METODOLOGI PENELITIAN TENTANG PERANAN PENDIDIKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TENTANG PERANAN PENDIDIKAN

AGAMA KATOLIK PAK DI SEKOLAH BAGI PERKEMBANGAN TANGGUNG JAWAB SISWA DI SMA STELLA DUCE II YOGYAKARTA Pada bab ini akan diuraikan tiga bagian pokok yaitu, penelitian Pendidikan Agama Katolik bagi perkembangan tanggungjawab siswa SMA Kelas XI SMA Stella Duce II Yogyakarta yang meliputi tujuan, manfaat, jenis, metode, tempat dan waktu, responden, instrumen, variabel, hasil penelitian dan pembahasan penelitian. Untuk mengetahui peranan Pendidikan Agama Katolik dan perkembangan tanggungjawab siswa SMA Stella Duce II Yogyakarta maka diadakan penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. Adapun metodologi penelitiannya adalah sebagai berikut: A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Agama Katolik merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam membantu mengembangkan iman serta kepribadian para peserta didik untuk menjadi pribadi yang lebih matang, baik di dalam maupun di luar sekolah. Pendidikan Agama Katolik memiliki kedudukan yang sama dengan mata pelajaran yang lain. Namun sering kali Pendidikan Agama Katolik dipandang sebelah mata, sehingga terkadang dianggap sebagai mata pelajaran tambahan saja. Sekolah-sekolah Katolik tentu sudah memiliki ketentuan dan cara tersendiri dalam mengemas proses pembelajaran agama, namun tetap pada tujuan yang sama yakni mengembangkan iman peserta didik secara lebih mendalam dan utuh. 58 Sebagai peserta didik yang sedang memasuki usia remaja, setiap individu mengalami proses perkembangan yang berbeda-beda. Perkembangan menuju pribadi yang utuh dan mampu bertanggung jawab bukanlah proses yang mudah dicapai. Guru Pendidikan Agama Katolik memiliki peran yang sangat penting untuk menghidupkan semangat para peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik itu sendiri. Dengan semangat, tentunya akan semakin mendukung peserta didik untuk semakin menghayati serta mendalami apa yang disampaikan di dalam materi yang ada. Komunikasi dan kreatifitas dari guru ikut mempengaruhi keaktifan peserta didik di dalam proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada sekarang ini, dan dari teori-teori mengenai Pendidikan Agama Katolik serta gambaran pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik di SMA Stella Duce II Yogyakarta, maka penulis mengadakan penelitian. Penelitian dilakukan untuk siswa Kelas XI. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peranan Pendidikan Agama Katolik bagi perkembangan tanggung jawab. Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan data yang dapat membuktikan bahwa Pendidikan Agama Katolik berperanan bagi perkembangan tanggung jawab di SMA Stella Duce II Yogyakarta sehingga akan menghasilkan suatu pendampingan bagi remaja agar dapat membentuk pribadi yang matang dan bertanggung jawab. B. Tujuan Penulisan Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilaksanakan di SMA Stella Duce II Yogyakarta adalah: 59 1. Memaparkan apa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Katolik. 2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perkembangan tanggung jawab. 3. Memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik dalam mengembangkan tanggung jawabnya sebagai siswa di SMA Stella Duce II Yogyakarta, begitu juga dalam keluarga maupun kehidupan masyarakat. B. Manfaat Penulisan Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilaksanakan di SMA Stella Duce II Yogyakarta adalah: 1. Memberikan sumbangan gagasan dan hasil penulisan bagi dalam meningkatkan tujuan Pendidikan Agama Katolik bagi perkembangan tanggung jawab dirinya dalam kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. 2. Menemukan dampak positif akan pentingnya Pendidikan Agama Katolik dalam pengembangan tanggung jawab siswa kelas XI SMA Stella Duce II Yogyakarta. 3. Mendapatkan pemahaman pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik dan perkembangan yang dialami oleh siswa dalam tanggung jawabnya sebagai siswa secara lebih utuh. C. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ex post facto. Riduwan 2007: 50 mengutip pendapat Sugiyono bahwa penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan 60 kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. D. Metode Penulisan Metode penulisan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Metode survey biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif Riduwan, 2007: 49. Dengan metode ini, maka akan diperoleh gambaran sejauh mana siswa kelas XI SMA Stella Duce II Yogyakarta dapat menemukan peranan Pendidikan Agama Katolik PAK demi pengembangan tanggungjawab para naradidik. E. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Stella Duce II Yogyakarta. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013. F. Responden Penelitian Pengambilan sampel harus didasarkan pada ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu. Subjek yang diambil benar-benar merupakan subjek yang paling banyak terdapat pada populasi. Pengambilan sampel dengan teknik purposive ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga dapat mewakili populasi Suharsimi Arikunto, 1997: 117. Purposive 61 Sampling dikenal juga sebagai sampling pertimbangan yakni teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu Riduwan, 2007: 63. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah dapat menentukan besarnya sampel berdasarkan pertimbangan informasi yang diperoleh. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksium Sugiyono, 2010: 301. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2010: 297. Jumlah populasi yang ada di SMA Stella Duce II khususnya kelas XI ada 125 siswa yang dibagi dalam 5 kelas, yakni XI IPA, XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan XI Bahasa. Responden dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI IPS1 dan XI IPS2 SMA Stella Duce II Yogyakarta yang berjumlah 62 siswi, masing-masing kelas sebanyak 20 siswi dari 40 siswi yang akan diteliti. Penelitian ini dibatasi pada kelas XI IPS 1 dan 2 saja karena mengingat begitu banyaknya kelas sehingga dimaksudkan agar sampel penelitian tidak terlalu banyak. G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dapat diwujudkan dalam benda misalnya: angket, daftar cocok, dan lain-lain. Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data Suharsimi Arikunto, 62 1997: 126. Untuk memperoleh data penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada para siswa. Kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sugiyono, 2010: 199. Kuesioner sangat cocok untuk digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Jenis kuesioner yang digunakan yakni kuesioner tertutup, artinya kuesioner disusun dengan menyediakan pilihan jawabannya, sehingga responden hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih Suharsimi Arikunto, 1997: 129. Responden tidak memiliki kebebasan untuk memberikan jawaban sesuai keinginan mereka. Kuesioner tertutup merupakan instrument yang cocok untuk mendapatkan jawaban tentang peranan Pendidikan Agama Katolik bagi perkembangan tanggungjawab di SMA Stella Duce II Yogyakarta sehingga hal ini dapat menyadarkan bahwa Pendidikan Agama Katolik sangat penting sehingga para siswa perlu meningkatkan kesadarannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggungjawab, baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat. Dalam hal ini kuesioner ditujukan kepada para siswa kelas XI IPS sebagai responden penelitian. H. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal 63 tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2010: 60. Aspek-aspek yang akan diteliti sehubungan dengan peranan Pendidikan Agama Katolik bagi perkembangan tanggungjawab siswa SMA Stella Duce II Yogyakarta. Oleh karena itu, penulis mengelompokkan variabel penelitian ke dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3: Variabel Penelitian Pendidikan Agama Katolik No Variabel yang Diungkap Aspek yang Diungkap Nomor Soal Jml 1. Peranan Pendidikan Agama Katolik  Pemahaman Tentang Agama Katolik  Pemahaman Tentang Materi PAK  Metode Pembelajaran  Suasana Dan Interaksi Dalam Pembelajaran PAK  Sarana Dalam Pembelajaran  Peranan Guru PAK 1, 2 3, 4 5,6,7 8, 9 10, 11 12, 13, 14, 15, 16 2 2 3 2 2 5 2. Perkembangan Tanggung Jawab  Keaktifan Dalam Kegiatan Gerejani  Tanggung Jawab Dalam Kegiatan Doa Lingkungan  Tanggung Jawab Sebagai Warga Sekolah  Keaktifan Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah  Tanggung Jawab Terhadap Teman, Anggota Sekolah, Lingkungan dan Masyarakat 17, 18 19, 20 21, 22 23 24, 25 2 2 2 1 2 TOTAL 25 I. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari data sebelumnya, maka pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian dan 64 pembahasaannya berdasarkan variabel penelitian seperti yang tercantum dalam variabel penelitian. 1. Gambaran Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik PAK di SMA Stella Duce II Yogyakarta Gambaran pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik terdiri dari berbagai macam proses pembelajaran berdasarkan kondisi dan keadaan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari yang membantu memperdalam pemahaman peserta didik dengan imannya. Seperti metode, sarana, suasana dan interaksi dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat dari hasil kuesioner pada tabel di bawah ini: Tabel 4: Pemahaman siswa tentang Pendidikan Agama Katolik N=40 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen 1 2 3 4 5 1 PAK memiliki peranan penting dalam mengembangkan iman serta pribadi siswa di sekolah a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju 17 23 42,5 57,5 2 PAK memiliki kedudukan sama dengan mata pelajaran yang lain a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju 4 29 7 10 72,5 17,5 3 Penilaian siswa terhadap Pendidikan Agama Katolik yang diterima selama di sekolah a. Sangat baik b. Baik c. Cukup baik d. Kurang baik 1 27 11 1 2,5 67,5 27,5 2,5 4 Materi PAK dapat diterima oleh murid a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak d. Tidak sama sekali 14 25 1 35 62,5 2,5 65 Dari 40 responden, ada 17 responden sangat setuju bahwa Pendidikan Agama Katolik memiliki peranan penting dalam mengembangkan iman serta pribadi peserta didik di sekolah 42,5 dan 23 responden setuju 57,5. Sebanyak 29 responden setuju Pendidikan Agama Katolik memiliki kedudukan yang sama dengan mata pelajaran lain 72,5 dan 7 responden tidak setuju bahwa Pendidikan Agama Katolik memiliki kedudukan yang sama dengan mata pelajaran lain 17,5. Sebanyak 27 responden yang mengatakan bahwa Pendidikan Agama Katolik yang diterima dengan baik 67,5 dan 1 responden mengatakan Pendidikan Agama Katolik yang diterima di sekolah masih kurang baik 2,5. Ada 14 responden yang mengatakan materi Pendidikan Agama Katolik dapat diterima 35 dan 1 responden mengatakan tidak sama sekali 2,5 Tabel 5: Metode Pendidikan Agama Katolik N=40 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen 1 2 3 4 5 5 Situasi dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. a. Sangat senang b. Senang c. Tidak Senang d. Sangat tidak senang 1 35 4 2,5 87,5 10 6 Pendidikan Agama Katolik membantu perkembangan kepribadian dan iman siswa a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju 6 33 1 15 82,5 2,5 7 Proses pendidikan agama katolik membantu untuk memahami ajaran mengenai iman katolik a. Sangat terbantu b. Terbantu c. Tidak terbantu d. Sangat tidak terbantu 4 35 1 10 87,5 2,5 66 Ada 35 responden senang mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik 87,5, sedangkan 4 responden tidak senang mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik 10. Ada 33 responden setuju bahwa Pendidikan Agama Katolik membantu perkembangan kepribadian dan iman peserta didik 82,5 dan 1 responden tidak setuju 2,5. Sebanyak 35 responden mengatakan terbantu dengan proses Pendidikan Agama Katolik yang membantu peserta didik memahami ajaran iman katolik 87,5 dan 1 responden tidak terbantu 2,5. Tabel 6: Proses dan Sarana Pendidikan Agama Katolik N=40 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen 1 2 3 4 5 8 Metode pembalajaran pendidikan agama katolik membuat semakin semangat dalam mengikuti pembelaharan PAK. a. Sangat semangat b. Semangat c. Tidak semangat d. Sangat tidak semangat 24 13 3 60 32,5 7,5 9 Aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar. a. Selalu bertanya b. Sering bertanya c. Jarang bertanya d. Tidak pernah bertanya 5 4 31 12,5 