11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory
Menurut Anthony dan Govindarajan 2005 hubungan agensi ada ketika salah satu pihak prinsipal menyewa pihak lain agen untuk melaksanakan suatu
jasa. Teori keagenan juga disebut teori kontraktual yang memandang suatu perusahaan sebagai suatu perikatan kontrak antara anggota-anggota perusahaan
Jensen dan Meckling, 1986. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Oleh karena
itu manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan pemegang saham diskresi manajemen, sehingga manajemen wajib
mempertanggungjawabkan semua kinerjanya kepada pemegang saham. Teori keagenan secara umum dibahas dua hal Mahadwartha dan Jogiyanto,
2002 yaitu: 1 positive agency memfokuskan pembahasan mengenai hubungan antara pihak agen dengan prinsipal. 2 principal agent research membahas
cakupan yang lebih luas yaitu mengenai semua hubungan atau konflik kepentingan antara satu pihak dengan pihak lainnya dimana pihak yang satu tidak melaksanakan
instruksi atau perintah pihak kedua. Messier et al. 2006 menyatakan bahwa hubungan keagenan ini
menimbulkan dua permasalahan, yaitu asimetri informasi dan konflik kepentingan. Asimetri informasi terjadi ketika manajemen mengetahui lebih banyak informasi
serta keadaan di dalam perusahaan jika dibandingkan dengan pemegang saham.
12
Sedangkan konflik keagenan disebabkan oleh tindakan manajemen yang tidak selalu mementingkan kesejahteraan pemegang saham dan kedua belah pihak
memiliki tujuan yang berbeda. Menurut Jensen dan Meckling 1976 ada dua jenis permasalahan yang
ditimbulkan oleh asimetri informasi, yaitu: 1
Adverse selection, adalah keadaan dimana pemegang saham tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar-benar
didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
2 Moral hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika manajemen tidak
melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja dan cenderung bertindak oportunis.
Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak dapat fairness yaitu mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis
memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal kepada agen. Inti dari teori
keagenan adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan Scott, 1997 dalam
Purnami, 2011
13
Teori keagenan dilandasi oleh tiga buah asumsi Eisenhardt, 1989 yaitu. 1
Asumsi tentang sifat manusia Manusia pada dasarnya memiliki karakteristik mementingkan diri sendiri
self interest, memiliki keterbatasan rasionalitas bounded rationality, dan tidak menyukai risiko risk aversion.
2 Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asumsi asimetris antara
prinsipal dan agen. 3
Asumsi tentang informasi Sebuah informasi memiliki nilai yang dianggap dapat diperjualbelikan
sehingga para pihak yang membutuhkan informasi perlu melakukan pengorbanan untuk memeroleh informasi tersebut.
Teori keagenan memberikan landasan utama dalam kaitannya dengan penyediaan informasi mengenai aktivitas yang telah terjadi. Informasi merupakan
salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, sehingga sangat dibutuhkan pihak yang kompeten dalam menyediakan informasi berkaitan dengan risiko dan
kemungkinan mengendalikan sifat opportunistic manajemen.
2.1.2 Mekanisme Untuk Mengurangi Masalah Agensi