FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM).

(1)

PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

SKRIPSI

Oleh :

RANNY NOVIKASARI 0613010252/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN

INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI

PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

yang diajukan :

RANNY NOVIKASARI 0613010252/FE/EA

disetujui untuk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. H. Munari, MM Tanggal : ………. NIP.030 195 017

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi NIP. 030.194.437


(3)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Pada Usaha Kecil Dan Menengah”, dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Bapak. Drs. Ec. Munari, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.

5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


(4)

sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan, memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Maret 2011


(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori ... 9

2.2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 9

2.2.1.1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 9

2.2.1.2. Kriteria Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 10

2.2.1.3. Kekuatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 12

2.2.1.4. Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) .. 13

2.2.1.5. Peluang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 14 2.2.1.6. Keberhasilan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 14


(6)

2.2.2.2. Teori Yang Berkaitan Dengan Proses Belajar ... 17

2.2.3. Motivasi ... 18

2.2.3.1. Pengertian Motivasi ... 18

2.2.3.2. Ciri – Ciri Orang Yang Memiliki Motivasi ... 19

2.2.3.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Motivasi ... 20

2.2.4. Tingkat Pemahaman ... 23

2.2.4.1. Pengertian Tingkat Pemahaman ... 23

2.2.4.2. Tingkat Pemahaman Terhadap Teknologi Informasi ... 24

2.2.4.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Tingkat Pemahaman ... 25

2.2.5. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Sistem Informasi Akuntansi ... 25

2.2.5.1. Pengertian Komputer ... 25

2.2.5.2. Sistem Dan Informasi ... 26

2.2.5.3. Teknologi Informasi dan Sistem Informasi ... 28

2.2.5.4. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ... 29

2.2.5.5. Pemakai Informasi Akuntansi (SIA) ... 30

2.2.5.6. Penerapan Sistem Informasi Berbasis Komputer . 30 2.2.6. Pengaruh Proses Belajar Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi ... 33

2.2.7. Pengaruh Motivasi Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi ... 34


(7)

2.3. Kerangka Pikir ... 36

2.4. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Teknik Pengukuran Variabel ... 37

3.1.1. Definisi Operasional ... 37

3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ... 38

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 39

3.2.1. Populasi ... 39

3.2.2. Sampel ... 39

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.3.1. Jenis Dan Sumber Data ... 40

3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 40

3.4. Uji Kualitas Data ... 41

3.4.1. Uji Validitas ... 41

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 41

3.4.3. Uji Normalitas ... 41

3.5. Uji Asumsi Klasik ... 42

3.6. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 43

3.6.1. Teknik Analisis ... 43

3.6.2. Uji Hipotesis ... 44

3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model ... 44


(8)

4.1.1. Sejarah Singkat Koperasi Wanita WASPADA ... 46

4.1.2. Visi dan Misi ... 46

4.1.3. Struktur Organisasi ... 47

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48

4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 52

4.3.1. Uji Analisis Data ... 52

4.3.1.1. Uji Validitas, Reliabilitas Dan Normalitas ... 52

4.3.1.1.1. Uji Validitas ... 52

4.3.1.1.2. Uji Reliabilitas ... 54

4.3.1.1.3. Uji Normalitas ... 54

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 55

4.3.3. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 58

4.3.4. Uji Hipotesis ... 60

4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model ... 60

4.3.4.2. Uji t ... 61

4.4. Pembahasan ... 62

4.4.1. Implikasi ... 62

4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 65

4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat ... 66


(9)

5.2. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Halaman Tabel. 1.1 Data Pendapatan UKM Di Surabaya

Bulan Desember Tahun 2010 ... 4

Tabel. 4.1 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Proses Belajar (X1)” ... 49

Tabel. 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Motivasi (X2)” ... 50

Tabel. 4.3 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Tingkat Pemahaman (X3)” ... 51

Tabel. 4.4 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai “Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi (Y)” ... 52

Tabel. 4.5 Hasil Uji Validitas ... 53

Tabel. 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 54

Tabel. 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 55

Tabel. 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas… ... 56

Tabel. 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas… ... 57

Tabel. 4.10 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda … ... 58

Tabel. 4.11 Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model … ... 60

Tabel. 4.12 Koefisien Determinasi (R Square / R2) … ... 60


(11)

Halaman Gambar. 2.1. Diagram Kerangka Pikir ... 36 Gambar. 4.1. Struktur Organisasi Koperasi Wanita “WASPADA” ... 47


(12)

Oleh :

RANNY NOVIKASARI

Abstrak

Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM), khususnya usaha kecil sering dikaitkan dengan upaya-upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Perkembangan usaha industri kecil ini dapat membuka kesempatan kerja bagi orang-orang yang membutuhkan. Namun, dibalik itu semua terdapat kendala-kendala bagi perusahaan industri kecil yang terjadi baik didalam usaha maupun diluar usaha. Kendala yang terjadi didalam usaha misalnya para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) identik dengan masih kurangnya kesadaran untuk menjalankan pembukuan dengan baik, Dengan kurangnya pengetahuan dalam pembukuan, otomatis menghambat mereka menjalankan kegiatan pembukuan keuangan. Selain memiliki kemampuan belajar yang tinggi serta beradaptasi dengan lingkungan. pemilik juga harus mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja dan juga harus mempertimbangkan naluri sehingga dapat menggunakan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari proses belajar, motivasi, dan tingkat pemahaman terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.

Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 25 responden (Anggota Koperasi Wanita WASPADA yang sudah menggunakan informasi akuntansi berbasis teknologi). Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 25 responden dan kuesioner tersebut terdiri dari 17 item pernyataan yang dibagi menjadi 4 bagian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel proses belajar (X1)

secara parsial berpengaruh negatif terhadap variabel penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi (Y), maka hipotesis yang diajukan tidak terbukti kebenarannya, sedangkan untuk variabel motivasi (X2) secara parsial berpengaruh positif terhadap

variabel penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi (Y), maka hipotesis yang diajukan terbukti kebenarannya. Dan untuk variabel tingkat pemahaman (X3) secara

parsial berpengaruh negatif terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi (Y), maka hipotesis yang diajukan tidak terbukti kebenarannya.

Keyword : Proses belajar, Motivasi, Tingkat Pemahaman, dan Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada konsep pengembangan ekonomi kerakyatan banyak di dapat dari sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Sektor ini mempunyai peranan penting baik untuk perekonomian nasional maupun daerah. Di Indonesia, usaha kecil mampu menyerap 88% tenaga kerja, memberikan kontribusi terhadap domestik bruto sebesar 40%, dan mempunyai potensi sebagai salah satu sumber penting pertumbuhan ekspor non-migas (Indonesia Small Business Research Center, 2003 dalam Pinasti 2007).

Menurut Tambunan (2002), peranan UKM, khususnya usaha kecil sering dikaitkan dengan upaya-upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Oleh sebab itu, tidak heran jika pengembangan UKM di Indonesia sering dianggap secara tidak langsung sebagai kebijakan penciptaan kesempatan kerja atau anti-kemiskinan atau kebijakan redistribusi pendapatan.

Perkembangan usaha industri kecil ini dapat membuka kesempatan kerja bagi orang-orang yang membutuhkan. Namun, dibalik itu semua terdapat kendala-kendala bagi perusahaan industri kecil yang terjadi baik didalam usaha maupun diluar usaha. Kendala yang terjadi didalam usaha misalnya para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) identik dengan masih kurangnya kesadaran untuk menjalankan pembukuan dengan baik, hal


(14)

ini tercermin dalam melakukan pencatatan penilaian atas hasil yang dicapai dalam hal ini kegiatan pencatatan dilakukan hanya dengan melihat berapa uang yang masuk diselisihkan dengan uang yang keluar, tanpa melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari alokasi kegiatan usaha ataupun non usaha, Seringkali dalam skala usaha kecil menengah hasil usaha dikatakan bagus jika pendapatan sekarang lebih tinggi dibanding dengan pendapatan sebelumnya. Padahal indikator dari keberhasilan tidak hanya diukur dari pendapatan saja. Perlu pengukuran atas transaksi atau kegiatan yang terjadi, perlu pengelompokan serta perlu pengihtisaran transaksi-transaksi tersebut. Dengan demikian setiap aktivitas yang berhubungan dengan usaha perusahaan dapat dicatat dan dilaporkan dengan benar. Dengan kurangnya pengetahuan dalam pembukuan, otomatis menghambat mereka menjalankan kegiatan pembukuan keuangan.

