HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan. 4.1 Hasil penelitian Subbab ini menguraikan proses penelitian dari persiapan sampai dengan pelaksanaan yang meliputi deskripsi potensi dan masalah, proses pengembangan LKS, dan kualitas LKS. 4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah Pada deskripsi potensi dan masalah, peneliti membahas mengenai identifikasi potensi dan identifikasi masalah. 4.1.1.1 Identifikasi Potensi Potensi yang ada yaitu sekolah sudah menggunakan kurikulum 2013. Selain itu, penggunaan LKS sudah dilakukan meskipun masih minim penggunaannya. 4.1.1.2 Identifikasi Masalah Peneliti melakukan identifikasi masalah dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan kuesioner. Permasalahan yang diidentifikasi adalah permasalahan yang terkait dengan penggunaan LKS khususnya dalam pembelajaran IPA dan penerapan pendekatan saintifik. Hasil dari observasi, wawancara, dan kuesioner kemudian dikaji dengan menggunakan triangulasi teknik. 1. Observasi Peneliti melaksanakan kegiatan observasi pada 1 Agustus 2016. Observasi dilaksanakan untuk mengamati pembelajaran IPA di kelas IV dan penerapan pendekatan saintifik. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.1. Instrumen pedoman observasi divalidasi terlebih dahulu oleh ahli sebelum digunakan. Hasil observasi pembelajaran di kelas dapat dilihat pada lampiran 1.2. Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan tidak menggunakan LKS. Guru hanya menggunakan pedoman berupa buku siswa, sehingga siswa hanya melakukan kegiatan yang terdapat dalam buku siswa. Penerapan langkah-langkah pendekatan 41 saintifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan belum terlihat sepenuhnya diterapkan. Beberapa langkah masih belum dilakukan oleh siswa, seperti menalar dan mengaitkan antar informasi yang diperoleh, menyimpulkan hasil percobaan atau kegiatan yang sudah dilakukan. Selain itu, keaktifan siswa juga masih kurang, karena sebagian besar siswa terlihat pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. 2. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan kepada guru dan siswa kelas IV. Instrumen pedoman wawancara yang sudah dibuat terlebih dahulu divalidasi oleh ahli untuk mengetahui kelayakan instrumen sebelum digunakan. Wawancara pertama dilakukan kepada guru kelas IV yang dilaksanakan pada 15 Agustus 2016. Hasil validasi instrumen pedoman wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada lampiran 1.3 dan hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.4. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sudah menggunakan pendekatan saintifik, tetapi masih ada beberapa tahapan dalam pendekatan saintifik yang belum dapat dilaksanakan, seperti kegiatan menalar dan menyimpulkan hasil kegiatan yang sudah dilakukan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman guru tentang lima tahapan pendekatan saintifik. Selain itu, penggunaan LKS dilakukan apabila materi yang terdapat pada buku siswa sudah habis. LKS yang digunakan adalah LKS yang dari penerbit. Wawancara kedua dilakukan kepada siswa kelas IV yang dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2016. Hasil wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran 1.5. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa pernah menggunakan LKS dalam pembelajaran, tetapi LKS yang digunakan hanya berisi soal-soal. Siswa menyukai LKS dengan warna hijau dan biru serta terdapat gambar berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan. Penggunaan LKS membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru, tetapi terkadang siswa merasa bingung dengan beberapa kata yang terdapat di dalam LKS. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik masih belum dilakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 secara utuh. Hal tersebut terlihat dari jawaban narasumber yang disajikan pada bagan berikut. Gambar 4.1 Bagan Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah 3. Kuesioner Peneliti melakukan analisis kebutuhan guru dengan cara melakukan kuesioner. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016. Analisis kebutuhan untuk guru terdiri dari kuesioner terbuka dan tertutup. Kuesioner terbuka berjumlah delapan pertanyaan dan kuesioner tertutup berjumlah tujuh pertanyaan dengan beberapa pilihan jawabnya. Hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.1 dan 2.2 , sedangkan hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.4 Berdasarkan hasil data kuesioner terbuka dan tertutup, diperoleh informasi bahwa guru sudah memahami pengertian dari pendekatan saintifik, tetapi guru masih belum menerapkan lima langkah pendekatan saintifik secara utuh. Ada beberapa tahapan dalam pendekatan saintifik yang belum dilaksanakan, karena menurut guru siswa masih merasa kesulitan dalam melakukan