10 77,5 10 Pendidikan Agama Katolik berperan penting dalam mengembangkan kepribadian dalam proses, metode, materi dan sarana yang digunakan. a. Ya b. Ragu-ragu c. Tidak d. Tidak sama sekali 26 12 2 65 30 5 11 Sarana dan fasilitas sekolah mendukung proses kegiatan belajar mengajar khususnya pelajaran agama. a. Sangat Mendukung b. Mendukung c. Kadang-kadang mendukung d. Tidak sama sekali 2 18 17 3 5 45 42,5 7,5 67 Sebanyak 24 responden semangat mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan metode pembelajaran yang diberikan 60 sedangkan 3 responden lainnya sangat tidak semangat 7,5. Ada 5 responden aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar 12,5 dan 31 responden jarang bertanya 77,5. Ada 26 responden mengatakan Pendidikan Agama Katolik berperan penting dalam mengembangkan kepribadian dalam proses, metode, materi dan sarana yang digunakan 65 sedangkan 2 responden mengatakan tidak sama sekali 5. Ada 18 responden setuju bahwa sarana dan fasilitas sekolah sangat mendukung proses kegiatan belajar mengajar khususnya pelajaran agama 45 sedangkan 3 responden mengatakan tidak sama sekali 7,5. Tabel 7: Peranan Guru Pendidikan Agama Katolik N=40 No Item Pernyataan Alternatif Jumlah Persen 1 2 3 4 5 12 Metode yang digunakan guru selalubervariasi a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak d. Tidak sama sekali 3 22 13 2 7,5 55 32,5 5 13 Guru selalu memberi kesempatan untuk berdiskusi a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah 2 16 22 5 40 55 14 Guru menyediakan waktu untuk menyampaikan permasalahan dalam pelajaran a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah 1 3 23 18 2,5 7,5 57,5 45 15 Guru menyediakan waktu untuk menyampaikan masalah pribadi dan memberikan bimbingan untuk menyelesaikan masalah a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah 4 22 14 10 55 35 16 Pelajaran agama selalu a. Selalu 16 40 68 dimulai dan diakhiri dengan doa bersama b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah 4 16 4 10 40 10 Ada 3 responden yang mengatakan bahwa metode yang digunakan oleh guru selalu bervariasi 7,5 dan 2 responden mengatakan metode yang digunakan guru sama sekali tidak bervariasi 5. Ada 16 responden mengatakan bahwa guru selalu memberikan kesempatan untuk berdiskusi 5, sedangkan 22 responden mengatakan guru jarang memberikan kesempatan untuk berdiskusi 55. Ada 23 responden mengatakan guru jarang menyediakan waktu untuk menyampaikan permasalahan dalam pelajaran 2,5, sedangkan 18 responden mengatakan tidak pernah 45. Ada 4 responden mengatakan bahwa guru sering menyediakan waktu untuk menyampaikan masalah pribadi dan memberikan bimbingan untuk menyelesaikan masalah 10, sedangkan 14 responden mengatakan tidak pernah 35. Sebanyak 16 responden selalu memulai dan mengakhiri pelajaran agama Katolik dengan doa bersama 40, sedangkan 4 responden mengatakan tidak pernah 10. 2. Perkembangan Tanggung jawab Siswa Kelas XI SMA Stella Duce II Yogyakarta Pada bagian yang kedua ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana Pendidikan Agama Katolik memiliki peranan dalam perkembangan tanggung jawab siswa dalam kegiatan sehari-hari, baik dalam kegiatan di sekolah maupun kegiatan di luar sekolah. Adapun untuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat dari hasil kuesioner pada tabel di bawah ini: 69 Tabel 8: Keaktifan Dalam Kegiatan Menggereja dan Lingkungan N=40 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen 1 2 3 4 5 17 Ikut serta dalam perayaan ekaristi harian dalam seminggu a. 1 Kali b. 2 Kali c. 3 Kali d. Tidak Pernah 27 4 2 7 67,5 10 5 17,5 18 Ikut serta dalam kegiatan kerasulan di gereja seperti Misdinar, Mudika, dll. a. Selalu mengikuti b. Sering mengikuti c. Jarang mengikuti d. Tidak pernah mengikuti 7 6 11 16 17,5 15 27,5 40 19 Ikut serta dalam kegiatan lingkungan seperti pendalaman iman, sharing kitab suci atau katekese a. Selalu mengikuti b. Sering mengikuti c. Jarang mengikuti d. Tidak pernah mengikuti 2 7 20 11 5 17,5 50 27,5 20 Ikut serta dalam kegiatan doa Rosario selama bulan Maria a. Selalu mengikuti b. Sering mengikuti c. Jarang mengikuti d. Tidak pernah mengikuti 6 10 18 6 15 25 45 15 Ada 27 responden mengatakan hanya 1 kali mengikuti perayaan ekaristi harian dalam seminggu 67,5 dan 7 responden mengatakan tidak pernah 17,5. Ada 7 responden selalu mengikuti kegiatan kerasulan di gereja seperti misdinar, mudika 17,5 sedangkan 16 responden mengatakan tidak pernah mengikuti 40. Sebanyak 2 responden mengatakan selalu mengikuti kegiatan pendalaman iman, sharing kitab suci atau katekese di lingkungan 5, sedangkan 11 responden mengatakan tidak pernah mengikuti 27,5. Ada 10 responden selalu mengikuti kegiatan Rosario selama bulan Maria 15, dan 6 responden mengatakan tidak pernah mengikuti 15. 