Kewajiban penyelenggaraan pencatatan akuntansi yang baik bagi usaha kecil sebenarnya telah tersirat dalam Undang-Undang Usaha Kecil No. 9 tahun 1995 dan dalam Undang-Undang Perpajakan (Pinasti, 2007; 322). Tapi kenyataannya, kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya (Pinasti, 2007; 322).

Sementara minimnya pengetahuan pebisnis UKM dalam pembukuan juga seringkali tidak disertai dengan pemenuhan sumberdaya untuk menjalankan kegiatan akuntansi bisnis. Kesadaran akan pentingnya pembukuan justru sering timbul ketika mereka harus berhadapan dengan institusi atau pihak lain yang mensyaratkan adanya laporan keuangan atau


(15)

istilah modernnya akuntansi, untuk kegiatan tertentu. Misalnya, untuk kepentingan meminjam modal ke bank. Salah seorang manajer klinik usaha kecil dan koperasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), (Idrus, 2000 dalam Pinasti, 2007), menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha.

Teknologi informasi merupakan perpaduan antara teknologi komputer, komunikasi dan otomasi kantor yang telah bercampur menjadi satu sehingga sulit untuk dipisahkan. Diantara berbagai jenis teknologi yang berkembang pesat, teknologi informasi mempunyai dampak yang paling dominan terhadap lingkungan bisnis.

Proses belajar merupakan salah satu faktor yang timbul dari dalam diri pribadi pemilik (faktor internal) mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembentukan persepsi pemilik atas informasi akuntansi keuangan. Murniati (2002) mengatakan bahwa semakin sering pemilik mengikuti pelatihan akuntansi, maka proposi perusahaan tersebut untuk menyiapkan dan menggunakan informasi akuntansi keuangan berbasis teknologi akan semakin tinggi. Dengan kata lain, proses belajar akan mempengaruhi persepsi pemilik untuk dalam penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi

Selain memiliki kemampuan belajar yang tinggi serta beradaptasi dengan lingkungan. pemilik juga harus mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja dan juga harus mempertimbangkan naluri sehingga dapat menggunakan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi dengan baik.

Kemampuan dan keahlian pemilik atau manajer Usaha Kecil dan Menengah saat ini sangat ditentukan dari pendidikan formal yang pernah


(16)

ditempuh. Menurut Murniati (2002 :140) pendidikan manajer atau pemilik perusahaan akan diukur berdasarkan pendidikan formal yang serbah diikuti sehingga pengukurannya bersifat kontinyu. Suhairi (2002) membuktikan adanya pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah.

Koperasi Wanita “WASPADA” merupakan koperasi yang beranggotakan berbagai UKM dengan berbagai jenis usaha. Atas dasar hasil observasi terhadap 5 responden mengenai sistem pencatatan pendapatan, dapat disajikan pada tabel 1.1. sebagai berikut :

Tabel 1.1. Data Pendapatan UKM Di Surabaya Bulan Desember Tahun 2010

No Jenis Usaha Jumlah Penjualan Biaya Keuntungan

1 Industri Sepatu 3 27.708.000,00 9.500.000,00 18.208.000,00

2 Percetakan 6 24.663.000,00 8.250.000,00 16.413.000,00

3 Mebel 4 34.488.000,00 15.502.500,00 18.985.500,00

4 Bengkel 5 30.873.073,00 13.525.000,00 17.348.073,00

5 Bahan Bangunan 7 31.265.502,90 13.575.000,00 17.690.502,90

Sumber : Peneliti

Dari tabel 1.1. diatas dapat diketahui tingkat keuntungan yang diperoleh 5 jenis UKM yang ada di Surabaya selama satu bulan. Dengan melalui wawancara dengan para pengusaha perihal mengenai tingkat pendapatan, dijelasakan bahwa di dalam pencatatan pembukuan dilakukan hanya dengan melihat berapa uang yang masuk diselisihkan dengan uang yang keluar, dan apabila uang yang masuk, lebih besar dari uang yang keluar, maka mereka untung, atau sebaliknya, selain itu mereka juga beranggapan bahwa tujuan mereka mempunyai usaha yaitu untuk menyambung hidup, jadi mereka tidak memerlukan sistem pencatatan yang terlalu rumit. Padahal


(17)

secara akuntansi biaya – biaya yang dikeluarkan dalam mendukung pelaksanaan operasional, misalnya biaya listrik, air, sewa tempat dan biaya tenaga kerja harus ikut diperhitungkan, hal ini dilakukan untuk menentukan harga jual, kalau hal itu dibiarkan oleh para pengusaha terutama pengusaha kecil dan menengah tidak menutup kemungkinan dalam jangka panjang perusahaan tidak bisa mengembangkan usahanya akibat dari tidak dilakukan pengukuran atau penilaian dari setiap aktivitas usaha. Agar bisa melakukan pengakuan, penilaian, pengukuran, setiap pengusaha perlu menciptakan sebuah sistem pencatatan yang baik dari setiap aktivitas usaha tersebut. Dengan sistem pencatatan yang berbasis teknologi nantinya akan dihasilkan pelaporan hasil usaha dan kondisi perusahaan yang benar. (Hidayat, 2004).

Melihat begitu banyak peranan dan manfaat informasi akuntansi dalam menciptakan arus informasi keuangan guna menunjang kelangsungan hidup pengusaha kecil dan menyadari betapa beragamnya pemahaman setiap orang terhadap informasi yang ada, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Pada Usaha Kecil Dan Menengah”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu apakah proses belajar, motivasi, dan tingkat pemahaman berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi ?


(18)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari proses belajar, motivasi, dan tingkat pemahaman terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil manfaat antara lain :

1. Bagi Pengusaha Kecil

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan khususnya dalam hal penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.guna menunjang kelangsungan hidup usaha.

2. Bagi Universitas

Sebagai tambahan khasanah perpustakaan, bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan masalah yang ada.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti untuk mengetahui lebih dalam tentang pentingnya penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi bagi UKM.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain dan dapat dipakai sebagai bahan masukan dan kajian yang terkait dengan penelitian ini, telah dilakukan oleh

1. Utomo (2001) a Judul

“Studi Eksplorasi Tentang Penyebaran Teknologi Informasi Untuk Usaha Kecil dan Menengah“

b Permasalahan

Bagaimana tingkat penyebaran teknologi informasi bagi kalangan UKM di Indonesai?

c Kesimpulan

Dari hasil penelitian membuktikan penyebaran teknologi informasi bagi kalangan UKM merupakan proses panjang yang melibatkan pembelajaran organisasi dan proses social, dan temuan awal menunjukan bukti empiris bahwa tingkat pemahaman berpengaruh terhadap teknologi informasi.

2. Kiryanto (2001) a Judul

“Pengaruh Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil“


(20)

b Permasalahan

Apakah proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan?

c Kesimpulan

Dari hasil penelitian membuktikan proses belajar, motivasi, dan kepribadian berpengaruh terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan

3. Suhairi (2002) a Judul

“Persepsi Akuntan Terhadap Overload Standart Akuntansi Keuangan (SAK) Bagi Usaha Kecil dan Menengah.” b Permasalahan

Apakah faktor - faktor yang meliputi jabatan pemimpin, pendidikan dan pelatihan mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah c Kesimpulan

Dari hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah

4. Pinasti (2007) a Judul

“Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi: Suatu Riset Eksperimen”


(21)

b Permasalahan

Apakah penyelenggaraan dan penggunaan akuntansi berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi?

c Kesimpulan

Dari hasil penelitian membuktikan penyelenggaraan dan panggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset eksperimen ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi.

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama membahas mengenai penyelenggaraan dan penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah, sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada objek, jumlah sampel dan periode penelitian, sehingga penelitian ini bukan merupakan replikasi

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

2.2.1.1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Sampai saat ini definisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) belum disepakati oleh berbagai pihak yang terkait, misalkan kriteria yang digunakan bank adalah berdasarkan jumlah kredit yang diberikan dan Biro Pusat Statistik berdasarkan jumlah tenaga kerja. Oleh sebab itu, dalam Daftar Pertanyaan perlu penjelasan tentang kriteria UKM secara tegas (Suhairi, 2006: 4)


(22)

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2002: 44) UKM dapat didefinisikan sebagai suatu usaha yang dimiliki oleh seseorang dimana pemilik bertanggungjawab secara penuh kepada usaha tersebut termasuk semua resiko dan aktivitas perusahaan.