langkah tersebut, seperti membangun konsep sendiri, menalar dan mengaitkan antar informasi yang Siswa Siswa pernah menggunakan LKS, tetapi hanya berisi soal-soal. Siswa sudah melakukan tahapan dalam pendekatan saintifik, tetapi tidak secara utuh karena siswa masih merasa kesulitan. Guru Guru sudah menerapkan pendekatan saintifik, tetapi guru masih belum menerapkan lima langkah pendekatan saintifik secara utuh, karena guru masih merasa kesulitan. Guru lebih dominan menggunakan buku siswa daripada LKS. Guru dan siswa sudah pernah memakai LKS, tetapi LKS yang digunakan hanya berisi soal-soal. Penerapan tahapan pendekatan saintifik masih belum dilakukan secara utuh.. 43 diperoleh, menyimpulkan hasil percobaan atau kegiatan yang dilakukan. Kemampuan siswa yang berbeda-beda juga mempengaruhi penerapan lima langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Hasil analisis kebutuhan siswa dan guru menunjukkan bahwa siswa dan guru membutuhkan bahan ajar yang menunjang pembelajaran seperti LKS yang dapat mendorong siswa aktif dan menerapkan lima langkah pendekatan saintifik secara utuh yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data tersebut, peneliti melakukan triangulasi teknik. Triangulasi teknik digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang didasarkan pada permasalahan maupun kebutuhan guru dan siswa. Triangulasi teknik pengumpulan data disajikan dalam bagan berikut. Gambar 4.2 Bagan Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Observasi Guru tidak menggunakan LKS dalam pembelajaran, tetapi sudah menggunakan pendekatan saintifik namun kelima tahapan belum dilakukan secara utuh. Siswa terlihat kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Wawancara LKS digunakan apabila materi dalam buku siswa sudah habis. Siswa masih merasa kesulitan dalam melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik. Kuesioner Guru sudah memahami pendekatan saintifik, tetapi belum melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh. Baik guru maupun siswa masih sama-sama merasa kesulitan dalam menerapkan lima saintifik. Guru dan siswa masih merasa kesulitan dalam menerapkan lima tahapan saintifik. Sehingga diperlukan suatu bahan ajar yang mampu mengarahkan siswa melaksanakan tahapan saintifik secara utuh. Peneliti mengembangkan produk berdasarkan kebutuhan dari guru dan siswa mengenai LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. 44 4.1.2 Proses Pengembangan LKS Proses pengembangan LKS ini tidak sekuensial sesuai urutan tetapi secara simultant serentak, maka yang dituliskan di bawah ini bukan langkah-langkah yang urut tetapi hanya untuk pemetaan saja. 4.1.2.1 Analisis Kebutuhan Pada analisis kebutuhan terdiri dari analisis pembelajaran dan siswa. 1. Analisis Pembelajaran Peneliti melakukan analisis pembelajaran melalui observasi dan wawancara. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran di kelas IV. Hal ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran IPA yang berlangsung di dalam kelas. Saat peneliti melakukan observasi, diketahui bahwa guru tidak menggunakan LKS dalam pembelajaran, melainkan menggunakan buku siswa. Selain itu metode yang digunakan lebih cenderung ke ceramah, padahal seharusnya guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa terlihat pasif dan jarang bertanya dengan guru. Ada pula siswa yang ramai dan berbicara dengan temannya. Peneliti juga mengamati bahwa penerapan lima tahapan saintifik belum seutuhnya dilaksanakan. Ada beberapa tahapan yang belum dilakukan oleh siswa, seperti menalar dan mengomunikasikan. Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD yang bertujuan untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai hasil observasi yang sudah dilakukan. Hasil wawancara dengan guru dapat disimpulkan bahwa guru sudah memahami pendekatan saintifik, tetapi guru masih kesulitan dalam mengarahkan siswa melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh. Hal ini disebabkan karena pemahaman guru yang masih kurang dan kemampuan siswa yang berbeda- beda. Paparan mengenai hasil analisis pembelajaran tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. 