9
b Permasalahan
Apakah penyelenggaraan dan penggunaan akuntansi berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi? c
Kesimpulan Dari hasil penelitian membuktikan penyelenggaraan dan
panggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset eksperimen ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha
kecil atas informasi akuntansi. Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
adalah sama-sama membahas mengenai penyelenggaraan dan penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah, sedangkan
perbedaannya yaitu terletak pada objek, jumlah sampel dan periode penelitian, sehingga penelitian ini bukan merupakan replikasi
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Usaha Kecil dan Menengah UKM
2.2.1.1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah UKM
Sampai saat ini definisi Usaha Kecil dan Menengah UKM belum disepakati oleh berbagai pihak yang terkait, misalkan kriteria yang
digunakan bank adalah berdasarkan jumlah kredit yang diberikan dan Biro Pusat Statistik berdasarkan jumlah tenaga kerja. Oleh sebab itu,
dalam Daftar Pertanyaan perlu penjelasan tentang kriteria UKM secara tegas Suhairi, 2006: 4
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
Menurut Sumarni dan Soeprihanto 2002: 44 UKM dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang dimiliki oleh seseorang dimana
pemilik bertanggungjawab secara penuh kepada usaha tersebut termasuk semua resiko dan aktivitas perusahaan.
Selanjutnya menurut Tedjasutisna 2000 : 9 UKM adalah perusahaan kecil yang melakukan kegiatan usahanya, seperti usaha
industri maupun non industri industri rumah, industri kerajinan, jasa. Dimana perusahaan kecil yang dimaksud disini adalah perusahaan yang
belum dikelola secara atau lewat manajemen modern dengan tenaga- tenaga professional.
Dari beberapa pemgertiam diatas dapat disimpulkan bahwa UKM adalah usaha yang dimiliki oleh seseorang dimana pemilik
bertanggungjawab secara penuh dan perusahaan tersebut belum dikelola secara atau lewat manajemen modern dengan tenaga-tenaga professional.
2.2.1.2. Kriteria Usaha Kecil dan Menengah UKM
Ada beberapa kriteria mengenai Usaha Kecil dan Menengah yang tercantum dalam peraturan pemerintah., antara lain :
1. Kriteria menurut UU. RI No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil :
a Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- dua
ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- satu milyar rupiah. c
Milik Warga Negara Indonesia
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
d Berdiri Sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha
besar. e
Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi.
2. UU. No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Kriteria Usaha Mikro adalah 1 memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2 memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta
rupiah. Dan Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1 kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00
lima puluh juta rupiah - Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan 2 memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah - Rp. 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah.
Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1 kekayaan bersih
lebih dari Rp.500.000.000,00 lima ratus juta rupiah - Rp.10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; dan 2 memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah -
Rp. 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
3. Badan Pusat Statistik BPS :
Memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 5-19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 - 99 orang.
4. Keppres No. 16 1994 :
UKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih maksimum Rp 400.000.000.
2.2.1.3. Kekuatan Usaha Kecil Menengah UKM
Menurut Suryana 2001: 85 menyatakan beberapa kekuatan Usaha Kecil dan Menengah, yaitu antara lain :
1. Memiliki kebebasan bertindak.
Bila ada perubahan, misalnya perubahan produk baru, atau teknologi baru, usaha kecil bisa bertindak dengan cepat untuk
menyesuaikan dengan keadaan yang berubah tersebut. 2.
Fleksibel. Perusahaan kecil sangat luwes, ia dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan setempat. 3.
Tidak mudah goncang. Karena bahan baku kebanyakan lokal dan sumber daya
lainnya bersifat lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktuasi bahan baku impor. Bahkan bila bahan baku impor sangat
mahal sebagai akibat tingginya nilai mata uang asing, maka kenaikan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
mata uang asing tersebut dapat dijadikan peluang oleh perusahaan kecil yang menggunakan bahan baku lokal dengan memproduk
barang-barang untuk keperluan ekspor.
2.2.1.4. Kelemahan Usaha Kecil Menengah UKM
Menurut Suryana 2001: 85 menyatakan beberapa kelemahan Usaha Kecil dan Menengah, yaitu antara lain :
1. Umumnya pengelola small-business merasa tidak memerlukan
ataupun tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, analisis perputaran uang tunai atau kas, serta berbagai penelitian lain
yang diperlukan suatu aktivitas bisnis. 2.