Selanjutnya menurut Tedjasutisna (2000 : 9) UKM adalah perusahaan kecil yang melakukan kegiatan usahanya, seperti usaha industri maupun non industri (industri rumah, industri kerajinan, jasa). Dimana perusahaan kecil yang dimaksud disini adalah perusahaan yang belum dikelola secara atau lewat manajemen modern dengan tenaga-tenaga professional.

Dari beberapa pemgertiam diatas dapat disimpulkan bahwa UKM adalah usaha yang dimiliki oleh seseorang dimana pemilik bertanggungjawab secara penuh dan perusahaan tersebut belum dikelola secara atau lewat manajemen modern dengan tenaga-tenaga professional.

2.2.1.2. Kriteria Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Ada beberapa kriteria mengenai Usaha Kecil dan Menengah yang tercantum dalam peraturan pemerintah., antara lain :

1. Kriteria menurut UU. RI No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil : a Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua

ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).


(23)

d Berdiri Sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

e Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi.

2. UU. No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Kriteria Usaha Mikro adalah (1) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha (2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Dan Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) - Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) - Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) - Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) - Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).


(24)

3. Badan Pusat Statistik (BPS) :

Memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 - 99 orang.

4. Keppres No. 16 / 1994 :

UKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih maksimum Rp 400.000.000.

2.2.1.3. Kekuatan Usaha Kecil Menengah (UKM)

Menurut Suryana (2001: 85) menyatakan beberapa kekuatan Usaha Kecil dan Menengah, yaitu antara lain :

1. Memiliki kebebasan bertindak.

Bila ada perubahan, misalnya perubahan produk baru, atau teknologi baru, usaha kecil bisa bertindak dengan cepat untuk menyesuaikan dengan keadaan yang berubah tersebut.

2. Fleksibel.

Perusahaan kecil sangat luwes, ia dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat.

3. Tidak mudah goncang.

Karena bahan baku kebanyakan lokal dan sumber daya lainnya bersifat lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktuasi bahan baku impor. Bahkan bila bahan baku impor sangat mahal sebagai akibat tingginya nilai mata uang asing, maka kenaikan


(25)

mata uang asing tersebut dapat dijadikan peluang oleh perusahaan kecil yang menggunakan bahan baku lokal dengan memproduk barang-barang untuk keperluan ekspor.

2.2.1.4. Kelemahan Usaha Kecil Menengah (UKM)

Menurut Suryana (2001: 85) menyatakan beberapa kelemahan Usaha Kecil dan Menengah, yaitu antara lain :

1. Umumnya pengelola small-business merasa tidak memerlukan ataupun tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, analisis perputaran uang tunai atau kas, serta berbagai penelitian lain yang diperlukan suatu aktivitas bisnis.

2. Tidak memiliki perencanaan sistem jangka panjang, sistem akuntansi yang memadai, anggaran kebutuhan modal, struktur organisasi dan pendelegasian wewenang, serta alat-alat kegiatan manajerial lainnya (perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian usaha) yang umumnya diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis yang profit oriented.

3. Kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola, lemah dalam promosi.

4. Kurangnya petunjuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan dan pengawasan mutu hasil kerja dan produk, serta sering tidak konsisten dengan ketentuan order atau pesanan, yang mengakibatkan klaim atau produk ditolak.

5. Pembagian kerja tidak proporsional, sering terjadi pengelola memiliki pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja di luar batas jam kerja standar.


(26)

6. Kesulitan modal kerja atau tidak mengetahui secara tepat beberapa kebutuhan modal kerja, sebagai akibat tidak adanya perencanaan kas. 7. Persediaan yang terlalu banyak, khususnya jenis barang-barang yang

salah (kurang laku).

8. Perkembangan usaha tergantung pada pengusaha yng setiap waktu dapat berhalangan karena sakit atau meninggal.

9. Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik.

10. Perencanaan dan program pengendalian tidak ada atau belum pernah merumuskannya.

2.2.1.5. Peluang Usaha Kecil Menengah (UKM)

Menurut Marbun (1996: 44), peluang yang dapat diraih oleh Usaha Kecil dan Menengah, yaitu antara lain:

1. Belajar ilmu manajemen sederhana 2. Meminta jasa keuangan manajemen

3. Meminta jasa keluarga / kenalan yang pintar 4. Kembali ke bangku belajar

5. Mengalihkan bidang usaha

2.2.1.6. Keberhasilan Usaha Kecil Menengah (UKM)

Menurut Marbun (1996:4) Usaha Kecil dan Menengah, dapat dikatakan berhasil apabila unit usaha tersebut dapat, yaitu antara lain : 1. Merumuskan tujuan dan sasaran usahanya, serta mengadakan


(27)

2. Membuat dan mempraktekan rencana kerja tahunan, setengah tahunan, dan bulanan. Baik menyangkut jumlah atau omset penjualan, jumlah produksi, jumlah biaya operasional, maupun jenis promosinya.

3. Merencanakan hal yang menyangkut biaya pembaharuan, biaya pengembangan atau pendidikan karyawan, biaya pelunasan dan biaya asuransi.

4. Membuat rencana peminjaman modal ke bank untuk membiayai perluasan usaha dan pengembangannya.

5. Merencanakan laba yang patut dicapai demi kelangsungan dan perluasan serta pertumbuhan usahanya.

6. Menjadi besar dan mengadakan persiapan sukses atau pewarisan ke generasi penerus.

Sedangkan menurut Kiryanto (2001: 204), keberhasilan perusahaan kecil atau Usaha Kecil dan Menengah, dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu :

1. Segi ekonomi

Dalam hal ini ditinjau dari adanya peningkatan kekayaan perusahaan di luar pinjaman, misalnya : kenaikan laba, tambahan modal sendiri, dan rasio-rasio yang lain.

2. Segi sosial

Dalam hal ini ditinjau dari adanya kelangsungan hidup perusahaan yang dikaitkan dengan keberadaan karyawan di perusahaan.


(28)

2.2.2. Proses Belajar

2.2.2.1. Pengertian Proses Belajar

Istilah belajar yang dimaksud disini adalah belajar dalam arti kata yang sangat umum, bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasa dilakukan dibangku sekolah, tetapi juga proses belajar yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan ataupun seminar-seminar yang diselenggrakan oleh suatu lembaga pendidikan luar sekolah maupun lembaga pendidikan tinggi, balai pelatihan departemen, atau dinas tertentu dan proses belajar, merupakan perubahan yang relatif konstan dalam tingkah laku yang terjadi karena adanya suatu pengalaman atau latihan (Robbins, 2001 : 67).

Menurut Hamalik (2003: 27) proses belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan

Selanjutnya menurut Slameto (2003: 2) mengartikan proses belajar adalah merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.


(29)

2.2.2.2. Teori Yang Berkaitan Dengan Proses Belajar

Menurut Hilgard dan Bower dalam buku Theories of Learning (1975) dalam (Purwanto, 2006 : 84), belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat manusia.

Menurut Purwanto (2006 : 101) ada beberpa teori yang berkaitan dengan proses belajar, yaitu :

1. Teori Belajar Gesalt

Menurut teori ini, belajar dapat diterangkan sebagai berikut :Pertama, dalam belajar pemahaman atau pengertian merupakan faktor yang penting untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Kedua, dalam belajar pribadi atau organisme memegang peranan yang sangat sentral. Belajar itu tidak hanya dilakukan secara reaktif saja, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan.

2. Teori Belajar Pavlon dan Watson

Menurut teori ini, belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat yang kemudian menimbulkan reaksi. Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan-latihan yang kontinue, yang diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar yang terjadi secara otomatis.


(30)

2.2.3. Motivasi

2.2.3.1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi diambil dari istilah latin movere, berarti “pindah“. Dalam konteks sekarang, motivasi adalah proses-proses yang meminta pengarahan, arahan dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan.

Menurut Supriyono (2000 : 265), motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu. Motivasi seseorang dipengaruhi oleh dorongan intrinsik individu yang bersangkutan dan juga oleh kekuatan eksternal.

Sedangkan menurut Handoko (2001 : 251), motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi pemilik harus bekerja dengan dan melalui orang lain.

