  Almamater kebanggaan Universitas Sanata Dharma.

 Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.


(8)

v MOTTO

“If I try my best and fail, well, I’ve tried my best”

-Steve Jobs-

“Man Jadda Wa Jada”


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN

DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA.

Assa Prima Sekarini Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah kesulitan guru dan siswa dalam menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik dan kurangnya penggunaan LKS dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk materi bentuk luar tumbuhan dan hewan serta fungsinya, dan (2) mengetahui kualitas LKS IPA yang dikembangkan. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan menurut Dick & Carey (2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dilakukan berdasarkan model pengembangan Dick & Carey yang dimodifikasi menjadi delapan tahapan meliputi analisis kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif, 2) hasil validasi oleh ahli IPA produk LKS memperoleh rerata skor 2,85 dengan kategori baik dan guru kelas IV SD memperoleh rerata skor 3,72 dengan kategori sangat baik. Hasil validasi tersebut berpedoman pada empat aspek yaitu konten atau isi, tampilan, bahasa, penggunaan dan penyajian. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan perolehan persentase peningkatan nilai sebesar 38,07%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar dengan revisi sesuai saran.


(12)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE STUDENTS WORKSHEET BASED ON SCIENTIFIC APPROACH TO FOURTH GRADE MATERIAL OUTER

BODY SHAPE AND FUNCTIONS OF ANIMAL AND PLANT

Assa Prima Sekarini Universitas Sanata Dharma

2017

Research background is student and teacher difficulty on applying scientific approach steps and the lack of using worksheet on studying. This research aims for (1) developing of using worksheet of outter body shape and its function of animal and plant based on scientific approach, and (2) knowing the developed science worksheet quality. The sample for this research is fourth student of SD Negeri Perumnas Condongcatur batch of 2016/2017. Type of the research is Research and Development (R&D). The model that used for the research is development model according to Dick & Carey (2013).

The research findings show that 1) science worksheet development based on scientific approach developed based on the modified development model of Dick & Carey, is divided into eight steps which are: needs analysis, formulating certain objectives, developing instruments, developing strategy, developing the content of worksheet, formatif evaluatition, revision, and summative evaluation, 2) the result validated by the experts of science, the worksheet product obtains the average score of 28.5, which is categorized as good while the teacher of the forth grade of Elementary School obtains obtains the average score of 3.72, which is categorized as very good. The validated result is based on the four aspects namely content, appearance, language, usage, and presentation. The limitted field test shows that the score acquired by the students during the post-test is 38,07% higher than the pretest. Therefore, it can be concluded that the science worksheet developed based on scientific approach is appropriate to be used for the test in the learning activity of the Forth grade of Elementary School with the recommended revision.


(13)

x KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan limpahan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa

kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Peneliti mengucapakan banyak terima kasih kepada pihak yang sudah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ditujukkan kepada:

1. Rohandi, Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Christiyanti Aprinastuti, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. 3. Apri Damai Sagita K., S.S., M.Pd., sebagai Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.

4. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., sebagai dosen pembimbing I, yang sudah membimbing dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., sebagai dosen pembimbing II, yang selalu membimbing dan memberikan arahan serta masukan bagi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Albertus Hariwangsa Panuluh, M.Sc. dan Sartinah, S.Pd. yang sudah membantu dalam proses validasi produk LKS.

7. Bapak dan Ibu guru yang sudah membantu peneliti dalam validasi instrumen.

8. Mukija, S.Pd.SD., sebagai kepala SD Negeri Perumnas Condongcatur yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.

9. Cahyo Arif Nugroho, S.Pd., sebagai wali kelas IV C SD Negeri Perumnas Condongcatur yang telah membantu dan memberikan ijin dalam melakukan uji coba terbatas kepada siswanya.


(14)

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Spesifikasi Produk ... 6

1.6 Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 8

2.1.1.1 Pengertian Belajar ... 8

2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran ... 9

2.1.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 9


(16)

xiii

2.1.2.2 Pembelajaran IPA di SD ... 10

2.1.2.3 Morfologi Tumbuhan dan Hewan ... 10

2.1.3 Pendekatan Saintifik ... 13

2.1.3.1 Pengertian Pendekatan Saintifik ... 13

2.1.3.2 Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik ... 13

2.1.3.3 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 14

2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 16

2.1.4.1 Pengertian LKS ... 17

2.1.4.2 Tujuan LKS... 17

2.1.4.3 Jenis-jenis LKS ... 17

2.1.4.4 Manfaat LKS ... 18

2.2 Penelitian yang Relevan ... 18

2.3 Kerangka Berpikir ... 21

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Setting Penelitian ... 23

3.2.1 Subjek Penelitian... 23

3.2.2 Objek Penelitian ... 24

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 24

3.2.4 Waktu Penelitian ... 24

3.3 Rancangan Penelitian ... 24

3.4 Prosedur Penelitian ... 26

3.4.1 Analisis Kebutuhan ... 27

3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus ... 28

3.4.3 Mengembangkan instrumen... 28

3.4.4 Mengembangkan Strategi ... 29

3.4.5 Mengembangkan Isi LKS ... 29

3.4.6 Evaluasi formatif ... 29

3.4.7 Revisi ... 29

3.4.8 Evaluasi Sumatif ... 30


(17)

xiv

3.5.1 Observasi ... 30

3.5.2 Wawancara ... 30

3.5.3 Kuesioner ... 31

3.5.4 Tes ... 31

3.6 Instrumen Penelitian... 31

3.6.1 Pedoman Observasi ... 32

3.6.2 Pedoman Wawancara ... 32

3.6.2.1 Wawancara Guru Kelas IV ... 32

3.6.2.2 Wawancara Siswa Kelas IV ... 33

3.6.3 Kuesioner ... 34

3.6.3.2 Instrumen Analisis Kebutuhan ... 34

3.6.3.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli ... 35

3.6.4 Tes ... 35

3.7 Teknik Analisis Data ... 36

3.7.1 Data Kualitatif ... 36

3.7.2 Analisis Data Kuantitatif ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Hasil penelitian ... 40

4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah ... 40

4.1.1.1 Identifikasi Potensi ... 40

4.1.1.2 Identifikasi Masalah ... 40

4.1.2 Proses Pengembangan LKS ... 44

4.1.2.1 Analisis Kebutuhan ... 44

4.1.2.2 Merumuskan Tujuan Khusus ... 45

4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen ... 45

4.1.2.4 Mengembangkan Strategi ... 47

4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS ... 48

4.1.2.6 Evaluasi Formatif ... 53

4.1.2.7 Revisi ... 53

4.1.2.8 Evaluasi Sumatif ... 54

4.1.3 Kualitas LKS... 54


(18)

xv

BAB V PENUTUP ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 63

5.3 Saran ... 64


(19)

xvi DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bagian-bagian Tumbuhan ... 11