Tidak memiliki perencanaan sistem jangka panjang, sistem akuntansi yang memadai, anggaran kebutuhan modal, struktur organisasi dan
pendelegasian wewenang, serta alat-alat kegiatan manajerial lainnya perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian usaha yang umumnya
diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis yang profit oriented. 3.
Kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola, lemah dalam promosi.
4. Kurangnya petunjuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan dan
pengawasan mutu hasil kerja dan produk, serta sering tidak konsisten dengan ketentuan order atau pesanan, yang mengakibatkan klaim atau
produk ditolak. 5.
Pembagian kerja tidak proporsional, sering terjadi pengelola memiliki pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja di luar batas
jam kerja standar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
6. Kesulitan modal kerja atau tidak mengetahui secara tepat beberapa
kebutuhan modal kerja, sebagai akibat tidak adanya perencanaan kas. 7.
Persediaan yang terlalu banyak, khususnya jenis barang-barang yang salah kurang laku.
8. Perkembangan usaha tergantung pada pengusaha yng setiap waktu
dapat berhalangan karena sakit atau meninggal. 9.
Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik. 10.
Perencanaan dan program pengendalian tidak ada atau belum pernah merumuskannya.
2.2.1.5. Peluang Usaha Kecil Menengah UKM
Menurut Marbun 1996: 44, peluang yang dapat diraih oleh Usaha Kecil dan Menengah, yaitu antara lain:
1. Belajar ilmu manajemen sederhana
2. Meminta jasa keuangan manajemen
3. Meminta jasa keluarga kenalan yang pintar
4. Kembali ke bangku belajar
5. Mengalihkan bidang usaha
2.2.1.6. Keberhasilan Usaha Kecil Menengah UKM
Menurut Marbun 1996:4 Usaha Kecil dan Menengah, dapat dikatakan berhasil apabila unit usaha tersebut dapat, yaitu antara lain :
1. Merumuskan tujuan dan sasaran usahanya, serta mengadakan
perencanaan jangka panjang secara sederhana.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2. Membuat dan mempraktekan rencana kerja tahunan, setengah
tahunan, dan bulanan. Baik menyangkut jumlah atau omset penjualan, jumlah produksi, jumlah biaya operasional, maupun jenis
promosinya. 3.
Merencanakan hal yang menyangkut biaya pembaharuan, biaya pengembangan atau pendidikan karyawan, biaya pelunasan dan biaya
asuransi. 4.
Membuat rencana peminjaman modal ke bank untuk membiayai perluasan usaha dan pengembangannya.
5. Merencanakan laba yang patut dicapai demi kelangsungan dan
perluasan serta pertumbuhan usahanya. 6.
Menjadi besar dan mengadakan persiapan sukses atau pewarisan ke generasi penerus.
Sedangkan menurut Kiryanto 2001: 204, keberhasilan perusahaan kecil atau Usaha Kecil dan Menengah, dapat ditinjau dari dua
sudut pandang, yaitu : 1.
Segi ekonomi Dalam hal ini ditinjau dari adanya peningkatan kekayaan
perusahaan di luar pinjaman, misalnya : kenaikan laba, tambahan modal sendiri, dan rasio-rasio yang lain.
2. Segi sosial
Dalam hal ini ditinjau dari adanya kelangsungan hidup perusahaan yang dikaitkan dengan keberadaan karyawan di
perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2.2.2. Proses Belajar
2.2.2.1. Pengertian Proses Belajar
Istilah belajar yang dimaksud disini adalah belajar dalam arti kata yang sangat umum, bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang
biasa dilakukan dibangku sekolah, tetapi juga proses belajar yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan ataupun seminar-seminar yang
diselenggrakan oleh suatu lembaga pendidikan luar sekolah maupun lembaga pendidikan tinggi, balai pelatihan departemen, atau dinas
tertentu dan proses belajar, merupakan perubahan yang relatif konstan dalam tingkah laku yang terjadi karena adanya suatu pengalaman atau
latihan Robbins, 2001 : 67. Menurut Hamalik 2003: 27 proses belajar adalah merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan
kelakuan Selanjutnya menurut Slameto 2003: 2 mengartikan proses
belajar adalah merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh perubahan
tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
2.2.2.2. Teori Yang Berkaitan Dengan Proses Belajar
Menurut Hilgard dan Bower dalam buku Theories of Learning 1975 dalam Purwanto, 2006 : 84, belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang, dimana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat manusia.