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat diartikan bahwa motivasi adalah suatu keadaan atau kondisi yang memberikan dorongan dari dalam diri seseorang yang digambarkan sebagai keinginan, kemauan agar dapat tercapai tujuan.

Dengan memaksimisasi motivasi personel berarti membangkitkan dorongan dalam diri setiap personel untuk mengerahkan usahanya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi. Jika setiap personel memahami sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan setiap personel melaksanakan internalisasi sasaran perusahaan sebagai sasaran pribadi mereka, maka kesesuaian sasaran individu personel


(31)

dengan sasaran perusahaan secara keseluruhan akan terjadi. Kesesuaian antara sasaran individu dengan sasaran perusahaan secara keseluruhan inilah yang akan memotivasi personel untuk mencapai sasaran organisasi, Begitu pula, organisasi perlu membangun personel yang produktif dan berkomitmen untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidup dan bertumbuh, suatu organisasi perlu memotivasi personelnya untuk meningkatkan produktivitas dan komitmen mereka (Mulyadi dan Setyawan, 2001 : 358).

2.2.3.2. Ciri - Ciri Orang Yang Memiliki Motivasi

Menurut S.C Munandar, 1999 (dalam Iyana; 2007) orang yang memiliki motivasi dapat dijabarkan melalui ciri-ciri perilaku yang dapat diamati sebagai berikut :

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak berhenti sebelum selesai)

2. Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa) 3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi 4. Ingin mendalami bidang pengetahuan yang diberikan 5. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin

6. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 7. Senang dan rajin, penuh semangat

8. Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya

9. Mengejar tujuan jangka panjang (dapat menunda kepuasan kebutuhan sesuai yang ingin dicapai).


(32)

2.2.3.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Motivasi

Ada banyak teori motivasi yang berusaha memberikan penjelasan tentang hubungan antara perilaku dan hasilnya, yaitu antara lain :

1. Teori Kebutuhan

Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. (Mangkunegara, 2005 : 94)

Abraham Maslow mengembangkan teori umum tentang motivasi manusia. Menurut dia manusia memiliki lima kelompok kebutuhan yang tersusun dalam suatu hirarkhi, dan berawal dari yang paling dasar , yaitu antara lain :

a. Kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, papan, kesehatan) b. Kebutuhan rasa aman (keamanan, kemerdekaan, perlindungan) c. Kebutuhan social (cinta, berkumpul, berkawan)

d. Kebutuhan harga diri (penghargaan, pengakuan, kepercayaan) e. Kebutuhan aktualisasi diri

2. Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) dari Alderfer

Teori ERG merupakan refleksi dari nama tiga dasar kebutuhan, yaitu (Mangkunegara, 2005 : 98) :

a. Existence needs.

Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi pegawai, seperti makan, minum, pakaian, bernapas, gaji, keamaman kondisi kerja, fringe benefits.

b. Related needs

Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan kerja.


(33)

c. Growth needs.

Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan pegawai.

3. Teori Insting

Teori motivasi Insting timbulnya berdasarkan teori evaluasi Charles Darwin. Darwin berpendapat bahwa tindakan yang intelligent merupakan refleks dan instingtif yang diwariskan. Oleh karena itu, tidak semua tingkah laku dapat direncanakan sebelumnya dan dikontrol oleh pikiran.

Berdasarkan teori Darwin, selanjutnya William James, Sigmund Freud, dan McDougall mengembangkan teori Insting dan menjadikan insting sebagai konsep yang penting dalam psikologi. Teori Freud menempatkan motivasi pada insting agresif dan seksual . McDougall menyusun daftar insting yang berhubungan dengan semua tingkah laku: terbang, rasa jijik, rasa ingin tahu, kesukaan berkelahi, rasa rendah diri, menyatakan diri, kelahiran, reproduksi, lapar, berkelompok, ketamakan, dan membangun. (Mangkunegara, 2005 : 99)

4. Teori Drive

Konsep Drive menjadi konsep yang tersohor dalam bidang motivasi sampai tahun 1918. Woodworth menggunakan konsep tersebut sebagai energi yang mendorong organisasi untuk melakukan suatu tindakan. Kata Drive dijelaskan sebagai suatu aspek motivasi


(34)

dari tubuh yang tidak seimbang. Motivasi didefinisikan sebagai suatu dorongan yang membangkitkan untuk keluar dari tekanan.(Mangkunegara, 2005 : 99)

5. Teori Lapangan

Teori Lapangan merupakan konsep dari Kurt Lewis. Teori ini merupakan pendekatan kognitif untuk memepelajari perilaku dan motivasi. Teori ini lebih memfokuskan pada pikiran nyata seorang pegawai ketimbang pada insting. Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari lapangan pada momen waktu. Kurt Lewin juga percaya pada pendapat para ahli psikologi Gestalt yang menyatakan bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari seorang pegawai dengan lingkungannya. (Mangkunegara, 2005 : 99-100) 6. Teori Dua Faktor-Herzberg

Teori ini disebut juga sebagai Teori Motivasi-Higine yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg. Ia menggunakan teori Abraham Maslow sebagai titik acuannya (Mangkunegara, 2005; 121). Hubungan seseorang dengan pekerjaannya merupakan suatu dasar dan sikap terhadap pekerjaan dapat menentukan sukses atau tidaknya individu itu (Robbins, 2001 ; 169).

Penelitian Herzberg melakukan wawancara terhadap subyek insinyur dan akuntan. Masing-masing subyek diminta menceritakan kejadian yang dialam oleh mereka baik yang menyenangkan atau tidak. Kemudian dianalisis dengan analisis isi untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan atau ketidakpuasan.


(35)

Dua faktor yang dapat menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas menurut Herzberg, yaitu faktor pemeliharaan (maintenance factors) dan faktor pemotivasian (motivational factors). Faktor pemeliharaan disebut pula dissatisfiers, hygiene factors, job context, extrinsic factors yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawas, hubungan dengan subordinate, upah, keamanan kerja, kondisi kerja, dan status. Sedangkan faktor pemotivasian disebut pula satisfier, motivators, job content, intrinsic factors yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan (advancement), work it self, kesempatan berkembang, dan tanggung jawab. (Mangkunegara, 2005 : 121-122)

2.2.4. Tingkat Pemahaman

2.2.4.1. Pengertian Tingkat Pemahaman

Paham memiliki arti pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Tingkat pemahaman dalam penelitian ini adalah tingkat sejauh mana pemilik UKM dalam memahami penggunaan informasi berbasis teknologi, hal ini dapat diukur dengan tingkat pendidikan.

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam arti kata yang sangat umum, bukan hanya menyangkut latar belakang pendidikan formal tetapi juga pendidikan non formal. Pendidikan Formal yaitu sekolah, sedangkan pendidikan non formal berupa pelatihan atau kursus.


(36)

2.2.4.2. Tingkat Pemahaman Terhadap Teknologi Informasi

Menurut Utomo (2001 : 159) Usaha kecil dan Menengah (UKM) dengan kadar pemahaman Teknologi yang tinggi mempunyai kemungikinan mengadopsi dan memanfaatkan teknologi informasi secara ekstensif. Hanya saja, tindakan proaktif dari para pemilik dan manajer perusahaan dalam memobilisasi ketrampilan staf dapat dipandang lebih penting dibandingkan dengan latar belakang teknis yang dimiliki oleh para staf perusahaan. Karena kebanykan Usaha Kecil dan Menengah dikelolah sebagai usaha bebas dengan pola bisnis keluarga, maka sikap positif yang kuat dari para pemilik dan manajer terhadap teknologi informasi akan berpengaruh terhadap penyebaran teknologi informasi di dalam perusahaan.

Namun demikian Usaha Kecil dan Menengah pada umumnya yang tidak memiliki bagian yang secara khusus mengelola teknologi informasi. Mereka awalnya lebih mengandalkan bantuan pihak seperti pemasok dan konsultan untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan penggunaan teknologi informasi yang berbasis komputer.

Ketrgantungan oleh pihak eksternal semakin berkurang manakala para pemilik atau manajer Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah memiliki pemahaman yang cukup terhadap teknologi informasi yang dicapai melalui proses pembelajaran organisasi. Sebagian tanggung jawab terhadap pemanfaatan teknologi informasi kemudian dialihkan kepada staf yang ditunjuk atau bahkan calon penerus yang dikader diperusahaan tersebut..


(37)

2.2.4.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Tingkat Pemahaman Teori Keseimbangan (Equity Theory)

Teori ini dikembangkan oleh Adam. Adapun komponen dari teori ini terdiri dari : (Mangkunegara, 2005 : 120-121)

1. Input, adalah semua nilai yang diterima karyawan yang dapat

menunjang pelaksanaan kerja. Misalnya pendidikan, pengalaman, skill.

2. Outcome, adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan oleh

karyawan. Misalnya upah, keuntungan tambahan, status, symbol, kesempatan untuk berprestasi.

3. Comparison person, adalah berupa seorang karywan dalam organisasi

yang sama, seseorang dalam organisasi lain atau dirinya sendiri dalam pekerjaan sebelumnya.

4. Equity-in equity

Jadi menurut teori ini, puas atau tidaknya karyawan merupakan hasil dari membandingkan antara input-outcome pegawai lain (comparison person). Sehingga jika perbandingan tersebut dirasakan seimbang. maka karyawan tersebut akan merasa puas.

2.2.5. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Sistem Informasi Akuntansi 2.2.5.1. Pengertian Komputer

Istilah komputer berasal dari bahasa asing “to compute” yang berarti menghitung. Jadi secara harfiah komputer dapat berarti mesin hitung. Dengan diartikan sebagai mesin hitung tersebut, maka akan


(38)

menjadi lain artinya dengan fungsi sebenarnya dari sebuah peralatan komputer. Oleh karena itu perkataan computer yang di Indonesiakan dengan istilah “Komputer” lebih tepat bila diartikan sebagai mesin pengolah data.

Menurut Fuori yang dikutip oleh Kuswanto dan Honggo (1997 : 2), menyatakan bahwa komputer adalah suatu pemroses data (data Processor) yang dapat melakukan perhitungan yang besar dan cepat, termasuk perhitungan aritmatika yang besar atau operasi logika tanpa campur tangan manusia yang mengoperasikannya selama pemrosesan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa komputer merupakan seperangkat elektronis yang bekerja secara terorganisasi dan terintegrasi dalam melakukan proses pengolahan data, menyimpan dan menghasilkan output yang menhasilkan informasi secara otomatis berdasarkan instruksi yang berupa program.

2.2.5.2. Sistem dan Informasi

Istilah sistem biasanya menimbulkan gambaran tentang komputer dan program bagi kebanyakan orang. Tetapi pada kenyataanya istilah ini memiliki makna yang lebih luas.

Menurut Bodner dan Hopwood (2000 : 1)sistem adalah kumpulan sumberdaya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Hall (2001 : 5) mengartikan sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau sub sistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.


(39)

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok elemen, komponen atau kerangka kerja yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.

Suatu sistem biasanya dihubungkan dengan informasi. Penggunaaan kata informasi diartikan dengan data. Padahal kedua kata tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. Pendapat Hall [2001 : 4], menyatakan bahwa informasi adalah data yang diproses lebih jauh sehingga mempunyai arti (efek) pada para pemakai, bukan pada fisiknya. Sedangkan data menurut Hall adalah fakta, yang dapat atau tidak dapat diproses (dirangkum atau diperbaiki) dan berpengaruh secara langsung kepada pemakai.

Willkinson (1993 : 7), menyatakan bahwa informasi tediri dari data yang telah ditransfomasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan.

Idealnya informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran. Sedangakan data adalah fakta, angka bahkan simbol mentah. Berbagai data dimasukkan untuk diproses selama tahap masukan, sedangkan informasi tersaji selama tahap keluaran. Data dalam hal ini dapat disamakan dengan bahan baku dan informasi sebagai bahan jadi. Dengan mengamati lebih cermat, dapat diketahui 4 data dan 3 jenis informasi yang berbeda, yaitu :

1. Data rutin dari transaksi eksternal, misalnya : nilai penjualan dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.


(40)

2. Data rutin dari transaksi internal, misalnya jumlah barang yang dipesan.

3. Data non-rutin dari pihak eksternal seperti jumlah kebutuhan akan barang.

4. Data keputusan manajerial internal, misalnya harga barang dan gaji karyawan.

5. Informasi untuk operasi harian, misalnya jumlah barang yang dimiliki.

6. Informasi untuk pengambilan keputusan manajerial, misalnya analisis penjualan dan rasio keuangan.

7. Informasi untuk pihak eksternal, misalnya : pesanan barang untuk pemasok dan laporan keuangan bank.

2.2.5.3. Teknologi Informasi dan Sistem Informasi

Teknologi informasi mempunyai peranan penting dalam transformasi struktur dan proses organisasional terutama sejak teknologi komputer mulai digunakan untuk kepentingan bisnis pada tahun 1950-an.

Teknologi informasi merupakan perpaduan antara teknologi komputer, komunikasi dan otomasi kantor yang telah bercampur menjadi satu sehingga sulit untuk dipisahkan. Diantara berbagai jenis teknologi yang berkembang pesat, teknologi informasi mempunyai dampak yang paling dominan tehadap lingkungan bisnis. Dari sejarah ini dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah sub-sistem atau sistem bagian dari sistem informasi. (Jogiyanto, 2005 : 3)


(41)

Sistem informasi mempunyai enam komponen atau bagian dan salah satu dari komponen sistem informasi adalah teknologi informasi. Teknologi informasi dapat berupa teknologi apapun yang dapat menghasilkan informasi. Sedangkan sistem informasi tidak hanya berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga meliputi perpaduan antara pengetahuan, metode dan teknik penggunaan informasi dalam dunia bisnis.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa antara teknologi informasi dan sistem informasi mempunyai hubungan yang sangat erat. Peran teknologi informasi sebagai alat bantu dalam pembuatan keputusan bisnis pada berbagai fungsi dan sistem informasi bertujuan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakainya.

2.2.5.4. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Menurut Bodnar dan Hopwood [2000 : 1], sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambil keputusan.

Subsistem-subsistem sistem informasi akuntansi memproses transaksi keuangan dan non keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.

Menurut Hall (2001 : 10) sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu :

1. Sistem pemrosesan transaksi-SPT (Transaction Processing System), yang mendukung operasi bisnis setiap hari denagn sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai seluruh operasi.


(42)

2. Sistem pelaporan buku beasar/keuanagan (General Ledger/financial Reporting System), yang menghasilkan laporan keuangan seperti laba rugi, neraca, laporan arus kas, pengembalian pajak dan laporan-laporan lain yang ditetapkan oeh hokum.

3. Sistem pelaporan manajemen-SPM (Management Reporting System), yang menyediakan manajemen internal dengan laporan keuangan dengan tujuan khusus dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan seperti penyusunan anggaran .

2.2.5.5. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi

Pemakai sistem informasi akuntansi dapat dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu pihak ekstern dan pihak intern.

Menurut Bodnar dan William (2000 : 2), pemakai ekstern mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelnggan, pemasok, pesaing, serikat pekerja dan masyarakat secara keseluruhan. Pemakai ekstern menerima dan tergantung pada beragam keluaran dari sistem informasi akuntansi suatu organisasi. Sebagian keluaran ini bersifat rutin.

Sedang pemakai intern ini mencakup terutama para manajemen, kebutuhannnya bervariasi tergantung pada tingkatan dalam organisasi atau terhadap fungsi-fungsi yang dijalankannnya.

2.2.5.6. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis komputer

Untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar, suatu perusahaan harus mmiliki informasi yang baik. Namun apabila salah


(43)

mengidentifikasi kebutuhan sistem, maka akan menjadi boomerang bagi organisasi. Oleh karena itu yang terpenting didalam mnentukan besarnya investasi dibidang teknologi informasi yang cocok ditentukan melalui suatu analisis biaya dan manfaat.

Menurut Bodnar dan William [2000 : 13] beberapa contoh implementasi dari teknologi informasi adalah :

1. Otomasi kantor

Adalah istilah umum yang menjelaskan pemanfaatan teknologi informasi didalam kantor. Sistem otomasi terdiri dari teknologi elektronik yang memungkinkan untuk memproses beragam pesan dari dokumen-dokumen.

Kategori utama otomasi kantor menckup :

a. Pemrosesan teks, mencakup pemrosesan aplikasi yang mengunakan spreadsheet, perangkat lunak grafis dan presentasi, dan palikasi desktop publishing dimana pemakai secra langsung mencetak hasilnya seperti brosur, laporan, manual dan buku-buku b. Pemrosesan pesan, mencakup rentang yang lebar dalam

pelayanan komunikasi seperti pengiriman elektronis (e-mail) dan transmisi faksimili elektronik melelui saluran telepon (faks). c. Sistem pengubah tampilan dokumen-Document Imaging System

Sistem pengubah tampilan dokumen menggunakan komputer untuk secara digital menangkap, menyimpan dan menampilkan dokumen, gambar, grafik dan ilustrasi-ilustrasi lain dengan cara yang sama seperti pemrosesan teks.


(44)

2. Teknologi tanggap-cepat

Istilah sistem tanggap-cepat tamaknya sudah menjelaskan maksudnya sendiri. Tentu saja sistem ini adalah yang “cepat” dan “responsive”. Sistem tamggap ceapat penting untuk Total Quality Performance (TPQ).

Beberapa teknologi berinteraksi untuk membuata sistem tamggap cepat layak digunakan, antara lain :

a. Just In time (JIT)

Sistem penjualan eceran sama dengan sistem persediaan just in time yang digunakan oleh perusahaan manufaktur. Pesanan pembelian untuk barang-barang persediaan dibuat lebih dengan dasar “tarikan permintaan” dibandingkan dengan dasar interval tetap untuk memenuhi tingjkat persediaan tertentu.

Just in time mensyaratkan operasi pemrosesan dengan dasar terus-menerus, untuk meminimalkan atau mengeliminasi persediaan secara keseluruhan dan mengeliminasi kesia-siaan dalam proses manufaktur dan menekankan adanya pengembangan secara terus-menerus dalam operasi.

b. Surat Elektronik- Elektronik mail

Surat elekronik-Elektronik mail mencakup pengiriman teks dan file melalui komunikasi elektronik. Hamper setiap informasi dapat dikirim dengan e-mail, termasuk transaksi-transaksi akuntansi.

c. Pertukaran data elekronik- Elektronik Data interchange (EDI) Pertukaran data elekronik (EDI) adalah pertuakatran dokumen bisnis komputer ke komputer melelui jaringan


(45)

komunikasi. Pertukaran data elektronik berbeda dengan e-mail, dimana pengiriman pesan elekronik dibuat dan diinterpretasikan oleh manusia, sedangkan pertukaran data elektronik dibuat dan diinterpretasikan oleh komputer.

d. Komputer terpadu manufaktur - Computer Integrated Manufcturing (CIM)

Adalah pendekatan terpadu untuk pemanafaatan tknologi informasi pada perusahaan manufaktur. Komponen-komponennya dihubungkan melalui jaringan komputer dan dilengkapi dengan pengoperasian rancangan sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung operasi distribusi.

2.2.6. Pengaruh Proses Belajar Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi

Proses belajar merupakan salah satu faktor yang timbul dari dalam diri pribadi pemilik (faktor internal) mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembentukan persepsi pemilik atas informasi akuntansi keuangan. Dari hasil penelitian Kiryanto (2001) diketahui bahwa proses belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi pemilik atas laporan keuangan.

Selain itu Murniati (2002) mengatakan bahwa semakin sering pemilik mengikuti pelatihan akuntansi, maka proposi perusahaan tersebut untuk menyiapkan dan menggunakan informasi akuntansi keuangan berbasis teknologi akan semakin tinggi. Dengan kata lain, proses belajar akan mempengaruhi persepsi pemilik untuk dalam penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi


(46)

2.2.7. Pengaruh Motivasi Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi

Untuk mencapai keberhasilan perusahaan, seorang pemilik perusahaan kecil dituntut untuk menguasai keterampilan teknis dan juga dituntut untuk memiliki kemampuan belajar yang tinggi serta beradaptasi dengan lingkungan. Selain itu pemilik juga harus mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja dan juga harus mempertimbangkan naluri sehingga dapat menggunakan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi dengan baik, dan dapat menunjang atau meningkatkan keberhasilan mengelola perusahaannya.

Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data oleh sistem komputer tidak hanya harus akurat dan cepat, namun harus pula diperhatikan relevansinya dengan kebutuhan tugas terutama pihak manajemen. Dari hasil penelitian Kiryanto (2001) diketahui bahwa motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi pemilik atas laporan keuangan.

Untuk Semangat kerja yang tinggi serta bersemangat untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, maka diharapkan semakin kuat motivasi seorang pemilik untuk mempelajari bagaimana teknologi informasi dimanfaatkan dan mempunyai efek positif terhadap kinerja individual.

Informasi yang dihasilkan akan dipergunakan sebagai landasan pengetahuan bagi manajemen dalam mengambil keputusan yang strategis dan operasional dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan (Jurnali, 2001)


(47)

2.2.8. Pengaruh Tingkat Pemahaman Terhadap Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi

Tingkat pemahaman dalam penelitian ini adalah tingkat sejauh mana pemilik UKM dalam memahami penggunaan informasi berbasis teknologi, hal ini dapat diukur dengan tingkat pendidikan.

Menurut Murniati (2002 :138) Kemampuan dan keahlian pemilik atau manajer Usaha Kecil dan Menengah saat ini sangat ditentukan dari pendidikan formal yang pernah ditempuh. Tingkat pendidikan yang rendah (tingkatan pendidikan sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah umum) pemilik atau manajer akan rendah penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi dibandingkan dengan tingkatan pendidikan formal yang tinggi (perguruan tinggi) pemilik atau manajer.

Menurut Murniati (2002 :140) pendidikan manajer atau pemilik perusahaan akan diukur berdasarkan pendidikan formal yang serbah diikuti sehingga pengukurannya bersifat kontinyu. Pendidikan formal yang dimaksud adalah pendidikan yang diperoleh dibangku sekolah formal antara lain sekolah dasar (SD), Sekolah Mengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU), Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana)

Suhairi (2002) membuktikan adanya pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Utomo (2001) membuktikan penyebaran teknologi informasi bagi kalangan UKM merupakan proses panjang yang melibatkan pembelajaran organisasi dan proses social, dan temuan awal menunjukan bukti empiris bahwa tingkat pemahaman berpengaruh terhadap teknologi informasi.


(48)

2.3. Kerangka Pikir

Untuk memudahkan analisis dan menguji hipotesis, maka dapat digambarkan dalam suatu bagan kerangka pikir, ynag disajikan pada gambar 2.1, sebagai berikut.

Gambar. 2.1 : Diagram Kerangka Pikir

Uji Statistik Regresi Linier Berganda

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu diduga proses belajar, motivasi, dan tingkat pemahaman berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.

Motivasi (X2) Proses Belajar

(X1)

Tingkat Pemahaman (X3)

Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak variabel tersebut (Nazir, 2005 : 126)

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) variabel (X) yaitu proses belajar (X1), motivasi (X2), dan tingkat

pemahaman (X3), dan 1 (satu) variabel (Y) yaitu penggunaan informasi

akuntansi berbasis teknologi

Adapun definisi operasional dari masang – masing variabel tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Variabel (X) :

a. Proses Belajar (X1)

Proses belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengamatan dalam suatu cara yang berbeda baik proses belajar formal maupun informal. Keberhasilan seseorang tergantung pada kemampuan belajarnya.

b. Motivasi (X2)

Motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan yang ada pada diri sendiri setiap individu untuk memulai


(50)

dan mengarahkan perilaku, mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk keuntungan bagi pemilik yang akan membuka usahanya.

c. Tingkat pemahaman (X3)

Tingkat pemahaman dalam penelitian ini adalah tingkat sejauh mana pemilik UKM dalam memahami informasi akuntansi berbasis teknologi.

2. Variabel (Y)

Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi

Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi adalah merupakan tingkat sejauh mana pemilik UKM dalam penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi dalam menjalankan usahanya

3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. Menurut Nazir, (2005 : 131) skala interval.yaitu suatu pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak yang sama dari suatu ciri / sifat yang diukur, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan adalah semantik deferensial Menurut Nazir (2005 : 344) skala semantik deferensial ini dapat digunakan untuk mengukur pengertian suatu objek / konsep oleh seseorang.