2. Analisis Siswa Peneliti melakukan analisis kebutuhan kepada siswa kelas IV. Analisis kebutuhan siswa dilakukan melalui wawancara dan kuesioner. Kuesioner yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui penggunaan LKS dan penerapan pendekatan lima tahapan saintifik, sedangkan wawancara dilakukan untuk 45 mengetahui karakteristik LKS yang dibutuhkan oleh siswa. Penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 1 September 2016 dengan siswa kelas IV yang berjumlah 28 siswa. Kuesioner bertujuan untuk mengetahui penerapan lima langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA. Wawancara dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2016 yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik LKS yang dibutuhkan oleh siswa. Hasil analisis kebutuhan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD. 4.1.2.2 Merumuskan Tujuan Khusus Pada tahap kedua, peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik sebagai berikut 1 mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, 2 mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, 3 mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan 4 mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS. Setelah peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS, selanjutnya peneliti menjabarkan empat karakteristik menjadi delapan ciri khusus yaitu 1 siswa mencari berbagai sumber informasi dari koran, internet, buku, narasumber, dsb, 2 siswa melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri tanpa penjelasan guru, 3 siswa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh, 4 siswa melakukan pengamatan terhadap benda-benda sekitar, 5 siswa melakukan wawancara dengan narasumber, 6 siswa bertanya kepada guru atau teman berkaitan dengan pembelajaran, 7 siswa menyampaikan hasil kerja di depan kelas, dan 8 siswa membuat gambar, poster, foto atau tabel dalam menunjukkan hasil kerjanya. 4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen Pada tahap ketiga, peneliti mengembangkan dua jenis instrumen. Berikut adalah jenis dan tujuan instrumen yang disajikan dalam tabel 4.1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen Jenis Instrumen Tujuan Instrumen Rubrik penilaian kualitas LKS Untuk mengetahui kualitas LKS yang meliputi aspek konten atau isi, tampilan, bahasa, dan penyajian dan penggunaan. Soal pilihan ganda Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan LKS Peneliti mengembangkan instrumen rubrik penilaian kualitas LKS yang terdiri dari aspek konten atau isi, tampilan, bahasa dan penyajian dan penggunaan. Instrumen terdiri dari 32 butir pernyataan. Pada aspek konten atau isi berjumlah delapan butir pernyataan, pada aspek tampilan berjumlah duabelas pernyataan, pada aspek bahasa berjumlah lima butir pernyataan, dan pada aspek penyajian dan penggunaan berjumlah tujuh pernyataan. Sedangkan dalam mengembangkan instrumen soal, peneliti membuat soal pretest dan posttest serta rubrik penilaian ahli yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah menggunakan LKS. Peneliti mengembangkan instrumen soal berdasarkan KD 3.1 menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Selanjutnya, peneliti menjabarkan KD tersebut menjadi empat indikator yang menjadi acuan dalam pembuatan 40 soal tipe pilihan ganda. Setelah itu, soal divalidasi oleh ahli expert judgment dan diuji cobakan secara empiris kepada 34 siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan uji korelasi pearson menggunakan program SPSS 22 for Windows. Berdasarkan data yang diperoleh dari 40 soal yang diujikan hanya 22 soal yang valid. Kedua puluh dua soal yang valid kemudian diuji reliabilitasnya. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 22 for Windows dengan menghitung nilai Cronbach Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,60 Nunnally, dalam Gozali, 2001: 46. Berikut merupakan hasil rekapitulasi validitas soal pretest-posttest dan hasil reliabilitas instrumen soal yang disajikan dalam tabel berikut. 47 Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas soal No. Item sig-2 tailed Keputusan No. Item sig-2 tailed Keputusan 1 0,036 Valid 11 0,013 Valid 2 0,001 Valid 12 0,023 Valid 3 0,008 Valid 13 0,001 Valid 4 0,020 Valid 14 0,039 Valid 5 0,014 Valid 15 0,020 Valid 6 0,003 Valid 16 0,014 Valid 7 0,007 Valid 17 0,023 Valid 8 0,017 Valid 18 0,000 Valid 9 0,004 Valid 19 0,034 Valid 10 0,002 Valid 20 0,000 Valid Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Reliability Statistics Cronbachs Alpha No of Items ,604 22 Instrumen tes yang sudah valid dan reliabel tersebut digunakan sebagai pretest dan posttest. Peneliti mengambil 20 soal dari 22 soal yang valid sebagai pretest dan posttest. 4.1.2.4 Mengembangkan strategi Pada tahap keempat, peneliti memetakan KI, KD, indikator, dan tujuan yang digunakan dalam mengembangkan LKS. Berikut adalah pemetaan KI, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.4 pemetaan KI, KD, Indikator dan Tujuan KI KD Indikator Tujuan 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. 3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya 3.1.1 Menyebutkan bagian luar tubuh hewan menurut tempat tinggalnya air dan darat 3.1.1.1 Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu menyebutkan bagian luar tubuh hewan dengan tepat 3.1.2 Menjelaskan fungsi bagian luar tubuh hewan 3.1.2.1 Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu menjelaskan fungsi bagian luar tubuh hewan dengan tepat 3.1.3 Menyebutkan bagian luar tubuh tumbuhan 3.1.3.1 Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu menyebutkan 5 bagian 48 KI KD Indikator Tujuan tumbuhan. 