Tabel 2.2 Bagian Luar Tubuh Hewan ... 13

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran di kelas IV ... 32

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas IV ... 33

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas IV ... 33

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Guru Terbuka ... 34

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Guru Tertutup ... 34

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Siswa Tertutup ... 34

Tabel 3.7 Aspek Penilaian LKS ... 35

Tabel 3.8 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif... 38

Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif... 38

Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen ... 46

Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas soal ... 47

Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal ... 47

Tabel 4.4 pemetaan KI, KD, Indikator dan Tujuan ... 47

Tabel 4.5 Pemetaan Karakteristik LKS... 48

Tabel 4.6 LKS Sebelum dan Sesudah Direvisi Oleh Ahli ... 54

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Kualitas LKS oleh Ahli ... 55

Tabel 4.8 Hasil perhitungan Pretest dan Posttest Siswa ... 56

Tabel 4.9 Hasil Komentar Siswa Secara Keseluruhan Setelah Menggunakan LKS ... 58


(20)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan. ... 21

Gambar 3.1 Bagan Komponen Sistem Pembelajaran Dick & Carey ... 25

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan ... 27

Gambar 3.3 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert ... 37

Gambar 3.4 Rumus Perhitungan Persentase Jawaban Kuesioner... 38

Gambar 3.5 Rumus Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest... 39

Gambar 3.6 Rumus Rerata Siswa ... 39

Gambar 3.7 Rumus Persentase Kenaikan Pretest dan Posttest ... 39

Gambar 4.1 Bagan Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah .. 42

Gambar 4.2 Bagan Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ... 47

Gambar 4.3 Kegiatan Siswa 1 ... 49

Gambar 4.4 Kegiatan Siswa 2 ... 49

Gambar 4.5 Kegiatan Siswa 3 ... 50

Gambar 4.6 Kegiatan Mengamati ... 50

Gambar 4.7 Kegiatan Menanya ... 51

Gambar 4.8 Kegiatan Menalar ... 51

Gambar 4.9 Kegiatan Mencoba ... 52

Gambar 4.10 Kegiatan Mengomunikasikan ... 52

Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Siswa ... 56


(21)

xviii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah

Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ... 68

Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Kelas ... 69

Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 37

Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Guru... 72

Lampiran 1.5 Transkrip Wawancara dengan Siswa ... 73

Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan Lampiran 2.1 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Terbuka Guru ... 76

Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Tertutup Guru ... 82

Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa ... 84

Lampiran 2.4 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Siswa ... 87

Lampiran 2.5 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Siswa ... 849

Lampiran 3 Instrumen Tes Lampiran 3.1 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ... 500

Lampiran 3.2 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest ... 91

Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ... 94

Lampiran 3.4 Output SPSS Untuk Perhitungan Validitas Instrumen Tes ... 98

Lampiran 3.5 Perhitungan Peningkatan Nilai Pretest dan Posttest ... 99

Lampiran 4 Validasi Produk Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Ahli IPA ... 101

Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Guru ... 104

Lampiran 5 Surat Penelitian Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian ... 107

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 108

Lampiran 6 Produk yang Dikembangkan Lampiran 6.1 Gambar LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik ... 109

Lampiran 7 Foto Uji Coba Lapangan Terbatas ... 114


(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan hakekatnya adalah kebutuhan pokok setiap manusia. Adanya pendidikan yang terarah diyakini mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah merupakan sarana pendidikan formal yang selain memberikan ilmu pengetahuan juga mengembangkan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Peran dan fungsi sekolah yaitu membantu keluarga atau orang tua dalam pendidikan anak-anaknya serta berperan memberikan pengetahuan, keterampilan, penanaman nilai-nilai sikap secara lengkap sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa yang berbeda (Jumali, 2007: 47).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di jenjang Sekolah Dasar yang mempelajari fenomena alam dan dapat diperoleh dengan menggunakan metode observasi. Pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif) yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Di samping hal itu, pembelajaran IPA diharapkan pula memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan apresiasi, (Trianto, 2010: 142). Sikap ilmiah merupakan suatu pandangan seseorang terhadap cara berpikir yang sesuai dengan metode keilmuan, sehingga timbullah kecenderungan untuk menerima ataupun menolak terhadap cara berpikir yang sesuai dengan keilmuan tersebut (Salam, 2005: 38). Pembelajaran IPA berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Adanya pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dasar agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Salah satu materi yang diajarkan dalam


(23)

2 pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan.

Guru senantiasa melakukan berbagai upaya untuk mempermudah dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bahan ajar. Bahan ajar berisi topik atau materi harus sesuai dengan materi ajar yang akan diajarkan agar dapat meningkatkan keaktifan dan mengefektifkan waktu belajar sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Bahan ajar tidak hanya memuat materi saja tetapi harus memenuhi kebutuhan belajar dan meningkatkan daya pikir peserta didik. Saat ini, sudah banyak cetakan bahan ajar yang beredar di pasaran oleh penerbit buku. Bentuknya pun terdiri dari berbagai macam seperti modul, buku teks, lembar kerja siswa (LKS), handout dan sebagainya. LKS biasanya dapat dijadikan sebagai panduan atau pedoman bagi siswa dalam kegiatan observasi, dan sebagainya. LKS yang dicetak oleh penerbit biasanya terdiri dari soal-soal. Percobaan atau kegiatan yang dilakukan hanya sedikit, bahkan ada yang tidak ada sama sekali. Masih banyak sekolah dan guru yang menggunakan bahan ajar khususnya LKS buatan orang lain atau cetakan dari pabrik. Padahal bahan ajar yang digunakan sering kali tidak sesuai dengan konteks dan situasi sosial budaya siswa.

Hal yang serupa peneliti temukan ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SDN Perumnas Condongcatur. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah dilakukan diketahui bahwa siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Meskipun sekolah sudah menerapkan kurikulum 2013 dan guru sudah menerapkan pendekatan saintifik, tetapi lima langkah pendekatan saintifik belum dilaksanakan secara utuh. Beberapa narasumber menyebutkan bahwa baik guru maupun siswa masih merasa kesulitan dalam menerapkan kelima tahapan pendekatan saintifik secara utuh seperti menalar dan mengaitkan antar informasi yang diperoleh, menyimpulkan hasil percobaan atau kegiatan yang dilakukan. Selain itu, guru hanya menggunakan buku siswa dari pemerintah sebagai penunjang pembelajaran. Guru menggunakan LKS apabila materi yang terdapat dalam buku siswa sudah habis.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan


(24)

3 penelitian dan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Pendekatan Saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melalui tahap-tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Anak dapat memecahkan permasalahan yang kompleks selama permasalahan tersebut konkret dan tidak abstrak (Hergenhahn & Olson, 2010: 320). Berdasarkan uraian tersebut, penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik sangatlah diperlukan dalam pembelajaran bagi siswa SD.

Penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya membantu siswa memahami dan mengamati secara langsung hewan dan tumbuhan yang terdapat di lingkungan sekitar, karena siswa dapat melakukan kegiatan pengamatan secara langsung sehingga siswa tidak hanya berpikir secara abstrak. Selain itu, siswa mampu mengasah keterampilannya dalam menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik ini diharapkan mampu melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan serta melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh. LKS yang dikembangkan berdasarkan empat karakteristik yaitu mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

LKS IPA berbasis pendekatan saintifik terbukti dapat membantu dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Salikhah (2015) mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk melatih keterampilan proses sains siswa kelas IV SD/MI. Jenis


(25)

4 penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan pada siswa yang menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dengan siswa yang tidak menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik, yaitu sig 0,01<0,05. Penelitian lainnya dilakukan oleh Sinarta (2012). Sinarta mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri pokok bahasan energi dan perubahannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa lebih memahami pembelajaran dan mampu memecahkan permasalahan yang terdapat pada LKS, dan siswa lebih bisa mengutarakan pendapatnya. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa (2013) mengembangkan lembar kerja siswa berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains di SD N 1 Tinjomoyo. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan rerata aktivitas siswa sebesar 100%, siswa tuntas belajar sebanyak 92,11% dengan rerata nilai sebesar 7,84. Penelitian lainnya dilakukan oleh Dalla (2016). Dalla mengembangkan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas II. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan layak untuk digunakan pada uji coba dengan revisi sesuai saran berdasarkan hasil validasi oleh ahli yang memperoleh rerata skor 3,87 dengan kategori baik. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2014) mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada tema berbagai pekerjaan di kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran dinilai positif ditunjukkan dengan hasil persentase 94,12%. Fitri mengembangkan LKS tematik integratif pada materi garis paralel untuk kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan layak untuk digunakan pada uji coba dengan revisi sesuai saran berdasarkan hasil validasi oleh ahli yang


(26)

5 memperoleh hasil skor rata-rata 4,18 dengan kategori valid dan 4,26 dengan kategori efektif.

Penelitian ini dibatasi pada Kompetensi Dasar (KD) 3.1 menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dan uji coba produk terbatas. Pada uji coba produk terbatas, produk yang dikembangkan diujikan pada enam siswa kelas IV SD. Siswa yang dipilih berdasarkan nilai akademik (tinggi, sedang, rendah) dan rekomendasi dari wali kelas.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya?

1.2.2 Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengembangkan Lembar Kerja Sekolah (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tumbuhan dan hewan serta fungsinya.

1.3.2 Mengetahui kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tumbuhan dan hewan serta fungsinya.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru dalam mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Produk yang dikembangkan dapat memberikan motivasi bagi peneliti untuk mengembangkan produk pembelajaran yang inovatif.

1.4.2 Bagi Guru

Guru lebih memahami tahapan dalam pendekatan saintifik. Guru juga mendapatkan pengalaman dalam pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan LKS


(27)

6 IPA berbasis pendekatan saintifik yang dapat membantu meningkatkan keaktifan siswa.

1.4.3 Bagi Siswa

Siswa dapat melakukan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh. Penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik ini juga dapat menumbuhkan keaktifan siswa.

1.4.4 Bagi Sekolah

Sekolah mendapatkan wawasan baru tentang pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Selain itu, sekolah dapat mempertimbangkan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.

1.5Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya, yang memiliki spesifikasi sebagai berikut.

1.5.1 LKS dikembangkan berdasarkan pemetaan Kompetensi Dasar (KD)

“menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya”. Selanjutnya, KD dijabarkan menjadi empat indikator yang meliputi (1) menyebutkan bagian luar tubuh hewan menurut tempat tinggalnya (air dan darat), (2) menjelaskan fungsi bagian luar tubuh hewan, (3) menyebutkan bagian luar tubuh tumbuhan, dan (4) menjelaskan fungsi bagian luar tubuh tumbuhan. Masing-masing indikator terdiri dari satu sampai dua kegiatan. 1.5.2 LKS yang dikembangkan berbentuk buku dengan ukuran 18 cm x 25 cm.

LKS dibuat dengan menggunakan Microsoft Word 2007. Kertas yang digunakan adalah ivory 310 gram untuk bagian cover dan kertas HVS 80 gram untuk bagian isi. Jenis font yang digunakan adalah Comic Sans MS dan Kristen ITC dengan ukuran font 12. Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Tampilan LKS dibuat menarik dan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan siswa.

1.5.3 LKS berisi tentang empat karakteristik yang meliputi 1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (2) mengajak


(28)

7 siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

1.5.4 LKS yang dikembangkan dapat digunakan dalam kurikulum 2013, karena LKS terdapat Kompetensi Inti (KI) yang meliputi KI 2, 3, dan 4 yaitu sikap sosial, pengetaahuan, dan keterampilan.

1.6Definisi Operasional

1.6.1 Belajar adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan sebagainya yang dapat merubah kepribadian manusia.

1.6.2 Pembelajaran adalah suatu proses atau serangkaian aktivitas yang dapat membantu seseorang belajar secara aktif optimal.

1.6.3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena alam dan dapat di peroleh dengan menggunakan metode observasi.

1.6.4 Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa daripada guru dan memiliki lima tahapan yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

1.6.5 LKS adalah suatu pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan dan memecahkan suatu masalah yang diharapkan mampu memberikan arahan dan bantuan pada siswa untuk lebih memahami materi yang akan diajarkan oleh guru.

1.6.6 Bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan adalah suatu materi yang terdapat dalam IPA yang mempelajari tentang bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan.

1.6.7 Siswa kelas IV SD adalah peserta didik yang duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar.


(29)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah belajar dan pembelajaran, hakikat IPA, pendekatan saintifik, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

Pada subbab ini menguraikan mengenai pengertian belajar dan pembelajaran.

2.1.1.1Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain (Hakim, 2000: 7). Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku/sikap, dan mengkokohkan kepribadian (Suyono, 2011: 9).

Dari kedua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan sebagainya yang dapat merubah kepribadian manusia. Kegiatan mengingat dan menghafal bukan merupakan proses belajar karena seseorang dapat menghafal dan mengingat suatu konsep belum tentu dia memahami konsep tersebut dengan sepenuhnya. Belajar yang sesungguhnya mengandung unsur pembentukan dan pemahaman. Dari berbagai prinsip belajar terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dipakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan


(30)

9 langsung/berpengalaman, pengulangan tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual (Dimyati, 2006: 42).