70 Tabel 9: Proses Perkembangan Tanggung jawab N=40 No Item Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Persen 1 2 3 4 5 21 Aktif mengikuti kegiatan kerohanian di sekolah yang merupakan kegiatan wajib siswa a. Selalu mengikuti b. Sering mengikuti c. Jarang mengikuti d. Tidak pernah mengikuti 19 10 6 5 47,5 25 15 12,5 22 Mengerjakan tugas pribadi maupun tugas kelompok di sekolah dengan penuh semangat dan tepat pada waktunya a. Selalu mengerjakan b. Sering mengerjakan c. Jarang mengerjakan d. Tidak pernah mengerjakan 12 22 6 30 55 15 23 Memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta mendukung proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik a. Sangat Memanfaatkan b. Memanfaatkan c. Kadang-kadang memanfaatkan d. Tidak sama sekali 6 13 20 1 15 32,5 50 2,5 24 Pendidikan Agama Katolik semakin mendorong siswa untuk menolong dan peduli terhadap sesama di sekitar a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak d. Tidak sama sekali 28 11 1 70 27,5 2,5 25 Pendidikan Agama Katolik semakin mendorong siswa untuk melestarikan dan peduli terhadap lingkungan a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak d. Tidak sama sekali 24 15 1 60 37,5 2,5 Sebanyak 19 responden selalu mengikuti kegiatan kerohanian di sekolah yang merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh peserta didik 47,5 sedangkan 5 responden mengatakan tidak pernah mengikuti 12,5. Ada 22 responden selalu mengerjakan tugas pribadi maupun tugas kelompok di sekolah 71 dengan penuh semangat dan tepat waktu 55 sedangkan 6 responden jarang mengerjakan 15. 13 responden sangat memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta mendukung proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik 32,5. Ada 28 responden mengatakan Pendidikan Agama Katolik semakin mendorong siswa untuk menolong dan peduli terhadap sesama yang ada di sekitar 70 dan 1 responden mengatakan tidak sama sekali 2,5. Ada 24 responden mengatakan Pendidikan Agama Katolik semakin mendorong peserta didik untuk melestarikan dan peduli terhadap lingkungan 60 dan 1 responden mengatakan tidak 2,5. J. Pembahasan Hasil Penelitian Dari 40 responden, hasil penelitian yang diseleksi dari XI IPS 1 dan XI IPS 2, maka akan termuat dalam pembahasan penelitian sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik di SMA Stella Duce II Yogyakarta a. Pemahaman Siswa tentang Pendidikan Agama Katolik Berdasarkan jawaban dalam tabel 3 Pendidikan Agama Katolik memiliki peranan penting dalam mengembangkan iman serta pribadi peserta didik di sekolah. Ada 17 responden menjawab sangat setuju 42,5 dan 23 responden setuju 57,5. Dua jawaban tersebut nampak bahwa sebagian besar peserta didik paham bahwa melalui Pendidikan Agama Katolik, iman mereka tumbuh menjadi dewasa dan memiliki pribadi yang lebih bertanggung jawab dalam segala hal. Pendidikan Agama Katolik memiliki kedudukan yang sama dengan mata pelajaran lain. Sejumlah 29 responden sangat setuju Pendidikan Agama Katolik 72 memiliki kedudukan yang sama 72,5. Peserta didik menyadari bahwa semua mata pelajaran memiliki kedudukan yang sama, tidak ada yang perlu diutamakan dan terbelakang, sehingga semua mata pelajaran menjadi hal penting yang perlu dicapai. Sedangkan 7 responden tidak setuju bahwa Pendidikan Agama Katolik memiliki kedudukan yang sama dengan mata pelajaran lain 17,5. Hal ini nampak bahwa peserta didik kadang menyepelekan Pendidikan Agama Katolik itu sendiri dan mengutamakan mata pelajaran lain. Penilaian peserta didik terhadap Pendidikan Agama Katolik