3.1.4 Menjelaskan fungsi bagian luar tubuh tumbuhan 3.1.4.1 Setelah melakukan pengamatan,siswa mampu menjelaskan fungsi bagian tumbuhan dengan tepat. Berdasarkan tabel di atas, selanjutnya peneliti memetakan karakteristik LKS yang sudah dibuat pada tahap merumuskan tujuan khusus. Berikut adalah pemetaan karakteristik LKS yang disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.5 Pemetaan Karakteristik LKS No. Karakteristik Halaman LKS 1 Panduan kegiatan secara tertulis untuk mencari berbagai sumber informasi koran, buku, majalah, internet, narasumber, dan sebagainya. 5, 7, 23 2 Langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara mandiri hanya berdasarkan petunjuk tertulis yang tersedia tanpa penjelasan guru? 1,3, 5, 9,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 21, 22 3 Pembelajaran dengan menggunakan pendekaatan saintifik secara utuh mengamati, menanya, menalar mencoba, mengomunikasikan. 1, 3, 9, 11, 13, 15, 16, 4 Melakukan pengamatan terhadap benda-benda sekitar. 1, 3, 9, 11, 13, 15. 16 5 Bertanya kepada guru atau teman tentang masalah-masalah yang saya temukan dalam pengamatan sebelumnya. 4, 11, 14, 17 6 Melakukan wawancara dengan narasumber guru, teman, orang tua, dan sebagainya untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA. 24 7 Kelompok saya menyampaikanmempresentasikan hasil kerja di depan kelas. 22 8 Menggunakan gambar, poster, foto, grafik, atau tabel untuk menunjukkan hasil kerja. 7 4.1.2.5 Mengembangkan isi LKS Pada tahap kelima, peneliti mengembangkan isi LKS berdasarkan pemetaan KI, KD indikator dan tujuan yang telah dilakukan pada tahap pengembangan strategi. LKS yang dikembangkan berbentuk buku berukuran 18 x 25 cm. Jenis kertas yang digunakan pada halaman cover adalah Ivory 310 gram, sedangkan jenis kertas yang digunakan untuk isi LKS menggunakan kertas HVS 80 gram. Tampilan dalam LKS menggunakan aplikasi yang terdapat dalam Microsoft Word 2007. LKS yang dikembangkan berisi tentang kegiatan-kegiatan yang berdasarkan pada empat karakteristik LKS. Berikut adalah uraian mengenai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 contoh kegiatan yang terdapat di dalam LKS berdasarkan empat karakteristik yang meliputi mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik. Gambar 4.3 Kegiatan Pengamatan Kegiatan siswa 1 yang ditunjukkan pada gambar 4.3 adalah kegiatan yang mengarahkan siswa aktif dalam melakukan berbagai kegiatan pembelajaran. Siswa diajak untuk melakukan kegiatan pengamatan pada hewan yang ada di lingkungan sekitar. Kegiatan ini menuntut siswa untuk aktif, karena siswa diminta untuk mencari informasi sendiri sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada LKS. Gambar 4.4 Kegiatan Wawancara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Kegiatan siswa 2 yang ditunjukkan pada gambar 4.4 adalah kegiatan yang mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di lingkungan masyarakat. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk mencari informasi dari narasumber yaitu penjual tanaman yang berhubungan dengan bagian-bagian tanaman dan fungsinya. Gambar 4.5 Kegiatan Menyusun Puzzle Kegiatan siswa 3 yang ditunjukkan pada gambar 4.5 adalah kegiatan yang mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk menggunting gambar-gambar yang tersusun secara acak lalu menyusunnya pada lembar yang sudah disediakan. Selain itu siswa juga diminta untuk menyebutkan nama dan fungsi yang terdapat pada gambar. Gambar 4.6 Kegiatan Mengamati Kegiatan mengamati yang ditunjukkan pada gambar 4.6 adalah salah satu langkah pendekatan saintifik. Pada kegiatan ini, siswa mengamati bentuk akar tumbuhan secara langsung. Siswa diminta untuk mengamati bentuk akar rumput 51 gajah dan bayam, kemudian siswa menggambar bentuk akar tersebut pada kotak yang sudah disediakan. Gambar 4.7 Kegiatan Menanya Kegiatan menanya yang ditunjukkan pada gambar 4.7 adalah salah satu langkah pendekatan saintifik. Setelah selesai melakukan pengamatan terhadap berbagai macam bentuk hewan yang ada di lingkungan sekitar, siswa diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan terkait dengan kegiatan yang sudah dilakukan pada kotak di sebelah kiri dan menuliskan jawabannya di kotak sebelah kanan. Gambar 4.8 Kegiatan Menalar Kegiatan menalar yang ditunjukkan pada gambar 4.8 adalah salah satu langkah pendekatan saintifik. Setelah mengamati hewan-hewan yang hidup di air dan bagian-bagian tubuhnya, siswa di minta untuk menggambarkan hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 pengamatannya dan menyebutkan bagian-bagian tubuh dari hewan tersebut pada kotak yang sudah disediakan. Gambar 4.9 Kegiatan Mencoba Kegiatan mencoba yang ditunjukkan pada gambar 4.9 adalah salah satu langkah pendekatan saintifik. Pada kegiatan ini siswa melakukan kegiatan percobaan kapilaritas batang. Kegiatan ini berfungsi untuk mengetahui fungsi batang. Siswa diminta untuk menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, kemudian melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk yang ada. Setelah itu, siswa diminta untuk menuliskan hasil pengamatan pada tabel dan menuliskan kesimpulannya. Gambar 4.10 Kegiatan Mengomunikasikan Kegiatan mengomunikasikan yang ditunjukkan pada gambar 4.10 adalah salah satu langkah pendekatan saintifik. Siswa diminta untuk menunjukkan hasil kerjanya dalam bentuk album tanaman. Setelah melakukan kegiatan sebelumnya, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 siswa di minta untuk menempelkan hasil foto tanaman yang sudah diambil pada kotak yang sudah tersedia dan menuliskan keterangan mengenai tanaman tersebut. Uraian di atas menjelaskan tentang beberapa contoh kegiatan yang terdapat dalam LKS yang dikembangkan. LKS terdiri dari berbagai kegiatan yang menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan membangun konsepnya secara mandiri. Bentuk LKS secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 6.1. 4.1.2.6 Evaluasi Formatif Pada tahap keenam, peneliti melakukan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian kualitas LKS oleh ahli dan uji coba lapangan terbatas. Penilaian kualitas LKS dilakukan dengan cara menilai LKS dengan menggunakan instrumen yang telah dibuat. Penilai kualitas produk yaitu ahli IPA dan guru SD. Ahli IPA yang dilibatkan hanya satu dosen dan dilakukan selama 2 minggu, sedangkan ahli guru yang dilibatkan adalah guru kelas IV SD dan dilakukan selama tiga hari. Aspek yang dinilai dalam penilaian kualitas produk meliputi aspek konten atau isi, aspek tampilan, aspek bahasa, aspek penggunaan dan penyajian. Setelah ahli memberikan validasi LKS dan dinyatakan layak untuk diujicobakan maka langkah selanjutnya peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Peneliti memilih enam siswa berdasarkan nilai akademik tinggi, sedang dan rendah. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 29 dan 30 September 2016 pada pukul 07.30 s.d 09.00 WIB. Berdasarkan hasil uji coba terbatas dapat diketahui bahwa siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan, karena siswa dapat melakukan berbagai macam kegiatan yang menyenangkan. Selain itu, siswa juga belum pernah menggunakan LKS yang berisi kegiatan-kegiatan, karena siswa biasanya hanya menggunakan LKS yang berisi soal-soal. 4.1.2.7 Revisi Setelah memperoleh hasil validasi oleh ahli pembelajaran IPA dan guru SD, peneliti melakukan revisi pada bagian yang disarankan. Secara keseluruhan, ahli pembelajaran IPA dan guru SD lebih banyak mengomentari dari segi 54 tampilan. Berikut merupakan LKS sebelum dan sesudah direvisi oleh ahli yang disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.6 LKS Sebelum dan Sesudah Direvisi Oleh Ahli Sebelum direvisi Sesudah direvisi Cover hanya terdapat dua gambar tumbuhan dan hewan. Tampilan cover terdapat banyak gambar tumbuhan dan hewan. Tampilan cover kurang menarik. Tampilan cover dibuat lebih menarik lagi dengan menambahkan gambar. Penempatan teks dan kotak isian kurang menarik. Bentuk kotak dibuat lebih menarik lagi dengan berbagai macam variasi bentuk. Daftar isi kurang lengkap. Daftar isi ditambahkan keterangan kegiatan yang terdapat dalam LKS secara lebih detail. Penggunaan kata tanya kurang lengkap. Penggunaan kata tanya lebih bervariasi. Setelah peneliti mendapatkan hasil validasi LKS dari ahli, kemudian peneliti melakukan revisi terhadap LKS yang dikembangkan sebelum diuji cobakan secara terbatas. Setelah melakukan uji coba lapangan terbatas, peneliti kembali melakukan revisi yang terakhir berdasarkan hasil wawancara dengan siswa. 4.1.2.8 Evaluasi Sumatif Pada tahap ini, peneliti melakukan evaluasi sumatif dengan cara menghitung peningkatan hasil nilai posttest dan pretest yang diperoleh siswa dengan menggunakan rumus persentase kenaikan nilai pretest-posttest pada gambar 3.7. Evaluasi sumatif bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai pretest dan posttest, selain itu juga untuk mengetahui tingkat efektivitas LKS. 4.1.3 Kualitas LKS LKS yang sudah selesai dikembangkan, kemudian divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA dan guru SD. Validasi ahli pembelajaran IPA dilaksanakan pada tanggal 26 November 2016 dan guru SD setara pada tanggal 18 November 2016. Aspek yang dinilai dalam validasi LKS adalah konten atau isi, tampilan, bahasa, dan penggunaan dan penyajian. Berikut adalah hasil penilaian kualitas LKS oleh ahli yang disajikan dalam tabel berikut. 55 Tabel 4.7 Hasil Penilaian Kualitas LKS oleh Ahli Aspek yang Dinilai Skor Ahli IPA Guru Konten atau isi 3 4 Tampilan 2,4 3,3 Bahasa 3 3,6 Penggunaan dan penyajian 3 4 Rerata 2,85 3,72 Kategori Baik Sangat baik Berdasarkan data hasil validasi dari ahli pembelajaran IPA, diperoleh data bahwa kualitas LKS pada aspek konten atau isi mendapat skor 3 dengan kategori “baik”, pada aspek tampilan mendapatkan skor 2,4 dengan kategori “kurang”, pada aspek bahasa mendapatkan skor 3 dengan kategori “baik”, dan pada aspek penggunaan dan penyajian mendapat skor 3 dengan kategori “baik”. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil validasi oleh ahli pembelajaran IPA pada kualitas LKS mendapat rata- rata skor sebesar 2,85 dengan kategori “baik”. Berdasarkan data hasil validasi dari guru, diperoleh data bahwa kualitas LKS pada aspek konten atau isi mendapat s kor 4 dengan kategori “sangat baik”, pada aspek tampilan mendapatkan skor 3,3 dengan kategori “sangat baik”, pada aspek bahasa mendapatkan skor 3,6 dengan kategori “sangat baik”, dan pada aspek penggunaan dan penyajian mendapat skor 4 dengan kategori “sangat baik”. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil validasi oleh ahli pembelajaran IPA pada kualitas LKS mendapat rata- rata skor sebesar 3,72 dengan kategori “sangat baik” . Berdasarkan hasil validasi dan komentar dari ahli pembelajaran IPA dan guru, peneliti berusaha untuk tetap memperbaiki kualitas LKS yang dikembangkan, sehingga produk yang dihasilkan sangat layak untuk digunakan. Data perhitungan hasil validasi LKS oleh ahli pembelajaran IPA dan guru dapat dilihat pada lampiran 4.1. Setelah menghitung skor penilaian validasi produk, selanjutnya peneliti menghitung hasil pretest dan posttest yang diperoleh siswa. Berikut adalah hasil perhitungan pretest dan posttest siswa yang disajikan pada tabel berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest Siswa No. Nama Skor skala 1-100 Peningkatan Skor Pretest Posttest 1 Ra 45 75 30 2 Na 70 90 20 3 In 60 80 20 4 Sy 45 70 25 5 No 60 80 20 6 Ri 75 95 20 Rerata 59,1 81,6 22,5 Berdasarkan tabel di atas, Ra memperoleh nilai 45 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Ra memperoleh nilai 75. Na memperoleh nilai 70 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Na memperoleh nilai 90. Intan memperoleh nilai 60 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, In memperoleh nilai 80. Sy memperoleh nilai 45 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Sy memperoleh nilai 70. No memperoleh nilai 60 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, No memperoleh nilai 80. Ri memperoleh nilai 75 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Ri memperoleh nilai 95. Berikut adalah perbandingan nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa disajikan dalam grafik berikut. Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Siswa 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ra Na In Sy No Ri S k o r Nama Siswa Pretest Posttest 57 Nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest menunjukkan adanya peningkatan. Perbedaan hasil rerata pretest dan posttest disajikan dalam grafik berikut. Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Rerata Nilai Pretest dan Posttest Berdasarkan grafik 4.2, rerata nilai yang diperoleh siswa pada pretest adalah 59,1, sedangkan pada posttest adalah 81,6. Setelah mengetahui hasil rerata tes yang diperoleh semua siswa, selanjutnya peneliti membandingkan nilai pretest dan posttest dengan cara menghitung persentase peningkatan nilai pretest dan posttest dengan menggunakan rumus persentase sama dengan jumlah nilai posttest dikurangi pretest dibagi nilai posttest dikalikan 100. Berdasarkan rumus tersebut hasilnya adalah peningkatan nilai yang diperoleh Ra sebesar 66,6, Na sebesar 28,5, In sebesar 33,3, Sy sebesar 55,5, No sebesar 33,3, dan Ri sebesar 26,6. Secara keseluruhan terjadi peningkatan rerata skor keseluruhan sebesar 38,07. Data hasil perhitungan peningkatan nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 3.5. Setelah melakukan uji coba terbatas, selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui kualitas LKS yang sudah digunakan. Berikut komentar siswa secara keseluruhan setelah menggunakan LKS yang disajikan pada tabel berikut. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Rerata Skor S k o r Pretest Posttest 58 Tabel 4.9 Hasil Komentar Siswa Secara Keseluruhan Setelah Menggunakan LKS Aspek yang dinilai Komentar Siswa Isi LKS Isinya sudah baik, banyak kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Tampilan LKS Tampilan LKS menarik, karena terdapat banyak gambar. Bahasa yang digunakan Bahasanya mudah dimengerti dan dipahami. Penggunaan LKS Petunjuknya mudah dipahami dan LKS mudah dibawa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai penggunaan LKS yang dikembangkan oleh peneliti, karena LKS berisi kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Berbeda dengan LKS yang sebelumnya digunakan oleh siswa yang hanya berisi soal-soal. 4.2 Pembahasan Peneliti melakukan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. LKS merupakan suatu pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan dan memecahkan suatu permasalahan. Adanya penggunaan LKS diharapkan mampu memberikan arahan dan bantuan pada siswa untuk lebih memahami materi yang akan diajarkan. Peneliti memodifikasi tahapan dalam model penelitian dan pengembangan Dick Carey menjadi delapan tahapan, yaitu analisis kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan isis LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini didasarkan dari hasil identifikasi potensi dan masalah yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan kuesioner. Berdasarkan hasil identifikasi potensi dan masalah diketahui bahwa penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik masih terbatas. Guru dan siswa belum melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh meskipun sudah menggunakan kurikulum 2013. Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa daripada guru dan memiliki empat tahapan yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan kepada guru dan siswa dengan melakukan wawancara dan kuesioner. Analisis kebutuhan terhadap guru dilakukan bertujuan untuk mengetahui penggunaan LKS dan permasalahan yang 59 dihadapi ketika menerapakan pendekatan saintifik, sedangkan analisis kebutuhan terhadap siswa dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk LKS yang disukai oleh siswa dan bagaimana penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Peneliti mewawancarai tiga siswa untuk mengetahui bagaimana bentuk LKS yang disukai oleh siswa. Hasil wawancara dengan ketiga siswa dapat dilihat pada lampiran 1.5. Hasil wawancara yang peneliti peroleh kemudian digabungkan menjadi satu dengan hasil wawancara teman satu payung skripsi, sehingga jumlah siswa yang menjadi narasumber adalah 18 siswa. Dari hasil wawancara dengan 18 siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa lebih dominan menyukai warna hijau dan biru, siswa lebih dominan menyukai gambar hewan dan bunga, dan siswa lebih menyukai bentuk tulisan atau huruf yang tidak banyak variasinya. Dari hasil wawancara tersebut, peneliti memilih warna hijau dan biru yang digunakan pada LKS. Alasan lain peneliti memilih warna tersebut, karena warna mudah dipadukan dengan gambar dan tulisan, serta warna tidak terlalu mencolok sehingga tidak mengganggu perhatian siswa ketika menggunakan LKS. Peneliti memilih gambar beberapa hewan dan tumbuhan dengan alasan selain siswa cenderung menyukai gambar hewan dan tumbuhan, gambar tersebut berkaitan dengan materi yang digunakan dalam LKS yang dikembangkan. Pada penggunaan huruf dalam LKS, peneliti menggunakan Comic Sans MS dan Kristen ITC dengan ukuran 12. Hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan relevan dengan teori belajar menurut Bruner. Teori belajar Bruner disebut juga dengan teori belajar penemuan. Terdapat empat hal pokok yang berkaitan dengan teori belajar bruner yaitu 1 individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya, 2 dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik, 3 satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan, dan 4 dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan Daryanto, 2014: 52. LKS IPA pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya yang dikembangkan berisi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan 60 mengomunikasikan. Selain itu, kegiatan yang terdapat di dalam LKS juga mengarahkan siswa untuk aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan mencari berbagai sumber informasi yang terdapat dalam koran, internet, buku, dan sebagainya. Siswa juga diarahkan untuk membangun konsepnya secara mandiri. Pada kegiatan mengamati, siswa diajak untuk melakukan pengamatan terhadap berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat di lingkungan sekitar baik di sekolah maupun di rumah. Kemudian pada kegiatan menanya, siswa diminta mengajukan berbagai macam pertanyaan mengenai informasi yang belum dipahami terkait dengan kegiatan yang sudah dilakukan. Setelah itu pada kegiatan menalar, siswa mengolah informasi yang sudah didapatkan melalui penalaran dengan berpikir secara rasional. Selanjutnya pada tahap mencoba, siswa diajak untuk menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut. Terakhir, siswa mengomunikasikan hasil pekerjaannya dalam berbagai macam bentuk, seperti klipping, album foto, tabel, dan sebagainya. Peneliti juga mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian yang relevan dari Salikhah 2015 dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa LKS IPA Berbasis Pendekatan Scientific Untuk Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa SDMI Kelas IV”. Hasil yang diperoleh adalah adanya perbedaan yang signifikan antara siswa yang menggunakan LKS dan tidak menggunakan LKS. Hal tersebut juga sama dengan hasil yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini yaitu adanya perbedaan yang signifikan pada nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa. Sinarta 2012 dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa LKS Berbasis Inkuiri Pokok Bahasan Energi dan Perubahannya”. Hasil yang diperoleh adalah adanya perubahan pada siswa. Siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hasil yang diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh Sinarta sama dengan penelitian ini. Siswa menjadi lebih aktif dengan melakukan berbagai macam kegiatan yang terdapat dalam LKS yang dikembangkan. M ustofa 2013 dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Observasi Pada Taman Sekolah Sebagai Sumber Belajar Sains di SD N 1 Tinjomoyo”. Hasil yang diperoleh adalah adanya peningkatan rerata aktivitas siswa sebesar 100, siswa tuntas belajar sebanyak 92,11 dengan rerata 61 nilai sebesar 7,84. Hasil yang diperoleh sama dengan penelitian ini. Adanya peningkatan hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan selisih rerata nilai posttest dan pretest sebesar 38,07. Penelitian relevan lainnya dari Dalla 2016 dengan judul “Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Sub Tema Hidup Rukun di Rumah Untuk Siswa Kelas Dua II Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1”. Hasil yang diperoleh adalah LKS yang dikembangkan layak untuk digunakan pada uji coba dengan revisi sesuai saran berdasarkan hasil validasi oleh ahli yang memperoleh rerata skor 3,87 rentang skor 1-5 dengan kategori baik. ada penelitian ini juga memperoleh hasil validasi oleh ahli IPA dengan rerata skor 2,85 rentang skor 1- 4 dengan kategori baik dan hasil validasi oleh guru dengan rerata skor 3,72 rentang 1-4 dengan kategori sangat baik. Pratiwi 2014 dengan judul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa LKS Berbasis Pendekatan Scientific Pada Tema Berbagai Pekerjaan di Kelas IV”, dan Fitri 2014 dengan judul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa LKS Tematik Integratif Materi Garis Paralel Untuk Sekolah Dasar Kelas IV”. Keenam penelitian tersebut digunakan oleh peneliti untuk menambah referensi tentang penelitian dan pengembangan LKS. Berdasarkan keenam penelitian relevan tersebut, diketahui bahwa hasil yang diperoleh sama dengan penelitian yang dilakukan yaitu kualitas produk yang dikembangkan adalah baik dan layak untuk digunakan. Hal ini dibuktikan dari hasil validasi produk oleh ahli dan hasil respon siswa terhadap penggunaan produk yang dikembangkan. Berdasarkan penelitian relevan tersebut penelitian yang dilakukan oleh Salikhah, Dalla, dan Pratiwi mempunyai persamaan dengan penelitian yang dilakukan. Persamaannya adalah sama-sama mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik, tetapi dengan materi yang berbeda. Sedangkan persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Sinarta, Mustofa, dan Fitri dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama mengembangkan LKS, tetapi dengan metode dan materi yang berbeda. Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan, lingkungan tersebut mengalami perubahan, dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka 62 fungsi intelek semakin berkembang Dimyati, 2006: 13. Pada penelitian ini, perubahan yang terjadi juga dialami oleh keenam siswa yang melaksanakan uji coba terbatas. Hal ini dibuktikan dengan diperoleh hasil bahwa LKS yang dikembangkan memperoleh tingkat efektivitas tinggi. Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh siswa pada posttest yang meningkat dari hasil pretest. Pada uji coba LKS, siswa dipilih secara random berdasarkan nilai akademik tinggi, sedang, dan rendah. Siswa dengan nilai akademik rendah adalah Ra dan Sy yang memperoleh nilai 45 pada saat pretest. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik, nilai Ra dan Sy pada saat posttest meningkat yaitu menjadi 75 dan 70. Kenaikan nilai yang didapatkan oleh Ra sebesar 66,6 dan Sy sebesar 55,5. Secara keseluruhan terjadi peningkatan sebesar 61,11. Dengan demikian terjadi peningkatan nilai yang diperoleh Ra dan Sy. Berdasarkan hasil validasi produk oleh ahli IPA dan guru yang memperoleh skor 2,85 dengan kategori baik dan skor 3,72 dengan kategori sangat baik dan keefektifan LKS yang dibuktikan dengan meningkatnya nilai posttest siswa, maka hal ini membuktikan bahwa penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan oleh peneliti, layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 63

BAB V PENUTUP