Menurut Purwanto 2006 : 101 ada beberpa teori yang berkaitan dengan proses belajar, yaitu :
1. Teori Belajar Gesalt
Menurut teori ini, belajar dapat diterangkan sebagai berikut :Pertama, dalam belajar pemahaman atau pengertian merupakan
faktor yang penting untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Kedua, dalam belajar pribadi atau organisme
memegang peranan yang sangat sentral. Belajar itu tidak hanya dilakukan secara reaktif saja, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif
dan bertujuan. 2.
Teori Belajar Pavlon dan Watson Menurut teori ini, belajar adalah suatu proses perubahan yang
terjadi karena adanya syarat yang kemudian menimbulkan reaksi. Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan
syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan-latihan yang kontinue, yang diutamakan dalam
teori ini adalah hal belajar yang terjadi secara otomatis.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
2.2.3. Motivasi
2.2.3.1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi diambil dari istilah latin movere, berarti “pindah“. Dalam konteks sekarang, motivasi adalah proses-proses yang meminta
pengarahan, arahan dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan.
Menurut Supriyono 2000 : 265, motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu. Motivasi seseorang dipengaruhi oleh dorongan intrinsik
individu yang bersangkutan dan juga oleh kekuatan eksternal. Sedangkan menurut Handoko 2001 : 251, motivasi merupakan
kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer,
karena menurut definisi pemilik harus bekerja dengan dan melalui orang lain.
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat diartikan bahwa motivasi adalah suatu keadaan atau kondisi yang memberikan
dorongan dari dalam diri seseorang yang digambarkan sebagai keinginan, kemauan agar dapat tercapai tujuan.
Dengan memaksimisasi motivasi personel berarti membangkitkan dorongan dalam diri setiap personel untuk mengerahkan usahanya dalam
mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi. Jika setiap personel memahami sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan
setiap personel melaksanakan internalisasi sasaran perusahaan sebagai sasaran pribadi mereka, maka kesesuaian sasaran individu personel
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
dengan sasaran perusahaan secara keseluruhan akan terjadi. Kesesuaian antara sasaran individu dengan sasaran perusahaan secara keseluruhan
inilah yang akan memotivasi personel untuk mencapai sasaran organisasi, Begitu pula, organisasi perlu membangun personel yang produktif dan
berkomitmen untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidup dan bertumbuh, suatu organisasi perlu memotivasi personelnya untuk
meningkatkan produktivitas dan komitmen mereka Mulyadi dan Setyawan, 2001 : 358.
2.2.3.2. Ciri - Ciri Orang Yang Memiliki Motivasi
Menurut S.C Munandar, 1999 dalam Iyana; 2007 orang yang memiliki motivasi dapat dijabarkan melalui ciri-ciri perilaku yang dapat
diamati sebagai berikut : 1.
Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak berhenti sebelum selesai
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan tidak mudah putus asa
3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi
4. Ingin mendalami bidang pengetahuan yang diberikan
5. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin
6. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
7. Senang dan rajin, penuh semangat
8. Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya
9. Mengejar tujuan jangka panjang dapat menunda kepuasan kebutuhan
sesuai yang ingin dicapai.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
2.2.3.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Motivasi
Ada banyak teori motivasi yang berusaha memberikan penjelasan tentang hubungan antara perilaku dan hasilnya, yaitu antara lain :
1. Teori Kebutuhan
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Mangkunegara, 2005 : 94
Abraham Maslow mengembangkan teori umum tentang motivasi manusia. Menurut dia manusia memiliki lima kelompok
kebutuhan yang tersusun dalam suatu hirarkhi, dan berawal dari yang paling dasar , yaitu antara lain :
a. Kebutuhan fisiologis sandang, pangan, papan, kesehatan
b. Kebutuhan rasa aman keamanan, kemerdekaan, perlindungan
c. Kebutuhan social cinta, berkumpul, berkawan
d. Kebutuhan harga diri penghargaan, pengakuan, kepercayaan
e. Kebutuhan aktualisasi diri
2. Teori ERG Existence, Relatedness, Growth dari Alderfer
Teori ERG merupakan refleksi dari nama tiga dasar kebutuhan, yaitu Mangkunegara, 2005 : 98 :
a. Existence needs.
Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi pegawai, seperti makan, minum, pakaian, bernapas, gaji,
keamaman kondisi kerja, fringe benefits. b.
Related needs Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam
berinteraksi dalam lingkungan kerja.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
c. Growth needs.
Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan
pegawai. 3.
Teori Insting Teori motivasi Insting timbulnya berdasarkan teori evaluasi
Charles Darwin. Darwin berpendapat bahwa tindakan yang intelligent merupakan refleks dan instingtif yang diwariskan. Oleh karena itu,
tidak semua tingkah laku dapat direncanakan sebelumnya dan dikontrol oleh pikiran.
Berdasarkan teori Darwin, selanjutnya William James, Sigmund Freud, dan McDougall mengembangkan teori Insting dan
menjadikan insting sebagai konsep yang penting dalam psikologi. Teori Freud menempatkan motivasi pada insting agresif dan seksual .
McDougall menyusun daftar insting yang berhubungan dengan semua tingkah laku: terbang, rasa jijik, rasa ingin tahu, kesukaan berkelahi,
rasa rendah diri, menyatakan diri, kelahiran, reproduksi, lapar, berkelompok, ketamakan, dan membangun. Mangkunegara, 2005 :
99 4.
Teori Drive Konsep Drive menjadi konsep yang tersohor dalam bidang
motivasi sampai tahun 1918. Woodworth menggunakan konsep tersebut sebagai energi yang mendorong organisasi untuk melakukan
suatu tindakan. Kata Drive dijelaskan sebagai suatu aspek motivasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
dari tubuh yang tidak seimbang. Motivasi didefinisikan sebagai suatu dorongan yang membangkitkan untuk keluar dari
tekanan.Mangkunegara, 2005 : 99 5.
Teori Lapangan Teori Lapangan merupakan konsep dari Kurt Lewis. Teori ini
merupakan pendekatan kognitif untuk memepelajari perilaku dan motivasi. Teori ini lebih memfokuskan pada pikiran nyata seorang
pegawai ketimbang pada insting. Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari lapangan pada momen waktu.
Kurt Lewin juga percaya pada pendapat para ahli psikologi Gestalt yang menyatakan bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari seorang
pegawai dengan lingkungannya. Mangkunegara, 2005 : 99-100 6.
Teori Dua Faktor-Herzberg Teori ini disebut juga sebagai Teori Motivasi-Higine yang
dikemukakan oleh Frederick Herzberg. Ia menggunakan teori Abraham Maslow sebagai titik acuannya Mangkunegara, 2005; 121.
Hubungan seseorang dengan pekerjaannya merupakan suatu dasar dan sikap terhadap pekerjaan dapat menentukan sukses atau tidaknya
individu itu Robbins, 2001 ; 169. Penelitian Herzberg melakukan wawancara terhadap subyek
insinyur dan akuntan. Masing-masing subyek diminta menceritakan kejadian yang dialam oleh mereka baik yang menyenangkan atau
tidak. Kemudian dianalisis dengan analisis isi untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan atau ketidakpuasan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
Dua faktor yang dapat menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas menurut Herzberg, yaitu faktor pemeliharaan maintenance
factors dan faktor pemotivasian motivational factors. Faktor pemeliharaan disebut pula dissatisfiers, hygiene factors, job context,
extrinsic factors yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawas,
hubungan dengan subordinate, upah, keamanan kerja, kondisi kerja, dan status. Sedangkan faktor pemotivasian disebut pula satisfier,
motivators, job content, intrinsic factors yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan advancement, work it self,
kesempatan berkembang, dan tanggung jawab. Mangkunegara, 2005 : 121-122
2.2.4. Tingkat Pemahaman
2.2.4.1. Pengertian Tingkat Pemahaman
Paham memiliki arti pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau
memahamkan. Tingkat pemahaman dalam penelitian ini adalah tingkat sejauh mana pemilik UKM dalam memahami penggunaan informasi
berbasis teknologi, hal ini dapat diukur dengan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam arti kata yang sangat