yang diterima di sekolah seperti dalam pernyataan penilaian terhadap Pendidikan Agama Katolik. Dari pernyataan tersebut ada 27 responden yang mengatakan bahwa baik 67,5 dan 1 responden mengatakan Pendidikan Agama Katolik yang diterima di sekolah masih kurang baik 2,5. Disini dapat dikatakan bahwa peserta didik sebagian besar sudah menyadari bahwa kehadiran Pendidikan Agama Katolik dapat diterima dengan baik yang membantu mereka dalam mengembangkan pribadi mereka. Penilaian peserta didik terhadap materi Pendidikan Agama Katolik seperti dalam pernyataan penilaian terhadap materi Pendidikan Agama Katolik. Dari pernyataan tersebut ada 14 responden yang mengatakan materi Pendidikan Agama Katolik dapat diterima 35 dan 1 responden mengatakan tidak sama sekali 2,5. Dapat dilihat bahwa sebagian besar peserta didik dapat diterima dengan baik, baik dalam teori maupun praktek dalam kehidupan sehari-hari. b. Metode Pendidikan Agama Katolik Situasi dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik terlihat dari jawaban responden. sebanyak 35 responden mengatakan senang mengikuti 73 pembelajaran Pendidikan Agama Katolik 87,5. Disini sudah nampak bahwa peserta didik senang mengikuti seluruh proses pembelajaran yang diberikan oleh guru. Sedangkan 4 responden tidak senang mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik 10. Dari jawaban ini dapat dilihat ada beberapa peserta didik yang malas mengikuti proses pembelajaran dan menyepelekannya. Proses Pendidikan Agama Katolik membantu perkembangan kepribadian dan iman peserta didik. Ada 33 responden yang mengatakan setuju 82,5 dan 1 responden tidak setuju 2,5. Dari pernyataan ini nampak bahwa proses Pendidikan Agama Katolik membantu perkembangan pribadi dan iman peserta didik menjadi pribadi yang matang. Pendidikan Agama Katolik memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai moral kehidupan sehingga peserta didik akan berkembang lebih baik. Proses Pendidikan Agama Katolik membantu peserta didik memahami ajaran iman katolik. Sebanyak 35 responden mengatakan terbantu 87,5 dan 1 responden tidak terbantu 2,5. Dengan adanya Pendidikan Agama Katolik, peserta didik semakin mendalami ajaran-ajaran iman Katolik bukan hanya dalam teori saja, akan tetapi bagaimana menanggapi ajaran Katolik dalam kehidupan peserta didik sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah. c. Proses dan Sarana Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Katolik menggunakan metode pembelajaran yang membuat semangat peserta didik. Sebanyak 24 responden mengatakan semangat mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan metode pembelajaran yang diberikan 60 sedangkan 3 responden sangat tidak semangat 7,5. Dari 74 jawaban ini dapat dilihat bahwa sebagian besar peserta didik semangat mengikuti pembelajaran yang diberikan dengan metode yang digunakan oleh guru.Peserta didik aktif bertanya kepada guru atau teman ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar di kelas. Ada 5 responden yang mengatakan aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar 12,5 dan 31 responden jarang bertanya 77,5. Dari jawaban ini nampak hanya sebagian peserta didik yang aktif bertanya dan yang lain jarang bertanya. Peserta didik kurang memperhatikan pelajaran sehingga interaksi antara peserta didik dengan guru kurang terjalin baik. Proses, metode, materi dan sarana yang digunakan dalam Pendidikan Agama Katolik berperan penting dalam mengembangkan kepribadian peserta didik. Ada 26 responden yang mengatakan ya 65 sedangkan 2 responden mengatakan tidak sama sekali 5. Disini nampak bahwa proses, metode, materi dan sarana yang digunakan oleh guru sudah cukup membantu peserta didik mengenal serta mengembangkan kepribadian peserta didik. Sarana dan fasilitas yang ada di sekolah mendukung proses kegiatan belajar. Ada 18 responden yang mengatakan setuju bahwa sarana dan fasilitas sekolah sangat mendukung proses kegiatan belajar mengajar khususnya pelajaran agama 45 sedangkan 3 responden mengatakan tidak sama sekali 7,5. Dalam hal ini nampak bahwa sarana dan fasilitas di sekolah sangat dibutuhkan karena memiliki pengaruh yang kuat dalam proses