(51)

Dalam Semantic Defferential ini responden diminta untuk menilai suatu objek dengan menggunakan skala 5 (lima) poin dengan pola sebagai berikut

1 2 3 4 5

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju terhadap pertanyaan yang diberikan, jawaban 5, berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah merupakan kelompok subjek/objek yang memiliki ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subjek/objek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004 : 44). Populasi dalam penelitian ini adalah Anggota Koperasi Wanita WASPADA yang sudah menggunakan informasi akuntansi berbasis teknologi 25 indutri

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004: 44).


(52)

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2006: 96).

Berdasarkan teknik penentuan sampel tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25 UKM

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 25 responden.

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:sebagai berikut

1 Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data (Nazir, 2005 : 203).


(53)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian langsung pada obyek yang diteliti.(Nazir, 2005 : 212).

3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas Data

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006 : 135)

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai rhitung > rtabel dan nilai r

positif, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah valid (Ghozali, 2006 : 135)

3.4.2. Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006 : 132).

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha > 0,60, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah reliabel (Ghozali, 2006 : 133)

3.4.3. Uji Normalitas

Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel – variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, digunakan uji Kolmogorov Smirnov


(54)

Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah berdistribusi normal(Sumarono, 2004 :40)

3.5. Asumsi Klasik

Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji regrasi ini tidak bias (Sesuai dengan tujuan)

Untuk mengambil keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedasitas (Gujarati, 1999 : 153)

1. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan cara uji Durbin-Watson (DW test), tetapi dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan. (Gujarati, 1999 : 201).

2. Multikolineritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikoliniaritas adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor).


(55)

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas (Ghozali, 2006 : 57-59)

3. Heteroskedasitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas adalah dengan uji korelasi rank spearman

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig (2-tailed) > 0,05, maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas (Santoso, 2001 : 161)

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan model persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

(Anonim, 2009: L-21) Keterangan :

Y = Pengggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi


(56)

X1 = Proses Belajar

X2 = Motivasi

X3 = Tingkat pemahaman β1…3 = Koefisien regresi

e = Standart Error

3.6.2. Uji Hipotesis

3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model

Uji ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh proses belajar, motivasi, dan tingkat pemahaman terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.

Hipotesis Statistik

1. Ho: β1 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok

guna melihat pengaruh proses belajar, motivasi, dan tingkat pemahaman terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.

H1: β1 ≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok guna

melihat pengaruh proses belajar, motivasi, dan tingkat pemahaman terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 3. Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh proses belajar, motivasi, dan tingkat


(57)

pemahaman terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima

yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh proses belajar, motivasi, dan tingkat pemahaman terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.

3.6.2.2. Uji Parsial

Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh proses belajar, motivasi, dan tingkat pemahaman secara parsial terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.

Hipotesis Statistik

1. H0 : β1 = 0, menunjukkan bahwa proses belajar, motivasi, dan tingkat

pemahaman berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.

H1 : β1≠ 0, menunjukkan bahwa proses belajar, motivasi, dan tingkat

pemahaman tidak berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi. 2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05

3. Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

yang berarti bahwa proses belajar, motivasi, dan tingkat pemahaman tidak berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.


(58)

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima

yang berarti bahwa proses belajar, motivasi, dan tingkat pemahaman berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi.


(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Koperasi Wanita WASPADA

Koperasi Wanita WASPADA didirikan pada tahun 1950. Koperasi ini merupakan koperasi yang beranggotakan berbagai jenis Usaha Kecil Menengah (UKM).

Berdirinya Koperasi Wanita WASPADA ini dilatarbelakangi karena di daerah sekitar banyak rentenir yang menawarkan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Dan pada akhirnya timbul gagasan untuk mendirikan koperasi yang menyediakan dana bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan bungayang rendah.

4.1.2. Visi dan Misi Visi

Meningkatkan Koperasi Wanita “WASPADA” sebagai organisasi koperasi yang handal dan tangguh dengan dukungan sumber daya manusia yang professional, serta penerapan sistem tanggung renteng yang efektif melalui pemberdayaan anggota sehingga dapat meningkatkan ekonomi mereka.

Misi

Meningkatkan pelayanan koperasi dan kualitas sumber daya manusia untuk dapat menumbuh kembangkan kehidupan yang lebih bertanggung jawab (Mandiri) dan berkesinambungan.


(60)

4.1.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan segenap tugas pekerjaan dan memberi kejelasan dalam pembagian tugas, hubungan kerja, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing unsur guna mencapai tujuan organisasi.

Berikut ini merupakan struktur Organisasi Koperasi WASPADA,.yang dapat disajikan pada gambar 4.1, sebagai berikut :

Gambar 2 : Struktur Organisasi

Koperasi Wanita “WASPADA” Sumber : Koperasi Wanita “WASPADA”, 2010

Adapun tugas dan tanggung jawab kepengurusan pada Koperasi WASPADA adalah sebagai berikut :

1. Ketua

Memimpin dan mengawasi semua kegiatan anggota pengurus untuk mencapai tujuan, memimpin Rapat Anggota atau Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan atas nama pengurus memberikan laporan pertanggungjawabab kepada Rapat Anggota Tahunan tersebut.

Rapat Anggota

Pengawas Ketua Umum

Ketua I Ketua I


(61)

2. Sekretaris

Bertanggungjawab memimpin Rapat anggota atau Rapat Anggota Tahunan (RAT) jika ketua tidak bisa hadir, bertanggungjawab mengkoordinasi atau menyelesaikan semua masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian kegiatan.

3. Bendahara I

Bertanggungjawab mengkoordinasi serta menyelesaikan semu permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian kegiatan akuntansi.

4. Bendahara II

Bertanggungjawab mengkoordinasikan serta memecahkan atau menyelesaikan semua permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian kegiatan pencocokan dan penelitian serta perbendaharaan atau keuangan.

5. Karyawati

Bertanggungjawab membantu menyelesaikan rencan kerja dari masing-masing pengurus.

6. Pengawas

Bertugas dan berkewajiban melakukan pengawasan dan pemeriksaan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali atas tata kehidupan kopersi yang meliputi organisasi, usaha, keuangan, pembukuan, dan pelaksanaan kebijakan pengurus.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang


(62)

disebar pada 25 responden (Anggota Koperasi Wanita WASPADA yang sudah menggunakan informasi akuntansi berbasis teknologi) dan kuesioner tersebut terdiri dari 17 item pernyataan yang dibagi menjadi 4 bagian

Untuk memperjelas uraian di atas, maka berikut ini adalah hasil dari jawaban kuisioner untuk masing masing variabel, yaitu sebagai berikut:

1 Bagian I berkaitan dengan pernyataan mengenai “Proses Belajar (X1)”

Proses belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengamatan dalam suatu cara yang berbeda baik proses belajar formal maupun informal. Keberhasilan seseorang tergantung pada kemampuan belajarnya.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai proses belajar, dapat dilihat pada tabel 4.1, sebagai berikut :

Tabel. 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Proses Belajar (X1)

Item Pertanyaan

Jawaban Quisioner

1 2 3 4 5

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp % 1 9 36.00 7 28.00 1 4.00 2 8.00 6 24.00

2 10 40.00 7 28.00 1 4.00 3 12.00 4 16.00

3 8 32.00 5 20.00 4 16.00 3 12.00 5 20.00

4 5 20.00 11 44.00 3 12.00 2 8.00 4 16.00

5 9 36.00 8 32.00 1 4.00 3 12.00 4 16.00

6 10 40.00 4 16.00 4 16.00 2 8.00 5 20.00

7 8 32.00 5 20.00 4 16.00 1 4.00 7 28.00

Mean 33.71 26.86 10.29 9.14 20.00

Sumber : Lampiran. 1

Berdasarkan dari tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 1 atau jawaban sangat tidak


(63)

setuju yaitu sebesar 33,71% yang artinya bahwa tingkat proses belajar yang dimiliki oleh 25 responden (Anggota Koperasi Wanita WASPADA yang sudah menggunakan informasi akuntansi berbasis teknologi) adalah rendah.

2 Bagian II berkaitan dengan pernyataan mengenai “Motivasi (X2)”

Motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan yang ada pada diri sendiri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku, mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk keuntungan bagi pemilik yang akan membuka usahanya.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai motivasi, dapat dilihat pada tabel 4.2, sebagai berikut :

Tabel. 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Motivasi (X2)

Item Pertanyaan

Jawaban Quisioner

1 2 3 4 5

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp %

1 16 64.00 4 16.00 1 4.00 1 4.00 3 12.00

2 10 40.00 10 40.00 1 4.00 1 4.00 3 12.00

3 11 44.00 9 36.00 1 4.00 0 - 4 16.00

4 13 52.00 6 24.00 2 8.00 2 8.00 2 8.00

Mean 50.00 29.00 5.00 4.00 12.00

Sumber : Lampiran. 2

Berdasarkan dari tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 1 atau jawaban sangat tidak setuju yaitu sebesar 50,00% yang artinya bahwa tingkat motivasi yang dimiliki oleh 25 responden (Anggota Koperasi Wanita WASPADA yang


(64)

sudah menggunakan informasi akuntansi berbasis teknologi) adalah rendah.

3 Bagian III berkaitan dengan pernyataan mengenai “Tingkat Pemahaman (X3)”

Tingkat pemahaman dalam penelitian ini adalah tingkat sejauh mana pemilik UKM dalam memahami informasi akuntansi berbasis teknologi.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai tingkat pemahaman, dapat dilihat pada tabel 4.3, sebagai berikut :

Tabel. 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Tingkat Pemahaman (X3)

Item Pertanyaan

Jawaban Quisioner

1 2 3 4 5

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp %

1 8 32.00 7 28.00 1 4.00 5 20.00 4 16.00

2 8 32.00 5 20.00 5 20.00 4 16.00 3 12.00

3 8 32.00 9 36.00 3 12.00 1 4.00 4 16.00

Mean 32.00 28.00 12.00 13.33 14.67

Sumber : Lampiran. 3

Berdasarkan dari tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 1 atau jawaban sangat tidak setuju yaitu sebesar 32,00% yang artinya bahwa tingkat tingkat pemahaman yang dimiliki oleh 25 responden (Anggota Koperasi Wanita WASPADA yang sudah menggunakan informasi akuntansi berbasis teknologi) adalah rendah.

4 Bagian IV berkaitan dengan pernyataan mengenai “Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi (Y)”


(65)

Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi adalah merupakan tingkat sejauh mana pemilik UKM dalam penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi dalam menjalankan usahanya

Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai tingkat penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi, dapat dilihat pada tabel 4.4, sebagai berikut :

Tabel. 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi (X3)

Item Pertanyaan

Jawaban Quisioner

1 2 3 4 5

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp % 1 6 24.00 7 28.00 5 20.00 3 12.00 4 16.00

2 6 24.00 3 12.00 5 20.00 5 20.00 6 24.00

3 6 24.00 8 32.00 2 8.00 6 24.00 3 12.00

Mean 24.00 24.00 16.00 18.67 17.33

Sumber : Lampiran. 4

Berdasarkan dari tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 1 dan skor 2 dengan jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju yaitu sebesar 24,00% yang artinya bahwa tingkat penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi yang dimiliki oleh 25 responden (Anggota Koperasi Wanita WASPADA yang sudah menggunakan informasi akuntansi berbasis teknologi) adalah rendah.

4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis. 4.3.1. Uji Analisis Data


(1)

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel proses belajar (X1) secara parsial berpengaruh negatif terhadap variabel penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi (Y), maka hipotesis yang diajukan tidak terbukti kebenarannya.

2. Variabel motivasi (X2) secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi (Y), maka hipotesis yang diajukan terbukti kebenarannya.

3. Variabel tingkat pemahaman (X3) secara parsial berpengaruh negatif terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi (Y), maka hipotesis yang diajukan tidak terbukti kebenarannya.

4. Berdasarkan hasil penelitian juga membuktikan bahwa untuk mencapai keberhasilan perusahaan, seorang pemilik perusahaan kecil menengah dituntut untuk menguasai keterampilan teknis dan juga dituntut untuk memiliki kemampuan belajar yang tinggi serta beradaptasi dengan lingkungan. Selain itu pemilik juga harus mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja dan juga harus mempertimbangkan naluri sehingga dapat menggunakan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi dengan baik.


(2)

68

5.2. Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam peningkatan penggunaan Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi, dimasa yang akan datang, yaitu antara lain :

1. Bagi Peneliti

Di dalam pengambilan jumlah sampel, hendaknya yang diambil jangan hanya berasal dari Koperasi Wanita WASPADA, dimana kemungkinan penelitian ini akan menunjukkan hasil yang berbeda bila respondennya tidak hanya pada anggota Koperasi Wanita WASPADA saja, tetapi juga koperasi lainnya yang ada di Surabaya, Hal ini juga akan mempengaruhi pengambilan sampel, sehingga jumlahnya sedikit

2. Bagi UKM

Agar bisa melakukan pengakuan, penilaian, pengukuran, setiap pengusaha perlu menciptakan sebuah sistem pencatatan yang baik dari setiap aktivitas usaha tersebut. Dengan sistem pencatatan yang berbasis teknologi nantinya akan dihasilkan pelaporan hasil usaha dan kondisi perusahaan yang benar.

3. Bagi Universitas

Untuk menambah referensi pengetahuan pada UPN “VETERAN“ Jawa Timur pada khususnya, serta peneliti pada umumnya Untuk itu peneliti selanjutnya hendaknya memperhatikan dari adanya pengaruh dari variabel – variabel lain yang diteliti, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain


(3)

69

yang kemungkinan berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi,


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks

Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, FE UPN “ Veteran “ Jawa Timur.

Bodnar, George H dan William S Hopwood, 2000, Sistem IinformasiAkuntansi, buku satu, Terjemahan Amir Abadi Yusuf dan Rudi M. Tambunan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Edisi Tiga, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa : Zain, Sumarno,

Penerbit Erlangga, Jakart

Hall, James A, Sistem Informasi Akuntansi, 2001, Buku satu, Terjemahan Amir Abadi Yusuf, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hamalik, Oemar, 2003, Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Bandung:

Handoko, T, Hani., 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi Dua, Yogyakarta ; BPFE.

Jogiyanto, 2005, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit ANDI, Yogyakarta

Kuswanto, M Yusuf dan Johny Honggo, 1997, Pengantar Aplikasi Komputer, Jakarta

Mangkunegara, Prabu A., 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Marbun, BN, 1996, Manajemen Perusahaan Kecil, Edisi Pertama, Penerbit PT. Pustaka Binanam Pressindo, Jakarta.

Nazir Moch. 2005, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Purwanto, Ngalim, 2006, Psikologi Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Penerbit Elex Media Komputindo


(5)

Slameto, 2003, Belajar dan Faktor - faktor yang Mempengaruhiny, Penerbit Rineka Cipta. .Jakarta,:

Stephen P. Robbins, 2001, Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Edisi Kedelapan. Jilid I. Alih bahasa : Hadyana Pujaatmaka. Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta, Bandung. Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi

Akuntansi Pembangunan Nasional “ Veteran “ Surabaya.

Supriyono, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, jilid 1, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Suryana, 2001, Kewirausahaan, Edisi Revisi, PT. Salemba Emban Patria, Jakarta..

Tedjasutisna, A, 2000, Membuka Usaha kecil. Penerbit Armico, Bandung

Wilkinson, Joseph W, 1993, Sistem Akunting Dan Informasi, Terjemahan Marianus Sinaga dan Herman Wibowo, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Jurnal

Murniati, 2002. ““Investigasi Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penyiapan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Perusahaan Kecil

dan Menengah”, Simposium Nasional Akuntansi 5, Semarang.

Pinasti, Margani, 2007, “Pengaruh penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi: Suatu Riset Eksperimen”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI), Vol. 10, No. 3, September.

Sutapa, Dedi Rusdi, Kiryanto, 2001. Pengaruh Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil , Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol .4, No.2, Mei 2001, Hal 199-211.

Suhairi, Wahdini, 2006. “Persepsi Akuntan Terhadap Overload Standart

Akuntansi Keuangan (SAK) Bagi Usaha Kecil dan Menengah”,

Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.

Utomo, Hargo, 2001. “Studi Eksplorasi Tentang Penyebaran Teknologi

Informasi Untuk Usaha Kecil dan Menengah“, Jurnal Ekonomi dan


(6)

Skripsi

Iyana, Dian M. U., 2007, Pemodelan Kreativitas Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik Dan Kecerdasan Enterpreneurial Dengan Metode Structural Equation Modelling Pada Mahasiswa Teknik Industri (Studi Kasus : UPN “Veteran” Jawa Timur), Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.