2.1.1.2Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan guru terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati, 2006: 297). Menurut Gagne, pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang membantu memudahkan seorang dalam belajar, sehingga terjadi belajar yang optimal (Kurniawan, 2014: 27). Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses atau serangkaian aktivitas yang dapat membantu seseorang belajar secara aktif dan optimal. Terdapat lima ciri dalam pembelajaran yaitu 1) siswa merupakan individu yang dapat berkembang apabila disediakan kondisi yang menunjang, 2) menekankan pada aktivitas siswa, 3) merupakan upaya sadar dan disengaja, 4) bukan kegiatan insidental tanpa persiapan, dan 5) pemberian bantuan yang memungkinkan siswa untuk belajar (Kustandi, 2011: 5-6).

2.1.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pada subbab ini menguraikan mengenai pengertian IPA, morfologi hewan dan tumbuhan serta fungsinya.

2.1.2.1Pengertian IPA

IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi (Fisher, dalam Amien, 1987: 4). IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam (Carin, dalam Amien, 1987: 4). Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena alam dan dapat di peroleh dengan menggunakan metode observasi. Teori belajar yang berkaitan dengan pembelajaran IPA adalah teori Piaget dan teori konstruktivisme. Teori Piaget merupakan teori perkembangan kognitif seseorang dari masa bayi ke masa dewasa. Teori ini berkaitan dengan IPA, karena dalam pembelajaran IPA mempelajari tentang


(31)

10 pertumbuhan manusia dari mulai bayi sampai dengan dewasa. Sedangkan teori konstruktivisme merupakan teori perkembangan kognitif seseorang berdasarkan pengalaman yang sudah pernah dialami sebelumnya. Pada pembelajaran IPA, teori kontruktivisma berhubungan dengan lingkungan alam sekitar. IPA secara umum meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, kimia, dan fisika. Pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan, yaitu produk, proses, dan sarana pengembangan sikap ilmiah. IPA sebagai produk merupakan hasil yang diperoleh dari pengumpulan data yang disusun secara sistematis. IPA sebagai proses merupakan urutan atau langkah untuk memperoleh data melalui metode ilmiah. IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah merupakan suatu sarana yang dapat mengembangkan sikap ilmiah, seperti sikap kerja sama, sikap tanggung jawab, sikap berpikir bebas, dan sebagainya.

2.1.2.2 Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA di SD meliputi mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar (Paolo & Marten, dalam Samatowa, 2006: 12). Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yaitu siswa diharapkan mampu berpikir secara kritis dan ilmiah serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ruang lingkup pembelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet dan listrik, 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit lainnya (Depdiknas, 2007: 14). Dari ruang lingkup tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA mempelajari makhluk dan semua benda yang ada di alam semesta.

2.1.1.3Morfologi Tumbuhan dan Hewan

Nama morfologi digunakan dalam beberapa ilmu, yakni morfologi linguistik, morfologi biologi, dan geomorfologi. Morfologi biologi merupakan


(32)

11 suatu ilmu yang mempelajari tentang struktur atau bentuk luar dari suatu organisme yang mencakup bagian-bagiannya terutama tumbuhan dan hewan. Morfologi pada tumbuhan meliputi: akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Berikut adalah bagian-bagian tumbuhan yang disajikan dalam tabel 2.1 (Sumantoro, 2009: 31-41) dan bagian luar tubuh hewan yang disajikan dalam tabel 2.2 (Haryanto, 2013: 3-5).

Tabel 2.1 Bagian-bagian Tumbuhan

No.

Bagian LuarTubuh

Tumbuhan

Gambar jenis - jenis bagian

tumbuhan Keterangan

1. Akar

Akar terdiri dari bulu-bulu akar dan tudung akar. Terdapat dua jenis akar yaitu akar serabut dan akar tunggang. Fungsi akar: menyerap air dan mineral dari alam tanah, menegakkan batang tumbuhan, tempat menyimpan cadangan makanan, dan alat pernapasan pada tumbuhan.

2. Batang

Batang menjadi penghubung antara akar dan cabang atau daun. Terdapat tiga jenis batang yaitu batang basah dan lunak, batang berkayu, dan batang rumput. Fungsi batang: tempat melekatnya daun, bunga, dan buah, penyimpan cadangan makanan, jalan pengangkutan air, minerah dan hasil fotosintesis.


(33)

12 No.

Bagian LuarTubuh

Tumbuhan

Gambar jenis - jenis bagian

tumbuhan Keterangan

3. Daun

Berdasarkan bentuknya daun dikelompokkan menjadi daun menyirip, menjari, melengkung, dan sejajar. Fungsi daun: tempat memasak makanan atau fotosintesis.

4. Bunga

Bagian- bagian bunga yang lengkap meliputi tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Fungsi bunga: perhiasan tumbuhan, tempat berlangsungnya perkembangbiakan tumbuhan.

5. Buah dan Biji

Buah umumnya terdiri dari tangkai, kulit, daging, dan biji. Fungsi buah yaitu sebagai pelindung biji yang merupakan calon tumbuhan baru.


(34)

13 Tabel 2.2 Bagian Luar Tubuh Hewan

No. Bagian Keterangan

1. Kepala

Kepala hewan biasanya memiliki mata, hidung, telinga, dan mulut. Bagian khusus hewan yang biasa ada di kepala adalah antena, gading, belalai, tanduk, dan cula.

2. Badan

Tubuh hewan melindungi organ-organ pencernaan, pernapasan, peredaran darah, perkembangbiakan, dan lain sebagainya.

Penutup tubuh hewan dapat berupa sisik, bulu, dan rambut. 3. Alat Gerak Alat gerak hewan dapat berupa kaki, sirip, dan sayap.

2.1.2 Pendekatan Saintifik

Subbab ini menguraikan mengenai pengertian pendekatan saintifik, prinsip-prinsip pendekatan saintifik, dan langkah-langkah pendekatan saintifik.

2.1.2.3Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik (scientific) disebut juga pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan peserta didik daripada guru. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru (Hosnan, 2014: 34). Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep yang ditemukan. Pendekatan saintifik bertujuan untuk melatih dan meningkatan kemampuan siswa dalam berpikir, menyelesaikan suatu masalah, dan mengomunikasikan ide atau gagasan.

2.1.2.4Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik memiliki beberapa prinsip meliputi: 1) pembelajaran berpusat pada siswa, 2) pembelajaran membentuk student self concept, 3) pembelajaran terhindar dari verbalisme, 3) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip, 4) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa, 5) pembelajaran meningkatkan


(35)

14 motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru, 6) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi, 7) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya (Daryanto, 2014: 58).

2.1.2.5Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi: menggali informasi melalui pengamatan (observing), bertanya (questioning), percobaan (experimenting), kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar (associating), kemudian menyimpulkan, dan mencipta serta membentuk jaringan (networking) (Hosnan, 2014: 37). Langkah-langkah pendekatan saintifik dapat dijabarkan sebagai berikut.

1) Mengamati (Observing)

Pengamatan/observasi merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan media konkret dalam proses belajar, sehingga siswa akan lebih merasa tertarik dan tertantang untuk mengeksplorasi rasa keingintahuannya. Kegiatan pengamatan dapat dilakukan melalui kegiatan melihat, mendengar, menyimak, dan membaca. Tujuan pengamatan adalah mendeskripsikan makna dari suatu objek yang diamati dan diambil kesimpulannya. Manfaat metode pengamatan bagi siswa yaitu memberikan pengalaman secara langsung karena siswa mengamati sendiri suatu objek dan mencatat hasil pengamatannya sendiri. Kegiatan pengamatan dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah antara lain menentukan objek apa yang akan diobservasi, membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder, menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar, menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya (Hosnan, 2014: 42-43).


(36)

15 2) Menanya (Questioning)

Menanya (questioning) merupakan kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang data/informasi yang belum dipahaminya setelah melakukan pengamatan. Kegiatan mengajukan berbagai pertanyaan yang dilakukan oleh siswa memerlukan bimbingan dari guru. Fungsi bertanya ialah membangkitkan rasa keingintahuan dan melatih cara berpikir siswa.

Manfaat penerapan metode menanya antara lain menggali informasi, baik administrasi maupun akademis, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respons kepada siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa (Hosnan, 2014: 51). Dalam kegiatan bertanya, ada beberapa kriteria pertanyaan yang digunakan untuk membina peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, antara lain singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memilih fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi (Abidin, 2014: 137).

3) Menalar (Associating)

Menalar adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi (Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, dalam Hosnan, 2014: 68). Kegiatan menalar merupakan kegiatan analisis hasil kerja yang sudah dilakukan oleh siswa. Daya menalar peserta didik dapat ditingkatkan melalui delapan cara berikut (1) guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap seperti tuntutan kurikulum, (2) guru tidak banyak menerapkan metode ceramah, tetapi memberi instruksi singkat yang jelas, seperti contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi, (3) bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hirarkis, dimulai dari yang sederhana sampai ke yang kompleks, (4) kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati, (5) setiap kesalahan/kekeliruan segera


(37)

16 dikoreksi atau diperbaiki, (6) perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan peserta didik, (7) evaluasi atau penilaian didasarkan atas perilaku yang nyata atau otentik, (8) guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajarran perbaikan (Abidin, 2014: 139).

4) Mencoba (Experimenting)

Tahap mencoba digunakan untuk mengarahkan peserta didik melakukan percobaan atau eksperimen terkait dengan materi yang sesuai. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tahap mencoba yaitu (1) persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan, (2) usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan kegiatan eksperimen, (3) sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen yang akan dilakukan, (4) lakukan pengelompokkan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan. Bila hasilnya belum memuaskan, dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya, (5) setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara tertulis (Fathurrahman, dalam Hosnan, 2014: 62).

5) Mengomunikasikan Pembelajaran

Tahap mengomunikasikan pembelajaran dalam pendekatan saintifik, siswa diharapkan mampu mengomunikasikan hasil kerjanya yang dilakukan secara individu maupun kelompok. Kegiatan mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya (Permendikbud, dalam Hosnan, 2014: 76). Melalui kegiatan mengomunikasikan, siswa diharapkan mampu menjelaskan atau mempresentasikan hasil kerjanya di depan guru dan teman-temannya, sehingga rasa percaya diri siswa akan terasah.

2.1.3 Lembar Kerja Siswa (LKS)

Subbab ini menguraikan mengenai pengertian LKS, tujuan penggunaan LKS, jenis-jenis LKS, manfaat LKS.


(38)

17 2.1.3.1 Pengertian LKS

LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah (Trianto, 2008 :148). LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya (Depdiknas, 2004: 18). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan suatu pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan dan memecahkan suatu masalah. Adanya LKS diharapkan mampu memberikan arahan dan bantuan pada siswa untuk lebih memahami materi yang akan diajarkan oleh guru.

2.1.3.2 Tujuan LKS

Tujuan LKS antara lain sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu, dapat mempercepat proses belajar mengajar dan hemat waktu mengajar, dan dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas karena siswa dapat menggunakan alat bantu secara bergantian (Tim instruktur Penilaian Kinerja Guru (PKG), dalam Sudiati, 2003: 11-12). LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa (Azhar, 1993: 78). LKS mempunyai fungsi sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang telah diberikan. Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan LKS adalah membantu guru dalam menyampaikan materi dan membantu siswa dalam memahami suatu materi. 2.1.3.3 Jenis-jenis LKS

Jenis-jenis LKS antara lain 1) LKS yang penemuan yaitu membantu siswa menemukan suatu konsep, 2) LKS yang aplikatif-integratif yaitu membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, 3) LKS yang penuntun yaitu berfungsi sebagai penuntun belajar, 4) LKS yang penguatan yaitu berfungsi sebagai penguatan, dan 5) LKS yang praktikum yaitu berfungsi sebagai petunjuk praktikum (Prastowo, 2014: 272-273). Ada ahli yang berpendapat bahwa LKS dibagi menjadi dua macam, yakni lembar kegiatan siswa tak berstruktur dan berstruktur (Trianto, 2011: 244).


(39)

18 2.1.3.4 Manfaat LKS

LKS memiliki beberapa manfaat sebagai berikut (Lismawati, 2010: 40). 1) LKS dapat dipelajari kapanpun dan dimanapun serta tidak

menggunakan alat khusus.

2) LKS dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu mencari tahu prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang riil.

3) LKS dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, not musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.

4) LKS lebih ekonomis jika dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya.

2.2 Penelitian yang Relevan

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa penelitian yang relevan yang dijabarkan sebagai berikut.

Salikhah (2015) melakukan pengembangan lembar kerja siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan scientific untuk melatih keterampilan proses sains siswa SD/MI kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R & D). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan scientific pada materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit untuk SD/MI kelas IV, (2) mengetahui proses pengembangan LKS IPA, (3) mengetahui kualitas LKS IPA, (4) mengetahui dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan scientific terhadap keterampilan proses sains siswa. Hasil dari penelitian ini yaitu LKS IPA yang berupa materi, tugas dan latihan soal, kata mutiara, informasi tambahan dan refleksi. Kualitas dari produk yang berupa LKS IPA ditunjukkan dengan hasil validasi dari ahli materi yang memperoleh persentase penilaian 75% dengan kategori baik, dari ahli bahasa memperoleh persentase penilaian 75% dengan kategori baik, dan dari ahli media memperoleh persentase 91,25% dengan kategori sangat baik.

Sinarta (2012) melakukan pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis inkuiri pokok bahasan energi dan perubahannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kemantren II Mojokerto.


(40)

19 Kualitas dari produk yang berupa LKS IPA ditunjukkan dengan hasil validasi dari ahli media memperoleh persentase 97.73 % dengan kategori valid, dari ahli materi memperoleh persentase 96.67 % dengan kategori valid dan dari angket siswa persentasenya 96.25 % kategori valid. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar.

Mustofa (2013) melakukan pengembangan lembar kerja siswa berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains di SD N 1 Tinjomoyo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Tinjomoyo, Semarang. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi dari pakar materi memperoleh persentase 90% dengan kategori sangat layak, dari pakar desain memperoleh persentase 96% dengan kategori sangat layak, dan dari guru memperoleh persentase 93,18% dengan kategori sangat layak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis observasi yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar.

Dalla (2016) melakukan pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Kalasan 1, Yogyakarta. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 dan media LKS memperoleh skor 4,0 dengan kategori baik dan skor 4,06 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas II Sekolah Dasar.

Pratiwi (2014) melakukan pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan scientific pada tema berbagai pekerjaan di kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan


(41)

20 (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Ciamis. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi ahli menunjukkan nilai kevalidan dan kepraktisan dengan skor 4,67, keefektifan pembelajaran siswa memperoleh nilai yang cukup efektif ditunjukkan dengan hasil persentase 52,5%, respon siswa terhadap pembelajaran dinilai positif ditunjukkan dengan hasil persentase 94,12%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis pendekatan scientific yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kels IV Sekolah Dasar.

Fitri (2014) melakukan pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) tematik integratif pada materi garis paralel untuk Sekolah Dasar kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lembar kegiatan siswa (LKS) tematik integratif pada materi garis paralel untuk Sekolah Dasar kelas IV yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif yang baik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 09 Kota Bengkulu. Kualitas produk yang berupa LKS dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa termasuk dalam kategori valid, ditunjukkan dengan hasil skor rata-rata 4,18. LKS termasuk dalam kategori praktis dan efektif ditunjukkan dengan hasil skor rata-rata 4,24 dan 4,26. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS tematik integratif yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicobakan dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar.

Berdasarkan enam penelitian di atas, peneliti menemukan relevansi dari penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan dari penelitian yang akan diteliti dengan keenam penelitian tersebut adalah sama-sama mengembangkan LKS. Sedangkan perbedaan dari penelitian yang akan diteliti dengan keenam penelitian tersebut adalah pada materinya. Materi pada penelitian ini adalah bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Kerangka relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map berikut.


(42)

21

Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan. 2.3 Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPA di SD meliputi mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar (Paolo & Marten dalam Samatowa, 2006: 12). Pembelajaran IPA lebih ditekankan pada praktik daripada teori, sehingga dalam kegiatannya lebih diarahkan pada kegiatan pengamatan dan percobaan. Pada pembelajaran IPA dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang sesuai dan efektif. Apabila metode yang digunakan guru lebih sering menggunakan metode ceramah, akibatnya siswa cenderung pasif dan berpikir secara abstrak.

Pendekatan saintifik merupakan suatu metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan dan keterampilan siswa, meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pembelajaran IPA mempunyai relevansi dengan pendekatan saintifik, karena pembelajaran IPA berkaitan dengan lingkungan alam, sedangkan pendekatan saintifik mengajak siswa mengalami

Salikhah (2015)

LKS, Pendekatan

scientific, siswa

kelas IV SD

Sinarta (2012)

LKS, inkuiri, siswa kelas IV SD

Mustofa (2013)

LKS, Observasi, siswa kelas IV SD

Dalla (2016),

LKS, pendekatan saintifik, siswa kelas II SD

Pratiwi (2014)

LKS, pendekatan

scientific, siswa kelas

IV SD

Fitri (2014)

LKS, tematik intgratif, siswa kelas IV SD

Yang diteliti adalah LKS, pendekatan saintifik, siswa kelas IV SD


(43)

22 secara langsung kegiatan yang dilakukan. Misalnya dalam pembelajaran IPA, siswa diminta untuk mempelajari tentang bagian-bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan, dengan menggunakan pendekatan saintifik siswa mengamati secara langsung hewan dan tumbuhan, kemudian siswa akan membangun konsepnya sendiri. LKS IPA berbasis pendekatan saintifik memungkinkan siswa untuk berpikir secara konkret dan membangun konsepnya secara mandiri.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang sudah dilakukan, penggunaan lembar kerja siswa berbasis pendekatan saintifik untuk menunjang pembelajaran belum sepenuhnya diterapkan oleh guru. Hal ini disebabkan karena guru masih menggunakan LKS dari penerbit yang sebagian besar hanya berisi soal-soal. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengembangkan sebuah produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV SD.

Penelitian ini difokuskan pada kompetensi dasar “Menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya”.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana langkah-langkah pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya?

2.4.2 Bagaimana kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya?

2.4.3 Bagaimana dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya terhadap proses belajar siswa selama uji coba lapangan terbatas?

2.4.4 Bagaimana dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya terhadap hasil belajar siswa pada uji coba lapangan terbatas?


(44)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah research and development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 297). Metode penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk merancang produk atau prosedur baru, yang diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi hingga diperoleh kriteria spesifik meliputi efektivitas, kualitas, atau standar yang sejenis (Gall & Borg, 2007: 589). Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang mengembangkan suatu produk dan diuji keefektivitasannya sesuai dengan standar tertentu.

Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan suatu produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba produk terbatas yang bertujuan untuk mendapatkan informasi apakah produk baru yang telah dikembangkan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan produk yang lama atau yang lain. Hasil dari penelitian ini berupa produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian membahas mengenai subjek penelitian, objek penelitian,

lokasi penelitian, dan waktu penelitian. 3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Siswa yang dipilih berjumlah enam anak yang terdiri dari dua


(45)

24 siswa putri dan empat siswa putra. Peneliti memilih sekelompok siswa tersebut berdasarkan nilai akademik siswa dan rekomendasi dari guru kelas.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah produk yang berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. LKS ini digunakan untuk membantu siswa kelas IV SD dalam memahami materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. LKS tersebut terdiri dari berbagai macam kegiatan yang mencakup lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Pengambilan data yang digunakan untuk penelitian dilakukan di SD Negeri Perumnas Condongcatur yang berlokasi di Jalan Flamboyan No.11, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri Perumnas Condongcatur sebagai tempat uji coba produk terbatas, karena SD Negeri Perumnas Condongcatur sudah dan masih menggunakan kurikulum 2013. Selain itu juga terdapat tiga kelas paralel yang memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. SD Negeri Perumnas Condongcatur masih minim dalam menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. Selain itu, letaknya strategis dan mudah untuk dijangkau.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juli s.d. Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang lebih selama lima bulan.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model Dick & Carey. Peneliti memilih model Dick & Carey, karena setiap langkahnya jelas dan mudah untuk diikuti. Pada model Dick & Carey terdapat sepuluh langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan. Langkah tersebut yaitu 1) Analisis kebutuhan dan tujuan, 2) analisis pembelajaran, 3) analisis pembelajar dan konteks, 4) merumuskan tujuan performansi, 5) mengembangkan instrumen, 6)


(46)

25 mengembangkan strategi pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9) melakukan revisi, dan 10) evaluasi sumatif (Setyosari, 2013: 230-235). Berikut adalah langkah penelitian dan pengembangan menurut model Dick & Carey yang disajikan dalam bagan berikut.

Gambar 3.1 Bagan Komponen Sistem Pembelajaran Dick & Carey (Setyosari, 2013: 234).

Dick & Carey (Setyosari, 2013: 230-235) menguraikan setiap langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut. Pertama, analisis kebutuhan dan tujuan. Pada langkah ini, peneliti menganalisis dan mengkaji kebutuhan untuk

Analisis kebutuhan dan identifikasi tujuan umum

Melakukan analisis pembelajaran

Melakukan revisi

Menganalisis pebelajar dan konteks

Merumuskan tujuan khusus

Mengembangkan instrumen

assessment

Mengembangkan strategi pembelajaran

Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran

Merancang dan melakukan evaluasi formatif

Merancang dan melakukan evaluasi sumatif


(47)

26 menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kedua, analisis pembelajaran. Langkah ini mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, analisis pembelajar dan konteks. Analisis ini mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajar dalam pembelajaran. Keempat, merumuskan tujuan performansi. Perumusan dilakukan dengan cara menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik. Kelima, mengembangkan instrumen. Instrumen digunakan untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan desain atau produk yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek. Keenam, mengembangkan strategi pembelajaran. Peranan strategi sangat penting dalam kaitannya dengan pengembangan produk yang dilakukan. Pada langkah ini, peneliti harus memilih strategi yang cocok dengan desain produk yang dikembangkan. Ketujuh, mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran. Pada langkah ini, peneliti memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran. Produk atau desain yang dikembangkan berdasarkan tipe atau model tertentu perlu diberikan argumen atau alasan mengapa memilih tipe atau model tersebut. Kedelapan, merancang dan melakukan evaluasi formatif. Langkah ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mendukung adanya peningkatan efektivitas. Dick & Carey menguraikan proses evaluasi formatif menjadi tiga langkah, yaitu uji coba prototipe, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Pada kondisi tertentu, peneliti cukup sampai pada langkah ini. Kesembilan, melakukan revisi. Peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Kesepuluh, evaluasi sumatif. Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas produk secara keseluruhan dibandingkan dengan produk lainnya.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dikembangkan mengadopsi model yang dipaparkan oleh Dick & Carey. Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi delapan langkah, yaitu 1) analisis kebutuhan, 2) merumuskan tujuan khusus, 3) mengembangkan instrumen, 4) mengembangkan strategi, 5) mengembangkan isi


(48)

27 LKS, 6) evaluasi formatif 7) revisi, 8) evaluasi sumatif. Prosedur penelitian dan pengembangan terkait delapan langkah tersebut tersaji dalam bagan berikut.

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan 3.4.1 Analisis Kebutuhan

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pembelajaran dan siswa. Analisis pembelajaran dilakukan melalui wawancara dan observasi. Peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa kelas IV, sedangkan observasi dilakukan di kelas IV ketika

Analisis kebutuhan Analisis pembelajaran

Analisis siswa

Merumuskan tujuan

Mengembangkan instrumen

Pretest

Posttest penilaian ahli Rubrik

validasi instrumen Mengembangkan

strategi

Mengembangkan isi LKS

Evaluasi Formatif Penilaian

ahli

Dosen IPA Guru SD

Uji coba lapangan terbatas

Revisi

Siswa Kelas IV SD Evaluasi Sumatif

Persentase Peningkatan


(49)

28 pembelajaran sedang berlangsung. Hasil dari wawancara dan observasi terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA di kelas IV, kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan kuesioner yang digunakan untuk mengetahui analisis kebutuhan siswa. Kuesioner kebutuhan siswa yang disusun mencakup karakteristik siswa dan karakteristik produk. Kuesioner yang telah dibuat, kemudian diberikan kepada guru dan siswa kelas IV. 3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah merumuskan tujuan khusus. Pada langkah ini, peneliti merumuskan tujuan khusus dari produk berupa LKS. Perumusan tujuan khusus memperhatikan karakterisitik LKS yang diperoleh melalui analisis kebutuhan yang meliputi 1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, 2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, 3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan 4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat karakteristik LKS tersebut kemudian dijadikan pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS.

3.4.3 Mengembangkan instrumen

Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah mengembangkan instrumen. Peneliti membuat dua instrumen yaitu instrumen validasi produk dan instrumen soal. Sebelum digunakan, instrumen divalidasi terlebih dahulu oleh ahli untuk mengetahui kelayakan instrumen. Instrumen soal berupa pretest dan posttest yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah menggunakan produk berupa LKS. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa sesudah menggunakan LKS. Peneliti menyusun dan mengembangkan soal berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Berdasarkan KD tersebut, kemudian peneliti mengembangkan menjadi empat indikator. Keempat indikator tersebut dikembangkan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 3.1.


(50)

29 3.4.4 Mengembangkan Strategi

Tahap keempat dalam penelitian ini adalah mengembangkan strategi. LKS yang dibuat mengacu pada KD menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Selanjutnya, peneliti menjabarkannya ke dalam beberapa indikator, tujuan dan rencana kegiatan. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan pemetaan karakteristik LKS yang diperoleh dari analisis kebutuhan siswa.

3.4.5 Mengembangkan Isi LKS

Tahap kelima dalam penelitian ini adalah mengembangkan isi LKS. Peneliti mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik berdasarkan hasil pemetaan KI dan KD yang sudah dilakukan pada tahap pengembangan strategi. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam LKS berisi kegiatan dalam pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Selain itu kegiatan yang terdapat pada LKS mengacu pada empat karakteristik LKS yang meliputi 1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, 2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, 3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan 4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

3.4.6 Evaluasi formatif

Tahap keenam dalam penelitian ini adalah merancang dan melakukan evaluasi formatif. Pada tahap ini, LKS yang dikembangkan kemudian divalidasi oleh beberapa ahli untuk mengetahui kelayakan LKS sebelum diuji cobakan. Peneliti melakukan uji coba produk yang sudah direvisi berdasarkan hasil validasi oleh ahli IPA dan guru SD ke kelompok kecil. Uji coba terbatas yang dilakukan melibatkan subjek yang terdiri atas enam siswa kelas IV SD.