pembelajaran. d. Peranan Guru PAK Guru selalu menggunakan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Ada 3 responden yang mengatakan 75 bahwa metode yang digunakan oleh guru selalu bervariasi 7,5 dan 2 responden mengatakan metode yang digunakan guru sama sekali tidak bervariasi 5. Dapat dilihat bahwa guru kurang mempersiapkan metode-metode yang menarik dalam setiap proses pembelajaran, sehingga peserta didik kurang semangat mengikuti pembelajaran. Apabila hal ini tidak mendapat solusi, maka proses pembelajaran akan terkesan monoton dan hal ini tentu akan membuat peserta didik jenuhbosan. Guru selalu memberikan kesempatan berdiskusi untuk membahas materi yang diberikan. Ada 16 responden mengatakan bahwa guru sering memberikan kesempatan berdiskusi 40, sedangkan 22 responden mengatakan guru jarang memberikan kesempatan untuk berdiskusi 55. Disini nampak bahwa guru sudah memberikan cukup waktu untuk peserta didik berdiskusi membahas materi yang diberikan. Hal ini sangat membantu peserta didik untuk semakin mendalami secara lebih baik dari materi yang didapatkan. Guru selalu menyediakan waktu luang untuk menyampaikan permasalahan dalam pelajaran Ada 23 responden mengatakan jarang 2,5, sedangkan 18 responden mengatakan tidak pernah 45. Disini dapat dilihat bahwa guru sebisa mungkin memberi waktu luang kepada peserta didik yang mengalami kesulitan di dalam pelajaran agar proses pendalaman materi dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Jika hal ini dibiarkan, tujuan Pendidikan Agama Katolik hanya berhenti pada penyampaian informasimateri saja. Selain berperan sebagai pendidik, guru juga memiliki peran penting sebagai motivator peserta didik sehingga peserta didik yang mengalami kesulitan akan merasa terbantu dan dapat menyelesaikan kesulitan yang dihadapinya dalam pelajaran maupun di luar jam pelajaran. 76 Guru menyediakan waktu untuk menyampaikan permasalahan pribadi dan memberikan bimbingan untuk menyelesaikan masalah peserta didik. Ada 4 responden yang mengatakan bahwa guru sering menyediakan waktu untuk menyampaikan permasalahan pribadi dan memberikan bimbingan untuk menyelesaikan masalah peserta didik 10, sedangkan 14 responden mengatakan tidak pernah 35. Dari jawaban responden tersebut dapat dilihat bahwa interaksi secara personal dari guru dengan peserta didik kurang terjalin dengan baik. Guru memiliki dua peranan, dimana bukan hanya menjadi seorang pendidik akan tetapi berperan sebagai orang tua, teman, kakak yang mampu memberikan bimbingan kepada peserta didik yang memiliki permasalahan pribadi. Peserta didik selalu memulai dan mengakhiri pelajaran agama Katolik dengan doa bersama. 16 responden mengatakan selalu memulai dan mengakhiri pelajaran agama Katolik dengan doa bersama 40, sedangkan 4 responden mengatakan tidak pernah 10. Disini nampak bahwa sebagian besar peserta didik sudah menyadari bahwa relasinya dengan Tuhan merupakan hal yang sangat penting. 2. Perkembangan Tanggung Jawab Siswa kelas XI SMA Stella Duce II Yogyakarta a. Keaktifan dalam Kegiatan Menggereja dan Lingkungan Peserta didik ikut serta dalam perayaan ekaristi harian dalam seminggu. Sebanyak 27 responden mengatakan hanya 1 kali mengikuti perayaan ekaristi harian dalam seminggu 67,5 dan 7 responden mengatakan tidak pernah 77 17,5. Disini nampak jelas bahwa peserta didik kurang aktif dalam kegiatan menggereja, khususnya dalam ekaristi harian. Keaktifan peserta didik dalam ikut serta kegiatan kerasulan di gereja. Ada 7 responden selalu mengikuti kegiatan kerasulan di gereja seperti misdinar, mudika 17,5 sedangkan 16 responden mengatakan tidak pernah mengikuti 40. Kurangnya minat sebagai warga dan anggota gereja sangat nampak sekali. Peserta didik sering disibukkan oleh kegiatan-kegiatan diluar sekolah yang terkadang tidak dipikirkan pengaruhnya dalam perkembangan dirinya. Peserta didik ikut serta dalam kegiatan lingkungan seperti pendalaman iman, sharing kitab suci atau katekese. Sebanyak 2 responden mengatakan selalu mengikuti kegiatan pendalaman iman, sharing kitab suci atau katekese di lingkungan 5, sedangkan 11 responden mengatakan tidak pernah mengikuti 27,5. Dari jawaban