umum, bukan hanya menyangkut latar belakang pendidikan formal tetapi juga pendidikan non formal. Pendidikan Formal yaitu sekolah, sedangkan
pendidikan non formal berupa pelatihan atau kursus.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
2.2.4.2. Tingkat Pemahaman Terhadap Teknologi Informasi
Menurut Utomo 2001 : 159 Usaha kecil dan Menengah UKM dengan kadar pemahaman Teknologi yang tinggi mempunyai
kemungikinan mengadopsi dan memanfaatkan teknologi informasi secara ekstensif. Hanya saja, tindakan proaktif dari para pemilik dan manajer
perusahaan dalam memobilisasi ketrampilan staf dapat dipandang lebih penting dibandingkan dengan latar belakang teknis yang dimiliki oleh
para staf perusahaan. Karena kebanykan Usaha Kecil dan Menengah dikelolah sebagai usaha bebas dengan pola bisnis keluarga, maka sikap
positif yang kuat dari para pemilik dan manajer terhadap teknologi informasi akan berpengaruh terhadap penyebaran teknologi informasi di
dalam perusahaan. Namun demikian Usaha Kecil dan Menengah pada umumnya
yang tidak memiliki bagian yang secara khusus mengelola teknologi informasi. Mereka awalnya lebih mengandalkan bantuan pihak seperti
pemasok dan konsultan untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan penggunaan teknologi informasi yang berbasis komputer.
Ketrgantungan oleh pihak eksternal semakin berkurang manakala para pemilik atau manajer Usaha Kecil dan Menengah UKM telah
memiliki pemahaman yang cukup terhadap teknologi informasi yang dicapai melalui proses pembelajaran organisasi. Sebagian tanggung jawab
terhadap pemanfaatan teknologi informasi kemudian dialihkan kepada staf yang ditunjuk atau bahkan calon penerus yang dikader diperusahaan
tersebut..
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
2.2.4.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Tingkat Pemahaman
Teori Keseimbangan Equity Theory
Teori ini dikembangkan oleh Adam. Adapun komponen dari teori ini terdiri dari : Mangkunegara, 2005 : 120-121
1. Input, adalah semua nilai yang diterima karyawan yang dapat
menunjang pelaksanaan kerja. Misalnya pendidikan, pengalaman, skill.
2. Outcome, adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan oleh
karyawan. Misalnya upah, keuntungan tambahan, status, symbol, kesempatan untuk berprestasi.
3. Comparison person, adalah berupa seorang karywan dalam organisasi
yang sama, seseorang dalam organisasi lain atau dirinya sendiri dalam pekerjaan sebelumnya.
4. Equity-in equity
Jadi menurut teori ini, puas atau tidaknya karyawan merupakan hasil dari membandingkan antara input-outcome pegawai
lain comparison person. Sehingga jika perbandingan tersebut dirasakan seimbang. maka karyawan tersebut akan merasa puas.
2.2.5. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Sistem Informasi Akuntansi
2.2.5.1. Pengertian Komputer
Istilah komputer berasal dari bahasa asing “to compute” yang berarti menghitung. Jadi secara harfiah komputer dapat berarti mesin
hitung. Dengan diartikan sebagai mesin hitung tersebut, maka akan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
menjadi lain artinya dengan fungsi sebenarnya dari sebuah peralatan komputer. Oleh karena itu perkataan computer yang di Indonesiakan
dengan istilah “Komputer” lebih tepat bila diartikan sebagai mesin pengolah data.
Menurut Fuori yang dikutip oleh Kuswanto dan Honggo 1997 :
2, menyatakan bahwa komputer adalah suatu pemroses data data Processor yang dapat melakukan perhitungan yang besar dan cepat,
termasuk perhitungan aritmatika yang besar atau operasi logika tanpa campur tangan manusia yang mengoperasikannya selama pemrosesan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa komputer merupakan seperangkat elektronis yang bekerja secara terorganisasi dan
terintegrasi dalam melakukan proses pengolahan data, menyimpan dan menghasilkan output yang menhasilkan informasi secara otomatis
berdasarkan instruksi yang berupa program.
2.2.5.2. Sistem dan Informasi
Istilah sistem biasanya menimbulkan gambaran tentang komputer dan program bagi kebanyakan orang. Tetapi pada kenyataanya istilah ini
memiliki makna yang lebih luas.
Menurut Bodner dan Hopwood 2000 : 1 sistem adalah kumpulan
sumberdaya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hall 2001 : 5 mengartikan sistem adalah sekelompok
dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan interrelated atau sub sistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok elemen, komponen atau kerangka kerja yang
saling berhubungan satu dengan yang lain dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
Suatu sistem biasanya dihubungkan dengan informasi. Penggunaaan kata informasi diartikan dengan data. Padahal kedua kata
tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Pendapat Hall [2001 : 4],
menyatakan bahwa informasi adalah data yang diproses lebih jauh sehingga mempunyai arti efek pada para pemakai, bukan pada fisiknya.
Sedangkan data menurut Hall adalah fakta, yang dapat atau tidak dapat diproses dirangkum atau diperbaiki dan berpengaruh secara langsung
kepada pemakai. Willkinson 1993 : 7, menyatakan bahwa informasi tediri dari
data yang telah ditransfomasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan.
Idealnya informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran. Sedangakan data adalah fakta, angka bahkan
simbol mentah. Berbagai data dimasukkan untuk diproses selama tahap masukan, sedangkan informasi tersaji selama tahap keluaran. Data dalam
hal ini dapat disamakan dengan bahan baku dan informasi sebagai bahan jadi. Dengan mengamati lebih cermat, dapat diketahui 4 data dan 3 jenis
informasi yang berbeda, yaitu : 1.
Data rutin dari transaksi eksternal, misalnya : nilai penjualan dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
2. Data rutin dari transaksi internal, misalnya jumlah barang yang
dipesan. 3.
Data non-rutin dari pihak eksternal seperti jumlah kebutuhan akan barang.
4. Data keputusan manajerial internal, misalnya harga barang dan gaji
karyawan. 5.
Informasi untuk operasi harian, misalnya jumlah barang yang dimiliki.
6. Informasi untuk pengambilan keputusan manajerial, misalnya
analisis penjualan dan rasio keuangan. 7.
Informasi untuk pihak eksternal, misalnya : pesanan barang untuk pemasok dan laporan keuangan bank.
2.2.5.3. Teknologi Informasi dan Sistem Informasi
Teknologi informasi mempunyai peranan penting dalam transformasi struktur dan proses organisasional terutama sejak teknologi
komputer mulai digunakan untuk kepentingan bisnis pada tahun 1950-an. Teknologi informasi merupakan perpaduan antara teknologi
komputer, komunikasi dan otomasi kantor yang telah bercampur menjadi satu sehingga sulit untuk dipisahkan. Diantara berbagai jenis teknologi
yang berkembang pesat, teknologi informasi mempunyai dampak yang paling dominan tehadap lingkungan bisnis. Dari sejarah ini dapat
disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah sub-sistem atau sistem bagian dari sistem informasi. Jogiyanto, 2005 : 3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
Sistem informasi mempunyai enam komponen atau bagian dan salah satu dari komponen sistem informasi adalah teknologi informasi.
Teknologi informasi dapat berupa teknologi apapun yang dapat menghasilkan informasi. Sedangkan sistem informasi tidak hanya
berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga meliputi perpaduan antara pengetahuan, metode dan teknik penggunaan
informasi dalam dunia bisnis. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
antara teknologi informasi dan sistem informasi mempunyai hubungan yang sangat erat. Peran teknologi informasi sebagai alat bantu dalam
pembuatan keputusan bisnis pada berbagai fungsi dan sistem informasi bertujuan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakainya.
2.2.5.4. Sistem Informasi Akuntansi SIA
Menurut Bodnar dan Hopwood [2000 : 1], sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,
yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi ini
dikomunikasikan kepada beragam pengambil keputusan.
Subsistem-subsistem sistem informasi akuntansi memproses transaksi keuangan dan non keuangan yang secara langsung
mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. Menurut Hall 2001 : 10 sistem informasi akuntansi terdiri dari
tiga subsistem utama, yaitu :
1. Sistem pemrosesan transaksi-SPT Transaction Processing System,
yang mendukung operasi bisnis setiap hari denagn sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai seluruh operasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
2. Sistem pelaporan buku beasarkeuanagan General Ledgerfinancial
Reporting System, yang menghasilkan laporan keuangan seperti laba rugi, neraca, laporan arus kas, pengembalian pajak dan laporan-
laporan lain yang ditetapkan oeh hokum. 3.
Sistem pelaporan manajemen-SPM Management Reporting System, yang menyediakan manajemen internal dengan laporan keuangan
dengan tujuan khusus dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan seperti penyusunan anggaran .
2.2.5.5. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi
Pemakai sistem informasi akuntansi dapat dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu pihak ekstern dan pihak intern.
Menurut Bodnar dan William 2000 : 2, pemakai ekstern mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelnggan,
pemasok, pesaing, serikat pekerja dan masyarakat secara keseluruhan. Pemakai ekstern menerima dan tergantung pada beragam keluaran dari
sistem informasi akuntansi suatu organisasi. Sebagian keluaran ini bersifat rutin.
Sedang pemakai intern ini mencakup terutama para manajemen, kebutuhannnya bervariasi tergantung pada tingkatan dalam organisasi
atau terhadap fungsi-fungsi yang dijalankannnya.
2.2.5.6. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis komputer
Untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar, suatu perusahaan harus mmiliki informasi yang baik. Namun apabila salah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
mengidentifikasi kebutuhan sistem, maka akan menjadi boomerang bagi organisasi. Oleh karena itu yang terpenting didalam mnentukan besarnya
investasi dibidang teknologi informasi yang cocok ditentukan melalui suatu analisis biaya dan manfaat.
Menurut Bodnar dan William [2000 : 13] beberapa contoh implementasi dari teknologi informasi adalah :
1. Otomasi kantor
Adalah istilah umum yang menjelaskan pemanfaatan teknologi informasi didalam kantor. Sistem otomasi terdiri dari
teknologi elektronik yang memungkinkan untuk memproses beragam pesan dari dokumen-dokumen.
Kategori utama otomasi kantor menckup : a.
Pemrosesan teks, mencakup pemrosesan aplikasi yang mengunakan spreadsheet, perangkat lunak grafis dan presentasi,
dan palikasi desktop publishing dimana pemakai secra langsung mencetak hasilnya seperti brosur, laporan, manual dan buku-buku
b. Pemrosesan pesan, mencakup rentang yang lebar dalam
pelayanan komunikasi seperti pengiriman elektronis e-mail dan transmisi faksimili elektronik melelui saluran telepon faks.
c. Sistem pengubah tampilan dokumen-Document Imaging System
Sistem pengubah tampilan dokumen menggunakan komputer untuk secara digital menangkap, menyimpan dan menampilkan
dokumen, gambar, grafik dan ilustrasi-ilustrasi lain dengan cara yang sama seperti pemrosesan teks.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32
2. Teknologi tanggap-cepat
Istilah sistem tanggap-cepat tamaknya sudah menjelaskan maksudnya sendiri. Tentu saja sistem ini adalah yang “cepat” dan
“responsive”. Sistem tamggap ceapat penting untuk Total Quality Performance TPQ.
Beberapa teknologi berinteraksi untuk membuata sistem tamggap cepat layak digunakan, antara lain :
a. Just In time JIT
Sistem penjualan eceran sama dengan sistem persediaan just in time yang digunakan oleh perusahaan manufaktur. Pesanan
pembelian untuk barang-barang persediaan dibuat lebih dengan dasar “tarikan permintaan” dibandingkan dengan dasar interval
tetap untuk memenuhi tingjkat persediaan tertentu. Just in time mensyaratkan operasi pemrosesan dengan
dasar terus-menerus, untuk meminimalkan atau mengeliminasi persediaan secara keseluruhan dan mengeliminasi kesia-siaan
dalam proses manufaktur dan menekankan adanya pengembangan secara terus-menerus dalam operasi.
b. Surat Elektronik- Elektronik mail
Surat elekronik-Elektronik mail mencakup pengiriman teks dan file melalui komunikasi elektronik. Hamper setiap
informasi dapat dikirim dengan e-mail, termasuk transaksi- transaksi akuntansi.
c. Pertukaran data elekronik- Elektronik Data interchange EDI
Pertukaran data elekronik EDI adalah pertuakatran dokumen bisnis komputer ke komputer melelui jaringan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33
komunikasi. Pertukaran data elektronik berbeda dengan e-mail, dimana pengiriman pesan elekronik dibuat dan diinterpretasikan
oleh manusia, sedangkan pertukaran data elektronik dibuat dan diinterpretasikan oleh komputer.
d. Komputer terpadu manufaktur - Computer Integrated
Manufcturing CIM Adalah pendekatan terpadu untuk pemanafaatan tknologi
informasi pada perusahaan manufaktur. Komponen- komponennya dihubungkan melalui jaringan komputer dan
dilengkapi dengan pengoperasian rancangan sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung operasi distribusi.
2.2.6. Pengaruh Proses Belajar Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi
Berbasis Teknologi
Proses belajar merupakan salah satu faktor yang timbul dari dalam diri pribadi pemilik faktor internal mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap pembentukan persepsi pemilik atas informasi akuntansi keuangan. Dari hasil penelitian Kiryanto 2001 diketahui bahwa proses belajar
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi pemilik atas laporan keuangan.
Selain itu Murniati 2002 mengatakan bahwa semakin sering pemilik mengikuti pelatihan akuntansi, maka proposi perusahaan tersebut
untuk menyiapkan dan menggunakan informasi akuntansi keuangan berbasis teknologi akan semakin tinggi. Dengan kata lain, proses belajar
akan mempengaruhi persepsi pemilik untuk dalam penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34
2.2.7. Pengaruh Motivasi Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi
Berbasis Teknologi
Untuk mencapai keberhasilan perusahaan, seorang pemilik perusahaan kecil dituntut untuk menguasai keterampilan teknis dan juga
dituntut untuk memiliki kemampuan belajar yang tinggi serta beradaptasi dengan lingkungan. Selain itu pemilik juga harus mempunyai motivasi
yang tinggi dalam bekerja dan juga harus mempertimbangkan naluri sehingga dapat menggunakan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi
dengan baik, dan dapat menunjang atau meningkatkan keberhasilan mengelola perusahaannya.
Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data oleh sistem komputer tidak hanya harus akurat dan cepat, namun harus pula
diperhatikan relevansinya dengan kebutuhan tugas terutama pihak manajemen. Dari hasil penelitian Kiryanto 2001 diketahui bahwa motivasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi pemilik atas laporan keuangan.
Untuk Semangat kerja yang tinggi serta bersemangat untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, maka diharapkan semakin kuat
motivasi seorang pemilik untuk mempelajari bagaimana teknologi informasi dimanfaatkan dan mempunyai efek positif terhadap kinerja
individual. Informasi yang dihasilkan akan dipergunakan sebagai landasan
pengetahuan bagi manajemen dalam mengambil keputusan yang strategis dan operasional dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan Jurnali,
2001
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
2.2.8. Pengaruh Tingkat Pemahaman Terhadap Penggunaan Informasi
Akuntansi Berbasis Teknologi
Tingkat pemahaman dalam penelitian ini adalah tingkat sejauh mana pemilik UKM dalam memahami penggunaan informasi berbasis
teknologi, hal ini dapat diukur dengan tingkat pendidikan. Menurut Murniati 2002 :138 Kemampuan dan keahlian pemilik
atau manajer Usaha Kecil dan Menengah saat ini sangat ditentukan dari pendidikan formal yang pernah ditempuh. Tingkat pendidikan yang rendah
tingkatan pendidikan sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah umum pemilik atau manajer akan rendah penyiapan dan penggunaan
informasi akuntansi dibandingkan dengan tingkatan pendidikan formal yang tinggi perguruan tinggi pemilik atau manajer.
Menurut Murniati 2002 :140 pendidikan manajer atau pemilik perusahaan akan diukur berdasarkan pendidikan formal yang serbah diikuti
sehingga pengukurannya bersifat kontinyu. Pendidikan formal yang dimaksud adalah pendidikan yang diperoleh dibangku sekolah formal
antara lain sekolah dasar SD, Sekolah Mengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Umum SMU, Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana
Suhairi 2002 membuktikan adanya pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi
perusahaan kecil dan menengah, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Utomo 2001 membuktikan penyebaran teknologi informasi
bagi kalangan UKM merupakan proses panjang yang melibatkan pembelajaran organisasi dan proses social, dan temuan awal menunjukan
bukti empiris bahwa tingkat pemahaman berpengaruh terhadap teknologi informasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
2.3. Kerangka Pikir