3.4.7 Revisi

Tahap ketujuh dalam penelitian ini adalah revisi produk. Berdasarkan hasil uji coba produk terbatas yang diperoleh dari wawancara dengan siswa, peneliti melakukan revisi produk yang terakhir. Adanya revisi terakhir, maka terciptalah


(51)

30 produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya.

3.4.8 Evaluasi Sumatif

Tahap kedelapan dalam penelitian ini adalah evaluasi sumatif. Setelah melakukan pretest dan posttest kepada siswa kelas IV SD pada uji coba terbatas, kemudian peneliti menghitung hasil pretest dan posttest yang didapatkan oleh siswa. Selanjutnya, peneliti menghitung peningkatan nilai pretest dan posttest untuk mengetahui tingkat efektivitas LKS.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi atau keterangan mengenai permasalahan berdasarkan kenyataan yang ada. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2009: 137). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kuesioner, dan tes.

3.5.1 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun buatan, untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 231). Observasi pada penelitian ini dilaksanakan di kelas IV. Aspek yang diamati oleh peneliti ketika melakukan observasi pada pembelajaran IPA kelas IV adalah ketersediaaan bahan ajar yang digunakan dan penerapan lima tahapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA.

3.5.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 233). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu (Suwandi, 2008: 127). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan


(52)

31 untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2009: 137).

Teknik pengumpulan data dengan wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru dan tiga siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Wawancara dengan guru kelas IV dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai analisis kebutuhan LKS dan penerapan lima tahapan pendekatan saintifik. Wawancara dengan siswa kelas IV dilakukan untuk memperoleh data terkait dengan karakterisitik LKS yang dibutuhkan oleh siswa. 3.5.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 142). Peneliti menggunakan kuesioner dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data mengenai analisis kebutuhan baik guru maupun siswa dan validasi produk. Kuesioner diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur untuk memperoleh analisis kebutuhan terkait dengan produk. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada ahli pembelajaran IPA dan guru SD untuk menilai kelayakan produk berupa LKS yang sudah dibuat.

3.5.4 Tes

Teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006: 223). Peneliti menggunakan tes dalam penelitian ini berupa pretest dan posttest yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Pretest digunakan sebelum siswa menggunakan LKS IPA, sedangkan posttest digunakan sesudah siswa menggunakan LKS IPA. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran (Widoyoko, 2012: 51). Peneliti menggunakan beberapa instrumen dalam


(53)

32 penelitian ini di antaranya pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan tes.

3.6.1 Pedoman Observasi

Observasi dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran di kelas IV adalah penerapan pendekatan saintifik dan penggunaan LKS IPA. Peneliti mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan aspek yang diobservasi. Kisi-kisi observasi pembelajaran di kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran di kelas IV

No Kisi-kisi Observasi

1 Ketersediaan LKS IPA untuk mengajar.

2

Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA. 3 Partisipasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran IPA.

Uji validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Sebelum digunakan, pedoman observasi divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh guru, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi yang dapat dilihat pada lampiran 1.1.

3.6.2 Pedoman Wawancara

Wawancara ditujukan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur.

3.6.2.1 Wawancara Guru Kelas IV

Kegiatan wawancara yang pertama ditujukan kepada guru kelas IV SD. Wawancara dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana


(54)

33 peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2009: 140). Peneliti menggunakan pedoman wawancara hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan kepada narasumber. Adapun pedoman wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas IV

No Topik Pertanyaan

1 Pemahaman guru tentang pendekatan saintifik

2 Pelaksanaan lima langkah pendekatan saintifik di pembelajaran 3 Kesulitan yang dihadapi guru dalam implementasi pendekatan saintifik 4 Kesulitan siswa dalam mengkuti lima langkah pendekatan saintifik 5 Manfaat bagi siswa setelah menerapkan pembelajaran saintifik

3.6.2.2 Wawancara Siswa Kelas IV

Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada siswa kelas IV yang berjumlah tiga siswa. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana tidak terstruktur. Adapun pedoman wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas IV

No Topik Pertanyaan

1 Penggunaan LKS IPA dalam pembelajaran di kelas

2 Pendapat siswa tentang LKS yang menarik (warna, gambar dan ukuran) 3 Bentuk LKS yang disukai siswa

4 Pentingnya penggunaan LKS dalam membantu pemahaman materi 5 Pemahaman siswa terhadap penggunaan bahasa di LKS

6 Pemahaman siswa terhadap petunjuk di LKS

Sebelum digunakan, instrumen divalidasi terlebih dahulu oleh ahli agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Pedoman wawancara tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Selain itu, peneliti juga menggunakan pendapat para ahli (expert judgement) untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh guru, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman wawancara yang dapat dilihat pada lampiran 1.3.


(1)

(2)

(3)

(4)

114 Lampiran 7 Foto Uji Coba Lapangan Terbatas


(5)

115 Hari Kedua


(6)

116 Lampiran 8 Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Assa Prima Sekarini lahir di Purbalingga, 21 Juni 1995. Anak ketiga dari tiga bersaudara. Peneliti memperoleh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Tanalum, Rembang, Purbalingga dan lulus pada tahun 2007. Kemudian dilanjutkan dengan menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Rembang dan lulus pada tahun 2010. Pendidikan menengah atas diperoleh peneliti di SMA Negeri 1 Rembang dan lulus pada tahun 2013.

Pada tahun 2013, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan tercatat sebagai mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh pendidikan di PGSD Universitas Sanata Dharma, peneliti mengikuti berbagai pelatihan dan seminar. Beberapa pelatihan yang pernah diikuti antara lain Inisiasi FKIP Sanata Dharma tahun 2013, Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM), Week End Moral, dan Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka tahun 2014. Selanjutnya, beberapa seminar yang pernah diikuti oleh peniliti antara lain seminar dengan tema “Reinventing Childhood Education” tahun 2015, “Seminar on Children’s Right Education”, dan “Free Sex: Thumbs Up Or Thumbs Down” tahun 2013. Peneliti juga berpartisipasi dalam kegiatan lomba Story Telling and Writting Contest PGSD pada tahun 2015. Peneliti mengakhiri masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas IV Materi Bentuk Luar Tubuh Hewan dan Tumbuhan serta Fungsinya”.