tersebut peserta didik tidak pernah aktif mengikuti kegiatan lingkungan seperti pendalaman iman, sharing kitab suci atau katekese. Peserta didik tidak tertarik mengikuti kegiatan yang membantu mereka mendalami ajaran katolik untuk semakin mengembangkan pribadi dan imannya secara lebih utuh dan dewasa. Keaktifan peserta didik dalam ikut serta kegiatan doa Rosario selama bulan maria. Ada 10 responden sering mengikuti kegiatan Rosario selama bulan maria 15, dan 6 responden mengatakan tidak pernah mengikuti 15. Dalam hal ini, nampak sekali peserta didik kurang minat mengikuti kegiatan rohani. b. Proses Perkembangan Tanggung Jawab Peserta didik aktif mengikuti kegiatan kerohanian di sekolah yang merupakan kegiatan wajib peserta didik. Sebanyak 19 responden mengatakan 78 selalu mengikuti kegiatan kerohanian di sekolah yang merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh peserta didik 47,5 sedangkan 5 responden mengatakan tidak pernah mengikuti 12,5. Disini dapat dilihat bahwa sebagian besar peserta didik mengikuti kegiatan wajib di sekolah. Kegiatan-kegiatan kerohanian ini merupakan salah satu faktor pendukung yang membantu peserta didik menemukan jati dirinya di dalam iman Katolik. Peserta didik mengerjakan tugas pribadi maupun tugas kelompok di sekolah dengan penuh semangat dan tepat pada waktunya. Ada 22 responden yang mengatakan sering mengerjakan tugas pribadi maupun tugas kelompok di sekolah dengan penuh semangat dan tepat waktu 55 sedangkan 6 responden jarang mengerjakan 15. Dalam hal ini nampak bahwa sebagian besar peserta didik sudah mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri sebagai warga sekolah yakni dalam mengerjakan tugas-tugas pribadi maupun kelompok di sekolah walaupun ada sebagian yang menyepelakan tugasnya sendiri. Peserta didik memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta mendukung proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Ada 13 responden yang mengatakan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta mendukung proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik 32,5 sedangkan 1 responden mengatakan tidak sama sekali 2,5. Dapat dilihat bahwa talenta seseorang bukan hanya di dalam pengetahuan dan prestasinya di kelas, akan tetapi keterampilan dalam hal lain, misalnya dirigen, bermain musik-musik gereja dan tentunya talenta-talenta yang mendukung dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. 79 Pendidikan Agama Katolik semakin mendorong peserta didik untuk menolong dan peduli terhadap sesama yang ada di sekitar. Sebanyak 28 responden mengatakan ya 70 dan 1 responden mengatakan tidak sama sekali 2,5. Dari pernyataan tersebut, nampak bahwa peserta didik dimampukan untuk mengenal kasih, rasa empati dan simpati kepada sesamanya dengan saling tolong-menolong, peduli kepada orang-orang yang lebih membutuhkan. Kesadaran peserta didik dalam hal ini menunjukkan pribadi yang semakin matang. Pendidikan Agama Katolik semakin mendorong peserta didik untuk melestarikan dan peduli terhadap lingkungan. Ada 24 responden mengatakan ya 60. Nampak bahwa peserta didik sudah memiliki tanggungjawabnya sebagai warga masyarakat dengan melestarikan dan peduli terhadap lingkungan. Misalnya dengan menjaga kebersihan lingkungan, turut serta dalam kegiatan gotong royong, dll. Hal ini mampu mendorong peserta didik untuk tidak hanya berkembang menjadi pribadi yang utuh, baik di sekolah maupun di dalam masyarakat sekitar. K. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini masih banyak kekurangan dari hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas dan peneliti menyadari bahwa hal ini merupakan keterbatasan penelitian. Sebagaimana tertulis dalam hasil penelitian di atas, peneliti hanya mengambil sebagian kecil dari peranan Pendidikan Agama Katolik yang ada bagi siswa SMA Stella Duce II, Yogyakarta. Masih banyak hal yang dapat diteliti mengenai peranan Pendidikan Agama Katolik bagi perkembangan tanggungjawab siswa kelas XI SMA Stella Duce II, Yogyakarta. Untuk mengetahui lebih jelas lagi dapat diteliti pada penelitian berikutnya.

BAB IV UPAYA PENINGKATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA